Santoni Lumbanraja : Eksistensi Hak Ulayat Dalam Pemahaman Dan Sikap Masyarakat Di Kecamatam Pangururan Buhit Kabupaten Samosir, Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 UUPA, 2008.
USU Repository © 2009
behubungan langsung dengan subyek. Disamping itu, penelitian dalam rangka penulisan skripsi ini, secara praktisnya juga bermanfaat sebagai media komunikasi
dengan masyarakat sekaligus memberikan sumbangan pemikiran-pemikiran tentanga hak ulayat, yang dapat menambah wawasan masyarakat itu sendiri.
Pembahasan ini dapat dikatakan sebagai usaha untuk mengumpulkan data awal, dimana keterangan tentang masalah hak ulayat di Kecamatan Pangururan Buhit Samosir
belum ada secara lengkap. Data awal ini dapat digunakan sebagai sebagai dasar untuk mengadakan penelitian- penelitian yang lebih mendalam terhadap ruang lingkup yang
sama yaitu di Kecamatan Pangururan Buhit Smosir. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan maka tujuan dari pada pembahasan ini
ditujukan dalam rangka pembentukan- pembentukan hypotesa- hypotesa, diaman nantinya dapat diuji melalui penelitian- peneliatian yang lebih mendalam. Dalam
prakteknya, hasil penelitian akan dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menerapkan dan untuk efektifikasi dari kebijakan- kebijakan hukum oleh pemerintah daerah. Dengan
adanya penulisan dan penelitian skripsi ini penulis berharap kiranya memberi manfaat dalam pembangunan hukum khususnya dalam penyejahteraan masyarakat.
F. Keaslian Penelitian
“Eksistensi hak ulayat: pemahaman dan sikap masyarakat kecamatan pangururan kabupaten samosir, dikaitkan dengan undang- undang pokok agraria”,
yang diangkat menjadi judul sikripsi ini belum pernah ada penulis lain yang mengemukakannya, dan penulis telah mengkonfirmasikannya kepada Sekretaris
Depertemen Hukum Agraria. Permasalahan yang dibahas dalam sikripsi ini adalah murni hasil
pemikiran dari penulis yang dikaitkan dengan perundang-undangan, teori-teori hukum yang berlaku maupun dengan doktrin-doktrin yang ada melalui refrensi
buku-buku, pendapat hukum, media elektronik dan bantuan dari berbagai pihak,
Santoni Lumbanraja : Eksistensi Hak Ulayat Dalam Pemahaman Dan Sikap Masyarakat Di Kecamatam Pangururan Buhit Kabupaten Samosir, Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 UUPA, 2008.
USU Repository © 2009
dalam rngka melemngkapi tugas akhir dan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjan Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
Sehubungan dengan itu, perlu juga penulis jelaskan bahwa penelitian dalam rangka pemenuhan data-data yang falid untuk memlengkapi skripsi ini
murni dilakukan oleh penulis sendiri. Apabila ternyata dikemudian hari terdapat kepalsuan data dalam skripsi ini, maka penulis akan
mempertanggungjawabkannya.
G. TINJAUAN KEPUSTAKAAN
1. Pengertian dan isi hak ualayat dalam konsepsi hukum adat.
A. Pengertian hak ulayat
Hak ulayat diatur dalam Pasal 3 UUPA yang berbunyi: Dengan mengingat ketentuan- ketentuan dalam pasal 1 dan 2, pelaksanaan hak ulayat dan hak- hak yang
serupa dan masyarakat- masyarakat hukum adat, sepanjang menurut kenyataannya masih ada, harus sedemikian rupa sehinggga sesuai dengan kepentingan nasional dan negara,
yang berdasar atas persatuan bangsa serta tidak boleh bertentangan dengan undang- undang dan peraturan- peraturan lain yang lebih tinggi.
Menurut Pasal 1 Peraturan Menteri Negara Agraria Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 5 Tahun 1999, hak ulayat adalah kewenangan yang menurut adat dipunyai oleh
masyarakat hukum adat tertentu atas wilayah tertentu yang merupakan lingkungan hidup para warganya untuk mengambil manfaat dari sumber daya alam SDA, termasuk tanah
dalam wilayah tersebut, bagi kelangsungan hidup dan kehidupan, yang timbul dari hubungan secara lahiriah dan batiniah secara turun temurun dan tidak terputus antara
masyarakat hukum adat tertentu dengan wilayah yang bersangkutan.
3
3
Pasal 1 Peraturan Menteri Negara Agraria Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 5 Tahun 1999.
Santoni Lumbanraja : Eksistensi Hak Ulayat Dalam Pemahaman Dan Sikap Masyarakat Di Kecamatam Pangururan Buhit Kabupaten Samosir, Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 UUPA, 2008.
USU Repository © 2009
Para sarjana memberi arti yang saling berbeda terhadap pengertian hak ulayat baik pengertian secara harafiah maupun dalam pemakaian istilah. Secara sederhana dapat
dikatakan bahwa yang dimaksud dengan hak ulayat ialah serangkaian wewenang dan kewajiban suatu masyarakat hukum adat, yang berhubungan dengan tanah yang terletak
dalam lingkungan wilayahnya.
4
a. Mengenai istilah.
Untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan diuraiakan mengenai istilah, subyek, obyek- obyek fungsionaris- fungsionaris serta batasan- batasan hak ulayat itu sebagai
berikut:
Hak ulayat adalah nama yang diberikan oleh para ahli hukum pada lembaga hukum dan hubungan hukum konkret antara masyarakat- masyarakat hukum adat dengan
tanah dan wilayahnya, yang disebut hak ulayat. Dalam perpustakaan Hukum Adat yang berbahasa Belanda, mengikuti penamaannya oleh Van Vollenhoven, lembaganaya disebut
beschikkingsrech.
5
“Nama hak atau perhubungan hukum Rechtsbetrekking sendiri dalam bahasa Indonesia kiranya tidak ada atau jarang terdapat, tetapi tentang wilayahnya beschikkingskring
dimana- mana ada namanya. Nama itu untuk menguasai lingkungan yang dikuasai, baik sebagai milik patuanan di Ambon, maupun sebagai daerah untuk makanan pewatasan
di Kalimantan, wewengkon di Jawa, prabumian di Bali, atau sebagai tanah larangan bagi orang- orang lain tatabuan di Bolang Mangondow. Lain dari pada itu terkenal dengan
Sebenarnaya istialah hak ulayat sebagai terjemahan dari “beschikkingsrecht” adalah milik ilmu pegetahuan dan bukan milik masyarakat. Oleh karena di lingkungan
masyarakat hukum adat pada umumnya tidak mengenal istilah tersebut. Hal ini terlihat sesuai dengan pernyataan. Ter Haar sebagai berikut:
4
Boedi Harsono1, Hukum Agraria Indonesia Sejarah Pembentukan Undang- Undang Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaannya, Djambatan, Jakarta,2003,h. 8.
5
Supriadi, HukumAgraria, Sinar Grafika, cetakan pertama, Jakarta,2007.h.61
Santoni Lumbanraja : Eksistensi Hak Ulayat Dalam Pemahaman Dan Sikap Masyarakat Di Kecamatam Pangururan Buhit Kabupaten Samosir, Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 UUPA, 2008.
USU Repository © 2009
nama- nama seperti: Torluk Angkola, Limpo Sulawesi Selatan, Nuru Buru, Pajar Bali dan Ulayat Minangkabau.
6
Subyek dari pada hak ulayat ini adalah masyarakat hukum adat. Yang dimaksud degan masyarakat hukum adat ialah sekolompok orang yang terikat oleh tatanan hukum
adatnya sebagi warga bersama suatu persekutuan hukum karena kesamaan tempat tinggal ataupun atas dasar turun temurun.
Jadi istila hak ulayat adalah merupakan istilah tehnis yuridis yang pada pokoknya dikenal dan dipergunakan di lingkungan para sarjana hukum serta para petugas agraris.
b. Subjek hak ulayat.
7
Kadang- kadang hak ulayat itu meliputi juga perairan misalnya pantai laut yang dikuasai oleh suatu desa, contohnya di daerah Aceh. Demikian pula di daerah Jambi,
seperti terbukti dari hasil penelitian A. P. Parlindungan, dalam disertasi beliau, dimana disebutkan bahwa hak ulayat di Jambi ke laut luas juga berlaku dengan selokanya
“Sepembedilan dari tepi pantai waktu air surut, hak Rajo”, artinya batas terluar hak ulayat adat ialah satu mil dihitung dari tepi pantai jika air surut.
c. Objek hak ulayat
Objek hak ulayat meliputi baik hutan belukar dan tanah liar disekelilingi desa yang belum dikerjakan manusia maupun tanah- tanah yang sudah dikerjakan. Di daerah-
daerah dimana hak ulayat itu masih kuat, maka tanah garapan yang ditinggalkan begitu saja jatuh dibawah kekuasaan hak ulayat desa dan putusan desa akan
menentukan kepada siapa diantara anggota desa yang memerlukan.
8
d. Fungsionaris pelaksanaan hak ulayat.
6
Dirman, Perundang- undangan Agraria di Seluruh Indonesia, J.B.Wpolters, Jakarta, Cetakan kedua,1959.h. 41
7
Pasal 1 Angka 3 Permen Agraria Kepala BPN. No. 5 Tahun 1999
8
A.P.Parlindungan, , Pandangan Kritis Berbagai Aspek dalam Undang- Undang Pokok Agraria di Daerah Jambi, disertasi, alumni, Bandung, 1978, h.11.
Santoni Lumbanraja : Eksistensi Hak Ulayat Dalam Pemahaman Dan Sikap Masyarakat Di Kecamatam Pangururan Buhit Kabupaten Samosir, Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 UUPA, 2008.
USU Repository © 2009
Dalam bentuk aslinya hak ulayat dipandang sebagai hak suaru kelompok mansusia atas tanah dan sebagainya, yang adakalanya dilaksanakan dinyata kan oleh
kelompok dimaksud dan ada kalanya oleh kepala suku atas nama kelompok itu, kepada suku mana sesuai dengan akibat yang kembar dari hak ualayat: keluar sebagai wakil dari
persekutuan terhadap orang asli yang mendatang, sedangkan kedalam sebagai pengatur dari cara bagaimana anggota persekutuan itu dapat menyatakan haknya.
Selain daripada itu diberbagai tempat dikenal adanya “wali tanah” yang berbeda istilahnya daerah ke daerah. Pada pokoknya fungsi wali tanah ini sangat menentukan di
dalam menjalankan kewenangan atas tanah. Hal ini disebabkan karena wali tanah ini dipandang sebagai orang yang paling mengenal mitos serta adat istiadat setempat,
sehingga kehadirannya dalam masyarakat sangat dihormati.
e. Batas-batas Hak Ulayat.
Batas-batas hak ulayat ini dikenaldiketahui oleh anggota masyarakat hukum adat yang bersangkutan, kecuali di daerah- daerah yang penduduknya jarang. Batas- batas ini
pada umumnya ditentukan dengan batas- batas alami seperti, sungai, gunung, jalan- jalan umum dan jurang.
B. Isi Hak Ulayat.