Implementasi Kebijakan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pada Lembaga Zakat Dan Pengembangan Ummat Pos Keadilan Peduli Ummat Sumatera Utara (Studi Program Prospek Di Desa Jaring Halus Langkat)

(1)

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT DAN PENGEMBANGAN UMMAT POS

KEADILAN PEDULI UMMAT SUMATERA UTARA

(STUDI PROGRAM PROSPEK DI DESA JARING HALUS LANGKAT)

Diajukan untuk memenuhi sebagaian persyaratan untuk Mendapatkan gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

SKRIPSI

CIPTA TARWONO 030903030

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA


(2)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Perumusan Masalah ... 4

I.3 Tujuan Penelitian ... 5

I.4 Manfaat Penelitian ... 5

I.5 Kerangka Teori ... 6

I.5.1 Manajemen Organisasi Sosial ... 6

I.5.1.1 Struktur Organisasi ... 6

I.5.1.2 Karakteristik Organisasi ... 8

I.5.1.3 Budaya Organisasi ... 9

I.5.1.4 Sumber Daya... 11

I.5.1.5 Komunikasi Organisasi ... 14

I.5.2 Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat ... 15

I.5.2.1 Program Sinergi Pemberdayaan Ekonomi ... 15

I.5.2.2 Karakteristik Program ... 16

I.5.2.3 Standar Operasional dan Prosedur Program ... 17

I.5.2.4 Standar Evaluasi Program ... 20

I.5.3 Perencanaan Startegis LSM ... 21

I.6 Definisi Konsep ... 23

I.7 Definisi Operasional ... 24

I.8 Sistemattika Penulisan ... 27

BAB IIMETODOLOGI PENELITIAN ... 28

II.1 Bentuk Penelitian ... 28

II.2 Tempat Penelitian ... 28

II.3 Populasi dan sampel ... 28

II.4 Teknik Pengumpulan Data ... 29

II.5 Teknik Analisa Data ... 30

BAB III DESKRIPSI TEMPAT PENELITIAN ... 31

III.1 Sejarah Singkat ... 31

III.2 Komitmen Lembaga ... 32

III.3 Visi, Misi, dan Logo Lembaga ... 32

III.4 Aktivitas dan Program Lembaga ... 33

III.5 Struktur Organisasi ... 36

III.6 Sumber Daya ... 38


(3)

BAB IV PENYAJIAN DATA ... 42

Struktur Organisasi ... 42

Sumber Daya ... 47

Standar dan Prosedur operasional ... 49

Kebijakan ... 56

Komunikasi Organisasi ... 56

BAB V ANALISA DATA ... 58

Struktur Organisasi... 58

Sumber Daya ... 60

Standar dan Prosedur Operasional ... 62

Kebijakan ... 64

Komunikasi Organisasi ... 64

BAB VI PENUTUP ... 65

Kesimpulan ... 65

Saran ... 67 DAFTAR PUSTAKA


(4)

ABSTRAK

Cipta Tarwono, Implementasi Kebijakan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat pada Lembaga Amil Zakat dan Pengembangan Ummat Pos Keadilan Peduli Ummat Sumatera Utara (Studi Program Prospek di Desa Jaring Halus Langkat) Penelitian ini bertujuan untuk memberikan penjelasan tentang pelaksanaan kebijakan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui program Prospek di Lembaga Amil Zakat dan Pengembangan Ummat Pos Keadilan Peduli Ummat Sumatera Utar serta memberikan penjelasan tentang efektifitas dan efisiensi pelaksanaan program Prospek tersebut.

Populasi dalam peneltian ini adalah Lembaga Amil Zakat dan Pengembangan Ummat Pos Keadilan Peduli Ummat Sumatera Utara. Dengan key informan adalah Bapak Andi Arba, S.Ag selaku Kepala Cabang LAZ-PU Pos Keadilan Peduli Ummat Sumatera Utara.

Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan instrumen wawancara dan metode observasi, serta dari kepustakaan yang sesuai dengan tema penelitian. Dari hasil analisis data diperoleh bahwa implementasi program pemberdayaan ekonomi masyarakat pada Lembaga Amil Zakat dan Pengembangan Ummat Pos Keadilan Peduli Ummat Sumatera Utara telah berjalan dengan baik. Kendala utama yang dihadapi dalam pelaksanaan program Prospek di Desa Jaring Halus adalah sarana dan prasarana. Dimana lokasi penerima bantuan dana bergulir harus ditempuh dengan motorboat.


(5)

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

Dalam masyarakat modern dikenal banyak jenis organisasi yang memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari baik dalam sector swasta maupun sektor publik (negara). Misalnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sekolah-sekolah, universitas, rumah sakit, perusahaan, yayasan dan instansi pemerintah. Untuk mengelola berbagai jenis organisasi tersebut, diperlukan orang-orang dalam jumlah besar dengan beraneka ragam persyaratan yang menyangkut antara lain kemampuan memimpin, pengetahuan, dan keterampilan.

Keberhasilan suatu organisasi diukur dari proses penyelenggaraan kegiatan operasional, keterampilan dan kemampuan orang-orang untuk menyelenggarakan kegiatan operasionalnya. Dengan kata lain bahwa keberhasilan organisasi mencapai tujuan dan berbagai sasarannya (Siagiaan, 1992:3) sangatlah tergantung pada berbagai faktor berikut:

a. Mampu tidaknya kelompok manajerial dalam organisasi mejalankan fungsi-fungsi manajerialnya.

b. Tersedia tidaknya tenaga operasional yang matang secara teknis dan mempunyai keterampilan yang sesuai dengan berbagai tuntutan tugas yang harus diselenggarakan.

c. Tersedianya anggaran yang memadai untuk pembiayaan berbagai kegaiatan yang telah ditetapkan untuk diselenggarakan.

d. Tersedianya sarana dan prasarana kerja yang jenis, jumlah dan mutunya sesuai dengan kebutuhan.


(6)

f. Iklim kerja dalam organisasi yang mendorong terwujudnya kerjasama yang harmonis antara satuan kerja dalam organisasi.

g. Situasi lingkungan yang diharapkan mendukung terwujudnya kegiatan operasional yang menjadi tanggung jawab organisasi.

Sebagai suatu organisasi, Lembaga Amil Zakat dan Pengembanggan Ummat Pos Keadilan Peduli Ummat (selanjutnya disebut LAZ-PU PKPU), telah lama konsen untuk membantu pemerintah dalam rangka penanggulangan kemiskinan. Lembaga ini telah melakukan berulang kali melaksanakan program pemberdayaan ekonomi masyarakat, yang lebih dikenal dengan Program Sinergi Pemberdayaan Ekonomi (Prospek), dengan mencairkan dana bergulir yang diterima dari donatur individu maupun coorporate di seluruh Indonesia.

Yang mana Program Prospek ini bertujuan untuk meningkatkan mutu dan kualitas hidup dari masayrakat menengah kebawah, dengan jalan membuka suatu lapangan usaha baru yang dikelola bersama-sama dalam satu kelompok, dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat. Disamping itu pula Program ini bertujuan untuk meningkatkan mental dan ruhani bagi para penerima bantuan untuk mengubah paradigma bahwa hidup miskin adalah suatu keharusan yang tidak dapat diubah.

Di Sumatera Utara, salah satu lokasi yang menjadi sasaran pelaksanaan Program Prospek ini adalah di Desa Jaring Halus, Kabupaten Langkat. Dimana, LAZ-PU PKPU menilai bahwa secara sosio-ekonomi, masyarakat di Desa Jaring Halus ini adalah mayoritas berprofesi sebagai nelayan dan buruh nelayan yang


(7)

penghasilan rata-rata per hari sekitar RP 5.000-10.000/kapita. Yang semakin diperparah untuk mendapatkan akses pekerjaan baru sangatlah sulit, mengingat kondisi georafisnya.

Pada tahap pelaksanaannya, implementasi program pemberdayaan ekonomi ini dinilai berhasil. Hal ini dapat diindikasikan dengan semakin bertambahnya anggota mitra binaan Kelompok Swadaya Masyarakat yang dikelola PKPU hingga saat ini.

Secara geografis, Desa Jaring Halus memiliki luas daerah sekitar 3,5 Km2, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut; Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Tapak Kuda, Kec. Tanjung Pura, Kab. Langkat; Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kuala Besar, Kec. Secanggang, Kab. Langkat; Sebelah Timur berbatasan dengan Samudera Hindia; dan Sebelah Selatan berbatasan dnegan Desa Secanggang, Kec. Secanggang, Kab. Langkat.

Dalam implementasi Program Prospek tersebut, ada beberapa permasalahan yang dihadapi LAZ-PU, yang sering sekali menghambat kelancaran program tersebut. Permasalahan yang dihadapi (Musthafa, 2007:53) berupa; terbatasnya sumber daya pelaksana teknis ke daerah penerima bantuan dan sarana prasarana yang kurang mendukung untuk akses ke daerah penerima bantuan.

Atas dasar itulah peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul; “Implementasi Kebijakan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat pada


(8)

Ummat Sumatera Utara (Studi Kasus Program Prospek di Desa Jaring Halus, Langkat)”

I.2 Perumusan Masalah

Menyadari bahwa tujuan akhir dari suatu organisasi adalah masalah kinerjanya, yang kemudian diukur dengan efektifitas dan efisiensi setiap kebijakan dalam rangka untuk kesinambungan. Adalah hal penting untuk kemudian diulas lebih mendalam tentang manajemen dan organisasi lembaga yang bersangkutan.

Terlebih lagi, dalam hal pelaksanaan program lembaga yang harus memiliki arah dan tujuan. Hal ini dimaksudkan agar prinsip-prinsip pelayanan publik, seperti; transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, tepat waktu, akurat, murah, dapat terpenuhi untuk menciptakan good corporate governance.

Oleh karena dasar diatas, agar tulisan ini mempunyai arah dalam penulisannya, peneliti merumuskan masalah : “Bagaimana pelaksanaan kebijakan pemberdayaan ekonomi masyarakat studi tentang pelaksanaan Program Prospek di Desa Jaring Halus Langkat.”


(9)

I.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Memberikan penjelasan Kebijakan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat yang ada di LAZ Pos Keadilan Peduli Ummat Sumatera Utara

2. Memberikan penjelasan tentang pelaksanaan Program Prospek di LAZ Pos Keadilan Peduli Ummat Sumatera Utara

3. Memberikan penjelasan tentang efektifitas dan efisiensi pelaksanaan Program Prospek di LAZ Pos Keadilan Peduli Ummat Sumatera Utara

I.4 Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini, nantinya diharapkan adanya manfaat, antara lain :

1. Sebagai mahasiswa Ilmu Administrasi Negara, agar dapat mengaplikasikan apa yang telah di dapat dibangku kuliah dengan praktek secara langsung di lapangan.

2. Sebagai bahan rujukan dan atau perbandingan bagi peneliti selanjutnya, yang mengambil penelitian di bidang kajian yang sama.

3. Sebagai bahan masukan dan evaluasi bagi LAZ Pos Keadilan Peduli Ummat dalam rangka implementasi kebijakan pemberdayaan ekonomi masyarakat selanjutnya.


(10)

I.5 Kerangka Teori

I.5.1 Manajemen Organisasi Sosial I.5.1.1 Struktur Organisasi

Ralp Currir Davis (Sutarto, 2002 : 212) mendefinisikan struktur organisasi sebagai suatu grafik atau semigrafik yang menunjukkan keterangan-keterangan yang pasti tentang fungsi-fungsi pengelompokkan-pengelompokkan fungsi dan garis-garis tanggungjawab, wewenang serta akuntabilitas dalam organisasi. Struktur Organisasi (Handoko, 1995 : 169) dapat dijuga didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi, maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan-kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda dalam suatu organisasi. Dan George Terry (Sutarto, 2002 : 214) mendefinisikan organisasi sebagai suatu bentuk diagram yang menunjukkan segi-segi penting dari suatu organisasi yang meliputi fungsi-fungsi pokok dan hubungan-hubungan mereka masing-masing, saluran-saluran pengawasan, dan wewenang yang berhubungan dengan tiap-tiap anggota yang dibebani dengan masing-masing fungsi.

Sementara itu, faktor-faktor utama yang mempengaruhi struktur organisasi (Handoko, 1995 : 169) adalah sebagai berikut:


(11)

1. Strategi organisasi. Strategi organisasi akan menjelaskan bagaimana aliran wewenang dan saluran komunikasi dapat disusun diantara para manajer dan bawahan.

2. Teknologi yang digunakan. Perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi barang-barang atau jasa akan membedakan struktur organisasi.

3. Anggota (karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi. Kemampuan dan cara berpikir para anggota, serta kebutuhan mereka untuk bekerjasama harus diperhatikan dalam struktur organisasi. Disamping itu pula, harus diperhatikan orang-orang diluar organisasi. 4. Ukuran organisasi. Besarnya organisasi secara keseluruhan maupun

satuan-satuan kerjanya sangat mempengaruhi struktur organisasi. Semakin besar ukuran organisasi, struktur organisasi akan semakin kompleks, dan harus dipilih bentuk struktur yang tepat

Selanjutnya, yang menjadi unsur-unsur organisasi (Handoko, 1995 : 171) terdiri dari :

1. Spesialisasi kegiataan berkenaan dengan spesifikasi tugas-tugas individual dan kelompok kerja dalam organisasi (pembagian kerja) dan penyatuan tugas-tugas tersebut menjadi satuan-satuan kerja)


(12)

2. Standarisasi kegiatan, merupakan prosedur-prosedur yang digunakan organisasi untuk menjamin terlaksananya kegiatan seperti yang direncanakan.

3. koordinasi kegiatan, menunjukkan prosedur-prosedur yang mengintegrasikan fungsi-fungsi satuan-satuan kerja dalam organisasi. 4. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan, yang

menunjukkan lokasi (letak) kekuasaan pembuatan keputusan.

5. Ukuran satuan kerja menunjukkan jumlah karyawan dalam suatu kelompok kerja.

I.5.1.2 Karakteristik Organisasi

Untuk membedakan Lembaga Amil Zakat (LAZ) dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lainnya, secara umum menurut Undang-Undang No.39 Tahun 1999 pasal 8, memiliki karateristik sebagai lembaga yang mengumpulkan, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat sesuai dengan ketentuan agama. Secara khusus, beberapa karakteristik yang menjadi ciri organisasi tersebut, antara lain:

a. Organisasi yang berasaskan Islam

b. Menyelenggarakan dan mengembangkan dakwah, Pendidikan, pendirian pusat pelatihan, kajian ilmiah, penelitian dan berbagai kegiatan peningkatan kualitas sumber daya manusia


(13)

c. Menyelenggarakan usaha peningkatan kesehatan masyarakat dengan pendirian klinik kesehatan, rumah sakit, asuransi kesehatan, dan posyandu. d. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan dan pemberdayaan ekonomi

masyarakat berupa dana bergulir bebas riba (bunga)

e. Menyelenggarakan kegiatan penanggulangan becana berupa tanggap darurat (rescue), rehabilitasi dan pembangunan (development) di dalam dan luar negeri.

f. Menyelenggarakan usaha penggalangan dan penyaluran dana kemanusiaan, dana corporate, zakat, infak dan shadaqoh, wakaf, hibah, serta dana halal lainnya.

I.5.1.3 Budaya Organisasi

Budaya Organisasi menurut Mondy (Moeljono, 2003) adalah sistem nilai-nilai, keyakinan, dan kebiasaan bersama dalam organisasi yang berinteraksi dengan struktur formal untuk menghasilkan norma perilaku. Menurut Amar (2003, 113), yang dimkasud dengan budaya organissi adalah seperangkat asumsi keyakinan, nilai-nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengetahui masalah adaptasi eksternal dan integrasi organisasi. Di samping itu pula, perlu dipahami bahwa budaya masyarakat secara dominan dan signifikan


(14)

(www.majalaholine “zakat dan wakaf”.com) menybutkan bahwa ada 3 (tiga) kunci untuk mengukur budaya LAZ yang baik yaitu; amanah, professional, dan transparan.

Terkait dengan budaya organisasi ini, maka yang harus dipahami, untuk menjamin internalisasi budaya organisasi tersebut dengan baik, kita haruslah memahami karakteristik budaya organisasi tersebut. Menurut Luthman (Amar, 2003 : 122-123), karakteristik budaya organisasi tersebut antara lain :

1. Perilaku individu yang tampak

2. Norma-norma yang berlaku dalam organisasi 3. Nilai yang dominan dalam kehidupan organisasi 4. Falsafah manajemen

5. Peraturan-peraturan yang berlaku 6. Iklim organisasi

7. Inisiatif individu organisasi 8. Toleransi terhadap resiko

9. Pengarahan pimpinan (manajemen) 10. Integrasi kerja

11. Dukungan manajemen 12. Pengawasan kerja

13. Identitas individu organisasi

14. Sistem penghargaan terhadap prestasi kerja 15. Toleransi terhadap konflik

16. Pola komunikasi kerja.

Secara langsung, hubungan antara budaya kerja adalah saling berhubungan. Dimana budaya kerja akan mampu memotivasi para anggota organisasi untuk melakukan pekerjaan dengan efektif dan efisien, dalam rangka pencapaian prestasi tersebut dibawah kepemimpinan yang baik (Amar, 2003)


(15)

I.5.1.4 Sumber Daya

Dalam melaksanakan semua kebijakan tidak bisa terlepas dari faktor sumber daya yang dimiliki. Menurut Tangkilisan (2003 : 12) menyatakan bahwa sumberdaya yang terpenting meliputi staf ukuran yang tepat dengan keahlian yang diperlukan ; informasi yang relevan dan cukup tentang cara mengimplementasikan kebijakan dan dalam penyesuaian lainnya yang terlibat di dalam implementasi ; kewenangan untuk meyakinakan bahwa kebijakan ini dilakukan semuanya sebagaimana dimaksud ; dan berbagai fasilitas (termasuk bangunan, peralatan, tanah dan persediaaan) di dalamnya atau dengannya harus memberikan pelayanan ; serta sumber daya keuangan.

Dalam hal sumber daya manusia, penyusunan staf organisasi dimulai dengan penentuan tujuan-tujuan dan rencana-rencana organisasi. Kemudian organisasi menentukan spesifikasi jabatan, jenis jabatan yang dilaksanakan dan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakannya dan mengestimasi jumlah satf organisasi yang dibutuhkan selama periode program kegiatan. Pemilihan orang-orang untuk masing-masing posisi tersebut pun, haruslah melalui mekanisme yang dibuat oleh organisasi tersebut. Menurut Handoko (1995 :241), pada umumnya mekanisme pemilihan sumber daya manusia dalam organisasi itu meliputi : wawancara pendahuluan, pengumpulan data-data pribadi, pengujian (testing), wawancara yang lebih mendalam,


(16)

pemeriksaan referensi-refrensi prestasi, pemeriksaan kesehatan, keputusan pribadi, dan orientasi jabatan.

Bagi organisasi yang bergerak di bidang penghimpunan dan pendayagunaan zakat, Widodo (www.majalah online “Zakat & Wakaf”.com), merincikan kualifikasi sumber daya manusia yang akan direkrut tersebut sebagai berikut: Pimpinan

1. Amanah & jujur

2. Memiliki kemampuan sebagai pemimpin (leadership)

3. Mempunyai kemampuan manajerial

4. Paham fikih zakat

5. Mempunyai visi pemberdayaan

6. Inovatif dan kreatif

7. Mampu menjalin hubungan dengan berbagai lembaga

8. Mampu bekerjasama dalam tim

Bagian Fundrising:

1. Amanah & jujur

2. Berlatar belakang atau memiliki kecenderungan atau mempunyai

pengalaman di bidang marketing

3. Mempunyai communication skill yang baik


(17)

Bagian Keuangan

1. Amanah & jujur

2. Berlatar belakang atau mempunyai pengalaman di bidang akuntansi dan

manajemen keuangan

3. Cermat dan teliti

4. Mampu bekerjasama dalam tim

Bagian Pendayagunaan

1. Amanah & jujur

2. Berlatar belakang community development atau memiliki kecenderungan

atau pengalaman di bidang community development

3. Mampu bekerjasama dalam tim

Dalam hal sumber daya keuangan, yang dimaksud dengan sumber daya keuangan ini adalah kas, sebagai pendukung program. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, yang dimaksud dengan kas adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan.

Sememtara itu sumber pendapatan utama organisasi nirlaba (LSM) biasanya bersumber dari sumbangan para donator. Dalam hal ini (lembaga amil zakat), pendapatan utama untuk membiayai program yang ada berasal dari penghimpunan zakat, infak, shaqah, dan wakaf baik secara individu maupun corporate. Yang


(18)

mana dalam hal pengawasannya, sumber daya keuangan ini melalui mekanisme anggaran (budgeting).

I.5.1.5 Komunikasi Organisasi

Efektifitas dan efisiensi suatu program lembaga/instansi ataupun organisasi, terletak pada salah satu faktor yaitu proses komunikasi. Proses komunikasi memungkinkan para pelaksana program ataupun pimpinan puncak untuk melaksanakan tugas-tugas mereka. Informasi harus dikomunikasikan kepada pimpinan agar mereka mempunyai dasar perencanaan, rencana-rencana harus dikomunikaikan kepada pihak lain agar dilaksanakan.

Komunikasi (Handoko, 1995 :272) adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain. Perpindahan pengertian tersebut melibatkan lebih dari sekedar kata-kata yang digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, dan sebagainya.

Beberapa faktor yang mempengaruhi efektifitas komunikasi organisasi, menurut Raymond (Handoko, 1995 :277), yaitu ; pertama saluran komunikasi formal, kedua struktur wewenang organisasi, ketiga spesialisasi jabatan, dan keempat pemilikan informasi.

Saluran komunikasi organisasi formal ditentukan oleh organisasi itu sendiri. Beberapa tipe saluran komunikasi organisasi secara formal pada dasarnya bersifat vertikal, lateral ataupun diagonal.


(19)

Komunikasi secara vertikal memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah, dari atas ke bawah atau bawah ke atas (downward or upward communication). Dengan kata lain pimpinan dapat memberi pengarahan, informasi, instruksi, saran dan penilaian kepada bawahan dan serta bawahan dapat pula berkoordinasi dengan atasan mengenai permasalahan-permasalahan yang terjadi di tahap pelaksanaan. Komunikasi ini dipandang cukup efektif ddibandingkan dengan komunikasi diagonal dan lateral.

I.5.2 Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

I.5.2.1 Program Sinergi Pemberdayaan Ekonomi (PROSPEK)

Untuk mengatasi masalah kemiskinan dan ketimpangan dalam distribusi pendapatan (khususnya umat muslim), harus dilakukan upaya pendekatan melalui program yang integral, salah satunya dari sisi ekonomi, dalam masyarakat tersebut.

Lembaga Amil Zakat dan Pebangunan Ummat harus berperan aktif dalam membantu pemerintah untuk mengatasi permasalahan-permasalahan kemiskinan tersebut. Yang mana dalam hal pendanaan program pemberdayaan ekonomi masyarakat tersebut berasal dari sebagaian dana zakat, infak shadaqah (ZIS) atau bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang memiliki tanggung jawab sosial terhadap lingkungan sekitar perusahaan tersebut atau dengan menggunakan dana


(20)

CSR (Corporate Social Responsibility) yang ikut terlibat untuk membantu masyarakat miskin dalam rangka meningkatkan taraf hidup mereka.

Program Sinergi Pemberdayaan Ekonomi (PROSPEK) adalah salah satu implementasi kebijakan yang diamil oleh Lembaga Amil Zakat dan Pembangunan Ummat Pos Keadilan Peduli Ummat untuk membantu pemerintah dalam program pengentasan kemiskinan. Program yang dilakukan berkelompok, yang dikenal dengan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), diharapkan bisa mendidik dan memberikan pelajaran kepada para anggotanya bagaimana mereka harus bekerjasama, mengelola modal yang diberikan dan merencanakan masa depan keluarganya dengan aktivitas menabung. Adapun sasaran dari program PROSPEK adalah para pedagang kecil, warung, home industry, petani, peternak, nelayan, tukang ojek, tukang sapu serta buruh.

I.5.2.2 Karakteristik Program PROSPEK

Untuk membedakan program ini dengan program sejenis lainnya, dan atau dari lembaga swadaya masyarakat lain, program ini memiliki karakteristik tersendiri, antara lain :

1. Untuk mempertahankan Program Prospek, diperlukan break even dalam setiap pengelolaan. Yang mana bagi hasil (keuntungan) yang diperoleh dari program ini harus dapat diditribusikan kembali kepada masyarakat.


(21)

2. Melibatkan partispasi masyarakat baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan program dilakukan.

3. Terdapat kegiatan pelatihan dan pembangunan fisik (termasuk di dalamnya pengembangan usaha), yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

4. Memaksimalkan sumber daya, khususnya hal dana, baik yang berasal dari pemerintah, swasta, maupun sumber-sumber lainnya.

5. Lebih memfungsikan sebagai “catalyst” yang menghubungkan antara kepentingan pemerintah yang bersifat makro, dan kepentingan masyarakat yang bersifat mikro.

6. Terdapat pengembangan mental dan ruhani yang dilakukan melalui program pengajian pekanan oleh fasilitator yang ditunjuk.

I.5.2.3 Standar Operasional dan Prosedur Program

Dalam pengelolaannya program PROSPEK dilakukan berdasarkan petunjuk pelaksanaan yang telah ditetapkan sebelumnya, dengan tujuan untuk mempermudah mengontrol perkembangan dari Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dan mengevaluasinya secara berkesinambungan. Petunjuk pelaksanaan tersebut dapat digambarkan dalam skema berikut :


(22)

Badan Keswadayaan Masyarakat

Fasilitator/ Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)/ Pendamping Koperasi Bersama (Kube)

Masyarakat Lokasi Penerima Bantuan

Sumber : Petunjuk Pelaksanaan PROSPEK PKPU Keterangan :

: Alur Koordinasi, Pengawsan dan Pembinaan : Alur Usulan

: Sub Satuan Wilayah Kerja : Satuan Wilayah Kerja

Project Management Unit

Konsultan Manajemen Pusat

Konsultan Manajemen Pusat

Konsultan Manajemen Pusat


(23)

Selanjutnya Petunjuk Pelaksanaan tersebut dijabarkan lebih mendetail kembali dalam satuan Petunjuk Pelaksanaan Program Pemberdayaan Ekonomi (PROSPEK) yang digambarkan dalam flowchart berikut ini:

Sumber : Petunjuk Teknis PROSPEK PKPU Keterangan :

: Garis Koord. Dan Tanggung Jawab : Garis Kemitraan

: Mekanisme Pengguliran Dana

Mitra/Donatur PKPU

Forum Silahturahim KSM/Fasilitator

KSM KSM KSM


(24)

I.5.2.3 Standar Evaluasi Program

Untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan program, LAZ-PU Pos Keadilan Peduli Ummat memiliki standar Operasional Pelaksanaan yang mana nanti akan meningkatkan status anggota KSM dari mustahik menjadi muzzaki. Satndar tersebut meliputi beberapa bidang usaha pokok (BPH), antara lain :

1) Bidang Organisasi

a. Memiliki Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga

b. Pertemuan rutin sepekan dengan agenda BALAM (Berbagi Pengalaman) pengajian, penyetoran tabungan, angsuran pinjaman dan infak

c. Mempunyai papan nama, stempel, dan sekretariatan

d. Memiliki struktur organisasi KSM yang terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, unit pengelola simpan pinjam dan diawasi Badan Pemeriksa dari salah satu anggota

2) Bidang Administrasi

a. Sudah memiliki perangkat administrasi organisasi terdiri dari Buku Daftar Anggota, Buku Pengurus, Buku Daftar Hadir, Buku Kegiatan, Buku Notulen rapat, Buku Tamu dan Kartu Anggota b. Sudah memiliki perangkat administrasi keuangan, berupa Buku

Kas Harian, Buku Rekapitulsi Kas, Buku Tabungan Anggota, Laporan Rugi Laba dan Neraca.


(25)

3) Bidang Usaha Permodalan

a. Penambahan dana bergulir melalui kegiatan menabung para anggota

4) Bidang Usaha Produktif

a. Mengelola usaha kelompok berupa simpan pinjam b. Membantu pemodalan dan pengembangan usaha anggota 5) Bidang Usaha Akseptasi dan Jejaring

a. Penambahan anggota dari 10 orang menjadi 12 orang b. Pembagian Bingkisan Hari Raya

c. Pemberian Beasiswa Anak Sekolah d. Pengajian Keluarga KSM

e. Terbentuknya anggota FKKSM (Forum Komunikasi KSM)

I.5.3 Perencanaan Strategis LSM

Organisasi yang baik adalah yang memiliki tujuan jelas berdasarkan visi dan misi yang disepakati oleh para pendirinya. Untuk mewujudkan tujuan tersebut dibutuhkan cara untuk mencapainya, yang lazim disebut sebagai strategi. Selanjutnya disusun rencana, seperangkat kebijakan, tahap-tahap pencapaian,organisasi dan personalia yang mengisinya, anggaran, dan program aksi.


(26)

Yang mana, strategi pada dsarnya adalah penentuan cara yang harus ditempuh agar memungkinkan memperoleh hasil yang maksimal, efektif dan dalam jangka waktu yang relatif singkat serta tepat menuju tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.

Dalam rangka menjaga keberlanjutan Lembaga Swadaya Masyarakat, pemahaman eksplisit tentang maksud nilai-nilai organisasi, bahan evaluasi untuk menilai hasil dan serta sebagai informasi yang dapat digunakan untuk memasarkan organisasi tersebut, maka adalah sangat diperlukan untuk membuat suatu perencanaan strategis. Yang mana, perencanaan strategis ini tidaklah meramalkan masa depan atau membuat keputusan yang tak dapat diubah, bukan sebagai pengganti pertimbangan, serta tidak selalu sebuah proses linier.

Oleh karena hal tersebut diataslah, maka proses perencanaan startegis harus dilakukan, melalui beberapa tahapan menurut Allison (2005 : 14) :

1. Bersiap-siap

Adalah proses menrinci syarat-syarat kerja awal ataupun ancaman-ancaman yang mungkin terjadi, juga merupakan proses keterlibatan langsung perencanaan dari pengambil keputusan puncak.

2. Mempertegas Visi dan misi

Adalah proses untuk menilai kembali tentang tujuan dan kegiatan-kegiatan yang harus dicapai oleh organisasi bersangkutan


(27)

Adalah proses untuk menilai kesiapan dari lingkungan internal maupun eksternal organisasi terhadap kebijakan/program yang dilakukan.

4. Menyepakati prioritas-prioritas

Adalah proses mengumpulkan informasi-informasi baru untuk menghasilkan keputusan dan menentukan kriteria dan pilihan-pilihan prioritas dan cadangan kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.

5. Penulisan Rencana Strategis

Adalah proses memproyeksikan kekuatan, kelemahan, ancaman, dan peluang yang akan terjadi jika suatu program dilaksanakan bagi organisasi bersangkutan.

6. Melaksanakan Rencana Strategis

Adalah proses pelaksanaan dari susunan rencana-rencana organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

7. Memantau dan mengevaluasi

Adalah proses pemantauan dan penilian atas kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.

I.6 Definisi Konsep


(28)

kelompok, atau individu tertentu (Singarimbun, 1989 :34). Oleh karena itu untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang akan diteliti, maka penulis mengemukakan definisi konsep yaitu :

Implementasi Kebijakan Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Masyarakat di Lembaga Amil Zakat dan Pengembangan Ummat (LAZ-PU) Pos Keadilan Peduli Ummat dalam rangka membantu pemerintah pada program pengentasan kemiskinan, peningkatan pendapatan masyarakat, dan distribusi pendapatan yang adil dan sejahtera.

I.7 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah unsur-unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana suatu variabel sehingga dengan pengukuran tersebut dapat diketahui indikator-indikator apa saja untuk mendukung analisa dari variabel-variabel tersebut (Singarimbun, 1989 : 46).

Adapun yang menjadi definisi operasional dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu Implementasi Kebijakan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat pada Lembaga Amil Zakat dan Pengembangan Ummat (LAZ-PU) Pos Keadilan Peduli Ummat Cabang Sumatera Utara. Dengan indikator adalah :

a. Organisasi yaitu lembaga yang menjalankan proses program kebijakan pemberdayaan ekonomi masyarakat, dalam hal ini adalah Lembaga Amil


(29)

Zakat dan Pengembangan Ummat (LAZ-PU) Pos Keadilan Peduli Ummat. Indikatornya adalah :

- Kejelasan struktur organisasi

- Kejelasan tugas pokok dan fungsi organisasi - Kejelasan alur koordinasi

- Kejelasan desentralisasi pengambilan keputusan b. Ketersediaan sumber daya

- Adanya perangkat Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis program - Adanya sumber daya manusia yang mengelola program

- Adanya biaya yang memadai

- Adanya fasilitas penunjang program c. Standar operasional dan prosedur

- Adanya standar operasional program - Adanya standar prosedur program d. Kejelasan Kebijakan

- Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat

- Keputusan Menteri Agama No. 581 Tahun 1999 tentang Pelaksanaan Undang-undang NO. 39 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat

- Keputusan Menteri Agama No. 41 Tahun 2001 tentang Lembaga Amil Zakat (LAZ) Pos Keadilan Peduli Ummat


(30)

- Keputusan Dinas Sosial Sumatera Utara No. 467.6/2308 Tahun 2007 tentang Lembaga Amil Zakat Pos Keadilan Peduli Ummat Cabang Sumatera Utara

e. Kejelasan komunikasi organisasi

- Adanya saluran komunikasi vertikal - Adanya saluran komunikasi horizontal - Adanya saluran komunikasi diagonal


(31)

I.8 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, kerangka teori, definisi konsep, definisi operasional dan sistematika penulisan.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang gambaran atau karakteristik lokasi penelitian berupa sejarah singkat, visi, dan misi serta struktur organisasi

BAB IV PENYAJIAN DATA

Bab ini memuat hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan dan dokumentasi yang akan dianalisis.

BAB V ANALISA DATA

Bab ini memuat pembahasan atau interpretasi dari data-data yang disajikan pada bab sebelumnya

BAB VI PENUTUP


(32)

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN II.1 Bentuk Penelitian

Jika ditinjau dari perumusan masalah tersebut diatas, maka dalam penelitian ini dapat disebut sebagai penelitian eksploratif. Dimana dalam penelitian ini akan menjelaskan kedudukan-kedudukan variabel yang diteliti.

Penelitian eksploratif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan-hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesia. (Singarimbun, 1995:5)

II.2 Tempat Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil tempat penelitian di Lembaga Amil Zakat dan Pembangunan Ummat Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) Cabang Sumatera Utara.

II.3 Populasi dan sampel

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga. (Singarimbun, 1989 :152). Disamping itu populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005 : 11)


(33)

Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai LAZ-PU Pos Keadilan Peduli Ummat yang jumlahnya 6 (enam) orang.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut., yang diambil secara representatif dari populasi tersebut. Dalam penelitian ini menggunakan Random Sampling, dimana penentuan sampel dilakukan atas pertimbangan tertentu. Maka, dalam penelitian ini yang akan menjadi sampel adalah keseluruhan fungsionaris Lembaga Amil Zakat dan Pengembanggan Ummat Pos Keadilan Peduli Ummat sebanyak 6 (enam) orang. Dan sebagai key informan adalah Kepala Cabang Lembaga Amil Zakat dan Pengembangan Ummat Pos Keadilan Sumatera Utara.

II.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data penelitian, terutama untuk penelitian deskriptif, peneliti akan melakukan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

a. Teknik Pengumpulan Data Primer yaitu :

1. Wawancara Mendalam (Depth Interview yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya-jawab secara langsung kepada pihak-pihak yang terkait secara mendalam.

2. Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan pengamatan langsung terhadap sejumlah acuan yang berkenaan dengan topik di


(34)

b. Teknik Pengumpulan Data Sekunder yaitu :

1. Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan atau dokumen yang ada dilokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang relevan dengan obyek penelitian

2. Studi Kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan berbagai literatur, seperti buku ; majalah ; jurnal ; dan laporan penelitian serta yang lainnya.

II.5 Teknik Analisa Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisa data kualitatif untuk menjelaskan data yang telah dikumpulkan. Teknik analisa kualitatif adalah teknik menganalisa data dengan cara berdasarkan kemampuan nalar peneliti, data dan informasi sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang objek yang diteliti dan kemudian diambil kesimpulan. Dilakukan dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.


(35)

BAB III

DESKRIPSI TEMPAT PENELITIAN III.1 Sejarah Singkat

Krisis yang terjadi pada 1997 mempengaruhi kondisi perekonomian bangsa dan rakyat Indonesia. Menyikapi krisis yang berkembang, 17 September 1998, sejumlah anak-anak muda yang enerjik melakukan aksi sosial disebagian besar wilayah Indonesia.

Menindak lanjuti aksinya, mereka kemudian menggagas entitas kepedulian publik yang bisa bergerak secara sistematis. Maka pada 10 Desember 1999 lahirlah lembaga sosial yang bernama Pos Keadilan Peduli Ummat.

Dalam perkembangannya, PKPU menyadari bahwa potensi dana ummat yang berasal dari Zakat, Infaq dan Shadaqah sangat besar. Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia bisa mengoptimalkan dana ZIS-nya untuk memberdayakan masyarakat miskin.

Pada 8 Oktober 2001, PKPU mendapat pengukuhan sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional sesuai dengan SK. Menteri Agama RI No 441. Yang diperkuat dengan Surat Keputusan Dinas Sosial Propinsi Sumatera Utara No. 467.6/2308 pada Tahun 2007. Hal itu membuktikan bahwa kepercayaan masyarakat kepada PKPU semakin besar.


(36)

III.2 Komitmen Lembaga

Dalam rangka memfasilitasi antara dermawan (aghniya) disatu pihak dengan fakir miskin (dhuafa) dilain pihak, kerja yang Amanah dan Profesional merupakan keharusan bahkan tuntutan yang kami wujudkan dalam kultur dan etos kerja lembaga. Menunaikan dan menyampaikan kewajiban serta hak sesuai dengan amanah secara profesional, adil dan transparan hingga kepercayaan donatur dan bantuan yang diberikan pada dhuafa meningkat menjadi harapan PKPU.

III.3 Visi , Misi, Logo Lembaga

Visi LAZ-PU Pos Keadilan Peduli Ummat :

“Menjadi Lembaga Terpercaya Dalam Membangun Kemandirian”

Misi LAZ-PU Pos Keadilan Peduli Ummat:

1. Mendayagunakan program rescue, rehabilitasi dan pemberdayaan untuk mengembangkan kemandirian.

2. Mengembangkan kemitraan dnegan masyarakat, perusahaan, pemerintah, dan lembaga swadaya dalam dan luar negeri.

3. Memberikan pelayanan informasi, edukasi, dan advokasi kepada penerima manfaat (beneficiaries)


(37)

Logo LAZ-PU Pos Keadilan Peduli Ummat

III.4 Aktivitas & Program Lembaga

Untuk merealisasikan visi dan misi tersebut. Pos Keadilan Peduli Ummat, mempunyai 4 strategi pemberdayaan ummat yaitu:

1. Pengumpulan Dana dan Bantuan Masyarakat a. Zakat, Infaq, Shodaqah (ZIS) dan Wakaf b. Dana Khusus bencana kemanusiaan

c. Pakaian, bahan makanan (sembako) dan obat-obatan. d. Hewan qurban

2. Misi Penyelamatan Kemanusiaan

a. Daerah-daerah konflik (Maluku, Maluku Utara, Poso, Aceh, dll) b. Daerah-daerah bencana alam

c. Daerah kritis dan minus 3. Rehabilitasi Kemanusiaan

a. Rehabilitasi fasilitas kesehatan dan air bersih b. Rehabilitasi fasilitas pendidikan


(38)

d. Rehabilitasi fasilitas ekonomi 4. Pembangunan Masyarakat

a. Pemberdayaan ekonomi ummat b. Pendidikan alternatif

c. Pembangunan pelayanan kesehatan mandiri d. Distribusi hewan qurban

Keseluruhan aktivitas tersebut kami dedikasikan pada ummat dan rakyat Indonesia untuk bersama

" Menggugah Nurani Menebar Peduli "

Menggugah Nurani siapa saja, dimana saja dan kapan saja untuk Peduli pada nasib sesama dalam amal ibadah yang nyata, "karena yang terbaik diantara kita adalah yang paling besar kontribusinya terhadap sesama".

Adapun program lembaga LAZ-PU PKPU adalah sebagai berikut: 1. Peduli Pendidikan

 SWADAYA (Bea Siswa Dhu'afa dan Yatim)

Program beasiswa yang diperuntukkan bagi siswa tidak mampu


(39)

 SWADESI (Beasiswa Pendidikan Berprestasi).

Program beasiswa yang dipersembahkan kepada siswa tidak mampu yang berprestasi mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi.

 Diklat (Pendidikan Alternatif)

Program pendidikan alternatif dengan biaya gratis dan berkualitas yang diperuntukkan bagi anak-anak pengungsi, korban bencana, yatim dan dhu'afa.

2. Peduli Da'wah dan Sosial

 KKD (Kuliah Kerja Da'wah)

Program bagi calon da'I yang diterjunkan didaerah pasca bencana

 DUTA (Da'wah Nusantara)

Program pengiriman para da'I ke daerah terpencil di seluruh pelosok nusantara.

 MUSLIMS' VISION (Visi Para Muslim)

Program Pengajian Reguler lepas kerja bagi para eksekutif dan kaum profesional.

3. Peduli Kesehatan

 KLik Peduli (Klinik Peduli)

Program penyediaan klinik-klinik kesehatan didaerah-daerah miskin dan kurang terjangkau


(40)

 Pro Smiling (Program KeSehatan Masyarakat KeLiLing) Program pelayanan kesehatan masyarakat dengan biaya murah dan terjangkau. Guna melengkapi tingkat mobilitas pelayanan, kebutuhan wakaf tunai mobil ambulance dari para muzaki sangat diperlukan. 4. Peduli Ekonomi

 Program Sinergi Pemberdayaan Ekonomi (ProSPEK) Program pemberdayaan ekonomi usaha kecil melalui kelompok swadaya masyarakat. Kelompok-kelompok yang mendapat perhatian dalam program ini, kelompok petani gurem, peternak, pengrajin, pedagang kecil, tukang ojek dan nelayan.

III.5 Struktur Organisasi

Dalam LAZ-PU Pos Keadilan Peduli Ummat, struktur kantor pusat tersebut meliputi :

- Direktur Utama

- Deputi Direktur Utama - Direktur Pendayagunaan

- Direktur Pengembagan Sumber Daya Manusia & Organisasi (PSDMO)

- Direktur Keuangan - Direktur Penghimpunan


(41)

- Direktur Kemitraan Luar Negeri - Relawan

Sedangkan untuk kantor cabang Sumatera Utara, struktur organisasi tersebut meliputi antara lain :

- Kepala Cabang

- Kepala Administrasi dan Keuangan

- Kepala Penghimpunan dan Pendayagunaan - Relawan

Yang mana digambarkan berdasarkan bagan berikut

Sumber : LAZ-PU Pos Keadilan Peduli Ummat Sumut Kepala Cabang

Kepala Bagian Penghimpunan

dan Pendayagunaan

Kepala Bagian Administrasidan

Keuangan

Fasilitator Relawan


(42)

III.6 Sumber Daya

Yayasan Pos Keadilan Peduli Ummat Cabang Sumatera Utara hingga saat ini memiliki 5 (lima) orang karyawan, dengan status adalah sebagai karyawan kontrak ditambah dengan 1 (satu) orang relawan part timer. Sumber daya tersebut mengisi bagan-bagan struktur yang tersedia, dengan rincian: 1 (satu) orang Kepala Cabang, 1 (satu) orang Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan, 1 (satu) orang Kepala Bagian Penghimpunan dan Pendayagunaan, dan masing-masing 1 (satu) orang staf untuk Bagian Administrasi dan Keuangan dan Penghimpunan dan Pendayagunaan.

Sementara itu, untuk sumber daya keuangan yang terkait dengan Yayasan Pos Keadilan Peduli Ummat, laporan keuangan parsial komparatif (tahun 2005 & tahun 2006) lembaga yang telah diaudit akuntan publik, disajikan sebagai berikut:


(43)

2006 2005 (Dalam Rupiah) (Dalam Rupiah) PENERIMAAN

Penerimaan Dana Terikat

Zakat 9.929.756.539 7.038.524.001 Kemanusian 25.322.719.323 31.139.053.622 Kemitraan 2.746.082.811 2.406.923.867 Proyek 8.236.963.739 5.224.255.495 Wakaf 30.646.477 187.175.001 Dana Non Halal 486.361.796 177.780.048 Total Penerimaan Dana Terikat 46.752.530.685 46.173.712.034 PENYALURAN

Penyaluran Dana Terikat

Penyaluran Zakat 7.206.966.929 7.648.239.467 Penyaluran Kemanusian 24.142.140.557 21.205.581.439 Penyaluran Kemitraan 3.897.847.100 2.834.406.299 Penyaluran Proyek 7.219.100.629 5.074.923.738 Total Penyaluran Dana Terikat 42.466.055.215 36.763.150.943 Sumber : Jurnal PKPU, 2007


(44)

III.7 Standar Pelayanan

Dalam mengoptimalkan pelayanan kepada mustahik (kaum dhuafa), Yayasan Pos Keadilan Peduli Ummat memiliki standar pelayanan dan standar kerja berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, yang tercermin dalam nilai-nilai berikut

1. Mengutamakan kepercayaan 2. Akuntabilitas publik

3. Menjunjung tinggi profesionalitas kerja 4. Keterbukaan

5. Independensi,

6. Kemandirian dalam melaksanakan amal-amal kebajikan.

Yang selanjutnya, dijabarkan menjadi nilai-nilai organisasi, seperti berikut ini :

1. Jujur 2. Adil 3. Estetis 4. Persaudaraan 5. Ikhlas

6. Tanggung Jawab 7. Terbuka


(45)

9. Inovatif

Nilai-nilai tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari budaya coorporate dalam rangka penciptaan good coorporate gevernance, yang tercermin dalam setiap perilaku anggota organisasi.


(46)

BAB IV PENYAJIAN DATA

Berdasarkan dari hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan, maka diperolehlah data-data. Dalam wawancara (daftar pertanyaan terlampir) yang dilakukan dengan Kepala Cabang PKPU Sumatera Utara (sebagai key informan) dapat dijelaskan sebagai berikut:

Struktur Organisasi

Berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 581 tahun 1999 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999, dijelaskankan bahwa yang dimaksud dengan lembaga amil sakat adalah institusi pengelola zakat yang sepenuhnya dibentuk atas prakarsa masyarakat dan oleh masyarakat yang bergerak di bidang dakwah, pendidikan, sosial dan kemaslahatan umat Islam. Hal ini diperkuat oleh Anggaran Dasar Yayasan Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) pasl 6, yang menyatakan bahwa yayasan PKPU adalah organisasi sosial yang mengutamakan kepercayaan, akuntabilitas publik, menjunjung tinggi profesionalitas kerja, keterbukaan, independensi, dan kemandirian dalam melaksanakan amal-amal kebajikan.

Dalam hal susunan organisasi, Keputusan Menteri Agama RI pasal 2 selanjutnya menjelaskan bahwa Lembaga Amil Zakat meliputi Lembaga Amil Zakat Nasional, Lembaga Amil Zakat daerah propinsi, Lembaga Amil Zakat daerah kabupaten/kota, dan Lembaga Amil Zakat kecamatan. Dalam konteks


(47)

Lembaga Amil Zakat Pos Keadilan Peduli Ummat Sumatera Utara, lembaga ini berkedudukan hukum (sebagai kantor pusat) di Jakarta yang mana pada 8 Oktober 2001, PKPU mendapat pengukuhan sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional sesuai dengan SK. Menteri Agama RI No 441. Yang diperkuat dengan Surat Keputusan Dinas Sosial Propinsi Sumatera Utara No. 467.6/2308 pada Tahun 2007, untuk kedudukan PKPU Cabang Sumatera Utara.

Struktur organisasi Lembaga Amil zakat Pos Keadilan Peduli Ummat, memiliki komponen-komponen yang terdiri dari :

1. Badan Pembina (berada di Jakarta) 2. Badan Pengawas (berada di Jakarta)

3. Badan Pengurus (berada di daerah seluruh nusantara, termasuk Sumatera Utara)

Di Lembaga Amil Zakat dan Pengembangan Ummat Pos Keadilan Peduli Ummat Sumatera Utara, struktur badan pengurus harian tersebut meliputi komponen sebagai berikut ; 1 (satu) orang kepala cabang, 1 (orang) kepala penghimpunan dan pendayagunaan, 1 (satu) orang kepala administrasi dan keuangan, dan masing-masing 1 (satu) orang staf penghimpunan pendayagunaan dan staf administrasi keuangan. Yang mana tugas dan fungsi utama kantor cabang di daerah, termasuk Sumatera Utara adalah sebagai perpanjang tangan kantor pusat untuk mengkomunikasikan aktivitas lembaga ke berbagai mitra strategis di


(48)

daerah dan mengembangkan organisasi secara bertahap sesuai dnegan bidang kerja lembaga.

Struktur organisasi Lembaga Amil Zakat dan Pengembangan Ummat Pos Keadilan Peduli Ummat Cabang Sumatera Utara dapat digambarkan sebagai berikut :

Secara tugas dan fungsi, masing-masing komponen struktur tersebut dijabarkan sebagai berikut:

A. Kepala Cabang Tugas:

1. Melaksanakan dan mensosialisasikan ketetpan organisasi, hasil-hasil musyawarah pusat/nasional dan hasil-hasil rapat kerja nasional.

Kepala Cabang

Kepala Bagian Penghimpunan

dan Pendayagunaan

Kepala Bagian Administrasidan

Keuangan

Fasilitator Relawan


(49)

2. Membuat program kerja dan anggaran, berdasarkan dan atau tanpa berdasarkan hasil-hasil rapat pusat/nasional 3. Melakukan koordinasi dan mensosialisasikan program kerja

dan anggaran pada struktur organisasi di daerah.

4. Melakukan koordinasi dan pembuatan laporan pertangungjawaban atas aktifitas kantor cabang kepada kantor pusat untuk setiap bulannya.

Fungsi:

1. Sebagai perwakilan pihak manajemen pusat di daerah 2. Sebagai pengambil keputusan di tingkat organisasi daerah

B. Kepala Bagian Penghimpunan dan Pendayagunaan Tugas:

1. Melakukan penghimpunan dana zakat, hibah, wakaf, infak dan shadaqah dari perorangan maupun dari koorporasi

2. Melakukan kegiatan pemasaran baik kepada pihak perorangan maupun koorporasi

3. Melakukan penyaluran dan pendayagunaan zakat, infak, shadaqah, wakaf dan hibah kepada masyarakat dalam bentuk program yang terstruktur


(50)

Fungsi:

1. Sebagai pemasar prouduk dan jasa lembaga dan pencitra lembaga di pihak eksternal

2. Sebagai fasilitator antara masyarakat penerima bantuan dengan lembaga

C. Kepala Administrasi dan Keuangan Tugas:

1. Melakukan kegiatan administrasi yang berhubungan dengan manajemen lembaga

2. Melakukan pembukuan, pencatatan dan pengarsipan atas transaksi yang terjadi pada lembaga

3. Bertanggung jawab atas kerumahtanggaan Fungsi:

1. Sebagai pembuat kebijakn administrasi dan keuangan 2. Sebagai Penangungjawab Kerumahtanggan

D. Fasilitator/Staf PHP Tugas

1. Melakukan penyaluran dan pendayagunaan zakat, infak, shadaqah, wakaf dan hibah kepada masyarakat dalam bentuk program yang terstruktur


(51)

Fungsi:

1. Sebagai fasilitator antara masyarakat penerima bantuan dengan lembaga

E. Staf Administrasi dan Keuangan Tugas:

1. Melakukan kegiatan administrasi yang berhubungan dengan manajemen lembaga

2. Melakukan pembukuan, pencatatan dan pengarsipan atas transaksi yang terjadi pada lembaga

Sumber Daya

Prorgam Prospek dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan oleh Kepala Bagian Penghimpunan dan Pendayagunaan, sebagai pelaksana teknis utama. Ditambah dengan dua orang fasilator pada tingkat daerah penerima bantuan bertujuan untuk bertindak sebagai pengawas dan pengembang Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang dibentuk, serta sebagai pendamping anggota Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dari segi ruhani.

Program Sinergi Pemberdayaan Ekonomi (PROSPEK) adalah program pemberdayaan ekonomi berbasis masyarakat, yang mana diharapkan bisa mendidik dan memberikan pelajaran kepada para anggota masyarakat bagaimana mereka harus bekerjasam, mengelola modal yang diberikan dan merencanakan


(52)

masa depan keluarganya dengan akivitas menabung. Program ini biasa dikenal dengan nama Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).

Program Prospek ini dilakukan berdasarkan hasil kerjasama antara LAZ-PU Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) Cabang Sumatera dengan PT Indosat, Tbk Sumatera Utara, diimplementasikan pada tahun 2006-2007, dengan memanfaatkan sumber dana dari penghimpunan zakat, infak dan shadaqah para karyawan dan karyawati PT Indosat, Tbk tersebut. Kerjasama ini dilakukan berdasarkan Memorandum of Understanding (MoU), antara PKPU dengan PT Indosat, Tbk, dengan nomor MOU-01/PKPU.11/III/E/2006 dengan jenis usaha berupa pertambakan ikan kerapu. Dengan total seluruh dana yang akan digulirkan sebesar RP 56.700.000 (Lima Puluh Enam Juta Tujuh Ratus Ribu Rupiah), yang akan dilakukan dalam beberapa tahap. Selain untuk bantuan dana bergulir, dana tersebut juga dimanfaatkan untuk Program Beasiswa dan Program Kesehatan, yang menjadi bagian yang terintegrasi dalam Program Prospek.

Dalam hal sarana dan sarana pendukung, pelaksanaan program ini hanya mengandalkan transportasi air laut untuk mencapai daerah penerima bantuan. Hal ini mengingat kondisi geografis penerima bantuan yang terletak, tepat berbatasan dengan Samudra Hindia. Tidak ada akses lain yang dapat dimungkinkan untuk mencapai daerah penerima bantuan.


(53)

Standar dan Prosedur Operasional

Dalam hal pelaksanaan program Prospek, sebagai pelaksana teknis adalah Kepala Bagian Penghimpunan dan Pendayagunaan yang dibantu dengan dua orang fasilatator pada tingkat daerah penerima bantuan. Yang mana dalam pengadaan sumber daya manusia, seluruhnya terkonsentrasi pada kantor pusat di Jakarta, termasuk fasilitaor program. Dalam pelaksanaan, pelaksana teknis haruslah mengacu kepada Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Program, yang tercermin dalam skema berikut:


(54)

Badan Keswadayaan Masyarakat

Fasilitator Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)/ Koperasi Bersama (Kube)

Masyarakat Lokasi Penerima Bantuan

Petunjuk Pelaksanaan PROSPEK Keterangan :

: Alur Koordinasi, Pengawsan dan Pembinaan : Alur Usulan

: Sub Satuan Wilayah Kerja : Satuan Wilayah Kerja

Project Management Unit

Konsultan Manajemen Pusat

Konsultan Manajemen Pusat

Konsultan Manajemen Pusat


(55)

Petunjuk teknis Keterangan :

: Garis Koord. Dan Tanggung Jawab : Garis Kemitraan

: Mekanisme Pengguliran Dana

Mitra/Donatur PKPU

Forum Silahturahim KSM/Fasilitator

KSM KSM KSM


(56)

Berdasarkan Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Program, aktifitas-aktifitas yang dilakukan, dapat dijabarkan sebagai berikut:

I. Tahap Persiapan Kegiatan, meliputi:

1. Penentuan Daerah Sasaran Program, terdiri dari kegiatan survey lokasi, identifikasi masalah dan potensi, analisa sosial-ekonomi, dan penjajagan kebutuhan.

2. Penyiapan Tenaga Pendamping, terdiri dari kegiatan Rekrutmen Pendamping, Pembekalan Pendamping, dan Pendampingan KSM

II. Tahap Pelaksanaan Kegiatan, meliputi:

1. Sosialisasi Program, terdiri dari kegiatan penyampaian konsep program pada daerah sasaran, penyebaran pengumuman tenatang program di daerah sasaran, dan pelaksanaan pelayanan kesehatan gratis.

2. Seleksi dan Rekrutmen Peserta Program

Untuk tahap ini, Lembaga Amil Zakat dan Penggembangan Ummat Pos Keadilan Peduli Ummat Sumatera Utara, menentukan persyaratan admnistratif untuk menjadi peserta program. Persyaratan Administratif tersebut antara lain:

a. Melampirkan Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) pasangan suami dan istri (bagi sudah menikah) atau


(57)

fotocopy KTP penjamin dari yang bersangkutan (bagi yang belum meikah).

b. Melampirkan fotocopy Kartu Keluarga

c. Melampirkan Surat Keterangan Miskin dari pejabat berwenang didaerah setempat

d. Melampirkan Proposal sederhana atas usaha e. Pas foto berwarna

f. Surat Pernyataan tentang kesedian mengikuti ketentuan yang berlaku dalam program tersebut.

3. Pembentukan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)

Dalam pembentukan KSM ini, PKPU menentukan anggota sebanyak 10 (sepuluh) orang per kelompok. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan fasilitaor dan pendaping untuk mengadakan evaluasi dan pengawasan yang berkesinambungan.

4. Pendampingan Awal, terdiri dari kegiatan penguatan 5 (lima) BHP dan penmguatan organisasi, Pelatihan Pengaturan ekonomi Rumah Tangga, dan Pelatihan Dasar-dasar Manajemen KSM.


(58)

Pada tahapan ini, modal bergulir yang di salurkan pada KSM di Desa Jaring Halus adalah sebesar RP 30.000.000 (tiga puluh juta rupiah), yang kesemuanya diperuntukkan untuk modal keramba ikan kerapu.

6. Pendampingan Rutin, terdiri dari kegiatan monitoring dan evaluasi serta kegiatan pembinaan ruhani yang dilakukan oleh fasilatator.

III. Tahap Technical Assistance And Management Support, meliputi: 1. Pelaporan Pelaksanaan Program

Dalam hal pengukuran keberhasilan program Prospek ini, LAZ-PU Pos Keadilan Peduli Ummat, yang akan terus dievaluasi untuk pelaksanaan program sejenis dimasa datang, yang dijjabarkan dalam beberapa indikator berikut

1. Bidang Organisasi

a. Memiliki Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga

b. Pertemuan rutin sepekan dengan agenda BALAM (Berbagi Pengalaman) pengajian, penyetoran tabungan, angsuran pinjaman dan infak

c. Mempunyai papan nama, stempel, dan sekretariatan

d. Memiliki struktur organisasi KSM yang terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, unit pengelola simpan pinjam dan diawasi Badan Pemeriksa dari salah satu anggota


(59)

2. Bidang Administrasi

a. Sudah memiliki perangkat administrasi organisasi terdiri dari Buku Daftar Anggota, Buku Pengurus, Buku Daftar Hadir, Buku Kegiatan, Buku Notulen rapat, Buku Tamu dan Kartu Anggota b. Sudah memiliki perangkat administrasi keuangan, berupa Buku

Kas Harian, Buku Rekapitulsi Kas, Buku Tabungan Anggota, Laporan Rugi Laba dan Neraca.

3. Bidang Usaha Permodalan

a. Penambahan dana bergulir melalui kegiatan menabung para anggota

4. Bidang Usaha Produktif

a. Mengelola usaha kelompok berupa simpan pinjam b. Membantu pemodalan dan pengembangan usaha anggota 5. Bidang Usaha Akseptasi dan Jejaring

a. Penambahan anggota dari 10 orang menjadi 12 orang b. Pembagian Bingkisan Hari Raya

c. Pemberian Beasiswa Anak Sekolah d. Pengajian Keluarga KSM


(60)

Kebijakan

Dalam hal kebijakan pengelolaan zakat, pemerintah mengaturnya dalam Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat. Yang selanjutnya dipertegas kembali melalui Keputusan Menteri Agama Nomor 581 tahun 1999 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999. Untuk memperkuat kedudukan tentang lembaga pengelola zakat, khususnya Pos Keadilan Peduli Ummat, pemerintah melalui Menteri Agama telah mengeluarkan Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No 441, pada tanggal 8 Oktober 2001. yang selanjutnya dipertegas kembali melalui Surat Keputusan Dinas Sosial Propinsi Sumatera Utara No.467.6/2308 tahun 2007.

Komunikasi Organisasi

Dalam pelaksanaan Program Prospek, Lembaga Amil Zakat Pos Keadilan Peduli Ummat melakukan komunikasi 2 (dua) arah yaitu secara vertikal dan horizontal serta komunikasi secara diagonal yang dilakukan dengan lembaga yang terkait dengan program Prospek tersebut. Secara internal fungsi konsultatif dan insturuksi dilaksanakan sebulan sekali untuk mengevaluasi perkembangan dan pengawasan yang terkait dengan program. Kepala Bagian Penghimpunan dan Pendayagunaan bertanggungjawab secara langsung atas program Prospek. Selanjtnya untuk komunikasi pada tingkat eksternal, Lembaga Amil Zakat Pos Keadilan Peduli Ummat melakukan komunikasi dengan beberapa lembaga terkait


(61)

Diantara lembaga tersebut adalah PT Indosat, Tbk, Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara, Dinas Perikanan Kabupaten Langkat, dan Kepala Desa Jaring Halus Kabupaten Langkat. Hal ini dilakukan sebagai koordinasi atas pelaksanaan program yang digulirkan di Desa Jaring Halus tersebut.


(62)

BAB V ANALISA DATA

Dengan menggunakan instrumen penelitian diperoleh data varibel yaitu data Struktur Organisasi, Sumber Daya, Standar Operasional, Kebijakan, dan Komunikasi Organisasi. Berdasarkan pengolahan data, akan diuraikan tentang analisa data.

Struktur Organisasi

Yang dimaksud dengan struktur organisasi disini adalah Badan Pelaksana Harian PKPU Cabang. Dimana, berdasarkan Anggaran Rumah Tangga pasal 4 ayat 1 , didefinisikan sebagai pelaksana harian cabang yang dibentuk oleh Pelaksana Harian Pusat dengan persetujuan Pengurus Yayasan, yang masa jabatannya disesuaikan dengan kebutuhan cabang, target, dan perkembangan organisasi di sebuah wilayah tertentu melalui evaluasi berkelanjutan.

Tugas dan kewajiban pengurus cabang dijabarkan melalui Anggaran Rumah Tangga pasal 4 ayat 5, yang meliputi antara lain:

i. Melaksanakan hasil-hasil ketetapan musyawarah, kebijaksanaan dan program kerja nasional organisasi serta ketentuan atau ketetapan-ketetapan organisasi lainnya;


(63)

iii. Pengurus Pelaksana tingkat cabang baru tidak dapat menjalankan tugasnya setelah mendapatkan Surat Keputusan pengangkatan dari Pelaksana Harian Tingkat Pusat

iv. Prosedur lainnya terkait dengan cabang akan diatur dalam ketetapan-ketetapan organisasi.

Struktur organisasi yang ada pada Lembaga Amil Zakat dan Pengembangan Ummat Pos Keadilan Peduli Ummat Sumatera Utara adalah bersifat ”minimalis”, bagan organisasi terlampir, yang terdiri dari:

1. Kepala Cabang

2. Kepala Admnistrasi dan Keuangan

3. Kepala Penghimpunan dan Pendayagunaan 4. Staf Penghimpunan dan Pendayagunaan 5. Relawan

Dalam struktur organisasi tersebut, terdapat kejelasan tentang tugas dan fungsi dari masing-masing bagian. Satuan tugas dan fungsi tersebut memiliki kewenangan dan otorisasi tersendiri. Artinya Lembaga Amil Zakat Pos Keadilan Peduli Ummat Sumatera Utara mengoptimalkan fungsi desentralisasi wewenang dan tanggung jawab atas keputusan, dengan mengabaikan komunikasi yang bersifat koordinatif dan konsultatif kepada struktur diatas ataupun pada struktur lembaga yang setingkat. Sifat struktur tersebut adalah komando. Artinya


(64)

tidak menutup kemungkinan adanya komunikasi yang bersifat konsultatif dan koordinatif.

Sumber Daya

Sumber daya ini meliputi sumber daya manusia, sumber daya dana dan sumber daya sarana prasarana. Dari segi sumber daya manusia, penempatan orang-orang pada satuan unit kerja yang ada dilakukan melalui rekuitment yang terarah. Perekrutan tersebut dilakukan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan, sesuai dengan satuan unit kerja yang dibutuhkan. Persyaratan tersebut secara umum adalah sebagai berikut:

Kepala Cabang

a. Amanah & Jujur

b. Mempunyai kemampuan manajerial yang baik c. Memahami fikih zakat

d. Mempunyai visi pemberdayaan e. Inovatif dan kreatif

f. Mampu menjalin hubungan dengan berbagai lembaga g. Mampu bekerjasama dalam tim.

Kepala Bagian Penghimpunan dan Pendayagunaan: a. Amanah dan jujur


(65)

b. Berlatar belakang atau memiliki kecenderungan atau mempunyai pengalaman di bidang marketing minimal 1 tahun.

c. Mempunyai mempunyai communication skill dan pemahaman community development yang baik

d. Mampu bekerjasama dalam tim Bagian Keuangan dan Administrasi

a. amanah dan jujur

b. Berlatar belakang atau mempunyai pengalaman dibidang akuntansi dan manajemen keuangan

c. Cermat dan teliti

d. Mampu bekerjasama dalam tim

Dari segi sumber daya manusia, pada tahap implementasi hanya terdapat 3 (orang) sebagai pelaksana program. Meskipun persyaratan sumber daya manusia telah dipenuhi, akan tetapi pada kenyataannya hal ini kurang efektif (hasil wawancara dengan Bapak Andi Arba). Menurut Bapak Andi Arba, berdasarkan Petunjuk Pelaksanaan Program Prospek, setidaknya ada 5 (orang) sebagai pelaksana teknis di lapangan. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pihak Lembaga Amil Zakat Pos Keadilan Peduli Ummat Sumatera Utara mengontrol dan mengevaluasi anggota KSM.


(66)

angka pendanaan untuk pelaksanaan program secara keseluruhan dengan total penerimaan dana sebesar RP 42.466.055.215 (Empat Puluh Dua Miliar Empat Ratus Enam Puluh Enam Juta Lima Puluh Lima Ribu Dua Ratus Lima Belas Rupiah). Selain itu untuk program prospek ini Lembaga Amil Zakat Pos Keadilan Peduli Ummat Sumatera Utara melakukan hubungan kerjasama dengan PT Indosat, Tbk. Dengan total pendanaan sebesar RP 56.700.000 (Lima Puluh Enam Juta Tujuh Ratus Ribu Rupiah), yang dihimpun dari zakat, infak dan shadaqah karyawan dan karyawati PT Indosat, Tbk.

Untuk sarana prasarana pendukung program prospek, Lembaga Amil Zakat dan Pengembangan Ummat Pos Keadilan Peduli Ummat Sumatera Utara, memiliki infrastruktur pendukung sebagai berikut:

Bangunan Kantor 1 unit

Komputer 1 unit

Laptop 1 unit

Sepeda Motor 1 unit

Dari segi sarana dan prasarana, implementasi program prospek cukup mengalami kendala di lapangan. Hal ini berkaitan dengan masalah transportasi untuk mencapai daerah penerima bantuan. Dimana alat transportasi yang hanya dapat digunakan adalah menggunakan motorboat. Penempuhan dengan jalur darat tidak memungkinkan, mengingat kondisi geografis daerah penerima bantuan. Para pelaksana teknis hanya dapat menggunakan sepeda motor sampai Desa


(67)

Secanggang Kecamatan Secanggang, selebihnya mereka (pelaksana teknis) harus menempuh dengan motorboat, yang memakan waktu sekitar 1 (satu) jam perjalanan.

Standar dan Prosedur Operasional

Pelaksanaan Program Prospek dilaksanakan berdasarkan Standar dan Prosedur Operasional Lembaga Amil Zakat dan Pengembanggan Ummat Pos Keadilan Peduli Ummat. Standar Operasional tersebut dijabarkan dalam Satuan Petunjuk Teknis dan Pelaksanaan Program dan Kerja. Disamping itu juga, lembaga memiliki satuan kinerja yang dijabarkan melalui Satuan Kerja yang disusun secara terperinci oleh fungsinioris lembaga yang bersangkutan. Standar dan Prosedur ini juga meliputi tentang Satuan Petunjuk Pelaksanaan dan Teknis di tingkat Kelompok Swadaya Masyarakat.

Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Standar dan Prosedur Operasional Program adalah pada tingkat Kemompok Swadaya Masyarakat (KSM). Hal ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dari masing-masing anggota KSM yang berbeda. Sehingga faslitator sedikit terhambat untuk mensosialisasikan standar tersebut di KSM, dengan interpretasi bahas yang berbeda.


(68)

Kebijakan

Kebijakan tentang pengelolaan zakat dan manajemen pengelolaan lembaga amil zakat telah diatur oleh pemerintah, melalui undang-undang dan keputusan pejabata terkait. Kebijakan ini meliputi tentang kebijakan yang bersumber dari pemerintah, yaitu Undang-Undang No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, Keputusan Menteri Agama Nomor 581 Tahun 1999 tantang Pelaksanaan Undang-Undang No. 38 Tahun 1999, serta kebijakan yang bersumber dari hukum asli tentang pengelolaan zakat yaitu Alquran dn Sunnah. Sedangkan untuk internal organisasi, kebijakan pemerintah tersebut dijabarkan dan tercermin dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Petunjuk Teknis Program dan Petunjuk Pelaksanaan Program Lembaga.

Dalam tahap pelaksanaannya, sebagian dari pelaksana kebijakan masih ada yang kurang memahami. Hal ini diakibatkan tidak tersosialisasikannya kebijakan pemerintah dengan baik, yaitu Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat. Disamping itu pula para pelaksana kebijakan kurang memahami dan mengerti tentang tata cara penghitungan zakat yang benar.

Komunikasi Organisasi

Dalam pelaksanaan Program Prospek, Lembaga Amil Zakat Pos Keadilan Peduli Ummat melakukan komunikasi 2 (dua) arah yaitu secara vertikal dan horizontal serta komunikasi secara diagonal yang dilakukan dengan lembaga yang


(69)

terkait dengan program Prospek tersebut. Secara internal fungsi konsultatif dan insturuksi dilaksanakan sebulan sekali untuk mengevaluasi perkembangan dan pengawasan yang terkait dengan program. Kepala Bagian Penghimpunan dan Pendayagunaan bertanggungjawab secara langsung atas program Prospek. Selanjtnya untuk komunikasi pada tingkat eksternal, Lembaga Amil Zakat Pos Keadilan Peduli Ummat melakukan komunikasi dengan beberapa lembaga terkait Diantara lembaga tersebut adalah PT Indosat, Tbk, Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara, Dinas Perikanan Kabupaten Langkat, dan Kepala Desa Jaring Halus Kabupaten Langkat. Hal ini dilakukan sebagai koordinasi atas pelaksanaan program yang digulirkan di Desa Jaring Halus tersebut.


(70)

BAB VI PENUTUP Kesimpulan

Dalam implementasi kebijakan pemberdayaan ekonomi masyarakat, yang lebih dikenal dengan Program Prospek, Lembaga Amil Zakat dan Pengembangan Ummat Pos Keadilan Peduli Ummat Sumatera Utara telah dilakukan dengan baik. Meskipun pada tahap implementasi dapat dirasakan kurang optimal. Hal ini disebabkan oleh sarana dan prasarana pendukung yang kurang memadai untuk dapat menjangkau daerah penerima bantuan. Masalah utama yang dihadapi adalah dari segi transportasi. Dimana daerah penerima bantuan hanya dapat dijangkau dengan menggunakan motorboat.

Selanjutnya, sumber daya manusia pelaksana program prospek juga masih terlihat jauh dari memadai. Kepala Penghimpunan dan Pendayagunaan Lembaga Amil Zakat dan Pengembangan Ummat Pos Keadilan Peduli Ummat Sumatera Utara bertanggung jawab secara langsung atas keberhasilan program ini. Disamping itu pula, pemanfaatan fasilitator sebagai pelaksana pendukung dinilai sudah optimal. Dari segi pendanaan, program ini memiliki dana yang memadai yang diperoleh dari PT Indosat, Tbk sebagai investor utama program. Yang dihimpun melalui dana zakat, infak dan shadaqah karyawan dan karyawati di perusahaan tersebut.


(71)

Untuk komunikasi, Lembaga Amil Zakat dan Pengembangan Ummat Pos Keadilan Peduli Ummat Sumatera Utara menggunakan komunikasi internal lembaga dan eksternal lembaga, atau dengan kata lain menggunakan multidimensional komunikasi. Di internal lembaga, fungsi koordinasi dan kontrol dilakukan secara berkala untuk memastikan program sesuai dengan rencana. Sesdangkan untuk eksternal organisasi dilakukan, untuk mendapatkan pengarahan lebih lanjut tentang pelaksanaan program dari instansi pemerintah yang terkait. Ketidakpahaman dari pelaksana program atas kebijakan pemerintah, tertutama dalam hal pengelolaan zakat, akan dapat menghambat didalam implementasi program ini. Sosialisasi yang kurang dari instansi pemerintah merupakan faktor utama dari hal ini.

Saran-saran

Untuk dapat mengatasi permasalahan yang timbul dalam program prospek tersebut dan sebagai bahan pertimbangan untuk lebih mengefektifkan serta mengefisiensikan program tersebut di masa yang akan datang, ada beberapa yang mungkin penulis coba tawarkan untuk menjadi bahan evaluasi:

1. Penambahan sumber daya pelaksana yang berkualifikasi dan fokus, harus dilakukan, mengingat luasnya daerah penerima bantuan, yang tidak mungkin dijangkau oleh 1-3 orang. Serta mengingat banyaknya


(72)

2. Lembaga haruslah lebih intensif dalam memberikan pelatihan kepada pelaksana program agar kemampuan teknis dalam pengelolaan program lebih optimal.

3. Mekanisme pengawasan anggaran atas pendanaan program haruslah transparan. Hal ini perlu, mengingat pendanaan program ini bersumber dari dana Corporate Social Response (CSR) atau dana ZISWAF dari perusahaan.


(73)

DAFTAR PUSTAKA

Allison, Michael, dkk, Perencanaan Strategis bagi Organisasi Nirlaba, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2005

Bamualim, Chaider, dkk, Revitalisai Filantropi Islam ; Studi Kasus Lembaga Zakat dan Wakaf di Indonesia, UIN Syarif Hidayatullah Press, Jakarta, 2005 Hasibuan, Malayu, Manajemen ; Dasar, Pengertian dan Masalah, CV. Haji

Masaagung, Jakarta, 1990

Hidayat, Syarif, dkk, Pemberdayaan Ekonomi Rakyat ; Sebuah Rekonsruksi Konsep Community Based Development, Pustaka Quantum, Jakarta 2001 Ismawan, Bambang, Refleksi Seorang Pegiat LSM ; Pemberdayaan Orang

Miskin, Puspa Swara, Jakarta, 2000

Mahmud Al-Ba’ly, Abdul Al-Hamid, Ekonomi Zakat ; Sebuah Kajian Moneter dan Keuangan Syariah, PT Rajagrafindo, Jakarta, 2006

Mhd Ali, Nuruddin, Zakat sebagai Instrumen dalam Kebijakan Fiskal, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2006

Mubyarto, Pengantar Ekonomi Pertanian, LP3ES, Jakarta, 1979

Pulungan, H.S, Pengentasan Kemiskinan, Pustaka Widyasarana, Medan, 1994 Singarimbun, Masri, Metode Penelitian Survai, LP3ES, Jakarta, 1989

Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi Negara, Penerbit Alfabeta, Bandung, 2004


(74)

Sumardi, Mulyanto, Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok, CV. Rajawali, Jakarta, 1985

Tangkilisan, Hessel Nogi, Implementasi Kebijakan Publik, Lukman Offset & YPAPI, Jakarta, 2003

Wiwbawa, Samodra, dkk, Evaluasi Kebijakan Publik, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta, 1994

Peraturan Pemerintah

Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat

Keputusan Menteri Agama Nomor 581 tahun 1999 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999

Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No 441, pada tanggal 8 Oktober 2001

Surat Keputusan Dinas Sosial Propinsi Sumatera Utara No. 467.6/2308 pada Tahun 2007

Majalah


(1)

terkait dengan program Prospek tersebut. Secara internal fungsi konsultatif dan insturuksi dilaksanakan sebulan sekali untuk mengevaluasi perkembangan dan pengawasan yang terkait dengan program. Kepala Bagian Penghimpunan dan Pendayagunaan bertanggungjawab secara langsung atas program Prospek. Selanjtnya untuk komunikasi pada tingkat eksternal, Lembaga Amil Zakat Pos Keadilan Peduli Ummat melakukan komunikasi dengan beberapa lembaga terkait Diantara lembaga tersebut adalah PT Indosat, Tbk, Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara, Dinas Perikanan Kabupaten Langkat, dan Kepala Desa Jaring Halus Kabupaten Langkat. Hal ini dilakukan sebagai koordinasi atas pelaksanaan program yang digulirkan di Desa Jaring Halus tersebut.


(2)

BAB VI PENUTUP Kesimpulan

Dalam implementasi kebijakan pemberdayaan ekonomi masyarakat, yang lebih dikenal dengan Program Prospek, Lembaga Amil Zakat dan Pengembangan Ummat Pos Keadilan Peduli Ummat Sumatera Utara telah dilakukan dengan baik. Meskipun pada tahap implementasi dapat dirasakan kurang optimal. Hal ini disebabkan oleh sarana dan prasarana pendukung yang kurang memadai untuk dapat menjangkau daerah penerima bantuan. Masalah utama yang dihadapi adalah dari segi transportasi. Dimana daerah penerima bantuan hanya dapat dijangkau dengan menggunakan motorboat.

Selanjutnya, sumber daya manusia pelaksana program prospek juga masih terlihat jauh dari memadai. Kepala Penghimpunan dan Pendayagunaan Lembaga Amil Zakat dan Pengembangan Ummat Pos Keadilan Peduli Ummat Sumatera Utara bertanggung jawab secara langsung atas keberhasilan program ini. Disamping itu pula, pemanfaatan fasilitator sebagai pelaksana pendukung dinilai sudah optimal. Dari segi pendanaan, program ini memiliki dana yang memadai yang diperoleh dari PT Indosat, Tbk sebagai investor utama program. Yang dihimpun melalui dana zakat, infak dan shadaqah karyawan dan karyawati di perusahaan tersebut.


(3)

Untuk komunikasi, Lembaga Amil Zakat dan Pengembangan Ummat Pos Keadilan Peduli Ummat Sumatera Utara menggunakan komunikasi internal lembaga dan eksternal lembaga, atau dengan kata lain menggunakan multidimensional komunikasi. Di internal lembaga, fungsi koordinasi dan kontrol dilakukan secara berkala untuk memastikan program sesuai dengan rencana. Sesdangkan untuk eksternal organisasi dilakukan, untuk mendapatkan pengarahan lebih lanjut tentang pelaksanaan program dari instansi pemerintah yang terkait. Ketidakpahaman dari pelaksana program atas kebijakan pemerintah, tertutama dalam hal pengelolaan zakat, akan dapat menghambat didalam implementasi program ini. Sosialisasi yang kurang dari instansi pemerintah merupakan faktor utama dari hal ini.

Saran-saran

Untuk dapat mengatasi permasalahan yang timbul dalam program prospek tersebut dan sebagai bahan pertimbangan untuk lebih mengefektifkan serta mengefisiensikan program tersebut di masa yang akan datang, ada beberapa yang mungkin penulis coba tawarkan untuk menjadi bahan evaluasi:

1. Penambahan sumber daya pelaksana yang berkualifikasi dan fokus, harus dilakukan, mengingat luasnya daerah penerima bantuan, yang tidak mungkin dijangkau oleh 1-3 orang. Serta mengingat banyaknya


(4)

2. Lembaga haruslah lebih intensif dalam memberikan pelatihan kepada pelaksana program agar kemampuan teknis dalam pengelolaan program lebih optimal.

3. Mekanisme pengawasan anggaran atas pendanaan program haruslah transparan. Hal ini perlu, mengingat pendanaan program ini bersumber dari dana Corporate Social Response (CSR) atau dana ZISWAF dari perusahaan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Allison, Michael, dkk, Perencanaan Strategis bagi Organisasi Nirlaba, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2005

Bamualim, Chaider, dkk, Revitalisai Filantropi Islam ; Studi Kasus Lembaga Zakat dan Wakaf di Indonesia, UIN Syarif Hidayatullah Press, Jakarta, 2005 Hasibuan, Malayu, Manajemen ; Dasar, Pengertian dan Masalah, CV. Haji

Masaagung, Jakarta, 1990

Hidayat, Syarif, dkk, Pemberdayaan Ekonomi Rakyat ; Sebuah Rekonsruksi Konsep Community Based Development, Pustaka Quantum, Jakarta 2001 Ismawan, Bambang, Refleksi Seorang Pegiat LSM ; Pemberdayaan Orang

Miskin, Puspa Swara, Jakarta, 2000

Mahmud Al-Ba’ly, Abdul Al-Hamid, Ekonomi Zakat ; Sebuah Kajian Moneter dan Keuangan Syariah, PT Rajagrafindo, Jakarta, 2006

Mhd Ali, Nuruddin, Zakat sebagai Instrumen dalam Kebijakan Fiskal, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2006

Mubyarto, Pengantar Ekonomi Pertanian, LP3ES, Jakarta, 1979

Pulungan, H.S, Pengentasan Kemiskinan, Pustaka Widyasarana, Medan, 1994 Singarimbun, Masri, Metode Penelitian Survai, LP3ES, Jakarta, 1989

Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi Negara, Penerbit Alfabeta, Bandung, 2004


(6)

Sumardi, Mulyanto, Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok, CV. Rajawali, Jakarta, 1985

Tangkilisan, Hessel Nogi, Implementasi Kebijakan Publik, Lukman Offset & YPAPI, Jakarta, 2003

Wiwbawa, Samodra, dkk, Evaluasi Kebijakan Publik, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta, 1994

Peraturan Pemerintah

Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat

Keputusan Menteri Agama Nomor 581 tahun 1999 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999

Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No 441, pada tanggal 8 Oktober 2001

Surat Keputusan Dinas Sosial Propinsi Sumatera Utara No. 467.6/2308 pada Tahun 2007

Majalah