Waktu Tuang Pembuatan Cetakan Pasir

Martua S.M Sitorus : Perancangan Dan Pembuatan Worm Screw Dengan Kapasitas Olahan 10 Ton TbsJam Untuk PKS Dengan Proses Pengecoran, 2010. A = Luas irisan dari rongga cetakan γ = Berat jenis logam = 0,0075537 Ncm 3 h = tinggi saluran turun = 75 cm A = Luas irisan poros 1 + luas irisan poros 2 + luas irisan poros 3 + luas irisan poros 4 + lebar daun 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 + 10 = 250 x 18 + 128 x 189 + 816 x 128 + 92 x 97 + 11 x 162,55 + 38 + 164,55 + 35,36 x 163,57 + 38, x 165,57 + 50 x 163,57 + 60 x 165,57 = 209637,3192 mm 2 = 2096,373192 cm 2 Maka berat pemberat adalah : W pmbrt = 2 x 2096,373192 x 0,0075537 x 75 = 2375,30 N = 242,13 kg

4.7 Waktu Tuang

Waktu tuang dapat dihitung dengan menggunakan persamaan T = . A . V W literatur 1 hal 71 Harga V di cari dengan menggunakan persamaan : V = C . h . g . 2 literatur 1hal 71 Dimana : C = Koefisien aliran dan untuk aliran rumit 0,5 - 0,6 dan untuk saluran sederhana 0,9 – 1,0 diambil 0,95. W = Berat coran = 1085,461268 kg V = Kecepatan rata-rata logam cair Martua S.M Sitorus : Perancangan Dan Pembuatan Worm Screw Dengan Kapasitas Olahan 10 Ton TbsJam Untuk PKS Dengan Proses Pengecoran, 2010. g = Percepatan gravitasi bumi 9,81 ms 2 h = Tinggi saluran turun = 0,75 m Maka : V = 0,95. 75 , 81 , 9 2 x x = 3,6 ms = 364,4 cms. Waktu tuang T = 0,0075537 x 2 2096,37319 x 364,4 9,81 x 8 1085,46126 = 1,84 detik.

4.8 Pembuatan Cetakan Pasir

Adapun pasir yang digunakan adalah pasir silika SiO 2 , dipadatkan dengan menggunakan air kaca water glass. Biasanya air kaca yang digunakan berkisar antara 3-7 diambil 6 . Untuk perancangan ini digunakan 6 air kaca dan ditambah pada pasir silika, yang mempunyai kadar lempung sedikit mungkin dan dicampur dengan menggunakan pengaduk. Pada proses ini butir pasir yang digunakan diusahakan agak bundar. Pasir silika digunakan karena tahan terhadap temperatur pengecoran 1550–1600 C. Adapun tahapan dalam pembuatan cetakan pasir ini yakni :  Papan cetakan diletakkan diatas lantai yang rata pasir tersebar mendatar.  Pola, inti dan rangka cetakan untuk drag diletakkan diatas papan cetakan. Rangka harus mempunyai ketebalan antara 30–50mm. Letakkan saluran turun ditentukan terlebih dahulu.  Pasir cetakan ditimbun diatasnya dan dipadatkan dengan menumbuk. Dalam penumbukan ini harus dilakukan hati-hati agar pola tidak terdorong Martua S.M Sitorus : Perancangan Dan Pembuatan Worm Screw Dengan Kapasitas Olahan 10 Ton TbsJam Untuk PKS Dengan Proses Pengecoran, 2010. langsung oleh penumbuk. Kemudian pasir tertumpuk melewati tepi atas dari rangka digaruk dan cetakan diangkat bersama pola drag dari papan.  Cetakan dibalik dan diletakkan pada papan cetakan dan setengah lainnya bersama-sama dengan cup dipasang diatasnya.  Pola dan inti kup, pola penambah, batang saluran turun dipasang, kemudian pasir cetak dimasukkan dalam rangka cetakan dan dipadatkan. Selanjutnya kup dan drag dipisahkan dan diletakkan mendatar pada papan cetakan.  Setelah pola diangkat dari kup dan drag pada rongga cetakan ditambahkan tepung grafit. Dan untuk melepaskan uap air yang terdapat dalam pasir cetak maka digunakan gas CO 2 yang ditiupkan kedalam pasir cetakan selama 2 menit. Setelah itu cetakan kup dipasang diatas drag dengan terlebih dahulu memasang inti pada telapak inti. Pemasangan ini membutuhkan ketelitian agar tidak terjadi selisih antara keduanya. Dan inti tetap pada posisinya. Kemudian pengikat diikat supaya kup tidak terangkat akibat tekanan pada saat penuangan. Juga dapat dilakukan dengan memberikan pemberatan diatas cetakan yang sekaligus berfungsi untuk mencegah pergeseran antara bagian kup dan drag. Untuk memanfaatkan pasir atau cetakan digunakan gas CO 2 yag ditiupkan kedalam cetakan pada tekanan 1,0–2,0 kgcm 2 , maka cetakan akan mengeras. Martua S.M Sitorus : Perancangan Dan Pembuatan Worm Screw Dengan Kapasitas Olahan 10 Ton TbsJam Untuk PKS Dengan Proses Pengecoran, 2010. . Gambar 4.16 Tahapan Pembuatan Cetakan Martua S.M Sitorus : Perancangan Dan Pembuatan Worm Screw Dengan Kapasitas Olahan 10 Ton TbsJam Untuk PKS Dengan Proses Pengecoran, 2010.

BAB V PELEBURAN DAN PENUANGAN

5.1 Peleburan Logam Coran

Mutu dari suatu produk pengecoran tergantung dari keadaan kondisi logam cair yang digunakan dalam proses pencetakan itu. Makin baik komposisi dari logam cair, makin baik mutu dari hasil corannya. Makin homogen logam cair, makin baik hasil corannya. Logam coran dalam proses pengecoran ini di lebur dalam tanur listrik jenis krus frekuensi rendah. Menurut konstruksinya tanur induksi mempunyai satu krus yang dikelilingi oleh lilitan-lilitan kumparan yang terdiri dari pelat berlapis banyak yang berfungsi untuk memusatkan fluks magnet, sehingga arus induksi yang melalui kumparan menyebabkan timbulnya medan elektro magnetik yang merata kesegala arah. Tanur ini hanya mempunyai satu ruangan yaitu daerah krus untuk tempat mencairkan logam dan sekaligus menjadi tempat logam yang akan dicairkan atau dengan kata lain logam cair dan logam yang akan dicairkan terdapat dalam ruangan yang sama. Bagian atas dari tanur ini terbuka lebar, sehingga memudahkan pengisian logam yang akan dilebur. Proses peleburan dimulai dengan memasukkan sekrap baja. Setelah sekrap baja mencair, kemudian dimasukkan potongan-potongan baja. Setelah seluruh potongan baja ini mencair secara homogen diperiksa komposisinya, bila komposisi dari logam cair telah sesuai dengan yang diharapkan dan