BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Kelurahan Madras Hulu Medan
Kelurahan Madras Hulu merupakan salah satu kelurahan yang terdapat di Kecamatan Medan Polonia, dan merupakan daerah strategis untuk melakukan
kegiatan usaha bisnis baik usaha mikro, kecil maupun menengah, karena letaknya yang berada di inti Kota Medan. Melihat besarnya peluang usaha tersebut, sebagian
besar penduduk di Kelurahan Madras Hulu memilih berwirausaha sebagai mata pencaharian.
Sumber: Kantor Lurah Madras Hulu Medan Polonia Gambar 4.1
Denah Lokasi Kelurahan Madras Hulu Medan
4.2. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Valid artinya data-data yang diperoleh dengan penggunaan instrumen dapat menjawab tujuan penelitian.Reliabel artinya konsisten atau stabil.Agar data yang
diperoleh valid dan reliabel maka dilakukan uji reliability. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap alat penelitian, yakni kuesioner. Penyebaran kuesioner khusus uji
validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 orang diluar responden yang dilakukan pada pedagang keliling yang berjualan di Kelurahan Madras Hulu Medan.
4.2.1 Uji Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Sekiranya peneliti ingin mengukur kuisioner didalam pengumpulan
data di penelitian, maka kuisioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya. Setelah kuisioner tersebut tersusun dan diuji validitasnya, dalam praktek
belum tentu data yang terkumpulkan adalah data yang valid. Banyak hal-hal lain yang akan mengurangi validitas data; misalnya apakah si wawancara yang mengumpulkan
data betul-betul mengikuti petunjuk yang telah ditetapkan dalam kuisioner. Selain itu, validitas data akan ditentukan oleh keadaan responden sewaktu di wawancara. Bila di
waktu menjawab semua pertanyaan, responden merasa bebas tanpa ada rasa malu atau rasa takut, maka data yang diperoleh akan valid. Helmi, 2014:86
Pengujian validitas instrumen digunakan dengan menggunakan software SPSS for windows, dengan kriteria sebagai berikut:
1. Jika r hitung r tabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid. 2. Jika r hitung r tabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid.
Pada hasil pengolahan dengan menggunakan bantuan software SPSS for
windows untuk melakukan pengujian terhadap validitas dan reliabilitas pada tiap pertanyaan dan kuesioner yang akan diajukan, diperoleh data output sebagai berikut:
Tabel 4.1 Uji Validitas
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item- Total
Correlation Cronbachs
Alpha if Item Deleted
P1 54.0337
22.737 .363
.844 P2
54.1685 22.164
.370 .844
P3 54.1461
21.785 .525
.835 P4
54.1573 21.611
.546 .834
P5 54.1910
22.679 .451
.840 P6
53.9551 22.634
.396 .842
P7 53.9101
22.424 .366
.844 P8
53.9326 22.336
.389 .843
P9 53.9101
21.810 .534
.835 P10
54.0562 22.417
.447 .840
P11 54.2584
20.876 .542
.834 P12
54.3146 20.082
.561 .833
P13 54.2809
19.295 .661
.825 P14
54.1910 19.088
.683 .823
Sumber: Hasil pengolahan data primer Kuesioner, SPSS for windows, 2015
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 14 variabel semua variabel valid dengan nilai rhitung rtabel atau nilai Corrected Item-Total Correlation diatas 0,361.
4.2.2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur
gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliable Situmorang, 2014:89.
Pengujian yang dilakukan dengan program software SPSS for windows. Butir pertanyaan yang dinyatakan sudah valid dalam uji validitas akan ditentukan
reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut: 1. Jika r alfa positif atau r tabel maka pertanyaan reliabel.
2. Jika r alfa negatif atau r tabel maka pertanyaan tidak reliabel.
Tabel 4.2 Uji Realibilitas
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
.847 14
Sumber: Hasil pengolahan data primer Kuesioner, SPSS for windows, 2015
Tabel 4.2 menunjukan bahwa semua butir instrumen reliabel karena nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,847 lebih besar dari 0,80. Maka kuisioner dinyatakan
reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian.
4.3. Analisis Deskriptif
Analisis data yang dilakukan adalah analisis deskriptif responden. Data yang dijadikan dasar perhitungan adalah data pada saat penulis melakukan penelitian yang
dilakukan mulai dari bulan September dan Oktober 2015.
4.3.1 Analisis Deskriptif Responden
Responden dalam penelitian ini adalah wirausaha mikro yang berjualan di Kelurahan Madras Hulu Medan. Hal–hal yang dianalisis dari responden adalah data
pribadi responden yang terdiri dari jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, jenis usaha, usia usaha dan penghasilan
Tabel 4.3 Komposisi Pengusaha Mikro di Kelurahan Madras Hulu Medan
No Uraian
Kategori Jumlah Nominal
Orang
1 Jenis Kelamin
Pria 53
59,5 Wanita
36 40,5
2 Usia
Dibawah 17 Tahun -
- 17-26 Tahun
20 22,4
27-36 Tahun 23
25,8 37-46 Tahun
35 39,4
Diatas 46 Tahun 11
12,4
3 Pendidikan
SD 2
2,3 SMP
5 5,6
SMA 39
43,8 DIII
32 36
S1 11
12,3 4
Jenis Usaha Makanan
42 47,2
Non Makanan 35
39,3 Makanan Non Makanan
12 13,5
5 Usia Usaha
1-2 Tahun 25
28,1 3-5 Tahun
36 40,5
Lebih dari 5 Tahun 28
31,4 6
Penghasilan Kurang dari 500.000
28 31,4
500.000-2.000.000 28
31,4 2.000.000-5.000.000
19 21,4
Lebih dari 5.000.000 14
15,8
Sumber: Hasil pengolahan data primer Kuesioner, SPSS for windows, 2015
Tabel 4.3 Menunjukkan bahwa kedelapan puluh sembilan pengusaha mikro yang menjadi responden, yang melakukan aktivitasnya di wilayah Kelurahan Madras
Hulu Medan, didapat informasi bahwa pengusaha yang berjenis kelamin pria memiliki persentase sebesar 59,5 dan pengusaha yang berjenis kelamin wanita memiliki
sebesar 40,5. Hal ini menunjukkan bahwa pengusaha berjenis kelamin pria lebih banyak dari pada pengusaha berjenis kelamin wanita.
Dilihat dari segi usia, kedelapan puluh sembilan pengusaha mikro yang menjadi responden, yang melakukan aktivitasnya di wilayah Kelurahan Madras Hulu
Medan, didapat informasi bahwa pengusaha yang berusia 17-26 tahun memiliki persentase sebesar 22,4, pengusaha yang berusia 27-36 tahun memiliki persentase
sebesar 25,8, pengusaha yang berusia 37-46 tahun memiliki persentase sebesar 39,4, pengusaha yang berusia lebih dari 46 tahun memiliki persentase sebesar
12,4. Hal ini menunjukkan bahwa pengusaha mikro di wilayah Kelurahan Madras Hulu Medan di dominasi oleh pengusaha yang berusia 37-46 tahun, karena memiliki
nilai persentase paling tinggi yaitu 39,4. Dilihat dari segi pendidikan, kedelapan puluh sembilan pengusaha mikro yang
menjadi responden, yang melakukan aktivitasnya di wilayah Kelurahan Madras Hulu Medan, didapat informasi bahwa pengusaha mikro yang berpendidikan SD memiliki
persentase sebesar 2,3, pengusaha mikro yang berpendidikan SMP memiliki persentase sebesar 5,6, pengusaha mikro yang berpendidikan SMA memiliki
persentase sebesar 43,8, pengusaha mikro yang berpendidikan DIII memiliki persentase sebesar 36 dan pengusaha yang berpendidikan S1 memiliki persentase
sebesar 12,3. Hal ini menunjukkan bahwa pengusaha mikro di Kelurahan Madras Hulu Medan di dominasi oleh pengusaha mikro yang berpendidikan SMA dengan
persentase tertinggi yaitu 43,8. Dilihat dari segi jenis usaha, kedelapan puluh sembilan pengusaha mikro yang
menjadi responden, yang melakukan aktivitasnya di wilayah Kelurahan Madras Hulu Medan, didapat informasi bahwa pengusaha mikro yang berjenis usaha makanan
memiliki persentase sebesar 47,2, pengusaha mikro yang berjenis usaha non
makanan memiliki persentase sebesar 39,3, dan pengusaha mikro yang berjenis usaha makanan dan non makanan memiliki persentase sebesar 13,5. Hal ini
menunjukkan bahwa pengusaha mikro di Kelurahan Madras Hulu Medan didominasi oleh pengusaha mikro yang berjenis usaha makanan dengan nilai persentase tertinggi
yaitu 47,2. Dilihat dari segi usia usaha, kedelapan puluh sembilan pengusaha mikro yang
menjadi responden, yang melakukan aktivitasnya di wilayah Kelurahan Madras Hulu Medan, didapat informasi bahwa pengusaha mikro yang usia usahanya 1-2 tahunan
memiliki persentase sebesar 28,1, pengusaha mikro yang usia usahanya 3-5 tahun memiliki persentase sebesar 40,5, dan pengusaha mikro yang usia usahanya lebih
dari 5 tahun memiliki persentase sebesar 31,4. Hal ini menunjukkan bahwa pengusaha mikro di Kelurahan Madras Hulu Medan di dominasi oleh pengusaha
mikro yang memiliki usia usaha sudah mencapai 3-5 tahun dengan nilai persentase tertinggi yaitu sebesar 40,5.
Dilihat dari segi penghasilan, kedelapan puluh sembilan pengusaha mikro yang menjadi responden, yang melakukan aktivitasnya di wilayah Kelurahan Madras
Hulu Medan, didapat informasi bahwa pengusaha mikro yang berpenghasilan kurang dari Rp.500.000,- memiliki persentase sebesar 31,4, pengusaha mikro yang
berpenghasilan Rp.500.000-Rp2.000.000,- memiliki persentase sebesar 31,4, pengusaha mikro yang berpenghasilan Rp.2.000.000-Rp5.000.000,- memiliki
persentase sebesar 21,4 dan pengusaha mikro yang berpenghasilan lebih dari Rp.5.000.000,- memiliki persentase sebesar 15,8. Hal ini menunjukkan bahwa
pengusaha mikro di Kelurahan Madras Hulu Medan di dominasi oleh pengusaha
mikro yang berpenghasilan Rp.500.000,- dan yang berpenghasilan Rp.500.000- Rp.2.000.000,- dengan nilain persentase yang sama yaitu sebesar 31,4.
4.3.2 Analisis Deskiriptif Variabel
Peneliti meneliti faktor – faktor yang mendorong keberhasilan usaha mikro di Kelurahan Madras Hulu Medan. Di dalam wawancara telah diajukan pertanyaan –
pertanyaan mengenai faktor – faktor pendorong keberhasilan usaha kepada para responden. Hasil wawancara yang berisikan pertanyaan-pertanyaan kemudian
ditabulasi dan disajikan dalam tabel sebagaimana diuraikan berikut ini.
1. Faktor Pengetahuan Kewirausahaan Tabel 4.4
Distribusi Jawaban Responden untuk Variabel Pengetahuan Kewirausahaan X1
Item STS
TS KS
S SS
Total Rata-
rata F
F F
F F
F
1 3
3,4 62 69,7 24
27 89 100
4,27 2
13 14,6 54 60,7 22 24,7 89 100 4,10
3 8
9 62 69,7 19 21,3 89 100
4,12 4
9 10,1 61 68,5 19 21,3 89 100
4,11 5
5 5,6
72 80,9 12 13,5 89 100 4,07
Total Rata-rata
4,13
Sumber: Hasil pengolahan data primer Kuesioner, SPSS for windows, 2015
Tabel 4.4 menunjukan bahwa hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 89 responden untuk variabel pengetahuan kewirausahaan yaitu:
1 Pada pernyataan yang pertama Saya mengerti tentang usaha yang saya
jalankan dari 89 responden, 24 responden 27 menyatakan sangat setuju, 62 responden 69,7 menyatakan setuju, 3 responden 3,4 menyatakan
ragu-ragu, 0 responden 0 menyatakan tidak setuju, dan 0 responden 0 menyatakan sangat tidak setuju.
2 Pada pernyataan yang kedua Saya memiliki pembukuan sederhana dalam
mengelola keuangan dari 89 responden, 22 responden 24,7 menyatakan sangat setuju, 54 responden 60,7 menyatakan setuju, 13 responden
14,6 menyatakan ragu-ragu, 0 responden 0 menyatakan tidak setuju, dan 0 responden 0 menyatakan sangat tidak setuju.
3 Pada pernyataan yang ketiga Saya mampu berkomunikasi dengan baik dari
89 responden, 19 responden 21,3 menyatakan sangat setuju, 62 responden 69,7 menyatakan setuju, 8 responden 9 menyatakan ragu-ragu, 0
responden 0 menyatakan tidak setuju, dan 0 responden 0 menyatakan sangat tidak setuju.
4 Pada pernyataan yang keempat Saya dapat mengelola usaha ini dengan baik
dari 89 responden, 19 responden 21,3 menyatakan sangat setuju, 61 responden 68,5 menyatakan setuju, 9 responden 10,1 menyatakan
ragu-ragu, 0 responden 0 menyatakan tidak setuju, dan 0 responden 0 menyatakan sangat tidak setuju.
5 Pada pernyataan yang kelima Saya sudah memasarkan usaha ini semaksimal
mungkin dari 89 responden, 12 responden 13,5 menyatakan sangat setuju, 72 responden 80,9 menyatakan setuju, 5 responden 5,6
menyatakan ragu-ragu, 0 responden 0 menyatakan tidak setuju, dan 0 responden 0 menyatakan sangat tidak setuju.
Dari hasil distribusi jawaban responden menunjukkan bahwa pada variabel pengetahuan kewirausahaan dari 5 lima butir pernyataan yang disebar, pernyataan
yang paling dominan adalah pernyataan kelima Saya sudah memasarkan usaha ini
semaksimal mungkin karena dari 89 responden sebanyak 72 responden 80,9 yang menyatakan setuju.
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui rata-rata jawaban responden terhadap variabel pengetahuan kewirausahaan. Agar lebih mempermudah penilaian dari rata-
rata tersebut, maka perlu dibuat interval. Dalam penelitian ini, banyak kelas interval sebesar 5 lima dengan rumus sebagai berikut:
�������������������� = R
������ ������ ����� ��������
Berdasarkan rumus di atas maka panjang kelas interval adalah : �������������������� =
5 − 1
5 = 0,8
Maka kriteria dari penilaian adalah sebagai berikut :
Tabel 4.5 Interpretasi Nilai Rata-Rata Jawaban Responden Terhadap
Pengetahuan Kewirausahaan X
1
Nilai Keterangan
1,00-1,79 Sangat Tidak Baik
1,80-2,59 Tidak Baik
2,60-3,39 Kurang Baik
3,40-4,19 Baik
4,20-5,00 Sangat Baik
Sumber :Data diolah 2015
Dari hasil jawaban responden dapat dilihat bahwa rata-rata jawaban responden mengenai pengetahuan kewirausahaan sebesar 4,13 baik yang
artinya semua responden menyetujui bahwa pengetahuan kewirausahaan sangat diperlukan dalam berwirausaha untuk mencapai keberhasilan usaha
para wirausaha mikro di Kelurahan Madras Hulu Medan.
2. Faktor Karakteristik Kewirausahaan Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Responden untuk Variabel Karakteristik Kewirausahaan X2
Item STS
TS KS
S SS
Total Rata-
rata F
F F
F F
F
6 1
1,1 59 66,3 29 32,6 89 100
4,31 7
4 4,5
49 55,1 36 40,4 89 100 4,36
8 4
4,5 51 57,3 34 38,2 89 100
4,33 9
2 2,2
53 59,6 34 38,2 89 100 4,36
10 3
3,4 64 71,9 22 24,7 89 100
4,21
Total Rata-rata 4,31
Sumber: Hasil pengolahan data primer Kuesioner, SPSS for windows, 2015
Tabel 4.6 menunjukan bahwa hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 89 responden untuk variabel karakteristik kewirausahaan yaitu:
6 Pada pernyataan yang keenam Saya yakin usaha saya akan berhasil dari 89
responden, 29 responden 32,6 menyatakan sangat setuju, 59 responden 66,3 menyatakan setuju, 1 responden 1,1 menyatakan ragu-ragu, 0
responden 0 menyatakan tidak setuju, dan 0 responden 0 menyatakan sangat tidak setuju.
7 Pada pernyataan yang ketujuh Saya berani mengambil tindakan dalam
menjalankan usaha ini apapun resikonya dari 89 responden, 36 responden 40,4 menyatakan sangat setuju, 49 responden 55,1 menyatakan setuju,
4 responden 4,5 menyatakan ragu-ragu, 0 responden 0 menyatakan tidak setuju, dan 0 responden 0 menyatakan sangat tidak setuju.
8 Pada pernyataan yang kedelapan Saya sudah komit pada usaha yang saya
jalankan dari 89 responden, 34 responden 38,2 menyatakan sangat setuju, 51 responden 57,3 menyatakan setuju, 4 responden 4,5 menyatakan
ragu-ragu, 0 responden 0 menyatakan tidak setuju, dan 0 responden 0 menyatakan sangat tidak setuju.
9 Pada pernyataan yang kesembilan Tetap bekerja keras meskipun tidak setiap
hari dagangan laku dari 89 responden, 34 responden 38,2 menyatakan sangat setuju, 53 responden 59,6 menyatakan setuju, 2 responden 2,2
menyatakan ragu-ragu, 0 responden 0 menyatakan tidak setuju, dan 0 responden 0 menyatakan sangat tidak setuju.
10 Pada pernyataan yang kesepuluh Saya mampu menjalankan usaha ini
sendiri dari 89 responden, 22 responden 24,7 menyatakan sangat setuju, 64 responden 71,9 menyatakan setuju, 3 responden 3,4 menyatakan
ragu-ragu, 0 responden 0 menyatakan tidak setuju, tetapi 0 responden 0 menyatakan sangat tidak setuju.
Dari hasil distribusi jawaban responden menunjukkan bahwa pada variabel karakteristik kewirausahaan pernyataan yang paling dominan adalah pernyataan
kesepuluh Saya mampu menjalankan usaha ini sendiri dari 89 responden sebanyak 64 responden 71,9 yang menyatakan setuju.
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui rata-rata jawaban responden terhadap variabel karaktaeristik kewirausahaan. Agar lebih mempermudah penilaian dari rata-
rata tersebut, maka perlu dibuat interval. Dalam penelitian ini, banyak kelas interval sebesar 5 lima dengan rumus sebagai berikut:
�������������������� = R
������ ������ ����� ��������
Berdasarkan rumus di atas maka panjang kelas interval adalah :
�������������������� = 5
− 1 5
= 0,8 Maka kriteria dari penilaian adalah sebagai berikut :
Tabel 4.7 Interpretasi Nilai Rata-Rata Jawaban Responden Terhadap
Karakteristik Kewirausahaan X
2
Nilai Keterangan
1,00-1,79 Sangat Tidak Baik
1,80-2,59 Tidak Baik
2,60-3,39 Kurang Baik
3,40-4,19 Baik
4,20-5,00 Sangat Baik
Sumber :Data diolah 2015
Dari hasil jawaban responden dapat dilihat bahwa rata-rata jawaban responden mengenai karakteristik kewirausahaan sebesar 4,31 sangat baik yang artinya semua
responden menyetujui bahwa karakteristik kewirausahaan yang baik sangat mempengaruhi seorang wirausaha dalam mencapai keberhasilan usaha para wirausaha
mikro di Kelurahan Madras Hulu Medan.
3. Keberhasilan Usaha Tabel 4.8
Distribusi Jawaban Responden untuk Variabel Keberhasilan Usaha Y
Item STS
TS KS
S SS
Total Rata-
rata F
F F
F F
F
11 2
2,2 14 15,7 54 60,7 19 21,3 89 100 4,01
12 4
4,5 18 20,2 45 50,6 22 24,7 89 100 3,95
13 5
5,6 15 16,9 45 50,6 24 27
89 100 3,99
14 5
5,6 12 13,5 43 48,3 29 32,6 89 100 4,07
Total Rata-rata 4,00
Sumber: Hasil pengolahan data primer Kuesioner, SPSS for windows, 2015
Tabel 4.8 menunjukan bahwa hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 89 responden untuk variabel keberhasilan usaha yaitu:
11 Pada pernyataan yang kesebelas Saya sudah mendapatkan keuntungan dari
89 responden, 19 responden 21,3 menyatakan sangat setuju, 54 responden 60,7 menyatakan setuju, 14 responden 15,7 menyatakan ragu-ragu, 2
responden 2,2 menyatakan tidak setuju, dan 0 responden 0 menyatakan sangat tidak setuju.
12 Pada pernyataan yang keduabelas Jumlah penjualan meningkat dari 89
responden, 22 responden 24,7 menyatakan sangat setuju, 45 responden 50,6 menyatakan setuju, 18 responden 20,2 menyatakan ragu-ragu, 4
responden 4,5 menyatakan tidak setuju, dan 0 responden 0 menyatakan sangat tidak setuju.
13 Pada pernyataan yang ketigabelas Pelanggan semakin bertambah dari 89
responden, 24 responden 27 menyatakan sangat setuju, 45 responden 50,6 menyatakan setuju, 15 responden 16,9 menyatakan ragu-ragu, 5
responden 5,6 menyatakan tidak setuju, dan 0 responden 0 menyatakan sangat tidak setuju.
14 Pada pernyataan yang keempatbelas Saya memiliki tenaga kerja dari 89
responden, 29 responden 32,6 menyatakan sangat setuju, 43 responden 48,3 menyatakan setuju, 12 responden 13,5 menyatakan ragu-ragu, 5
responden 5,6 menyatakan tidak setuju, dan 0 responden 0 menyatakan sangat tidak setuju.
Dari hasil distribusi jawaban responden menunjukkan bahwa pada variabel keberhasilan usaha pernyataan yang paling dominan adalah pernyataan kesebelas
Saya sudah mendapatkan keuntungan dari 89 responden sebanyak 54 responden 60,7 yang menyatakan setuju.
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui rata-rata jawaban responden terhadap variabel keberhasilan usaha. Agar lebih mempermudah penilaian dari rata-rata
tersebut, maka perlu dibuat interval. Dalam penelitian ini, banyak kelas interval sebesar 5 lima dengan rumus sebagai berikut:
�������������������� = R
������ ������ ����� ��������
Berdasarkan rumus di atas maka panjang kelas interval adalah : �������������������� =
5 − 1
5 = 0,8
Maka kriteria dari penilaian adalah sebagai berikut :
Tabel 4.9 Interpretasi Nilai Rata-Rata Jawaban Responden Terhadap
Keberhasilan Usaha Y Nilai
Keterangan
1,00-1,79 Sangat Tidak Baik
1,80-2,59 Tidak Baik
2,60-3,39 Kurang Baik
3,40-4,19 Baik
4,20-5,00 Sangat Baik
Sumber :Data diolah 2015
Dari hasil jawaban responden dapat dilihat bahwa rata-rata jawaban responden mengenai keberhasilan usaha sebesar 4,00 baik yang artinya semua responden
menyetujui bahwa untuk mencapai keberhasilan usaha pengusaha mikro di Kelurahan Madras Hulu Medan sangat diperlukan pengetahuan dan karakteristik kewirausahaan
yang baik.
4.4 Uji Asumsi Klasik
Sebelum dapat menggunakan model regresi linier berganda dalam
menganalisis variabel-variabel, maka terlebih dahulu diuji syarat-syarat yang harus dipenuhi. Dengan kata lain menguji dengan model asumsi klasik, yakni sebagai
berikut:
4.4.1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Model regresi yang baik adalah distribusi normal atau mendekati
normal. Untuk melihat normalitas data menggunakan pendekatan histogram, grafik dan Kolmogorv-Sminorv.
1. Pendekatan Histogram
Sumber: Hasil pengolahan data primer Kuesioner, SPSS for windows, 2015
Gambar 4.2 Hasil Uji Regression Standartized Residual
Pada Gambar 4.2 Hasil Uji Regression Standartized Residual pada histogram, terlihat bahwa variabel berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh distribusi data
tersebut tidak miring ke kiri atau ke kanan dan membentuk pola lonceng.
2. Pendekatan Grafik
Sumber: Hasil pengolahan data primer Kuesioner, SPSS for windows, 2015
Gambar 4.3 Hasil Uji Normal P-P Plot Of Regression Strandartized Residual
Pada output SPSS P-P Plot of Regression, bahwa data cenderung lurus mengikuti garis diagonal sehingga data dalam penelitian ini cenderung terdistribusi
normal seperti terlihat pada Gambar 4.3.
3. Pendekatan Kolmogorv-Sminorv
Uji normalitas dengan grafik bisa saja berdistribusi normal, karena sifatnya lebih subjektif. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji normalitas secara statitistik
dengan pendekatan Kolmogorov-Smirnov 1 sample KS. Hasil uji normalitas dengan pendekatan Kolmogorov dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.10 Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 89
Normal Parameters
a,,b
Mean .0000000
Std. Deviation 2.56899964
Most Extreme Differences Absolute
.056 Positive
.056 Negative
-.034 Kolmogorov-Smirnov Z
.524 Asymp. Sig. 2-tailed
.946 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data. Sumber: Hasil pengolahan data primer Kuesioner, SPSS for windows, 2015
Pada Tabel 4.7 terlihat bahwa nilai Asymp. Sig 2-tailed adalah 0.946 dan diatas nilai signifikansi 0,05 atau 5. Hal ini berarti residual data berdistribusi
normal. Nilai Kolmogorv-Sminorv Z lebih kecil dari 1,97 berarti tidak ada perbedaan antara distribusi teoritik dan distribusi empiric atau dengan kata lain data dikatakan
normal.
4.4.2 Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika varians sama, dan
yang seharusnya tidak terjadi maka dikatakan ada homokedastisitas, sedangkan jika varians tidak sama dikatakan heteroskedastisitas Situmorang Lufti , 2014 : 121-
122. Gejala heterokedastisitas dapat dideteksi dengan dua cara yaitu:
1. Analisis Grafik
Gejala heterokedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik Scatterplot.Apabila data yang berbentuk titiktitik tidak membentuk suatu pola atau
menyebar, maka model regresi tidak terkena heterokedastisitas. Kriteria pengambilan keputusan:
1. Jika diagram pencar yang ada membentuk pola-pola tertentu yang teratur maka regresi mengalami gangguan heterokedastisitas.
2. Jika diagram pencar yang ada tidak membentuk pola-pola tertentu yang teratur
maka regresi tidak mengalami gangguan heterokedastisitas.
Sumber: Hasil pengolahan data primer Kuesioner, SPSS for windows, 2015
Gambar 4.4 Scatter Plot Heterokedastisitas
Grafik 4.4 menunjukkan bahwa terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di
bawah angka nol 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak pakai untuk memprediksi
keberhasilan usaha pengusaha mikro di wilayah Kelurahan Madras Hulu, berdasarkan masukkan variabel pengetahuan dan karakteristik kewirausahaan.
2. Analisis Statistik Kriteria keputusan:
1. Jika probabilitas 0,05 maka tidak mengalami gangguan heterokedastisitas 2. Jika probabilitas 0,05 maka mengalami gangguan heterokedastisitas.
Gejala heterokedastisitas dapat juga dideteksi melalui uji Glejser. Tabel 4.12 berikut ini menampilkan hasil pengujian heterokedastisitas dengan uji Glejser.
Tabel 4.11 Uji Glejser
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 7.134
1.957 3.645
.368 PENGETAHUAN
-.354 .079
-.462 1.480
.197 KARAKTERISTIK
.103 .081
.130 1.264
.210 a. Dependent Variable: absut
Sumber: Hasil pengolahan data primer Kuesioner, SPSS for windows, 2015
Pada Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa kolom Sig. pada tabel koefisien regresi untuk variabel independen adalah 0,197, 0,210, atau probabilitas lebih besar dari
0,05 maka tidak terjadi gangguan heterokedastisitas. Hal ini menunjukkan semua variabel independent yang terdiri dari pengetahuan dan karakteritik signifikan secara
statisik mempengaruhi variabel dependent.
4.4.3 Uji Multikolinieritas
Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya
gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai tolerance dan VIF Variance Inflation Factor melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel
terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang bisa dipakai adalah nilai Tolerance 0,1 atau nilai VIF 5, maka tidak terjadi
multikolinearitas Situmorang dan Lufti, 2008:147. Pengujian multikoliniearitas
dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.12
Uji Multikolinieritas
Sumber: Hasil pengolahan data primer Kuesioner, SPSS for windows, 2015
Tabel 4.12 menunjukkan bahwa nilai tolerance 0.887, 0.887 0,1 sedangkan nilai inflation factor VIF 1.128, 1.128 5. Hal ini menunjukkan
bahwa variabel bebas dalam penelitian ini tidak saling berkorelasi atau tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas, sehingga tidak mengandung
multikolinearitas.
4.5 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda berfungsi untuk mengetahui pengaruh variabel bebas X
1
dan X
2
, dengan variabel terikat Y pada Usaha Mikro di Kelurahan Madras Hulu Medan. Analisis regresi linear berganda menggunakan bantuan program
SPSS for windows.
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1
Constant 2.490
3.648 .683
.497 PENGETAHUAN
.326 .147
.235 2.214
.029 .887 1.128
KARAKTERISTIK .316
.152 .221
2.084 .040
.887 1.128 a. Dependent Variable: KEBERHASILANUSAHA
Tabel 4.13 Hasil Metode Enter
Variables EnteredRemoved
a
Model Variables Entered
Variables Removed
Method 1
KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN
b
. Enter a. Dependent Variable: KEBERHASILANUSAHA
b. All requested variables entered. Sumber: Hasil pengolahan data primer Kuesioner, SPSS for windows, 2015
Tabel 4.13 menunjukkan bahwa variabel yang dimasukkan entered adalah variabel Pengetahuan dan Karakteristik. Tidak ada variabel independent yang
dikeluarkan removed. Metode yang dipilih adalah metode enter.
Tabel 4.14 Hasil Regresi Linier Berganda
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 2.490
3.648 .683
.497 PENGETAHUAN
.326 .147
.235 2.214
.029 KARAKTERISTIK
.316 .152
.221 2.084
.040 a. Dependent Variable: KEBERHASILANUSAHA
Sumber: Hasil pengolahan data primer Kuesioner, SPSS for windows, 2015
Tabel 4.14 menunjukkan bahwa pada kolom unstandardized coefficients diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Y = 2.490+ 0.326X
1
+ 0.316X
2
+ e Persamaan regresi linier berganda dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Konstanta sebesar 2.490, artinya bahwa variabel Pengetahuan dan Karakteristik dianggap konstan maka tingkat Keberhasilan Usaha pengusaha mikro di Kelurahan
Madras Hulu Medan sebesar 2.490.
b. Variabel Pengetahuan mempunyai pengaruh yang positif terhadap Keberhasilan Usaha wirausaha mikro di Kelurahan Madras Hulu Medan dengan koefisien
menunjukkan sebesar 0.326 yang berarti apabila Keberhasilan Usaha meningkat sebesar 1 satuan dengan menganggap faktor lain tetap maka akan dapat meningkatkan
Keberhasilan Usaha wirausaha mikro di Kelurahan Madras Hulu Medan meningkat sebesar 0,326.
c. Variabel Karakteristik mempunyai pengaruh yang positif terhadap Keberhasilan Usaha wirausaha mikro di Kelurahan Madras Hulu Medan dengan koefisien
menunjukkan sebesar 0.316 yang berarti apabila Keberhasilan Usaha meningkat sebesar 1 satuan dengan menganggap faktor lain tetap maka akan dapat meningkatkan
Keberhasilan Usaha wirausaha mikro di Kelurahan Madras Hulu Medan sebesar 0,316.
Dari variabel-variabel tersebut penentuan variabel dominan dilakukan dengan menggunakan tabel print out coefficient dari data dengan menggunakan bantuan
program SPSS Statistican Product and Service Solution for windows dengan memakai metode enter yang digunakan untuk melihat faktor mana yang paling
dominan dalam Keberhasilan Usaha Wirausaha Mikro di Kelurahan Madras Hulu Medan. Dengan asumsi: apabila nilai standarized coefficient variabel bebas memiliki
nilai tertinggi tingkat probabilitas yang paling signifikan, dan juga nilai signifikansi terkecil diantara variabel bebas lainnya. Kesimpulannya adalah kedua variabel bebas
tersebut dominan berpengaruh terhadap variabel terikat. Berdasarkan tabel tersebut, dapat diperoleh nilai standarized coefficient
variabel pengetahuan X
1
sebesar 0.326 yang merupakan variabel bebas dengan nilai
standarized coefficient tertinggi dan variable yang memiliki nilai signifikansi terkecil sebesar 0.316 yaitu karakteristik X
2
. Hal ini menunjukkan bahwa variabel pengetahuan X
1
merupakan variabel atau faktor yang dominan dalam mendorong Keberhasilan Usaha Wirausaha Mikro di Kelurahan Madras Hulu Medan.
4.6 Uji Hipotesis