2 Bakteri uji
Bakteri uji yang digunakan adalah bakteri Staphylococcus aureus
ATCC 25923, Basillus subtilis, Streptococcus pneumoniae ATCC
96924, Escherichia coli ATCC 25922, Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853, Proteus mirabillis yang didapat dari Laboraturium
Mikrobiologi dan Parasitologi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3
Antibakteri Pembanding Antibakteri pembanding yang digunakan adalah amoksisilin
4 Bahan Kimia
Bahan-bahan kimia yang digunakan diantaranya: Mueller Hinton Agar MHA, Blood Agar Base, Nutrient Agar, Nutrient Broth, Vitamin K,
NaCl, FeCl
3
, metanol, alkohol, Dimetilsulfoksida DMSO, serbuk Mg, HCl, pereaksi dragendorff, pereaksi meyer, kloroform, natrium
sulfat anhidrat, asam asetat anhidrat, H
2
SO
4
, aquadest.
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Penyiapan simplisia G. verrucosa
Bahan berupa rumput laut G. verrucosa sebanyak 35 Kg didapat dari tambak di desa Tenjo Ayu Kecamatan Tirtayasa dalam
keadaan basah, kemudian dicuci bersih dengan air mengalir, kemudian dibilas dengan aquadestilat. Rumput laut G. verrucosa ini kemudian
dikeringkan dengan cara diangin-anginkan pada suhu ruang dan terhindar dari sinar matahari langsung. Simplisia kering kemudian dihaluskan
menggunakan blender sehinga diperoleh serbuk rumput laut 500 gram.
3.3.2 Ekstraksi dengan Pelarut Organik
Serbuk rumput laut G. verrucosa sebanyak 500 g dimaserasi dengan menggunakan metanol selama 5 hari dengan mengganti pelarut
setiap 24 jam, kemudian disaring dengan menggunakan kapas dan kertas saring. Tiap-tiap filtrat dipisahkan dari pelarutnya pada suhu 50
C dengan menggunakan vacuum rotary evaporator, sehingga diperoleh
ekstrak kental rumput laut G. verrucosa sebanyak 28 gram. 3.3.3
Pemeriksaan Karakteristik Ekstrak Depkes RI, 2000
a. Organoleptik
Pengujian ini dilakukan dengan mengamati bentuk, warna, bau, dan rasa dari ekstrak yang dihasilkan
b. Rendemen ekstak
Rendemen ekstrak etanol rumput laut G. verrucosa dihitung dengan membandingkan bobot awal simplisia dengan bobot akhir ekstrak yang
dihasilkan. Rendemen =
Bobot ekstrak yang dihasilkan Bobot awal simplisia
x 100 c.
Susut pengeringan Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara menimbang ekstrak sebanyak
±0.5g dan dimasukan kedalam botol timbang bertutup yang sebelumnya telah ditara. Kemudian dimasukan kedalam oven pada
suhu 105 C sehingga diperoleh bobot yang relatif tetap.
Susut pengeringan = b
− c b
− a x 100
Keterangan : a = bobot cawan kosong
b = bobot sampel dan cawan sebelum dikeringkan dalam oven c = bobot sampel dan cawan setelah dikeringkan dalam oven
3.3.4 Penapisan Fitokimia
Pemerikasaan kandungan kimia dalam rumput laut Harbone, 1984, diantaranya:
a. Identifikasi golongan alkaloid Sejumlah tertentu serbukekstrak G. verrucosa dilembabkan dengan 5
ml ammonia 30, digerus dalam mortir, kemudian ditambahkan 20 ml kloroform dan digerus kembali dengan kuat, campuran tersebut disaring
dengan kertas saring, filtrat berupa larutan organik diambil sebagai larutan A, sebagian dari larutan A 10 ml diekstraksi dengan 10 ml larutan HCl
1:10 dengan pengocokan dalam tabung reaaksi, ambil larutan bagian atasnya larutan B. larutan A diteteskan beberapa tetes pada kertas saring dan
disemprot atau ditetesi dengan pereaksi Dragendorff, terbentuk warna merah ataupun jingga pada kertas saring menunjukan adanya senyawa alkaloid.
Larutan B dibagi dalam dua tabung reaksi, ditambahkan masing-masing pereaksi Dragendorff dan Mayer, terbentuk endapan merah bata dengan
pereaksi Dragendorff dan endapan putih dengan pereaksi Mayer menunjukan adanya senyawa golongan alkaloid.
b. Identifikasi golongan flavonoid Sejumlah tertentu serbukekstrak G. verrucosa ditambahkan 100 ml
aquadest panas, dididihkan selama 15 menit, saring dengan kertas saring, diperoleh filtrat yang akan digunakan sebagai larutan percobaan. Kedalam 5
ml larutan percobaan dalam tabung reaksi , ditambahkan serbuk atau lempeng magnesium secukupnya dan 1 ml HCl pekat, tambahkan 5 ml
amilalkohol, dikocok dengan kuat, biarkan hingga memisah, terbentuk warna dalam larutan amilalkohol menunjukan adanya senyawa flavonoid.
c. Identifikasi senyawa saponin Sebanyak 10 ml larutan percobaan yang diperoleh dari percobaan
golongan flavonoid, dimasukan kedalam tabung reaksi dan dikocok secara vertikal selama 10 detik, kemudian dibiarkan selama 10 menit, terbentuk
busa yang stabil dalam tabung reaksi menunjukan adanya senyawa golongan saponin, bila ditambahkan 1 tetes HCl 1 encer busa tetap stabil.
d. Identifikasi golongan tanin Sebanyak tertentu serbukekstrak ditambahkan 100 ml aquadest,
didihkan selama 15 menit, dinginkan dan saring dengan kertas saring dan filtrat dibagi dua bagian. Kedalam filtrat pertama ditambahkan larutan Ferri
III klorida 1, terbentuk warna biru tua atau hijau kehitaman menunjukan adanya senyawa golongan tanin. Kedalam filtrat yang kedua ditambahkan 15
ml pereaksi Stiasny Formaldehid 30 : HCl pekat = 2:1, dipanaskan di atas penanggas aquadest, terbentuk endapan warna merah muda menunjukan
adanya tanin katekuat. Selanjutnya endapan disaring, filtrat dijenuhkan
dengan natrium asetat, ditambahkan beberapa tetes larutan Ferri III kloridaa 1, terbentuk warna biru tinta menujukan adanya tanin galat.
e. Identifikasi golongan steroid dan triterpenoid Sejumlah tertentu serbukekstrak G. verrucosa dimaserasi dengan 20
ml eter selama 2 jam dalam wadah dengan penutup rapat, disaring dan diambil filtratnya, 5 ml dari filtrat tersebut diuapkan dalam cawan penguap
hingga diperoleh residusisa, kedalam residu ditambahkan 2 tetes asam asetat anhidrat dan 1 tetes asam sulfat pekat pereaksi Libermann-Buchard,
terbentuk warna hijau atau merah menunjukan adanya senyawa golongan steroid atau triterpenoid
.
f. Identifikasi golongan kuinon Sejumlah tertentu serbukekstrak G. verrucosa ditambahkan 100 ml
air panas, dididihhkan selama 5 menit, saring. Ambil 5 ml larutan, masukkan ke dalam tabung reaksi tambahkan beberapa tetes Natrium hidroksida 1 N,
terbentuk warna merah menunjukkan adanya senyawa golongan kuinon. g. Identifikasi golongan minyak atsiri
Sejumlah tertentu serbukekstrak G. verrucosa dimasukkan ke dalam tabung reaksi volume 20 ml, tambahkan 10 ml pelarut petroleum eter. Pada
mulut tabung dipasang corong yang diberi lapisan kapas yang telah dibasahi dengan air, kemudian disaring dengan kertas saring. Filtrat yang diperoleh
diuapkan pada cawan penguap, residu yang berbau aromatik menunjukkan adanya senyawa golongan minyak atsiri.
3.3.5 Sterilisasi Alat dan Bahan