Pengembangan Koleksi Buku Pada Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Islam Sumatera Utara

(1)

PENGEMBANGAN KOLEKSI BUKU PADA PERPUSTAKAAN

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA

UTARA

Kertas Karya

Dikerjakan Oleh :

NURANNA LESTARI

NIM : 062201035

DEPARTEMEN STUDI ILMU PERPUSTAKAAN D-III

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kertas Karya

: Pengembangan Koleksi Buku Pada

Perpustakaan Fakultas Hukum UISU

Oleh

: Nuranna Lestari

Nim

: 062201035

PROGRAM STUDI D-III PERPUSTAKAAN

Ketua

: Dra. Zurni Zahara Samosir M. Si

NIP

: 130802473

Tanda Tangan

:


(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Kertas Karya

: Pengembangan Koleksi Buku Pada

Perpustakaan Fakultas Hukum UISU

Oleh

: Nuranna Lestari

Nim

: 062201035

Pembimbing

: Drs. Jonner Hasugian, M.Si

NIP

: 131658673

Tanda Tangan

:

Tanggal

:

Pembaca

: Dra. Zurni Zahara Samosir M. Si

NIP

: 130802473

Tanda Tangan

:


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya yang berjudul ”Pengembangan Koleksi Buku Pada Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Islam Sumatera Utara”

Kertas karya ini disusun sebagai salah satu syarat kelengkapan studi untuk menyelesaikan Program Diploma Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi pada Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan kertas karya ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa kertas karya ini belum sempurna seperti yang diharapkan. Oleh karena itu penulis akan menerima kritik dan saran demi kesempurnaan kertas karya ini.

Selama penulisan kertas karya ini, penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil yang kesemuanya sangat menunjang tersusunnya kertas karya ini. Pada kesempatan ini sebagai rasa syukur penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :

1. Teristimewa buat Ayahanda (Alm) Sofian Tarigan dan Ibunda Hariati tercinta yang telah membesarkan, mendidik dan menyayangi penulis.

2. Bapak Drs. Syaifudin, M.A.Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Zurni Zahara Samosir M.Si, selaku Ketua Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara sekaligus dosen pembaca yang telah memberikan bimbingan dan waktu dalam penulisan kertas karya ini.

4. Bapak Drs. Jonner Hasugian, M.si, selaku dosen yang telah meluangkan waktu, tenaga pikiran untuk mengarahkan dan membimbing penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini.

5. Ibu Dra. Nurzani M.Si, selaku Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Tingkat I sumatera Utara yang telah membantu dan memberi dukungan serta semangat kepada penulis dalam penulisan kertas karya ini.

6. Ibu Hotlan, selaku dosen wali yang telah mendidik dan membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan

7. Bapak Drs. Sutarni dan seluruh staf perpustakaan fakultas Hukum Universitas Islam Sumatera Utara yang telah banyak memberiakan informasi dan bantuan kepada penulis untuk menyelesaikan kertas karya ini.


(5)

8. Seluruh staf pengajar Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik penulis selama perkuliahan.

9. Buat kakak-kakaku dan adikku tersayang.

10.Sahabat-sahabatku Indah, Ega dan Anang yang telah memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini.

11.Teman-teman stambuk 2006 yang selalu penulis kenang dalam suka dan duka semasa perkuliahan.

Semoga Allah SWT memberi kebaikan kita semua

Medan, Penulis

Nuranna Lestari NIM : 062201035


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL... v

DAFTAR GAMBAR... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah... 1

1.2 Tujuan Penulisan... 2

1.3 Ruang lingkup... 2

1.4 Metode Pengumpulan Data... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi... 4

2.1.1. Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi... 4

2.1.2. Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi... 4

2.2 Pengembangan Koleksi... 5

2.2.1 Pengertian Pengembangan Koleksi... 5

2.2.2 Tujuan Pengembangan Koleksi... 7

2.2.3 Kebijakan Pengembangan Koleksi ... 8

2.2.4 Kegiatan Pengembangan Koleksi... 10

2.2.5 Pemilihan Bahan Pustaka... 11

2.2.6 Alat Bantu Pemilihan ... 12

2.2.7 Prinsip Pemilihan Bahan Pustaka... 13

2.3 Pengadaan Bahan Pustaka... 14

2.3.1 Pembelian... 15

2.3.2 Sumbangan / Hadiah... 17

2.3.3 Tukar- menukar... 18

2.3.4 Tujuan Tukar-menukar... 18

2.3.5 Tekhnik Tukar-menukar... 18

2.3.6 Terbitan Sendiri... 19

2.4 Inventarisasi... 19

BAB III PENGEMBANGAN KOLEKSI BUKU PADA PERPUSTAKAAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA 3.1 Sejarah singkat Perpustakaan Fakultas Hukum UISU... 21

3.2 Visi dan Misi Perpustakaan Fakultas Hukum UISU... 22

3.3 Tujuan dan fungsi Perpustakaan Fakultas Hukum UISU... 23

3.4 Struktur Organisasi... 23

3.5 Personalia... 25

3.6 Pengguna... 26

3.7 Koleksi Perpustakaan ... 27

3.8 Alat Bantu Pemilihan Bahan Pustaka... 30

3.9 Pengadaan Bahan Pustaka... 30

3.9.1 Pembelian... 30

3.9.2 Hadiah / sumbangan... 31

3.9.3 Penerbitan Sendiri... 31


(7)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan... 33 B. Saran... 34

DAFTAR PUSTAKA... 35 LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Staf Perpustakaan Fakultas Hukum UISU... 26 Tabel 2 : Jumlah Pengguna Perpustakaan Fakultas Hukum UISU... 27 Tabel 3 : Jumlah Koleksi Perpistakaan Fakultas Hukum UISU... 29


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Struktur Oraganisasi perpustakaan Fakultas Hukum UISU... 24 Gambar 2 : Contoh Stempel kepemilikikan Perpustakaan Fakultas Hukum UISU 32 Gambar 3 : Contoh Stempel inventarisasi Perpustakaan Fakultas Hukum UISU... 32


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Peranan Perpustakaan dewasa ini sangatlah penting, dimana keberadaan perpustakaan disuatu perguruan tinggi merupakan sarana yang penting untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kampus. Pada dasarnya perpustakaan bertugas membangun koleksi yang mutakhir untuk kepentingan pengguna perpustakaan.

Keberadaan perpustakaan perguruan tinggi dituntut untuk memfungsikan dirinya sebagai pusat pelestarian ilmu pengetahuan, pusat belajar, pusat penelitian, dan pusat penyebaran informasi. Oleh karena itu, perpustakaan dituntut untuk mengembangkan koleksinya baik itu yang berbentuk tercetak ataupun yang tidak tercetak, yang mengacu kepada standar kualitas yang diinginkan perguruan tinggi yang bersangkutan.

Pengembangan koleksi merupakan salah satu kegiatan perpustakaan perguruan tinggi yang harus terprogram dengan baik, karena dalam mencapai pelayanan perpustakaan yang optimal dibutuhkan pengembangan koleksi yang terkoordinir dan berkualitas. Kulitas pengembangan koleksi perpustakaan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan literatur dari mata kuliah yang didistribusikan pada setiap semester untuk semua jurusan atau program studi, sejalan dengan pernyataan Trimo (1992:5)

Bahwa standar suatu perpustakaan perguruan tinggi ditentukan oleh standar (kualitas) yang dapat dicapai oleh perpustakaan yang bersangkutan, untuk itulah maka perpustakaan merupakan inti dan bagian dari setiap lembaga pendidikan ilmiah.

Pengembangan koleksi perpustakaan tidak akan terlepas dari pembinaan koleksi. Pembinaan koleksi merupakan salah satu kegiatan bidang pelayanan teknis. Kegiatan ini dilakukan suatu perpustakaan perguruan tinggi dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan informasi kepada pemakai perpustakaan. Oleh karena itu pengembangan koleksi perpustakaan perguruan tinggi selayaknya diarahkan kepada Tridarma Perguruan Tinggi itu sendiri.

Perpustakaan Fakultas Hukum UISU adalah salah satu perpustakaan perguruan tinggi yang selama ini telah melakukan pengembangan koleksi tetapi masih mengalami kesulitan dalam mengembangkan koleksi bahan pustaka.


(11)

Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penulisan kertas karya ini adalah perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), memiliki jumlah koleksi yang cukup memadai, tetapi perlu dilihat apakah bahan-bahan tersebut benar-benar dimanfaatkan oleh pengguna. Hal ini yang mendorong penulis untuk mengajukan judul ”Pengembangan Koleksi Buku pada Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Islam Sumatera Utara (UISU)”

Karena menurut penulis pengembangan koleksi ini merupakan masalah yang sangat penting dalam mencapai tujuan perpustakaan.

Pemilihan pada perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Islam Sumatera Utara sebagai objek observasi karena perpustakaan tersebut melayani jumlah pengguna yang berjumlah 2.103 orang, dengan demikian sudah tentu berusaha mengembangkan koleksinya sesuai dengan kebutuhan sivitas akademika perguruan tinggi tersebut.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan kertas karya ini adalah :

• Untuk mengetahui berbagai upaya yang dilaksanakan dalam pengembangan koleksi buku di perpustakaan Fakultas Hukum UISU

• Untuk mengetahui apakah koleksi buku perpustakaan Fakultas Hukum UISU sudah memadai dengan kebutuhan pengguna

• Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi perpustakaan dalam hal pengembangan koleksi buku.

1.3 Ruang Lingkup

Berdsarkan judul kertas karya ini, penulis membahas hal-hal yang berhubungan dengan pengembangan koleksi pada perpustakaan Fakultas Hukum UISU. yaitu :

• Pemilihan bahan Perpustakaan

• Pengadaan bahan Perpustakaan


(12)

1.4 Metode Pengumpulan Data

Metode yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah : 1. Studi Kepustakaan

Yaitu penelitian yang dilakukan dengan membaca literatur yang ada kaitannya dengan materi yang dibahas dalam kertas karya.

2. Studi Lapangan

Pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung ke Perpustakaan Fakultas Hukum UISU.

3. Wawancara dengan pustakawan yang mengelola bagian bahan pustaka di Perpustakaan Fakultas Hukum UISU.


(13)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perpustakaan Perguruan tinggi

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakan yang tergabung dalam lingkungan pendidikan tinggi, baik berupa perpustakaan universitas, perpustakaan akademi, perpustakaan sekolah tinggi. Tujuannya membantu perguruan tinggi dalam menjalankan program pengajaran. Perpustakaan perguruan tinggi yang baik merupakan satuan yang kokoh dengan lembaga perguruan tinggi. Sedangkan menurut buku pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:3) yaitu :

Perpustakaan perguruan tinggi adalah suatu unit pelaksanaan teknisyang bersama-sama unit lainnya, turut melaksanakan Tri Dharma perguruan tinggi dengan cara memilih, menghimpun, mengelola, serta merawat dan melayankan informasi kepada masyarakat khususnya dan akademik umumnya.

Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang membantu proses belajar mengajar dilingkungan sivitas akademi dengan cara memilih, menghimpun, mengelola, serta merawat dan melayankan informasi kepada penggunanya.

2.1.2 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Berdasarkan Buku Pedoman perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:3),fungsi koleksi perpustakaan yaitu sebagai berikut :

1. Fungsi pendidikan

Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademi, oleh karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksana evaluasi pembelajaran.

2. Fungsi infomasi

Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah di akses oleh pencari dan pengguna informasi.

3. Fungsi Riset

Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan skunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Koleksi pendukung penelitian di perpustakaan perguruan tinggi mutlak dimiliki, karena tugas perguruan tinggi adalah menghasilkan karya-karya penelitian yang dapat diaplikasikan untuk kepentingan pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang.


(14)

Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat dan inovasi pengguna perpustakaan.

5. Fungsi Publikasi

Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya yakni sivitas akademika dan staf non-akademika.

6. Fungsi Deposit

Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya.

7. Fungsi Interpretasi

Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan Tri Dharmanya.

Sedangkan menurut Sutarno (2006:46) menyatakan bahwa ”Fungsi perpustakaan perguruan tinggi adalah dalam rangka melaksanakan Tri Dharma perguruan tinggi, meliputi pendidikan, penelitian/riset dan pengabdian kepada masyarakat”.

Dari uraian fungsi perpustakaan perguruan tinggi di atas dapat dilihat bahwa perpustakaan berfungsi sebagai penunjang perguruan tinggi dalam mencapai visi dan misi perguruan tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi juga dapat berfungsi sebagai pusat rekreasi bagi pengguna dan semua hasil karya yang dimiliki perguruan tinggi dapat dipublikasikan diperpustakaan perguruan tinggi.

2.2 Pengembangan Koleksi

2.2.1 Pengertian Pengembangan Koleksi

Koleksi merupakan unsur pokok dalam setiap perpustakaan karena pelayanan tidak dapat dilaksanakan secara maksimal apabila tidak didukung oleh adanya koleksi yang memadai. Untuk dapat memberikan pelayanan informasi secara maksimal maka perpustakaan harus berusaha menyediakan koleksi yang sesuai dengan kebutuhan. Untuk itu perpustakaan harus melakukan pengembangan koleksi yang maksimal.

Pengembangan koleksi adalah Sejumlah kegiatan yang berkaitan dengan penentuan dan koordinasi kebijakan seleksi, menilai kebutuhan pemakai, studi pemakai koleksi, evaluasi koleksi, identifikasi kebutuhan koleksi, seleksi bahan pustaka, perencanaan kerjasama sumberdaya koleksi, pemeliharaan koleksi, dan penyiangan koleksi perpustakaan. (ALA Glossary of Library and Information Science, (1983 ).


(15)

Sedangkan menurut Sulistyo Basuki pengertian pengembangan koleksi lebih ditekankan pada pemilihan buku. Pemilihan buku artinya memilih buku untuk perpustakaan. Pemilihan buku berarti juga proses menolak buku tertentu untuk perpustakaan. Selanjutnya pengertian pengembangan koleksi perubahan sesuai dengan perkembangan bidang kepustakawanan. Pengembangan koleksi dan pengadaan menjadi istilah-istilah yang saling melengkapi.

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa pengembangan koleksi perpustakaan adalah kegiatan untuk memperluas koleksi perpustakaan baik jumlah judul buku, maupun jumlah eksemplar. Ada dua aspek kegiatan didalamnya yaitu aspek seleksi dan aspek evaluasi. Aspek seleksi merupakan suatu prosers mengidentifikasi rekaman informasi yang akan ditambahkan pada koleksi yang telah ada di perpustakaan. Realisasi dari pemilihan adalah pengadaan baik dengan cara pembelian, tukar-menukar, hadiah/sumbangan dan lain-lain. Sedangkan aspek evaluasi merupakan semua upaya untuk mengetahui sejauh mana seluruh rangkaian kegiatan tersebut diatas telah mencapai sasaran akhir, yaitu membangun koleksi yang sesuai dengan kebutuhan pemakai serta pemanfaatannya secara optimal.

Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan meningkatnya jumlah informasi dan kebutuhan masyarakat dalam tingkat dan bentuk-bentuk penyajian informasi. Sehingga perpustakaan selaku penyedia dan pengumpul informasi harus mampu menyediakan informasi yang mutakhir dan relevan kepada pengguna.

2.2.2 Tujuan Pengembangan Koleksi

Salah satu unsur dari perpustakaan adalah koleksi. Tanpa adanya koleksi yang baik dan memadai, perpustakaan tidak akan dapat memberikan layanan yang baik kepada masyarakat penggunanya.

Koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang dikumpul, diolah dan disimpan untuk disajikan kepada masyarakat pengguna untuk memenuhi akan informasi. Koleksi suatu perpustakaan harus terbina dengan baik dari suatu seleksi yang sistematis dan yang terarah yang dapat disesuaikan dengan tujuan dan anggaran yang tersedia. Pustakawan yang ditugaskan dibidang pengembangan koleksi harus mengetahui apa tujuan perpustakaan dan siapa pemakainya, hal ini berguna untuk melihat apakah tujuan tersebut sudah tercapai.


(16)

Tujuan pengembangan koleksi yaitu membangun koleksi yang sesuai dengan kebutuhan pemakai dan didayagunakan secara optimal. Pengembagan koleksi merupakan kegiatan yang sangat penting dalam perpustakaan terutama untuk memperluas koleksi yang ada. Pengembangan koleksi sangat berkaitan dengan pemilihan dan evaluasi. Pemilihan adalah proses mengidentifikasi rekaman informasi yang akan ditambahkan pada koleksi yang telah ada di perpustakaan, sedangkan pengembangan Evaluasi mencakup semua upaya untuk mengetahui sejauh mana tujuan dari seluruh rangkaian kegiatan pemilihan, pengadaan, dan pemeliharaan koleksi telah mencapai.

Pedoman untuk mengevaluasi koleksi perpustakaan yang dikeluarkan oleh American Library Association membagi metode kedalam ukuran-ukuran terpusat pada koleksi dan ukuran-ukuran terpusat pada penggunaan. Didalam setiap kategori ada sejumlah metode evaluasi khusus. Perpustakaan perlu melakukan evaluasi koleksi secara periodik dan sistematik untuk memastikan bahwa koleksi itu mengikuti perubahan yang terjadi, dan perkembangan kebutuhan dari masyarakat yang dilayani.

Dalam melakukan pengembangan koleksi, pustakawan harus mengetahui betul tujuan perpustakaan yang dikelolanya serta masyarakat yang dilayaninya. Pada dasarnya tujuan perpustakaan adalah untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dan pengajaran, penelitian, social, informasi religi, rekreasi, dan deposit.Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pemakai, perpustakaan harus mampu mengkaji/ mengenali siapa masyarakat pemakainya dan informasi apa yang diperlukan, mengusahakan tersedianya jasa pada saat diperlukan, serta mendorong pemakai untuk menggunakan fasilitas yang telah disediakan oleh perpustakaan. Dengan adanya aktivitas kebijakan seleksi akan dapat membantu perpustakaan dalam mengidentifikasi rekaman informasi yang ada di dalam perpustakaan itu sendiri.

2.2.3. Kebijakan Pengembangan Koleksi

Pengembangan koleksi adalah proses memastikan bahwa kebutuhan informasi dari para pemakai akan terpenuhi secara tepat waktu dan tepat guna (efisien-efektif) dengan memanfaatkan sumber-sumber informasi yang dihimpun oleh perpustakaan. Sumber-sumber informasi tersebut harus dikembanngkan sebaik-baiknya sesuai dengan kondisi perpustakaaan dan masyarakat yang dilayani. Dalam hal ini kebijakan seleksi menjadi asfek utama dalam pengembangan koleksi.


(17)

Kebijakan pengembangan koleksi merupakan alat perencanaan dan sarana untuk mengkomunikasikan tujuan dan pengembangan koleksi perpustakaan. Agar kebijakan pengembangan koleksi dapat dilaksanakan secara terarah, kebijakan pengembangan harus disusun secara tertulis. Rumusan yang dituangkan dalam kebijakan pengembangan koleksi tertulis dimulai dengan penjelasan singkat tentang misi perpustakaan dan sasaran-sasaran yang ingin dicapai, deskripsi singkat mengenai masyarakat yang dilayani, koleksi yang telah ada, kemudian dilanjutkan dengan ketentuan-ketentuan berikut:

Isi kebijakan pengembangan koleksi dimulai dengan penjelasan singkat mengenai visi, misi perpustakaan, dan sasaran yang ingin dicapai, deskripsi singkat tentang masyarakat yang dilayani dan koleksi yang telah ada. Dilanjutkan dengan:

1. Penjelasan mengenai siapa yang bertanggungjawab atas pengelolaan perpustakaan dan siapa yang diberi wewenang untuk seleksi

2. Metode pemilihan, pengaturan anggaran, komposisi masyarakat yang dilayani dan prioritas (jika ada), dan informasi lain yang dianggap perlu, misalnya:

a. Pedoman dan kriteria seleksi

b. Daftar timbangan buku (review) atau tipe timbangan buku yang digunakan untuk seleksi.

3. Masalah-masalah khusus, mis: bahan yang tidak dikoleksi, jumlah eksemplar/judul, penjilidan, penggantian bahan yang hilang, dll.

4. Penjelasan mengenai komposisi koleksi yang akan dikembangkan, dibagi atas bidang subjek dan keterangan mengenai prioritas.

Pengembangan koleksi meliputi kegiatan memilih dan mengadakan bahan bahan perpustakaan sesuai dengan kebijakan yang ditetapakn oleh pustakawan bersama-sama dengan sivitas akademi perguruan tingginya. Kebijakan pengembangan koleksi didasari asas berikut :

1. Kerelevanan

Koleksi hendaknya relevan dengan program pendidikan, pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat perguruan tingginya. Karena itu, perpustakaan perlu memperhatikan jenis dan jenjang program yang ada. Jenis program berhubungan dengan jumlah dan besar fakultas, jurusan, program studi, lembaga, dan seterusnya. Arah pengembangan pembelajaran jarak jauh (distance learning) atau pembelajaran maya (e-learning) juga akan sangat berpengaruh pada pilihan jenis media dari bahan perpustakaan yang perlu dikembangkan.


(18)

Pengembangan koleksi harus ditujukan kepada pemenuhan kebutuhan pengguna. Pengguna perpustakaan perguruan tinggi adalah tenaga pengajar, tenaga penelitian, tenaga administrasi, mahasiswa, dan alumni, yang kebutuhannya akan informasi berbeda-beda.

3. Kelengkapan

Koleksi hendaknya jangan hanya terdiri atas buku ajar yang langsung dipakai dalam perkuliahan, tetapi juga meliputi bidang ilmu yang berkaitan erat dengan program yang ada secara lengkap ( lihat Kep.Mendiknas, No.0234/U/2000, tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi )

4. Kemuktakhiran

Koleksi hendaknya mencerminkan kemukhtakhiran. Ini berarti bahwa perpustakaan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

5. Kerja sama

Koleksi hendaknya merupakan hasil kerja sama semua pihak yang berkepentingan dalam pengembangan koleksi, yaitu antara pustakawan, tenaga pengajar, dan mahasiswa. Dengan kerja sama, diharapkan pengembangan koleksi dapat berdaya guna dan berhasil guna.

Melalui jenis kebijakan pengembangan koleksi di atas, maka pengguna akan memperoleh informasi yang dibutuhkan secara optimal dan memperoleh manfaat dari berbagai kebijakan koleksi, hendaknya relevan dengan program pendidikan, berorentasi kepada kebutuhan pengguna, lengkap dan sesuai dengan kebutuhan pengguna, mencerminkan kemukhtakhiran, dan merupakan hasil kerja sama semua pihak yang berkepentingan dalam pengembangan koleksi, yang diberikan oleh perpustakaan kepada para pengguna perpustakaan.

Fungsi kebijakan pengembangan koleksi adalah : 1. Pedoman bagi selektor.

2. Sarana komunikasi: memberitahu pemakai mengenai cakupan dan ciri-ciri koleksi yang telah ada dan rencana pengembangannnya.

3. Sarana perencanaan baik perencaan anggaran maupun pengembangan koleksi. 4. Membantu menetapkan metode penilaian bahan.

5. Membantu memilih metode pengadaan. 6. Membantu menghadapi masalah sensor. 7. Membantu perencaan kerjasama.

8. Membantu identifikasi bahan yang perlu dipindahkan ke gudang atau dikeluarkan dari koleksi (evaluasi).


(19)

2.2.4 . Kegiatan Pengembangan Koleksi

Pengembangan koleksi meliputi kegiatan pemilihan dan pengadaan bahan pustaka, dalam kegiatan pemilihan koleksi yang akan dibeli harus diseleksi terlebih dahulu, apakah sesuai dengan kebutuhan pengguna perpustakaan dan dilanjutkan dengan kegiatan pengadaan yaitu mengadakan bahan pustaka dengan cara pembelian, hadiah/sumbangan, tukar menukar dan titipan. Semua kegiatan ini dilakukan atas tanggung jawab dari pemimpin perpustakaan maupun staf pegawai perpustakaan. Pada umumnya pengembangan koleksi meliputi rangkaian sebagai berikut :

1. Menentukan kebijakan umum pengembangan koleksi berdasarkan identifikasi kebutuhan pengguna. Kebijakan ini disusun berdasarkan tim yang terbentuk dengan keputusan pimpinan perpustakaan dan staf pegawai serta pustakawan. 2. Menentukan kewenangan, tugas dan tanggung jawab semua unsur yang

terlibat dalam pengembangan koleksi.

3. Mengidentifikasi kebutuhan akan informasi dari semua anggota perpustakaan perguruan tinggi yang bernaung didalamnya. Hal ini dilakukan dengan cara antara lain :

• Mengadakan pertemuan dengan unit tersebut

• Menyediaka formulir usulan pengadaan buku

• Menanyakan kepada pengguna secara berkala untuk menilai keberhasilan perpustakaan dalam melayani pengguna.

4. Memilih dan mengadakan pustaka melalui pembelian, tukar-menukar, hadiah/sumbangan dan terbitan sendiri.

5. Merawat Pustaka 6. Menyiangi pustaka

7. Mengevaluasi koleksi (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994:29) Untuk melaksanakan semua kegiatan tersebut diperlukan anggaran yang memadai, karyawan yang cukup dan berdedikasi, struktur organisasi yang berkualitas dan alat bantu pemilihan yang relevan.

2.2.5. Pemilihan Bahan Pustaka

Proses pemilihan bahan pustaka merupakan kegiatan pengadaan yang harus dibatasi oleh tujuan dan sasaran yang ingin dicapai perpustakaan. Dimana kegiatan pemilihan bahan pustaka merupakan proses mengevaluasi bahan pustaka yang akan dipilih sesuai dengan kebijakan perpustakaan tersebut. Dan kemampuan pengguna yang dilayani, dana, tenaga dan pengelola yang tersedia di perpustakaan.

Dalam buku pedoman pembinaan koleksi perpustakaan dan pengetahuan literatur (1998:25) dinyatakan bahwa adapun cara pemilihan bahan pustaka adalah :


(20)

1. Pemilihan bahan berdasarkan saran pengguna perpustakaan

2. Pemilihan buku dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat bantu pemilihan buku seperti :

• Katalog penerbit

• Bibliografi

• Dan Abstrak

3. Pemilihan buku dapat dilakukan dengan cara mengevaluasi buku secara langsung.

4. Berdasarkan hasil pembicaraan atau diskusi tentang buku yang dari kelompok diskusi atau media komunikasi misalnya : radio dan televisi.

Tujuan pemilihan bahan ustaka menurut Sulistiyo-Basuki (1994 : 472 ) adalah ”Mengembangkan koleksi perpustakaan yang baik dan seimbang, sehingga mampu melayani kebutuhan pengguna dan tuntutan pengguna masa kini dan masa mendatang”. Dengan adanya tujuan tersebut, diharapkan perpustakaan dapat mengembangkan koleksinya dengan baik dan seimbang, agar tujuan dari pemilihan bahan pustaka tersebut dapat tercapai.

2.2.6 Alat Bantu Pemilihan

Proses pemilihan bahan pustaka merupakan kegiatan pengadaan yang harus dibatasi oleh tujuan dan sasaran yang ingin dicapai perpustakaan. Dimana kegiatan pemilihan bahan pustaka merupakan proses mengevaluasi bahan pustaka yang akan dipilih sesuai dengan kebijakan perpustakaan tersebut. Untuk memudahkan dan mengetahui informasi buku secara lengkap hendaknya memilih bahan pustaka dengan menggunakan alat bantu sebagaimana dinyatakan oleh Soetminah (1992 : 76) alat bantu seleksi perpustakaan antara lain :

1. Silabus mata kuliah

Daftar dari mata kuliah yang akan diambil. 2. Katalog penerbit/berita buku

Daftar dari koleksi perpustakaan atau beberapa perpustakaan yang disusun secara sistematis, sehingga memungkinkan pengguna perpustakaan dapat mengetahui dengan mudah koleksi apa yang dimiliki oleh perpustakaan dan dimana koleksi tersebut dapat ditemukan.

3. Bibliografi

Bahan rujukan diterbitkan mengenai Indonesia, baik yang diterbitkan di Indonesia maupun di luar negeri.

4. Daftar perolehan buku baru dari perpustakaan 5. Tinjauan dan resensi

suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya, baik itu buku, novel, majalah, komik, film, kaset, CD, VCD, maupun DVD.


(21)

komunikasi komersil dan nonpersonal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media bersifat massal.

7. Book in print 8. Pangkalan data

sekumpulan informasi yang disusun sedemikian rupa untuk dapat diakses oleh sebuah software tertentu

9. Situs web

Tempat pembuat website meletakkan file website yang akan diakses oleh pengunjung situs web.

Dengan uraian pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa seorang pustakawan dapat menggunakan alat bantu pemilihan dengan menggunakan bibliografi, abstrak, dan katalog penerbit. Karena dari alat bantu pemilihan tersebut dapat diketahui tentang keterangan buku yang dipesan, maka pemilihan bahan pustaka dapat sesuai dengan kebutuhan pengguna.

2.2.7 Prinsip Pemilihan Bahan Pustaka

Kegunaan pemilihan bahan pustaka adalah untuk menyesuaikan koleksi dengan kebutuhan pengguna baik kualitas maupun kuantitasnya. Selain itu pemilihan bahan pustaka dilakukan berdasarkan kemampuan dana yang tersedia. Prinsip utama yang harus dilakukan ialah mengusahakan suatu koleksi perpustakaan yang lengkap dan seimbang.

Menurut Soetminah (1992 : 76) prinsip dalam pemilihan bahan pustaka yang diadakan harus dipilih secara cermat dan disesuaikan dengan :

• Minat dan kebutuhan masyarakat pemakai

• Tujuan, fungsi dan ruang lingkup layanan perpustakaan

• Kemajuan pengetahuan dan kekayaan jiwa dalam arti positif.

• Pustaka yang memenuhi kualitas dan persyaratan

Dengan uraian pendapat ahli di atas jelas bahwa dalam melakukan pengembangan koleksi perpustakaan, seorang pustakawan harus lebih dahulu mengetahui prinsip-prinsip yang perlu dipahami sebelum memulai kegiatan pengembangan koloeksi pada suatu perpustakaan.

2.3 Pengadaan Bahan Pustaka

Dalam proses pengadaan bahan pustaka, peranan yang paling adalah mencatat semua permintaan yang datang dari pengguna. Pengadaan bahan pustaka adalah


(22)

kegiatan pokok dari perpustakaan atau pusat dokumentasi karena kegiatan ini mengusahakan agar buku-buku yang dibutuhkan ada dalam koleksi.

Menurut Soetminah (1999:71) Pengadaan koleksi adalah

Proses penghimpunan bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi suatu perpustakaan. Koleksi yang diadakan suatu perpustakaan hendaknya relevan dengan minat dan kebutuhan, lengkap dan terbitan mutakhir, agar tidak mengecewakan masyarakat yang dilayani.

Kegiatan pengadaan dilakukan untuk menambah dan melengkapi koleksi yang sudah ada. Setiap koleksi perpustakaan harus dibina dan dikembangkan, karena perpustakaan merupakan penyedia informasi koleksi bahan pustaka. Maka koleksi yang disediakan perpustakaan harus relevan dengan minat dan kebutuhan pengguna. Sedangkan menurut Sutarno (2006:174) bahwa :

Pengadaan atau akuisisi bahan pustaka merupakan proses awal dalam mengisi perpustakaan dengan sumber-sumber informasi. Bagi perpustakaan yang baru didirikan atau dibentuk, kegiatan pengadaan ini meliputi pekerjaan kriteria koleksi perpustakaan dan pembentukan koleksi awal. Untuk perpustakaan yang sudah berjalan, kegiatan pengadaan untuk menambah dan melengkapi koleksi yang sudah ada. Yang menjadi titik tolak kegiatan pembinaan dan pengembangan koleksi selanjutnya.

Dari pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa pengadaan bahan pustaka bagi perpustakaan yang sudah berjalan bertujuan untuk menambah dan melengkapi koleksi yang sudah ada. Karena koleksi perpustakaan yang telah diseleksi menjadi koleksi perpustakaan harus dibina dan dikembangkan, karena tugas utama dari seluruh perpustakaan adalah menyidiakan koleksi bahan pustaka kepada pengguna perpustakaan sesuai dengan kebutuhan.

Menurut Philips ( 1992 : 109) Kebijakan pengadaan dari suatu organisasi tergantung pada beberapa hal :

1. Anggaran

Organisasi harus menyisihkan dua untuk membeli buku dan majalah dari anggaran belanja tahunnya.

2. Tujuan dan prioritas dari organisasi

Bidang apa yang menjadi lingkup koleksi perpustakaan/ Tidak semua buku bisa dibeli.

3. Jenis pemakai dan kebutuhannya

Apakah pemakai memerlukan bahan ilmiah atau informasi yang sederhana dan praktis.

4. Staf perpustakaan

Dalam membeli buku harus dipentingkan jumlah tenaga yang diperlukan atau kemampuannya.


(23)

5. Hubungan dengan perpustakaan atau pusat dokumentasi lain

Apakah daerah anda terdapat perpustakaan, darimana anda dapat meminjam buku yang jarang diperlukan oleh pemakai perpustakaan anda atau kemana anda dapat menyarankan pemakai untuk mendapat buku yang diperlukan. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengadaan bahan pustaka bagi perpustakaan yang sudah berjalan bertujuan untuk menambah dan melengkapi koleksi yang sudah ada dengan kata lain melakukan pemgembangan koleksi perpustakaan.

2.3.1 Pembelian

Pembelian bahan pustaka melalui pembelian adalah satu cara yang efektif dan efesien, melalui cara pembelian koleksi yang dibutuhkan pengguna dan bebas untuk menentukan pilihan bahan pustaka. Dalam pembelian ada beberapa cara yang dilakukan melalui berbagai saluran yang ada yaitu :

1. Toko buku

Pembelian bahan pustaka secara langsung ke toko buku banyak dilakukan oleh perpustakaan yang jumlah dananya relatif sedikit. Pembelian dengan cara ini biasanya dilakukan untuk judul dan eksemplar yang tidak banyak. Kekurangan yang umumnya terjadi pada pembelian bahan pustaka ke toko buku adalah :

• Tidak semua subjek atau judul yang dibutuhkan perpustakaan tersedia di toko buku.

• Toko buku tidak selalu bisa ditemukan di setiap kabupaten sehingga tidak mampu melayani kebutuhan perpustakaan.

• Toko buku yang terdapat di kota kecil pada umumnya hanya menyediakan bahan pustaka yang berbahasa Indonesia.

• Tidak semua pesanan bahan pustaka dari satu perpustakaan dapat dipenuhi dari satu toko buku saja.

2. Penerbit, baik didalam maupun diluar negeri

Pembelian bahan pustaka juga dapat dilakukan melalui penerbit, baik dalam negeri maupun luar negeri. Penerbit di Indonesia biasanya melayani pemesanan dari perpustakaan. Akan tetapi, penerbit asing umumnya tidak melayani perpustakaan. Mereka (penerbit asing) hanya melayani pembelian dari toko buku ataupun penjaja (vendor) sehingga perpustakaan Indonesia harus membeli melalui toko buku. Pemesanan bahan pustaka secara langsung ke penerbit dapat dilakukan apabila judul-judul yang dibutuhkan betul-betul diterbitkan oleh penerbit tersebut. Untuk mengetahui hal ini perpustakaan


(24)

dapat memanfaatkan katalog penerbit yang dikeluarkan penerbit sehingga bahan pustaka yang akan diadakan dapat dipesan langsung pada penerbitnya. 3. Agen buku

Selain pembelian ke toko buku dan penerbit, perpustakaan juga dapat membeli buku melalui agen buku yang biasa disebut dengan jobber atau vendor. Agen buku ini berperan sebagai mediator antara perpustakaan dan penerbit, terutama untuk pengadaan bahan pustaka terbitan luar negeri.

Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004: 54). Langkah-langkah pembelian atau pelangganan bahan pustaka adalah sebagai berikut :

1. Memeriksa dan melengkapi dan bibliografi bahan pustaka yang diusulkan 2. Mencocokan usulan dengan bahan pustaka yang dimiliki melalui katalog

perpustakaan atau pangkalan data perpustakaan 3. Menerima atau menolak usulan

4. Membuat daftar pesanan beberapa rangkap menurut kebutuhan 5. Mengirimkan daftar pesanan

6. Mengarsipkan satu rangkap daftar pesanan 7. Membayar pesanan atau langganan

Setelah bahan pustaka di pesan, maka pihak perpustakaan akan melakukan prosedur penerimaan bahan pustaka Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004 : 54) yaitu :

1. Memeriksa secara teliti bahan pustaka yang diterima dengan surat pengantarnya.

2. Mencocokkan bahan pustaka yang diterima arsip pesanan.

3. Menyisihkan dan mengembalikan bahan pustaka yang tidak sesuai dengan pesanan, cacat, atau rusak dengan permintaan penggantinya.

4. Menandatangani tanda terima atau faktur dan mengembalikannya kepada pengirim.

5. Menandai kepemilikan bahan pustaka dengan membubuhkan cap perpustakaan 6. Membuat berita acara penerimaan

2.3.2 Sumbangan / Hadiah

Selain melalui pembelian proses pengadaan bahan pustaka dapat dilakukan dengan cara menerima sumbangan/hadiah. Pengadaan koleksi dengan cara sumbangan merupakan koleksi yang berasal dari pemberian suatu instansi/lembaga pemerintah. Adapun kegiatan perolehan hadiah dapat dilakukan dengan cara :

1. Meneliti kiriman bahan pustaka dan mencocokkannya dengan surat pengantar 2. Memilih bahan pustaka yang dibutuhkan


(25)

Perpustakaan yang meminta hadiah bahan perpustakaan perlu : 1. Menyusun daftar bahan perpustakaan yang diperlukan

2. Mengirimkan surat permohonan bahan perpustakaan hadiah dan setelah bahan perpustakaan diterima.

3. Memeriksa dan mencocokkan daftar kiriman bahan perpustakaan hadiah dengan surat pengantarnya.

4. Mengirimkan kembali surat pengantar disertai ucapan terimakasih

5. Mengelola bahan perpustakaan hadiah yang diterima seperti pengolahan bahan pustaka biasa.

2.3.3 Tukar- menukar

Pengembangan koleksi dapat juga diperoleh dengan cara tukar-menukar antar perpustakaan. Pertukaran ini dilakukan karena perpustakaan mempunyai koleksi yang dianggap tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna ataupun berlebihan jumlah eksemplarnya. Maka buku tersebut ditukarakan kepada perpustakaan yang mau bekerjasama.

Kerjasama tukar-menukar ini dapat dilakukan bukan atas dasar harga buku, tetapi didasarkan atas saling membutuhkan dan juga membina hubungan baik antar perpustakaan yang bersangkutan. Melalui hubungan kerjasama dalam hal tukar-menukar dapat diharapkan dapat saling mengisi kekurangan masing-masing koleksi bahan pustakanya.

2.3.4 TujuanTukar-menukar

Pertukaran bahan pustaka antar perpustakaan mempunyai beberapa tujuan yaitu:

a. Untuk memperoleh bahan pustaka tertentu yang tidak dapat dibeli di toko buku, penerbit, agen, atau yang tidak dapat diperoleh karena alasan lain sehingga hanya bisa didapatkan melalui pertukaran.

b. Melalui pertukaran akan memberi jalan bagi perpustakaan untuk memanfaatkan bahan pustaka yang duplikasi.

c. Dengan pertukaran akan memberi peluang untuk mengembangkan kerjasama yang baik antar perpustakaan.


(26)

2.3.5 Tekhnik Tukar-menukar

Cara tukar-menukar bahan pustaka dapat ditempuh dengan cara sebagai berikut: a. Menyusun daftar bahan pustaka duplikasi sebagai bahan penawaran

b. Mengirimkan penawaran kepada perpustakaan-perpustakaan yang dinilai mempunyai koleksi yang sesuai dengan bahan pustaka yang ditawarkan.

c. Perpustakaan yang menerima tawaran akan mempelajari tawaran yang diterima dan membandingkan dengan kebutuhan dan kebijakan pengembangan koleksinya sendiri. Kemudian memilih bahan penukar yang sesuai dengan bobotnya dan menyusunnya dalam daftar bahan pustaka yang akan ditawarkan sebagai bahan penukar.

d. Perpustakaan yang telah menerima tanggapan atas penawarannya, menilai keseimbangan bahan pertukaran tentang subjek dan bobotnya. Jika diterima, kemudian mengirimkan jawaban persetujuan bahwa tukar-menukar dapat dilaksanakan.

e. Setelah menerima bahan pertukaran, masing-masing perpustakaan mengelolahnya sesuai dengan prosedur penerimaan dan inventarisasi.

2.3.6 Terbitan Sendiri

Terbitan sendiri merupakan cara pengadaan yang terahir yaitu menerbitkan bahan pustaka dari perpustakaan sendiri. Perpustakaan yang sering menerbitkan bahan pustaka sendiri adalah perpustakaan pendidikan seperti Universitas, perpustakaan sekolah. Adapun bahan pustaka berupa Skripsi, Tesis, Hasil penelitian, Bibliografi, Indeks dan lainnya.

2.4 Inventarisasi

Inventarisasi bahan pustaka merupakan langkah awal dalam kegiatan pemberian jati diri buku dan pendaftaran kedalam buku induk. Hal utama yang dilakukan sebelum kegiatan inventarisasi adalah melakukan pengecekan penerimaan bahan pustaka, apakah sudah sesuai dengan koleksi yang dipesan. Kolom-kolom yang perlu dibuat dalam buku inventarisasi, menurut Soeatminah (1992 : 81 ) adalah :

1. Tanggal pendaftaran 2. Nomor inventarisasi 3. Pengarang

4. Judul 5. Eisi/Tahun 6. Penerbit


(27)

7. Sumber (hadiah, sumbangan, pembelian) 8. Harga (kalau sumber pembelian)

9. Jumlah 10.Bahasa 11.Jenis buku 12.Keterangan

Setelah pemeriksaan selesai maka kegiatan selanjutnya ialah buku yang diterima stempel cap kepemilikan perpustakaan tersebut. Stempel atau cap perpustakaan ini dibubuhkan beberapa kali dalam satu buku sesuai kebijakan perpustakaan. Selain cap stempel, perpustakaan juga memebubuhkan stempel kepemilikan koleksi atau stempel inventarisasi. Stempel inventarisasi berisi kolom data asal perolehan buku, nomor induk buku, tanda buku, dan tanggal pendaftarannya pada buku induk perpustakaan.

Dari inventarisasi dapat dijadikan sebagai data mutakhir koleksi perpustakaan dan dapat digunakan sebagai laporan keberadaan koleksi perpustakaan. Kegiatan ini merupakan bagian pekerjaan yang penting untuk proses pengolahan bahan pustaka, karena dengan menginventarisasi koleksi, kita dapat mengetahui berapa jumlah koleksi setiap tahunnya dan keadaan koleksi yang ada diperpustakaan.

Contoh : Stempel inventarisasi No. Induk

No. Klass Asal dari


(28)

BAB III

PENGEMBANGAN KOLEKSI BUKU PADA PERPUSTAKAAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

3.1 Sejarah Singkat Perpustakaan Fakultas Hukum UISU

Yayasan Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) berawal dari Perguruan Tinggi Islam Indonesia Medan, didirikan pada tanggal 3 Januari 1951. Pendiri Yayasan Perpustakaan Perguruan Tinggi Islam Indonesia Medan adalah: Haji Bahrum Jamil, sabaruddin Ahmad, Rivai Abdul Manaf, Adnan benawi, dan Sariani Amiraden Siregar. Fakultas Hukum UISU sebagai bagian dari UISU merupakan fakultas yang pertama kali dimulai sejak pembukaan kelas persiapan Akademi Islam Indonesia.

Akhir tahun 1951 kelas persiapan selesai, para siswanya menjadi mahasiswa Faculteit Hukum dan pengetahuan Masyarakat dari Perguruan Tinggi Islam Indonesia(PTII). Pada tanggal 7 Januari 1952 (9 Rabiul Awal 1371 Hijriah), diresmikan berdirinya Faculteit hukum dan Pengetahuan Masyarakat sebagai Fakultas perdana di bawah naungan Yayasan Perguruan Tinggi Islam Indonesia(PTII). Peesmian dilakukan oleh Pemerintah R.I yang diwakili Menteri Agama K.H. Wahid Hasjim bertempat di Gedung dewan Perwakilan Rakyat Pripinsi Sumatera Utara. Dan pada tahun 1952 itulah PTII berubah menjadi yayasan UISU.

Perpustakaan Fakultas Hukum UISU berdiri bersamaan dengan berdirinya Fakultas Hukum UISU pada tanggal 7 januari 1952 (9 Rabiul Awal 1371 Hijriah). Fakultas Hukum UISU adalah perpustakaan perguruan tinggi yang berada di kota Medan. Perpustakaan Hukum UISU ini berlokasi di Kampus Fakultas Hukum UISU Jl. Sisingamangaraja Kampus Al-Mumawarah Teladan Medan.Perpustakaan Hukum UISU terletak di lantai 2 gedung perkuliahan fakultas Hukum UISU. Perpustakaan Hukum UISU mempunyai luas ruangan seluas 120 m2. Seluruh aktivitas dan kegiatan kerja perpustakaan dilaksanakan di ruangan yang sama. Perpustakaan Hukum UISU dipimpin oleh seorang kepala perpustakaan dan dibantu oleh 3 orang pegawai untuk melaksanakan kegiatan kerja perpustakaan berdasarkan tugas yang telah diberikan kepada masing-masing pegawai.

Perpustakaan Hukum UISU melayani sivitas akademi tempatnya bernaung yang terdiri dari mahasiswa, dosen dan pegawai Fakultas Hukum UISU. Perpustakaan ini juga melayani pengguna yang bukan civitas akademi Fakultas Hukum UISU. Mereka dianggap sebagai tamu dan berhak untuk menggunakan semua fasilitas yang


(29)

ada diperpustakaan, tetapi mereka tidak diperkenankan meminjam semua fasilitas yang ada diperpustakaan tersebut. Perpustakaan Fakultas Hukum UISU melaksanakan sistem pelayanan terbuka. Dalam hal ini pengguna dapat mencari koleksi bahan pustaka sesuai dengan kebutuhannya.

3.2 Visi dan Misi Perpustakaan

Perpustakaan Fakultas Hukum UISU memiliki Visi dan Misi sebagai berikut: Visi

• Perpustakaan Hukum UISU menjadikan perpustakaan yang islam, andal, teruji, dan bermatabat mulia, dicintai oleh masyarakat dan diridhoi Allah SWT.

• Perpustakaan Hukum UISU sebagai pusat keunggulan bagi pengkajian, pengembangan dan penerapan ilmu-ilmu hukum yang berlandaskan keislaman untuk kedamaian dan kesejahteraan umat manusia.

Misi

• Melaksanakan Pendidikan, pengajaran, penelitian, pengabdian pada masyarakat dan dakhwah Islamiah untuk menghasilakan sarjana Hukum yang berjiwa Islam, jujur, bertanggung jawab dan profesional untuk membentuk dan memecahkan masalah hukum yang dihadapi bangsa, Negara dan masyarakat secara berkeadilan dalam rangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

• Membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya yang dikenal dengan Tri Dharma Tinggi, juga ada fungsi khusus yaitu keislaman.

• Melakuakan pengkajian dan pengembangan ilmu-ilmu hukum dengan standar metodologi keilmuan modern.

3.3 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Fakultas Hukum UISU

Perpustakaan perguruan tinggi diselenggarakan dengan tujuan :

a. Memberikan pelayanan informasi kepada pengguna perpustakaan terutama mahasiswa, dosen, pegawai Fakultas Hukum UISU.

b. Mendukung Fakultas Hukum UISU dalam melaksanakan Tri Dharma yang dilaksanakan.

c. Memperlancar kualitas pelaksanaan program kegiatan perguruan tinggi dalam bidang pendidikan dan pengajaran.


(30)

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perpustakaan Fakultas Hukum UISU harus dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Adapun fungsinya perpustakaan Fakultas Hukum UISU sebagai berikut:

a. Sebagai pusat pelayanan informasi untuk program pengabdian kepada masyarakat.

b. Sebagai pusat pelayanan informasi untuk program penelitiaan.

c. Sebagai pusat pelayanan informasi untuk program pendidikan dan pengajaran.

3.4 Struktur Organisasi

Dalam suatu intansi atau lembaga perlu adanyan suatu organisasi yang jelas. Dengan demikian, semua staf akan mengetahui kesuksesan dan tanggung jawab masing-masing terhadap tugas yang diberikan kepadanya. Adapun struktur organisasi yang terdapat pada perpustakaan Fakultas Hukum UISU sebagai berikut :


(31)

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI

Tabel 1 : Struktur Organisasi Perpustakaan Fakultas Hukum UISU Sumber : Perpustakaan Fakultas Hukum UISU

Struktur organisasi secara makro adalah struktur organisasi yang menggambarkan dalam organisasi yayasan secara keseluruhan, artinya bahwa perpustakaan berada dibawah pimpinan Kepala Tata Usaha.Perpustakaan dipimpin oleh seseorang kepala perpustakaan, dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari seorang kepala perpustakaan dibantu oleh orang tiga orang pegawai perpustakaan. Dengan demikian kepala perpustakaan bertanggung jawab kepada kepala Tata Usaha. Perpustakaan Fakultas Hukum UISU tidak memiliki struktur organisasi mikro, hal ini disebabkan karena jumlah pegawai perpustakaan hanya 4 (empat) orang.

Perpustakaan Fakultas Hukum UISU tidak mempunyai rincian tugas masing-masing, karena perpustakaan Fakultas Hukum UISU bersama-sama mengerjakan kegiatan rutin perpustakaan mulai dari pengolahan bahan pustaka sampai pengembangan koleksinya. Hanya kepala perpustakaan yang memiliki rincian tugas yaitu:

DEKAN

PD-I PD-II PD-III SENAT FAKULTAS BAGIAN HUKUM KEPERDATA AN BAGIAN HUKUM PIDANA BAGIAN HTN/HAN

KEPALA TATA

PUSAT PENELITI AN HUKUM & MASYAR PENGAB DIAN PADA MASYAR AKAT LABORA TORIUM HUKUM BIRO BANTUA N HUKUM TENAGA PENGAJA TENAGA PENGAJA TENAGA PENGAJA KABAG UMUM KABAG AKADEMIK KABAG PERPUSTAKAAN KABAG RUMAH KABAG KEMAHASISWAAN


(32)

• Menetapkan kebijaksanaan pokok perpustakaan.

• Membuat perencanaan pengembangan perpustakaan.

• Mengawasi kelancaran tugas pegawai perpustakaan

3.5 Personalia

Dalam rangka penyelenggaraan perpustakaan perguruan tinggi secara maksimal, harus memiliki tenaga kerja yang bertugas menjalankan roda kegiatan perpustakaan sehari-hari. Suatu perpustakaan tidak dapat menjalankan kegiatan tanpa seorang pegawai. Oleh karena itu suatu perpustakaan membutuhkan sejumlah pegawai yang dapat menjalankan kegiatan sehari-hari serta mencapai tujuan perpustakaan tersebut. Perpustakaan Fakultas Hukum UISU dipimpin oleh seseorang kepala perpustakaan dan dibantu oleh tiga orang pegawai perpustakaan. Namun, diantara 4 orang tenaga perpustakaan tersebut, hanya satu orang yang telah mendapat pendidikan ilmu perpustakaan. Untuk lebih jelasnya latar belakang para pegawai Perpustakaan Fakultas Hukum UISU dapat dilihat Pada Tabel 1 dibawah ini:

No JABATAN JENJANG

PENDIDIKAN

JUMLAH

1 Kepala urusan perpustakaan

Sarajana pendidikan 1 Orang

2 Staf administrasi D3 Ilmu

perpustakaan dan sarjana Ekonomi

1 Orang

3 Staf administrasi Sarjana Hukum 1 Orang

4 Staf administrasi SMA 1 Orang

Jumlah 4 Orang

Tabel 1 : Staf Perpustakaan Fakultas Hukum UISU Sumber: Perpustakaan fakultas Hukum UISU

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa personalia atau tenaga kerja pada perpustakaan Fakultas Hukum UISU belum memadai untuk sebuah perpustakaan perguruan tinggi. Ketidaksesuaian disiplin ilmu yang dimiliki pegawai perpustakaan


(33)

Fakultas Hukum UISU sangat mempengaruhi pengelolahan perpustakaan serta seluruh kegiatan yang dilaksanakan.

3.6 Pengguna

Pengguna perpustakaan fakultas Hukum UISU berasal dari sivitas akademika yaitu mahasiswa, dosen dan pegawai perpustakaan Fakultas Hukum UISU. Mahasiswa yang menjadi anggota perpustakaan Fakultas Hukum UISU setiap tahunnya selalu berubah-ubah, hal ini terjadi karena setiap tahun ajaran baru mereka harus mengganti kartu anggota perpustakaannya.

Pengguna perpustakaan fakultas Hukum UISU sebanyak 2.103 orang yang meliputti

• Staf Pengajar (dosen)

• Mahasiswa Fakultas Hukum UISU

• Staf Pegawai

Untuk lebih jelasnya mengenai pengguna perpustakaan Fakultas Hukum UISU dapat dilihat pada Tabel berikut ini :

Tabel 2 : Pengguna Perpustakaan Fakultas Hukum UISU

No Pengguna Jumlah

1 Mahasiswa 2000 orang

2 Staf Pengajar (dosen) 78 orang

3 Staf Pegawai 25 orang

Jumlah 2.103 orang

Sumber : Perpustakaan Fakultas UISU

3.7 Koleksi Perpustakaan

Perpustakaan Fakultas Hukum UISU memiliki koleksi yang banyak membahas mengenai bidang hukum saja, Karena cakupannya mengenai bidang ilmu hukum. Namun, buku umum juga ada untuk memenuhi mata kuliah umum (MKU).

Berdasarkan pengamatan dan wawancara penulis dari petugas perpustakaan Fakultas Hukum UISU, jenis dan jumlah koleksi perpustakaan Fakultas Hukum UISU yang tersedia saat ini yaitu :


(34)

Buku yang diajurkan untuk mahasiswa maupun dosen untuk mata kuliah seperti :

• Mata Kuliah dasar Umum

• Mata Kuliah dasar Keahlian

• Mata Kuliah keahlian 2. Buku Refrensi

Buku yang dikelola secara sistematis hingga mudah menentukan keterangan-keterangan yang kita inginkan seperti :

• Kamus

• Ensiklopedi

• Bibliografi 3. Terbitan berseri

Koleksi Perpustakaan yang memuat informasi yang bersifat harian, bulanan dan tahunan seperti :

• Majalah dalam negeri

• Jurnal

• Buletin 4. Terbitan Pemerintah

Karya yang diterbitkan oleh pemerintah yang bersifat umum dan yang menyangkut kebutuhan perguruan tinggi yang bersangkutan, seperti :

• Lembaran Negara RI

• Pidato President

• Berita Negara RI 5. Koleksi Karya Ilmiah, seperti :

• Laporan penelitian

• Disertase

• Skripsi


(35)

Tabel 3 : Jumlah Koleksi Perpustakaan Fakultas Hukum UISU

No Jenis Koleksi Jlh. Judul Jlh.

Eksemplar

Keterangan

1. Buku Wajib/ Ajar 70 160

2. Buku Anjuran 2.813 14.210

3. Skripsi Terdiri atas 3

Jurusan

4. Skripsi Perdata 3.392 3.392

5. Skripsi Pidana 557 583

6. Skripsi HTN/HAN 308 308

Total Jumlah Skripsi 4.257 4.283 Terdiri atas 3 Jurusan

7. Thesis 12 12

8. Disertase 5 5

9. Majalah/Jurnal/Bulletin 28 2122

10. Laporan Penelitian 199 199

11. Karya Ilmiah 431 431

12. Literatur Asing 746 2.390

Jumlah 8.561 23.812

Sumber : data Perpustakan Fakultas Hukum UISU

Jumlah keseluruhan koleksi buku perpustakaan Fakultas Hukum UISU adalah 8.561judul dan 23.812 eksemplar. Jika dibandingkan dengan jumlah pengguna maka perbandingannya adalah 8.561 : 2.103 = 4,07. Berarti rasio perbandingan judul koleksi dengan mahasiswa adalah 1 : 4. Jumlah ini sangat minim jika dibandingkan dengan standar koleksi perpustakaan secara umum. Dalam buku Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan tinggi (1999: 37) dinyatakan bahwa ” suatu perpustakaan perguruan tinggi yang baik haruslah memiliki koleksi perbandingan 1 : 15”. Dari Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah koleksi yang dibutuhkan di perpustakaan Fakultas Hukum UISU adalah 15 x 2.103 = 31.545 judul.

Dari perhitungan di tas dapat diketahui bahwa koleksi yang dimiliki Perpustakaan Fakultas Hukum UISU 31.545 – 8.561 = 22.984. Dalam hal ini dapat dinyatakan bahwa koleksi yang dimiliki sekarang masih sangat kurang. Untuk itu Perpustakaan Fakultas Hukum UISU melakukan pengembangan koleksi.


(36)

3.8 Alat Bantu Pemilihan Bahan Pustaka

Untuk melaksanakan pemilihan bahan pustaka, perpustakaan Fakultas Hukum UISU pada umumnya menggunakan alat bantu pemilihan berupa Katalog Penerbit. Dari alat bantu yang digunakan perpustakaan Fakultas Hukum UISU sudah cukup membantu dalam mendapatkan informasi yang diinginkan.

3.9 Pengadaan Bahan Pustaka

Dalam memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan, maka perpustakaan harus melaksanakan pengadaan bahan pustaka secermat mungkin, sesuai dengan permintaan dan informasi yang tepat tentang buku yang dipesan oleh pengguna jasa perpustakaan.

Untuk melaksanakan pemilihan bahan pustaka, perpustakaan FH UISU pada umumnya menggunakan metode :

a. Pembelian

b. Hadiah / sumbangan c. Penerbitan sendiri

3.9.1 Pembelian

Pembelian adalah cara pengadaan koleksi yang paling banyak dilakukan di perpustakaan ini. Hampir 90 % dari jumlah yang ada, diperoleh dari hasil pembelian. Perpustakaan Fakultas Hukum UISU dalam melaksanakan proses pembelian bahan pustaka dapat dilakukan dengan cara :

• Langsung ke toko buku

• Memesan melalui pos kepada penerbit

• Agen buku

Perpustakaan Fakultas Hukum UISU membeli koleksi setiap bulannya tidak menggunakan waktu/ jangka waktu tertentu. Pengadaan buku melalui sumber dana pembelian paling banyak dilakukan di perpustakan ini. penambahan buku baru tiap tahunnya, bisa mencapai 286 judul dan 478 eksemplar.


(37)

3.9.2 Hadiah / sumbangan

Selain melalui pembelian, proses pengadaan bahan pustaka dapat dilaksanakan dengan cara menerima hadiah/ sumbangan. Hadiah/ sumbangan sering diterima tanpa diminta khususnya diperoleh dari mahasiswa yang sudah tamat yang diwajibkan paling sedikit menyumbangkan buku sebanyak 1 buah, dimana buku tersebut akan dijadikan sebagai bahan pustaka diperpustakaan Fakultas Hukum UISU.

Pengadaan dengan cara hadiah/sumbangan sangat minim jumlahnya, mungkin hanya 10% saja. Penambahan buku yang dilakukan dengan cara ini hanya mencapai 50-60 buku setiap tahunnya. Jadi setiap mahasiswa yang hendak melakukan bebas pustaka, wajib menyumbangkan satu judul buku pada perpustakaan Fakultas Hukum UISU.

3.9.3 Penerbitan Sendiri

Penerbitan sendiri merupakan salah satu kegiatan dalam usaha pengadaan bahan pustaka. Penerbitan sendiri adalah penerbitan yang dilakukan oleh suatu intansi yang bersangkutan atau unit-unit lainnya.

Perpustakan Fakultas Hukum UISU belum melakukan penerbitan sendiri dalam pengadaan bahan pustaka untuk perpustakaan tersebut.

3.10 Inventarisasi

Inventarisasi bahan pustaka salah satu kegiatan yang harus dilakukan oleh setiap perpustakaan. Dimana setiap bahan pustaka yang diterima, baik melalui pembelian, hadiah/sumbangan, tukar-menukar, maupun terbitan sendiri yang dicatat kedalam buku induk atau buku inventaris :

Fakultas Hukum UISU dalam pengolahan bahan pustaka juga melakukan kegiatan inventarisasi. Bahan pustaka yang baru diterima oleh perpustakaan sebelum diinventarisasikan kedalam buku induk terlebih dahulu diberi cap/ stempel kepemilikan dan stempel inventarisasi.

MILIK PERPUTAKAAN FAKULTAS HUKUM UISU

Gambar 2 : Contoh Stempel Kepemilikan Perpustakaan Fakultas Hukum UISU Sumber : Perpustakaan Fakultas Hukum UISU


(38)

Gambar 3 : Contoh Stempel Inventarisasi Perpustakaan Fakultas Hukum UISU Sumber : Perpustakaan Fakultas Hukum UISU

Dalam menginventarisasi bahan pustaka buku kedalam buku induk yang dicatat adalah :

a. No

b. Tanggal diterima c. No induk

d. Pengarang e. Judul

f. Edisi / cetakan g. Impresium h. Asal

i. No. Klassifikasi j. Harga

PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA PERPUSTAKAAN FAK.HUKUM UISU

Tanggal Diterima :

No. Induk :

Eksemplar :

Sumber :


(39)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

Berdasarkan pengamatan dan uraian yang telah ditemukan pada bab sebelumnya, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengadaan bahan pustaka dapat bersumber dari pembelian, hadiah/ sumbangan, tukar-menukar, penerbitan sendiri. Cara yang banyak dilakukan di perpustakaan Fakultas Hukum UISU adalah pembelian dan hadiah/sumbangan. Pembelian dilakukan oleh staf perpustakaan Fakultas Hukum UISU berdasarkan daftar pesanan buku yang oleh kepala perpustakaan dan anggaran yang disediakan oleh pihak Yayasan Fakultas Hukum UISU 2. Struktur organiasasi pada perpustakaan Fakultas Hukum UISU adalah struktur

organisasi secara makro, artinya bahwa perpustakaan berada dibawah pimpinan Kepala Tata Usaha. Perpustakaan dipimpin oleh seseorang kepala perpustakaan, dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari seorang kepala perpustakaan dibantu oleh tiga orang pegawai perpustakaan. Dengan demikian kepala perpustakaan bertanggung jawab kepada kepala Tata Usaha.

3. Jumlah koleksi buku perpustakaan Fakultas Hukum UISU berjumlah 8.561 judul dan 23.812 eksemplar. Jumlah ini sangat kurang jika dibandingkan dengan standar koleksi perpustakaan secara umum yaitu 1: 15, artinya setiap satu orang pengguna harus dapat membaca atau meminjam minimal 15 judul buku.

4. Perpustakaan Fakultas Hukum UISU mengalami kesulitan dalam mengembangkan koleksinya dan menyusun program kerjanya karena keterbatasan anggaran yang disediakan oleh pihak Yayasan Fakultas Hukum UISU.

5. Jumlah dan tingkat pendidikan pegawai perpustakaan masih belum memadai untuk melaksanakan seluruh kegiatan perpustakaan Fakultas Hukum UISU dan untuk melayani pengguna.


(40)

B. SARAN

Untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pengguna perpustakaan, maka perawatan terhadap bahan pustaka perlu ditingkatkan. Dari pengamatan langsung dan kesimpulan tentang pengembangan koleklsi di perpustakaan Fakultas Hukum UISU, penulis memberikan saran yaitu:

1. Untuk dapat memeuhi kebutuhan pengguna, sebaiknya perpustakaan Fakultas Hukum UISU melakukan pengadaan bahan pustaka secara berkala.

2. Untuk memberikan pelayanan dan pengembangan perpustakaan Fakultas Hukum UISU, maka disarankan penambahan tenaga kerja yang pustakawannya memiliki latar belakang disiplin ilmu perpustakaan.

3. Untuk dapat melakukan kegiatan dengan baik sebaiknya perpustakaan Fakultas Hukum UISU membuat struktur organisasi mikro agar setiap pegawai mengetahui tugasnya masing-masing dan dapat melaksanakan pekerjaan tersebut dengan sebaik-baiknya.

4. Perpustakaan Fakultas Hukum UISU sebaiknya memperhatikan luas ruangan sesuai dengan pengguna perpustakaan tersebut.

5. Perpustakaan Fakultas Hukum UISU penambahan jumlah koleksi perlu ditingkatakan agar sesuai dengan standar jumlah koleksi perpustakaan secara umum.


(41)

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Meidi. 2008.Pembunaan Dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan. 31/05/200.

Blog, Alee. 2008. Pengembangan Koleksi Berdasarkan Patron Community Di

Sampoerna Corner. 12/01/2008

http://74.125.153.132/search?q=cache:uJ4EQBZ128wJ:alee.militanunair.com Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Tinggi. 2004,

Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Perguruan Tinggi.

Jakarta : Depdikbut

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1994, Buku Pedoman Perpustakaan

Perguruan Tinggi. Jakarta : Depdikbut

Philips, Eva 1992. Membina Perpustakaan. Jakarta: PDII-LIPI

Saepudin,Encang 2009. Kebijakan Pengembangan Koleksi Guna Mendukung

Kegiatan Pengembangan Koleksi. 24/04/2009.

Siregar, Belling. 2002, Pembinaan Koleksi Perpustakaan dan Pengetahuan

Literatur.Medan : Proyek Pembinaan Perpustakaan Sumatera Utara

Soejono, Trimo. Pedoman Pelaksanaan perpustakaan. Bandung : Remaja

Rosdakarya, 1992.

Soetminah. 1992. Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan. Yogyakarta: Kanisius

Sulistyo-Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia, 1994 Sumarji, P. 1993. Mengelola Perpustakaan. Yogyakarta : Kanisius, 1990 Sutarno. 2006, Manajemen Perpustakaan. Jakarta : Sagung Seto.

Yulia, Yuyu. 1993. Materi Pokok Pengadaan Bahan Pustaka. Jakarta: Unuversitas Terbuka, Depdikbud.


(1)

3.8 Alat Bantu Pemilihan Bahan Pustaka

Untuk melaksanakan pemilihan bahan pustaka, perpustakaan Fakultas Hukum UISU pada umumnya menggunakan alat bantu pemilihan berupa Katalog Penerbit. Dari alat bantu yang digunakan perpustakaan Fakultas Hukum UISU sudah cukup membantu dalam mendapatkan informasi yang diinginkan.

3.9 Pengadaan Bahan Pustaka

Dalam memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan, maka perpustakaan harus melaksanakan pengadaan bahan pustaka secermat mungkin, sesuai dengan permintaan dan informasi yang tepat tentang buku yang dipesan oleh pengguna jasa perpustakaan.

Untuk melaksanakan pemilihan bahan pustaka, perpustakaan FH UISU pada umumnya menggunakan metode :

a. Pembelian

b. Hadiah / sumbangan c. Penerbitan sendiri

3.9.1 Pembelian

Pembelian adalah cara pengadaan koleksi yang paling banyak dilakukan di perpustakaan ini. Hampir 90 % dari jumlah yang ada, diperoleh dari hasil pembelian. Perpustakaan Fakultas Hukum UISU dalam melaksanakan proses pembelian bahan pustaka dapat dilakukan dengan cara :

• Langsung ke toko buku

• Memesan melalui pos kepada penerbit

• Agen buku

Perpustakaan Fakultas Hukum UISU membeli koleksi setiap bulannya tidak menggunakan waktu/ jangka waktu tertentu. Pengadaan buku melalui sumber dana pembelian paling banyak dilakukan di perpustakan ini. penambahan buku baru tiap tahunnya, bisa mencapai 286 judul dan 478 eksemplar.


(2)

3.9.2 Hadiah / sumbangan

Selain melalui pembelian, proses pengadaan bahan pustaka dapat dilaksanakan dengan cara menerima hadiah/ sumbangan. Hadiah/ sumbangan sering diterima tanpa diminta khususnya diperoleh dari mahasiswa yang sudah tamat yang diwajibkan paling sedikit menyumbangkan buku sebanyak 1 buah, dimana buku tersebut akan dijadikan sebagai bahan pustaka diperpustakaan Fakultas Hukum UISU.

Pengadaan dengan cara hadiah/sumbangan sangat minim jumlahnya, mungkin hanya 10% saja. Penambahan buku yang dilakukan dengan cara ini hanya mencapai 50-60 buku setiap tahunnya. Jadi setiap mahasiswa yang hendak melakukan bebas pustaka, wajib menyumbangkan satu judul buku pada perpustakaan Fakultas Hukum UISU.

3.9.3 Penerbitan Sendiri

Penerbitan sendiri merupakan salah satu kegiatan dalam usaha pengadaan bahan pustaka. Penerbitan sendiri adalah penerbitan yang dilakukan oleh suatu intansi yang bersangkutan atau unit-unit lainnya.

Perpustakan Fakultas Hukum UISU belum melakukan penerbitan sendiri dalam pengadaan bahan pustaka untuk perpustakaan tersebut.

3.10 Inventarisasi

Inventarisasi bahan pustaka salah satu kegiatan yang harus dilakukan oleh setiap perpustakaan. Dimana setiap bahan pustaka yang diterima, baik melalui pembelian, hadiah/sumbangan, tukar-menukar, maupun terbitan sendiri yang dicatat kedalam buku induk atau buku inventaris :

Fakultas Hukum UISU dalam pengolahan bahan pustaka juga melakukan kegiatan inventarisasi. Bahan pustaka yang baru diterima oleh perpustakaan sebelum diinventarisasikan kedalam buku induk terlebih dahulu diberi cap/ stempel kepemilikan dan stempel inventarisasi.

MILIK PERPUTAKAAN FAKULTAS HUKUM UISU

Gambar 2 : Contoh Stempel Kepemilikan Perpustakaan Fakultas Hukum UISU Sumber : Perpustakaan Fakultas Hukum UISU


(3)

Gambar 3 : Contoh Stempel Inventarisasi Perpustakaan Fakultas Hukum UISU Sumber : Perpustakaan Fakultas Hukum UISU

Dalam menginventarisasi bahan pustaka buku kedalam buku induk yang dicatat adalah :

a. No

b. Tanggal diterima c. No induk

d. Pengarang e. Judul

f. Edisi / cetakan g. Impresium h. Asal

i. No. Klassifikasi j. Harga

PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA PERPUSTAKAAN FAK.HUKUM UISU Tanggal Diterima :

No. Induk : Eksemplar :

Sumber :


(4)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

Berdasarkan pengamatan dan uraian yang telah ditemukan pada bab sebelumnya, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengadaan bahan pustaka dapat bersumber dari pembelian, hadiah/ sumbangan, tukar-menukar, penerbitan sendiri. Cara yang banyak dilakukan di perpustakaan Fakultas Hukum UISU adalah pembelian dan hadiah/sumbangan. Pembelian dilakukan oleh staf perpustakaan Fakultas Hukum UISU berdasarkan daftar pesanan buku yang oleh kepala perpustakaan dan anggaran yang disediakan oleh pihak Yayasan Fakultas Hukum UISU 2. Struktur organiasasi pada perpustakaan Fakultas Hukum UISU adalah struktur

organisasi secara makro, artinya bahwa perpustakaan berada dibawah pimpinan Kepala Tata Usaha. Perpustakaan dipimpin oleh seseorang kepala perpustakaan, dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari seorang kepala perpustakaan dibantu oleh tiga orang pegawai perpustakaan. Dengan demikian kepala perpustakaan bertanggung jawab kepada kepala Tata Usaha.

3. Jumlah koleksi buku perpustakaan Fakultas Hukum UISU berjumlah 8.561 judul dan 23.812 eksemplar. Jumlah ini sangat kurang jika dibandingkan dengan standar koleksi perpustakaan secara umum yaitu 1: 15, artinya setiap satu orang pengguna harus dapat membaca atau meminjam minimal 15 judul buku.

4. Perpustakaan Fakultas Hukum UISU mengalami kesulitan dalam mengembangkan koleksinya dan menyusun program kerjanya karena keterbatasan anggaran yang disediakan oleh pihak Yayasan Fakultas Hukum UISU.

5. Jumlah dan tingkat pendidikan pegawai perpustakaan masih belum memadai untuk melaksanakan seluruh kegiatan perpustakaan Fakultas Hukum UISU dan untuk melayani pengguna.


(5)

B. SARAN

Untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pengguna perpustakaan, maka perawatan terhadap bahan pustaka perlu ditingkatkan. Dari pengamatan langsung dan kesimpulan tentang pengembangan koleklsi di perpustakaan Fakultas Hukum UISU, penulis memberikan saran yaitu:

1. Untuk dapat memeuhi kebutuhan pengguna, sebaiknya perpustakaan Fakultas Hukum UISU melakukan pengadaan bahan pustaka secara berkala.

2. Untuk memberikan pelayanan dan pengembangan perpustakaan Fakultas Hukum UISU, maka disarankan penambahan tenaga kerja yang pustakawannya memiliki latar belakang disiplin ilmu perpustakaan.

3. Untuk dapat melakukan kegiatan dengan baik sebaiknya perpustakaan Fakultas Hukum UISU membuat struktur organisasi mikro agar setiap pegawai mengetahui tugasnya masing-masing dan dapat melaksanakan pekerjaan tersebut dengan sebaik-baiknya.

4. Perpustakaan Fakultas Hukum UISU sebaiknya memperhatikan luas ruangan sesuai dengan pengguna perpustakaan tersebut.

5. Perpustakaan Fakultas Hukum UISU penambahan jumlah koleksi perlu ditingkatakan agar sesuai dengan standar jumlah koleksi perpustakaan secara umum.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Meidi. 2008.Pembunaan Dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan. 31/05/200.

Blog, Alee. 2008. Pengembangan Koleksi Berdasarkan Patron Community Di

Sampoerna Corner. 12/01/2008

http://74.125.153.132/search?q=cache:uJ4EQBZ128wJ:alee.militanunair.com

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Tinggi. 2004,

Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Perguruan Tinggi.

Jakarta : Depdikbut

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1994, Buku Pedoman Perpustakaan

Perguruan Tinggi. Jakarta : Depdikbut

Philips, Eva 1992. Membina Perpustakaan. Jakarta: PDII-LIPI

Saepudin,Encang 2009. Kebijakan Pengembangan Koleksi Guna Mendukung

Kegiatan Pengembangan Koleksi. 24/04/2009.

Siregar, Belling. 2002, Pembinaan Koleksi Perpustakaan dan Pengetahuan

Literatur.Medan : Proyek Pembinaan Perpustakaan Sumatera Utara

Soejono, Trimo. Pedoman Pelaksanaan perpustakaan. Bandung : Remaja

Rosdakarya, 1992.

Soetminah. 1992. Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan. Yogyakarta: Kanisius

Sulistyo-Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia, 1994

Sumarji, P. 1993. Mengelola Perpustakaan. Yogyakarta : Kanisius, 1990

Sutarno. 2006, Manajemen Perpustakaan. Jakarta : Sagung Seto. Yulia, Yuyu. 1993. Materi Pokok Pengadaan Bahan Pustaka. Jakarta: