Dari hasil penelitian ini terdapat perbedaan bila dibandingkan dengan laporan United States Trade Representative USTR pada tahun 2008 yang
memperkirakan bahwa 25 obat yang beredar di Indonesia adalah palsu.
1
Perbedaan hasil ini dapat disimpulkan bahwa telah terjadi perbaikan pada peredaran obat palsu di Indonesia, khususnya di Pasar Pramuka. Hal ini mungkin
terjadi karena sudah banyak toko-toko obat di Pasar Pramuka yang telah menjadi apotek rakyat ,sebagaimana keputusan Menteri Kesehatan N0. 184 Tahun 2007
dalam rangka upaya memberantas obat palsu.
12
Selain itu International Pharmaceutical Manufacturers IPMG mulai melakukan sosialisasi
kepada masyarakat tentang obat palsu melalui slogan “STOP dengan CINTA”. Slogan STOP merupakan singkatan Supaya Terhindar
Obat Palsu dengan CINTA yang memiliki kepanjangan dari Cermati kemasan dan obatnya, Ingat untuk merusak kemasan lama, Niat hidup lebih sehat, Tempat
membeli obat di apotek, Ajak semua untuk saling mengingatkan. Diharapkan dengan adanya sosialisasi ini dapat mengedukasi masyarakat untuk berhati-hati
membeli obat.
13
4.4. Keterbatasan Penelitian
4.4.1. Variabel Penelitian
Peneliti hanya meneliti satu variabel saja yaitu panjang gelombang serapan maksimum, sebenarnya masih banyak variabel-variabel lain yang dapat
dihubungkan dengan obat palsu. Terdapat beberapa cara lain yang dapat dilakukan untuk mengetahui perbedaan obat asli dengan obat palsu, tetapi dalam penelitian
kali ini peneliti hanya ingin melihat apakah obat-obat deksametason yang dijiual di pasar pramuka memiliki panjang gelombang serapan maksimum deksametason
sesuai yang ditetapkan oleh Farmakope Indonesia.
4.4.2. Sampel Penelitian
Beberapa hal yang menjadi sumber keterbatasan penelitian, yaitu Pada penelitian ini, pengambilan sampel menggunakan metode random pada toko-toko
obat di Pasar Pramuka tanpa disertai dengan inform consent. Sebelum pengambilan sampel, peneliti sudah menetapkan toko-toko obat yang akan
dijadikan subjek penelitian secara random. Namun pada saat pengambilan sampel, tidak semua sampel didapatkan dari toko-toko yang telah ditetapkan. Hal ini
dikarenakan toko-toko tersebut kehabisan persediaan obat deksametason, beberapa lainnya tidak menjual obat secara eceran dan ada toko yang tutup pada
saat hari pengambilan sampel. Sehingga peneliti mencari toko obat lain yang masih dalam Pasar Pramuka untuk mendapatkan sampel penelitian.
Pada saat pengambilan sampel peneliti tidak terlalu memperhatikan status toko-toko obat yang ada di Pasar Pramuka, apakah toko tersebut sudah
mempunyai izin atau tidak. Hal ini penting untuk dipertimbangkan mengingat peredaran obat palsu sering berasal dari kios obat yang tidak mempunyai izin.
4.4.3. Kualitas Data
Penelitian ini menggunakan deksametason standar yang didapatkan peneliti dari pabrik obat Wako di Jepang dan bersertifikat. Standar tersebut dalam
bubuk dan mengandung deksametason murni tanpa bahan campuran lainnya sehingga pada saat dilakukan pengukuran panjang gelombang dengan
Spektrofotometer UV-Vis didapatkan satu buah puncak gelombang yang dimiliki oleh standar tersebut dan hasilnya sesuai dengan teori panjang gelombang serapan
maksimum deksametason pada Farmakope Indonesia. Sedangkan sampel obat yang didapatkan peneliti dari Pasar Pramuka dalam sedian tablet yang didalamnya
selain terdiri dari zat aktif obat juga terdiri atas bahan pembawa lainnya. Sehingga ketika pengukuran panjang gelombang dengan Spektofotometer UV-Vis, peneliti
mendapatkan lebih dari satu dari puncak gelombang. Namun pengukuran tetap dapat dilakukan dengan melihat adanya panjang gelombang serapan maksimum
deksametason dalam sampel tersebut yakni 239 nm dengan standar deviasi 3 .
15
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
1. Berdasarkan hasil skrining panjang gelombang serapan maksimum sampel
dengan spektrofotometer UV-Vis menunjukkan bahwa tidak semua obat- obat deksametason yang dijual di Pasar Pramuka memenuhi standar. Dari
73 sampel yang dianalisa terdapat 1 obat deksametason 1,4 yang tidak memenuhi standar panjang gelombang serapan maksimum deksametason.
2. 72 sampel belum dapat dikatakan asli karena belum dilakukan
penghitungan kadar zat aktif yang terkandung dalam obat tersebut apakah sesuai dengan kadar yang tertera dalam kemasan obat.
5.2. Saran
1. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang kadar zat aktif pada obat-obat
deksametason yang beredar di Pasar Pramuka. Hal ini untuk membuktikan hasil dalam penelitian kali ini.
2. Mensosialisasikan kepada masyarakat program STOP Supaya Terhindar
Obat Palsu dengan CINTA Cermati kemasan dan obatnya, Ingat untuk merusak kemasan lama, Niat hidup lebih sehat, Tempat membeli obat di
apotek, Ajak semua untuk saling mengingatkan agar dapat menghindari peredaran obat palsu.