Semiotika Charles Sanders Peirce

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Semiotika

Disiplin ilmu yang relevan dalam penelitian ini adalah teori semiotika. Semiotika berasal dari kata Yunani: Semeion, yang berarti tanda. Menurut Saussure, semiologi didasarkan pada anggapan bahwa selama perbuatan dan tingkah laku manusia membawa makna atau selama berfungsi sebagai tanda, harus ada dibelakangnya sistem perbedaan dan konvensi yang memungkinkan makna itu. Di mana ada tanda di sana ada sistem. Artinya, sebuah tanda berwujud kata atau gambar mempunyai dua aspek yang ditangkap oleh indra yang disebut dengan signifier, bidang penanda atau bentuk dan aspek lainnya yang disebut signified, bidang petanda atau konsep atau makna. Aspek kedua terkandung di dalam aspek pertama. Penanda terletak pada tingkatan ungkapan dan mempunyai wujud atau merupakan bagian fisik seperti bunyi, huruf, kata, gambar, warna, objek, dan sebagainya. Petanda terletak pada tingkatan isi atau gagasan dari apa yang diungkapkan melalui tingkatan ungkapan. Hubungan antara kedua unsur melahirkan makna.

2.2.2 Charles Sanders Peirce

Bagi Charles Sanders Peirce dalam Sobur, 2004: 46 dalam teori Ground Triadik-nya mengemukakan tiga hubungan tanda. Adapun tiga hubungan tanda yang dimaksudkan adalah representament R “bagian tanda yang dapat dipersepsi”, Objek O “sesuatu diwakili olehnya”, dan interpretant I “bagian dari proses yang menafsirkan hubungan R dengan O. Menurut Hoed 2008: 42, konsep ketiga tahap ini penting untuk memahami bahwa dalam suatu kebudayaan kadar pemahaman tanda tidak sepenuhnya sama pada semua anggota kebudayaan tersebut. Universitas Sumatera Utara Tanda tidak hanya representatif, tetapi juga interpretatif. Peirce membedakan tiga jenis tanda, yakni, ikon, indeks dan simbol. Bagi Peirce tanda bukan sesuatu yang terstruktur. Pemakaian tanda mengikuti suatu proses tiga tahap. Contoh: Apabila seseorang melihat potret sebuah mobil, ia melihat sebuah R yang membuatnya merujuk pada suatu O, yakni mobil yang bersangkutan. Proses selanjutnya ialah ia menafsirkannya sebuah mobil sedan berwarna merah miliknya sendiri I. tanda dengan proses pemaknaan seperti itu disebut ikon, yaitu hubungan antara R dan O menunjukkan identitas. Apabila dalam perjalanan di luar kota seseorang melihat asap mengepul di kejauhan, ia melihat R. apa yang dilihatnya itu membuatnya merujuk pada sumber asap itu, yaitu cerobong pabrik O. Setelah itu, ia menafsirkan bahwa ia sudah mendekati sebuah pabrik ban mobil I. Tanda dengan proses pemaknaan seperti itu disebut indeks, yaitu hubungan antara R dan O bersifat langsung. Apabila di tepi pantai seseorang melihat bendera merah R, maka dalam hubungannya ia merujuk pada ‘larangan untuk berenang’ O. Selanjutnya, ia menafsirkan bahwa ‘adalah berbahaya untuk berenang disitu” I. tanda seperti itu disebut simbol, yaitu hubungan antara R dan O bersifat konvensional seseorang harus memahami konvensi tentang hubungan antara ‘bendera merah’ dan ‘larangan berenang’

2.2.3 Roland Barthes