Pengaktifan Mineral Zeolit Sifat Zeolit

yang jumlahnya banyak tetapi distribusinya tidak merata, seperti klipnotilolit. Mordenit, phillipst, chabazit dan laumontit. Zeolit alam dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu : a. Zeolit yang terdapat di antara celah – celah batuan atau di antara lapisan batuan zeolit jenis ini biasanya terdiri dari beberapa jenis mineral zeolit bersama – sama dengan mineral lain seperti kalsit, kwarsa, renit, klorit, fluorit dan mineral sulfida. b. Zeolit yang berupa batuan , hanya sedikit jenis zeolit yang berbentuk batuan, diantaranya adalah : klipnotilolit, analsim, laumontit, mordenit, filipsit, erionit, kabasit, dan heulandit. Zeolit alam memiliki kelemahan, diantaranya mengandung banyak pengotor seperti Na, K, Ca, Mg, dan Fe serta kristalinitasnya kurang baik. Keberadaan pengotor tersebut mengurangi aktivitas dari zeolit. Untuk memperbaiki karakter zeolit alam sehingga dapat digunakan sebagai katalis, adsorben, atau aplikasi lainnya, biasanya dilakukan aktivasi dan modifikasi terlebih dahulu. Salah satu kelebihan dari zeolit adalah memiliki luas permukaan dan keasaman yang mudah dimodifikasi Yuanita,2010. Zeolit alam yang digunakan didalam penelitian ini diambil dari Sarulla Kecamatan Pahae Jae Tapanuli Utara dan telah diperiksa di Laboratorium Pengujian tekMIRA, Bandung. Zeolit alam ini memiliki komposisi mineral monmorilonit dan anorrnit. Data dilampirkan pada lampiran 1.

2.1.3. Pengaktifan Mineral Zeolit

Sebelum digunakan sebagai adsorben , zeolit alam harus diaktifkan terlebih dahulu agar jumlah pori – pori yang terbuka lebih banyak sehingga luas permukaan pori – pori bertambah. Proses aktivasi zeolit dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara fisis dan kimiawi. Aktivasi secara fisis berupa pemanasan zeolit dengan tujuan untuk menguapkan air yang terperangkap dalam pori – pori kristal zeolit sehingga luas permukaan pori – pori bertambah. Pemanasan dilakukan pada oven biasa pada suhu 300 – 400 o C untuk skala laboratorium atau menggunakan tungku putar dengan pemanasan secara penghampaan selama 3 jam atau penghampaan selama 5 – 6 jam untuk skala besar. Aktivasi secara kimia dilakukan dengan menggunakan larutan asam H 2 SO 4 atau basa NaOH dengan tujuan untuk membersihkan permukaan pori, Universitas Sumatera Utara membuang senyawa pengotor dan mengatur kembali letak atom yang dipertukarkan. Pereaksi kimia ditambahkan kepada zeolit yang telah disusun dalam tanki dan di aduk dalam jangka waktu tetentu. Zeolit kemudian dicuci dengan air sampai netral dan selanjutnya dikeringkan Sutarti,M.,1994. Dalam penelitian ini, aktivasi zeolit alam dilakukan secara fisis dan kimiawi. Aktivasi secara kimiawi dilakukan dengan menggunakan asam klorida 15 yang diikuti dengan pengadukan selama 12 jam, kemudian zeolit alam tersebut di cuci dengan akuades hingga bebas klorida dan dikeringkan. Aktivasi secara fisis dilakukan dengan kalsinasi pada suhu 300 o

2.1.4. Sifat Zeolit

C dengan menggunakan tanur listrik selama 3 jam, yang kemudian di dinginkan didalam desikator selama 1 jam. Zeolit memiliki sifat – sifat kimia sebagai berikut : 1. Zeolit sebagai penukar ion Sifat penukar ion pada zeolit berhubungan dengan ion-ion yang berada pada rongga-rongga. Ion – ion rongga atau kerangka elektrolit berguna untuk menjaga kenetralan zeolit. Ion – ion ini dapat bergerak bebas sehingga pertukaran ion yang terjadi tergantung dari ukuran dan muatan maupun jenis zeolitnya. Sifat sebagai penukar ion pada zeolit tergantung dari sifat kation , suhu dan anion. Penukaran kation dapat menyebabkan perubahan beberapa sifat zeolit seperti stabilitas terhadap panas , sifat adsorbsi dan aktivitas katalisis Narita Indriati,2012 2. Zeolit sebagai katalis Zeolit sebagai katalis hanya mempengaruhi laju reaksi tanpa mempengaruhi kesetimbangan reaksi karena mampu menaikkan perbedaan lintasan molekular dari reaksi. Katalis berpori dengan pori – pori sangat kecil akan memuat molekul kecil tetapi mencegah molekul besar masuk. Selektivitas molekuler seperti ini disebut molecular sieves yang terdapat dalam substansi zeolit alam Ginting,2007 Universitas Sumatera Utara 3. Zeolit sebagai bahan penyerap Dalam keadaan normal ruang hampa dalam kristal zeolit terisi oleh molekul air yang berada disekitar kation. Bila Kristal tersebut dipanaskan selama beberapa jam, biasanya pada temperature 200-300 o 4. Zeolit sebagai penyaring molekul C, tergantung dari jenis mineral zeolitnya, maka molekul – molekul air pada rongga – rongga tersebut akan keluar, sehingga zeolit yang bersangkutan dapat berfungsi sebagai penyerap gas atau cairan Khairinal,2000. Zeolit dapat menyaring molekul karena adanya rongga zeolit yang berukuran molekul. Molekul dapat tersaring karena adanya perbedaan ukuran, bentuk , dan polaritas molekul yang dapat tersaring dan ada molekul yang tidak dapat tersaring bergantung dari besarnya ukuran molekul. Karenanya zeolit dapat digunakan sebagai penyaring molekul yang selektif Narita Indriati,2012.

2.1.5. Aplikasi Zeolit