Thermogravimetry Analysis TGA KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Resolusi untuk TEM berkisar 0,1 nm, sedangkan untuk SEM resolusi maksimum paling baik 1 nm. Ditinjau dari aspek teknologi, satu perbedaan utama antara SEM dan TEM adalah ketebalan spesimen yang digunakan.Ketebalan spesimen harus berukuran kecil antara 10-100 nm.Dimana spesimen SEM dapat menggunakan ketebalan dalam satuan cm, yang dianalisa dengan SEM dan dikomparasikan dengan TEM, dalam hal ini, ultimasi resolusin kapabilitas TEM tidak merupakan suatu syarat kebutuhan Stokes, 2008.

2.5 Thermogravimetry Analysis TGA

Metode ini digolongkan kedalam metode fisika, dimana sampel secara terus- menerus dinyatakan sebagai fungsi temperatur, sampel disubjeksikan ke suatu pengendalian perubahan suhu, penentuan titik lebur dari sampel yang berbentuk solid atau padatan. Bahan yang dikarakterisasi biasanya berupa senyawa organik atau suatu bahan yang murni. Menggunakan proses pemanasan, kemudian sampel akan mengalami proses dekomposisi dan secara fisika analisisnya ditinjau dari titik lebur yang diperoleh dari sampel atau bahan yang telah mengalami proses pemanasan. Temperatur merupakan kondisi suatu bahan kepenyaluran panas atau pemanasan yang berasal dari bahan lain. Pengaruh dari proses pemanasan terjadi banyak perubahan dari sampel, perubahan berat didasari dari termogravimetri dan ditentukan perubahan energinya dengan metode Differensial Thermal Analysis DTA dan Differensial Scanning Calorimetri DSC. Teknik ini penting dalam analisis termal Dodd, 1987. Pembelajaran lain yang mendekati ke fase transisi diperoleh dari alat yang disebut thermobalance, dimana hasil dibaca dari penurunan berat sampel yang terdekomposisi selama proses pemanasan Ewing, 1960. Thermogravimetry ditentukan dari berat bahan yang hilang melalui DSA dan DSC yang akan ditunjukkan sebagai suatu reaksi endotermik atau eksotermik ketika dekomposisi terjadi. Analisis termal memiliki beberapa bagian penting dalam prosesnya : a Data termal dipengaruhi oleh panas yang spesifik, konduktivitas termal, panas peleburan, dan kebanyakan dari titik lebur dari logam murni seperti Au, Pb, Sn, dan lain-lain sering digunakan sebagai standar umtuk kalibrasi data dalam bentuk DSADSC b Perubahan fase solid-fase liquid seperti titik lebur atau fase liquid-fase uap titik didih Universitas Sumatera Utara c Perubahan struktur transisi solid-solid dimana terjadi perubahan struktur yang berupa reaksi endotermikeksotermik d Stabilitas termal untuk material atau bahan polimer e Dekomposisi termal, termogravimetri digunakan untuk pembelajaran stoikiometri dari dekomposisi termal dari sampel f Analisis kualitatif identifikasi g Pengendalian kualitas yang berkaitan dengan kemurnian. Metode analisis termal disini digunakan untuk mengidentifikasi kemurnian dari sampel atau bahan Dodd, 1987. Universitas Sumatera Utara BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Alat Nama Alat