Logam Bukan Besi Nonferrous Metal Tembaga dan Paduannya

Bramanta Ginting : Rancangan Dapur Pelebur Untuk Melebur Alumunium Dan Paduannya Dengan Kapasitas 30kg Untuk Keperluan Lab.Foundry, 2008. USU Repository © 2009

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Logam Bukan Besi Nonferrous Metal

Indonesia merupakan negara penghasil bukan besi yaitu penghasil timah putih, tembaga, nikel, aluminium dan sebagainya. Dalam keadaan murni logam bukan besi ini memiliki sifat yang sangat baik namun untuk meningkatkan kekuatan umumnya dicampur dengan logam lain sehingga membentuk paduan. Ciri dari logam non besi ini adalah daya tahannya terhadap korosi yang tinggi, daya hantar listrik yang baik dan dapat berubah bentuk secara mudah. Pemilihan dari paduan logam non besi ini tergantung pada banyak hal antara lain kekuatan, kemudahan dalam pemberian bentuk, berat jenis, harga bahan baku, upah pembuatan dan penampilannya. Logam bukan besi ini dibagi dalam dua golongan menurut berat jenisnya, yaitu logam berat dan logam ringan. Logam berat adalah logam yang mempunyai berat jenis di atas 5 kgm 3 sedangkan logam ringan adalah logam yang berat jenisnya kurang dari 5 kgm 3 . Berat jenis dari masing-masing logam non besi ini dapat dilihat pada Tabel 2.1. Secara umum dapat dinyatakan bahwa makin berat suatu logam bukan besi maka makin baik daya tahan korosinya. Bahan logam bukan besi yang sering dipakai adalah paduan tembaga, paduan aluminium, paduan magnesium dan paduan timah. Tabel 2.1 ini memperlihatkan perbandingan berat jenis serta berbagai logam bukan besi. Bramanta Ginting : Rancangan Dapur Pelebur Untuk Melebur Alumunium Dan Paduannya Dengan Kapasitas 30kg Untuk Keperluan Lab.Foundry, 2008. USU Repository © 2009 Tabel 2.1 Berat Jenis Beberapa Jenis Logam lit 1 hal 64 Logam Berat Jenis kg m 3 Aluminium Tembaga Kuningan Timah Hitam Magnesium Nikel Seng Besi Baja 2.643 8.906 8.750 11.309 1.746 8.703 7.144 7.897 7.769

2.2 Tembaga dan Paduannya

Tembaga diperoleh dari bijih tembaga yang disebut chalcopirit. Chalcopirit ini merupakan campuran Cu 2 S dan Cu Fe S 2 dan terdapat dalam tambang-tambang di bawah permukaan tanah. Secara industri sebagian besar penggunaan tembaga dipakai untuk kawat atau bahan penukar panas karena sifat tembaga yang mempunyai sifat hantaran listrik dan panas yang baik. Tembaga ini jika di padukan dengan logam lain akan menghasilkan paduan yang banyak dibutuhkan oleh manusia. Dan yang paling sering di pakai adalah campuran antara tembaga dengan timah, mangan yang biasa di sebut perunggu digunakan untuk bagian-bagian mesin khusus dimana diperlukan sifat-sifat yang luar biasa. Bramanta Ginting : Rancangan Dapur Pelebur Untuk Melebur Alumunium Dan Paduannya Dengan Kapasitas 30kg Untuk Keperluan Lab.Foundry, 2008. USU Repository © 2009 Paduan antara tembaga dengan unsur-unsur lain dapat membentuk paduan lain seperti: 1. Brons Brons adalah paduan antar tembaga dengan timah dimana kandungan dari timah kurang dari 15. Karena mempunyai titik cair yang jelek maka brons biasanya ditambah seng, fosfor, timbal dan sebagainya. 2. Kuningan Kuningan adalah panduan antara tembaga dan seng, dimana kandungan seng sampai kira-kira 40. Dalam ketahanan terhadap korosi dan aus kurang baik dibanding brons tetapi kuningan mampu cornya lebih baik dan harganya lebih murah. 3. Brons Aluminium Brons aluminium ini adalah paduan dari tembaga dan aluminium dengan tambahan nikel dan mangan. Kandungan aluminium 8 – 11,5, nikel kurang dari 6,5, mangan kurang dari 3,5 dan sisanya adalah tembaga. Untuk diagram fasa tembaga dan paduannya dapat dilihat pada gambar keseimbangan fasa tembaga dimana pada diagram ini dapat dilihat temperatur terbentuknya fasa caira n, fasa dan fasa pada logam tembaga serta mengetahui temperatur cair dari kadar komposisi tembaga. Tampak dari gambar 2.1 bahwa suhu cair dari tembaga dengan kadar 100 Cu atau tembaga murni adalah 1084 C. Bramanta Ginting : Rancangan Dapur Pelebur Untuk Melebur Alumunium Dan Paduannya Dengan Kapasitas 30kg Untuk Keperluan Lab.Foundry, 2008. USU Repository © 2009 Gambar 2.1 Diagram Fasa Tembaga lit 4 hal 361

2.3 Seng dan Paduannya