Larutan Induk Ni 1000 mgL Larutan Seri Standar Ni 100 mgL Larutan Standar Ni 10 mgL Larutan Seri Standar 0,5;1,0;1,5;2,0;2,5 mgL Larutan Blanko Data Hasil Pengukuran Daya Serap Ion CuII, NiII, dan ZnII

i. Larutan Induk Ni 1000 mgL

Sebanyak 4,4758 gram NiSO 4 .6H 2

j. Larutan Seri Standar Ni 100 mgL

O dilarutkan dengan 50 mL akuades dan dimasukkan kedalam labu ukur 1 L. Ditambahkan akuades hingga garis tanda dan dihomogenkan. Sebanyak 10 mL larutan Standar Ni 1000 mgL dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL, ditambahkan akuades hingga garis tanda dan dihomogenkan.

k. Larutan Standar Ni 10 mgL

Sebanyak 10 mL larutan Standar Ni 100 mgL dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL, ditambahkan akuades hingga garis tanda dan dihomogenkan.

l. Larutan Seri Standar 0,5;1,0;1,5;2,0;2,5 mgL

Sebanyak 2,5;5,0;7,5;10;12,5 mL larutan standar Ni 10 mgL dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL, ditambahkan akuades hingga garis tanda dan dihomogenkan.

m. Larutan Blanko

Sebanyak 50 mL akuades dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer 250 mL, kemudian ditambahkan 5 mL HCl p dan 3 mL H 2 O 2 30. Dipanaskan sampai setengah volume awal. Didinginkan sampai mencapai suhu ruang kemudian disaring. Dipindahkan larutan ke dalam labu ukur 50 mL kemudian diatur pH larutan hingga pH 3 dengan penambahan NH 4 OH 10 lalu diencerkan dengan akuades sampai garis tanda, dihomogenkan. Dipindahkan larutan ke dalam labu erlenmeyer. Universitas Sumatera Utara

n. Larutan EDTA 0,1M

Ditimbang sebanyak 3,724 g Di-Natriumetilendiamintetraasetat dihidrat dan dilarutkan dengan 50 mL akuades. Dimasukkan kedalam labu ukut 100 mL dan di tambahkan dengan akuades sampai garis tanda dan dihomogenkan.

3.3.2. Penentuan Kurva Standar Cu

Dimasukkan masing-masing larutan blanko dan larutan seri standar Cu 0,5;1,0;1,5;2,0;2,5 mgL ke dalam labu erlenmeyer, kemudian di analisa dengan menggunakan alat ICP. Dibuat kurva standarnya.

3.3.3. Penentuan Kurva Standar Ni

Dimasukkan masing-masing larutan blanko dan larutan seri standar Ni 0,5;1,0;1,5;2,0;2,5 mgL ke dalam labu erlenmeyer, kemudian di analisa dengan menggunakan alat ICP. Dibuat kurva standarnya.

3.3.4. Penentuan Kurva Standar Zn

Dimasukkan masing-masing larutan blanko dan larutan seri standar Zn 0,5;1,0;1,5;2,0;2,5 mgL ke dalam labu erlenmeyer, kemudian di analisa dengan menggunakan alat ICP. Dibuat kurva standarnya.

3.3.5. Preparasi Zeolit

Zeolit alam Sarulla sebanyak 150 gram dimasukkan ke dalam cawan porselen kemudian dipanaskan pada suhu 105±5 o C selama 3 jam di dalam oven, kemudian didinginkan di dalam desikator selama 1 jam dan digiling. Diayak dengan ayakan 120 mesh. Universitas Sumatera Utara

3.3.6. Aktivasi Zeolit

Zeolit alam Sarulla dengan ukuran 120 mesh di aktivasi secara fisika dengan pemanasan pada suhu 300 o C selama 3 jam dan didinginkan di dalam desikator. Dipindahkan 50 gram zeolit kedalam gelas beaker kemudian dicampurkan dengan 250 mL HCl 15. Diaduk selama 12 jam dan disaring. Residu dicuci dengan aquadest sampai bebas klorida dan dikeringkan pada suhu 105±5 o C.

3.3.7. Modifikasi Zeolit

Sebanyak 10 gram zeolit yang sudah diaktivasi secara fisika dan kimia dicampurkan dengan 100 mL larutan EDTA dan diaduk sambil dipanaskan pada suhu ±50 o C selama 6 jam dan disaring. Residu dicuci dengan akuades sebanyak 50 mL sebanyak 3 kali kemudian dikeringkan pada suhu 100 o Ion campuran CuII, NiII, dan ZnII dilakukan dengan cara memipet masing- masing 5 mL larutan standar Cu,Ni,dan Zn 1000 mgL ke dalam labu ukur 100 mL kemudian di tambahkan akuades hingga garis tanda sehingga konsentrasi masing- masing ion dalam campuran menjadi 50 mgL. Di pipet 50 mL larutan tersebut dan diatur pH hingga 5. Larutan ini kemudian dimasukkan ke dalam kolom yang telah berisi 0,25 g zeolit termodifikasi EDTA. Didiamkan selama 1 jam. Larutan jernih disaring. Dipipet sebanyak 5 mL dan dimasukkan ke dalam labu ukur kemudian di encerkan dengan akuades hingga garis tanda. Di tambahkan 5 mL HNO C selama 3 jam .

3.3.8. Adsorpsi ion campuran CuII, NiII, dan ZnII Oleh Zeolit Termodifikasi EDTA

3p dan 3 mL H 2 O 2 30. Dipanaskan diatas hotplate sampai volume 15-20 mL dan didinginkan. Diatur pH hingga pH 3. Disaring dengan kertas saring whatman no. 42 kedalam labu ukur 50 mL. diencerkan dengan akuades hingga garis tanda. Ditentukan intensitas dengan menggunakan ICP dengan panjang gelombang Cu = 324,754nm , Ni = 221,647nm, dan Zn = 213,856nm. Dihitung konsentrasi ion setelah adsorpsi. Universitas Sumatera Utara Dilakukan perlakuan yang sama untuk zeolit termodifikasi EDTA dan zeolit aktif dengan variasi berat zeolit 0,25g; 0,5g; dan 1,0 g dengan waktu kontak 1 jam, 2 jam dan 3 jam. Universitas Sumatera Utara 3.4. Bagan Penelitian 3.4.1. Penentuan Kurva Kalibrasi Larutan Seri Standar Cu Larutan seri standar Cu dengan konsentrasi 0,5 ; 1,0 ; 2,5 ; 5,0 ; 10,0 mgL hasil dimasukkan masing- masing konsentrasi ke dalam labu erlenmeyer di analisis dengan menggunakan ICP-OES dengan panjang gelombang 324,754 nm dibuat kurva kalibrasi dicatat hasil • Dilakukan perlakuan yang sama terhadap larutan seri standar Ni dan Zn 0,5; 1,0; 2,5; 5,0; 10,0 mgL.

3.4.2. Preparasi Zeolit

150 gram Zeolit alam Sarulla dimasukkan ke dalam cawan porselen dipanaskan di dalam oven pada suhu 100-110 o C selama 3 jam didinginkan di dalam desikator selama 1 jam digiling diayak dengan ayakan 120 mesh Serbuk Zeolit 120 mesh Universitas Sumatera Utara

3.4.3. Aktivasi Zeolit Simangunsong,V.,2011

100 gram Zeolit alam Sarulla dimasukkan ke dalam cawan porselen dipanaskan pada suhu 300 o C selama 3 jam dipindahkan sebanyak 50 gram kedalam gelas beaker dicampurkan dengan HCl 15 sebanyak 250 mL diaduk selama 12 jam disaring filtrat residu dicuci dengan akuades hingga bebas klorida dikeringkan didalam oven pada suhu 105±5 o C Hasil Universitas Sumatera Utara

3.4.4. Modifikasi Zeolit

10 gram Zeolit teraktivasi dimasukkan kedalam beaker glass dicampurkan dengan larutan EDTA sebanyak 100 mL diaduk sambil dipanaskan pada suhu 50 o C selama 6 jam disaring Filtrat Residu dicuci dengan 50 mL akuades sebanyak 3 kali dikeringkan pada suhu 100-110 o C Zeolit alam Termodifikasi EDTA Universitas Sumatera Utara

3.4.5. Adsorpsi Ion Campuran CuII, NiII, dan Zn II Oleh Zeolit Termodifikasi EDTA

Ion campuran CuII, NiII,dan ZnII 50 mgL dipipet sebanyak 25 mL diatur pH hingga pH 5 dimasukkan ke dalam kolom yang telah berisi 0,25 g zeolit termodifikasi EDTA didiamkan selama 1 jam disaring Larutan jernih residu dianalisa dengan ICP - OES ditentukan intensitasnya pada panjang gelombang 324,754nm untuk Cu ditentukan intensitasnya pada panjang gelombang 221,647nm untuk Ni ditentukan intensitasnya pada panjang gelombang 213,856nm untuk Zn dipipet sebanyak 5 mL dan dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL diencerkan dengan akuades hingga garis batas ditambahkan 5 mL HNO 3 p ditambahkan 3 mL H 2 O 2 30 dipanaskan di atas hotplate sampai volume 15 - 20 mL didinginkan diatur pH hingga pH 3 disaring dengan kertas saring whatman no. 42 ke dalam labu ukur 50 mL filtrat residu diencerkan dengan akuades hingga garis batas hasil • Dilakukan prosedur yang sama untuk berat zeolit termodifikasi EDTA 0,25 g, 0,5 g , dan 1,0 g dengan waktu kontak 1 jam , 2 jam , dan 3 jam • Dilakukan prosedur yang sama untuk berat zeolit aktif 0,25 g , 0,5 g , dan 1,0g dengan waktu kontak 1 jam , 2 jam , dan 3 jam Universitas Sumatera Utara

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil dan Pengolahan Data 4.1.1. Logam Cu Tembaga Kondisi operasi alat Inductively Coupled Plasma – Optical Emission Spectrometer ICP-OES pada penentuan intensitas Cu dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut : Tabel 4.1. Kondisi Operasi Alat Inductively Coupled Plasma – Optical Emission Spectroscopy ICP-OES merek Varian pada penentuan intensitas Cu No Parameter Logam Tembaga Cu 1 Panjang Gelombang nm 324,754 2 Tipe Gas Plasma Argon 3 Power kW 1,20 4 Kecepatan Aliran Gas Plasma Lmin 1,50 5 Kecepatan Gas Pendukung Lmin 1,50 6 Ketinggian Tungku mm 8 7 Tekanan Nebulizer kPa 200 8 Kecepatan Pompa rpm 20 9 Penundaan Penyerapan Sampel s 30 10 Lama Pembilasan s 10 11 Waktu Pembacaan Replikasi s 1 Universitas Sumatera Utara 12 Penundaan Stabilisasi Instrumen s 15 13 Replikasi 3 14 Tegangan PMT V 650 4.1.1.1. Penurunan Persamaan Garis Regresi dengan Metode Kurva Kalibrasi Untuk Larutan Standar Cu Pada Panjang Gelombang 324,754 nm Hasil pengukuran Intensitas larutan standar dari suatu seri larutan standar tembaga diplotkan terhadap konsentrasi larutan standar sehingga diperoleh suatu kurva kalibrasi berupa garis linier. Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi ini dapat diturunkan dengan metode Least Square dapat dilihat pada table 4.1 berikut : Table 4.2. Data Hasil Penurunan Persamaan Regresi Untuk Larutan Standar Cu Pada Panjang Gelombang 324,754 nm No X Y X-X ̅ Y-Y ̅ X-X ̅Y-Y̅ X-X̅ Y-Y ̅ 2 2 1 47.0000 -3.1667 -2538.5333 8038.6888 10.0278 64,44x10 5 2 0.5 453.8000 -2.6667 -2131.7333 5684.6221 7.1111 45,44x10 5 3 1 828.0000 -2.1667 -1757.5333 3807.9888 4.6944 30,89x10 5 4 2.5 2073.6000 -0.6667 -511.9333 341.2889 0.4444 2,62x10 5 5 5 4001.2000 1.8333 1415.6667 2595.3890 3.3611 20,04 x10 5 6 10 8109.6000 6.8333 5524.0667 37747.7891 46.6944 305,15 x10 5 ∑ 19 15513.2000 0.0000 0.0002 58215.7667 72.3333 468,59 x10 5 Keterangan : X = Data konsentrasi larutan standar Y = Data intensitas cs yang ditentukan oleh alat inductively coupled plasma Penurunan persamaan garis regresi : Universitas Sumatera Utara Dimana a = slope ; b = intersept Maka persamaan yang diperoleh adalah :

4.1.1.2. Penentuan Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: Grafik kurva kalibrasi larutan standar Cu dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 4.1. Grafik kurva kalibrasi larutan standar Cu pada panjang gelombang Universitas Sumatera Utara 324,754 nm Universitas Sumatera Utara

4.1.1.3. Penentuan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi

Dengan mensubstitusikan harga konsentrasi larutan standar Xi ke persamaan garis regresi maka diperoleh harga Y yang baru Y ̅ seperti yang tercantum pada tabel berikut : No Xi Yi Xi Y ̅ 2 Yi-Y ̅ Yi-Y ̅ 1 2 47.0000 36,9168 10,0832 101,6709 2 0,5 453.8000 0,25 439,3299 14,4701 209,3823 3 1,0 828.0000 1,0 841,7431 13,7431 188,8728 4 2,5 2073.6000 6,25 2048,9826 26,6175 606,0188 5 5,0 4001.2000 25,0 4061,0483 59,8483 3581,8190 6 10,0 8109.6000 100,0 8085,1798 24,4202 596,3462 ∑ 19 15513.2000 132,5 15513,2005 147,1823 5284,1101 Dimana r = 0,9999 ; a = slope = 804,8263 ; n = 6 Simpangan Baku SB = = = 36,3459 Batas Deteksi = = = 0,1355 mgL Universitas Sumatera Utara Batas Kuantitasi = = = 0,4516 mgL Universitas Sumatera Utara

4.1.2. Logam Nikel Ni

Kondisi operasi alat Inductively Coupled Plasma – Optical Emission Spectrometer ICP-OES pada penentuan intensitas Ni dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut : Tabel 4.3. Kondisi Operasi Alat Inductively Coupled Plasma – Optical Emission Spectroscopy ICP-OES merek Varian pada penentuan intensitas Ni No Parameter Logam Nikel Ni 1 Panjang Gelombang nm 231,604 2 Tipe Gas Plasma Argon 3 Power kW 1,20 4 Kecepatan Aliran Gas Plasma Lmin 1,50 5 Kecepatan Gas Pendukung Lmin 1,50 6 Ketinggian Tungku mm 8 7 Tekanan Nebulizer kPa 200 8 Kecepatan Pompa rpm 20 9 Penundaan Penyerapan Sampel s 30 10 Lama Pembilasan s 10 11 Waktu Pembacaan Replikasi s 1 12 Penundaan Stabilisasi Instrumen s 15 13 Replikasi 3 14 Tegangan PMT V 650 4.1.2.1. Penurunan Persamaan Garis Regresi dengan Metode Kurva Kalibrasi Untuk Larutan Standar Ni dengan Panjang Gelombang 231,604 nm Universitas Sumatera Utara Hasil pengukuran Intensitas larutan standar dari suatu seri larutan standar nikel diplotkan terhadap konsentrasi larutan standar sehingga diperoleh suatu kurva kalibrasi berupa garis linier. Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi ini dapat diturunkan dengan metode Least Square dapat dilihat pada table 4.4 berikut : Table 4.4. Data Hasil Penurunan Persamaan Regresi Untuk Larutan Standar Ni dengan Panjang Gelombang 231,604 nm No X Y X-X ̅ Y-Y ̅ X-X ̅Y-Y̅ X-X̅ Y-Y ̅ 2 2 1 574.9000 -3.1667 -33638.6167 106522.2861 10.0278 11,31x10 8 2 0.5 5366.1000 -2.6667 -28847.4167 76926.4444 7.1111 8,32 x10 8 3 1 10677.4000 -2.1667 -23536.1167 50994.9194 4.6944 5,54 x10 8 4 2.5 26778.9000 -0.6667 -7434.6167 4956.4111 0.4444 0,55 x10 8 5 5 53711.6000 1.8333 19498.0833 35746.4861 3.3611 3,80 x10 8 6 10 108172.2000 6.8333 73958.6833 505384.3361 46.6944 54,69 x10 8 19 205281.1000 0.0000 0.0000 780530.8833 72.3333 84,23 x10 8 Keterangan : X = Data konsentrasi larutan standar Y = Data intensitas cs yang ditentukan oleh alat inductively coupled plasma Penurunan persamaan garis regresi : Dimana a = slope ; b = intersept Universitas Sumatera Utara Maka persamaan yang diperoleh adalah :

4.1.2.2. Penentuan Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: Grafik kurva kalibrasi larutan standar Ni dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 4.2. Grafik kurva kalibrasi larutan standar Ni dengan panjang gelombang 231,604 nm Universitas Sumatera Utara

4.1.2.3. Penentuan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi

Dengan mensubstitusikan harga konsentrasi larutan standar Xi ke persamaan garis regresi maka diperoleh harga Y yang baru Y ̅ seperti yang tercantum pada tabel berikut : No Xi Yi Xi Y ̅ 2 Yi-Y ̅ Yi-Y ̅ 1 2 574.9000 574,9 2 0,5 5366.1000 0,25 5438,1848 72,0848 5196,2184 3 1,0 10677.4000 1,0 10833,5598 156,1598 24385,8831 4 2,5 26778.9000 6,25 27019,6848 240,7848 57977,3199 5 5,0 53711.6000 25,0 53996,5598 284,9598 81202,0876 6 10,0 108172.2000 100,0 107950,3098 221,8902 49235,2609 ∑ 19 205281.1000 132,5 205813,1999 975,8794 217996,7699 Dimana r = 0,9999 ; a = slope = 10790,7495 ; n = 6 Simpangan Baku SB = = = 233,4506 Batas Deteksi = = = 0.0649 mgL Universitas Sumatera Utara Batas Kuantitasi = = = 0,2163 mgL

4.1.3. Logam Seng Zn

Kondisi operasi alat Inductively Coupled Plasma – Optical Emission Spectrometer ICP-OES pada penentuan intensitas Zn dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut : Tabel 4.5. Kondisi Operasi Alat Inductively Coupled Plasma – Optical Emission Spectroscopy ICP-OES merek Varian pada penentuan intensitas Zn No Parameter Logam Seng Zn 1 Panjang Gelombang nm 213,856 2 Tipe Gas Plasma Argon 3 Power kW 1,20 4 Kecepatan Aliran Gas Plasma Lmin 1,50 5 Kecepatan Gas Pendukung Lmin 1,50 6 Ketinggian Tungku mm 8 7 Tekanan Nebulizer kPa 200 8 Kecepatan Pompa rpm 20 9 Penundaan Penyerapan Sampel s 30 10 Lama Pembilasan s 10 11 Waktu Pembacaan Replikasi s 1 12 Penundaan Stabilisasi Instrumen s 15 Universitas Sumatera Utara 13 Replikasi 3 14 Tegangan PMT V 650 4.1.3.1. Penurunan Persamaan Garis Regresi dengan Metode Kurva Kalibrasi Untuk Larutan Standar Zn dengan Panjang Gelombang 213,856 nm Hasil pengukuran Intensitas larutan standar dari suatu seri larutan standar seng II diplotkan terhadap konsentrasi larutan standar sehingga diperoleh suatu kurva kalibrasi berupa garis linier. Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi ini dapat diturunkan dengan metode Least Square dapat dilihat pada table 4.6 berikut : Tabel 4.6. Data Hasil Penurunan Persamaan Regresi Untuk Larutan Standar Zn Pada Panjang Gelombang 213,856 nm No X Y X-X ̅ Y-Y ̅ X-X ̅Y-Y̅ X-X ̅ Y-Y ̅ 2 2 1 2997.2000 -3.1667 -111408.0167 35,28x10 10.0278 4 12,41x10 9 2 0.5 19612.2000 -2.6667 -94793.0167 25,28 x10 7.1111 4 8,99 x10 9 3 1 38251.0000 -2.1667 -76154.2167 16,50 x10 4.6944 4 5,79 x10 9 4 2.5 91603.1000 -0.6667 -22802.1167 1,52 x10 0.4444 4 0,52 x10 9 5 5 178588.2000 1.8333 64182.9833 11,77 x10 3.3611 4 4,12 x10 9 6 10 355379.6000 6.8333 240974.3833 164,67 x10 46.6944 4 58,07 x10 9 ∑ 19 686431.3000 0.0000 0.0000 255,01 x10 72.3333 4 89,91 x10 9 Keterangan : X = Data konsentrasi larutan standar Y = Data intensitas cs yang ditentukan oleh alat inductively coupled plasma Penurunan persamaan garis regresi : Dimana a = slope ; b = intersept Universitas Sumatera Utara Maka persamaan yang diperoleh adalah :

4.1.3.2. Penentuan Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: Grafik kurva kalibrasi larutan seri standar Zn dapat dilihat pada gambar berikut : Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3. Grafik kurva kalibrasi larutan standar Zn dengan panjang gelombang 213,856 nm Universitas Sumatera Utara

4.1.3.3. Penentuan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi

Dengan mensubstitusikan harga konsentrasi larutan standar Xi ke persamaan garis regresi maka diperoleh harga Y yang baru Y ̅ seperti yang tercantum pada tabel berikut : No Xi Yi Xi Y ̅ 2 Yi-Y ̅ Yi-Y ̅ 1 2 2997.2000 2765,7744 231,4256 53557,8083 2 0,5 19612.2000 0,25 20392,2127 780,0127 608419,8122 3 1,0 38251.0000 1,0 38019,6509 231,3491 53522,4061 4 2,5 91603.1000 6,25 90901,9657 701,1343 491589,3066 5 5,0 178588.2000 25,0 179039,1569 450,9569 203362,1257 6 10,0 355379.6000 100,0 355313,5394 66,0606 4364,0029 ∑ 19 686431.3000 132,5 869962,3000 2460,9392 1414815,4617 Dimana r = 0,9999 ; a = slope = 35254,8765 ; n = 6 Simpangan Baku SB = = = 594,7301 Batas Deteksi = = = 0,0506 mgL Universitas Sumatera Utara Batas Kuantitasi = = = 0,1687 mgL

4.2. Data Hasil Pengukuran Daya Serap Ion CuII, NiII, dan ZnII

Zeolit aktif dan zeolit termodifikasi EDTA mampu menyerap ion CuII, NiII, dan ZnII. Hasil pengukuran konsentrasi ion CuII, NiII, dan ZnII dapat ditentukan dengan menggunakan kurva kalibrasi dengan cara mensubstitusikan nilai Y intensitas yang diperoleh dari hasil pengukuran terhadap persamaan garis regresi dari kurva kalibrasi untuk ion CuII , untuk ion NiII , dan persamaan garis regresi untuk ion ZnII , sehingga diperoleh konsentrasi akhir ion CuII, NiII, dan ZnII. Data pengukuran intensitas ion CuII, NiII, dan ZnII setelah penambahan zeolit aktif dan zeolit termodifikasi EDTA ditunjukkan pada lampiran 3. Data hasil penentuan konsentrasi CuII, NiII, dan ZnII setelah penambahan zeolit aktif dan zeolit termodifikasi EDTA dengan pengaruh waktu kontak dan berat adsorben ditunjukkan pada table 4.7 berikut : Tabel 4.7. Data Hasil Penentuan Konsentrasi ion CuII,NiII, dan ZnII Setelah Penambahan Zeolit Aktif dan Zeolit Termodifikasi EDTA dengan Pengaruh Waktu Kontak dan Berat Adsorben Waktu Kontak jam 1 2 3 Berat Zeolit gram 0.25 0.5 1 0.25 0.5 1 0.25 0.5 1 Zeolit aktif 28,2213 17.7227 22.2019 30,6924 16,5391 6,9673 5,8625 7,6243 2,0056 Cu Zeolit termodifikasi 17,6113 13,0213 6,6713 15,3998 13,5973 5,0865 1,9375 1,6400 0,6025 mg L EDTA Zeolit aktif 36,5630 27,6374 31.9410 37,9315 29,4710 15,0970 19,2793 18,6224 11,0384 Ni mg L Zeolit termodifikasi 43.1399 32,2410 13.5253 40.6993 31,4290 11.2852 8,7920 7,1758 1,9653 EDTA Universitas Sumatera Utara Zeolit aktif 36,5870 26.5774 30.4472 38,8604 28.7054 15.3770 17.1881 17.0572 9.1916 Zn Mg L Zeolit termodifikasi 39.4578 28,9800 11.1725 36.1635 27,0908 8.4363 6.5643 4.7998 1,2300 EDTA

4.3. Data Persen Penurunan Kadar