Patofisiologi Diabetes Mellitus Tipe 2 Gejala Diabetes Mellitus Tipe 2

untuk waktu yang lama karena gejala biasanya tidak jelas dari pada diabetes tipe 1 sehingga pasien penderita diabetes tipe 2 butuh waktu bertahun-tahun untuk menyadari adanya penyakitnya. Padahal, selama ini tubuh sudah rusak oleh glukosa darah yang berlebih. Akibatnya, banyak orang yang sudah memiliki komplikasi ketika mereka didiagnosis dengan diabetes tipe 2 IDF, 2015. Meskipun penyebab pasti diabetes tipe 2 masih belum diketahui, ada beberapa faktor risiko penting, yaitu kelebihan berat badan, aktivitas fisik yang rendah dan diet yang tidak sehat. Faktor-faktor lain yang berperan adalah sejarah etnis, keluarga diabetes, sejarah masa lalu dari diabetes gestational dan usia lanjut. Berbeda dengan penderita diabetes tipe 1, penderita diabetes tipe 2 tidak memerlukan setiap hari pengobatan insulin untuk bertahan hidup. Landasan pengobatan diabetes tipe 2 adalah gaya hidup sehat, meningkatkan aktivitas fisik dan pemeliharaan berat badan yang normal. Jika kadar glukosa darah terus meningkat penderita diabetes tipe 2 dapat diresepkan insulin. Jumlah orang dengan diabetes tipe 2 berkembang pesat di seluruh dunia. Kenaikan ini terkait dengan peningkatan populasi, perkembangan ekonomi, peningkatan urbanisasi, diet yang buruk dan aktifitas fisik yang rendah IDF, 2015.

2.2.2 Patofisiologi Diabetes Mellitus Tipe 2

Proses pencernaan dan pengolahan bahan makanan dimulai di mulut kemudian ke lambung dan selanjutnya ke usus. Di dalam saluran pencernaan makanan dipecah menjadi bahan dasar dari makanan itu. Karbohidrat menjadi glukosa, protein menjadi asam amino dan lemak menjadi asam lemak. Didalam tubuh, zat makanan terutama glukosa dibakar melalui proses metabolisme, dan Universitas Sumatera Utara hasil akhirnya timbulnya energi. Insulin bertugas memasukkan glukosa ke dalam sel, untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan bakar Suyono,dkk, 2013. Insulin memainkan peranan sebagai transportasi untuk menghantar glukosa memasuki ke dalam sel-sel. Tanpa insulin, sel-sel akan kekurangan glukosa untuk digunakan sebagai sumber energi meskipun adanya glukosa di dalam aliran darah. Akhirnya, glukosa yang lebih ini atau glukosa yang tidak digunakan ini akan diekskresikan dalam urin Suyono,dkk, 2013. Selain membantu glukosa memasuki sel-sel, insulin juga penting dalam mengatur tingkat glukosa dalam darah. Setelah makan, kadar glukosa darah akan meningkat, untuk mengatasi peningkatan kadar glukosa, pankreas biasanya melepaskan lebih banyak insulin ke dalam aliran darah untuk membantu glukosa memasuki sel-sel dan menurunkan kadar glukosa darah setelah makan. Ketika kadar glukosa darah diturunkan, maka pelepasan insulin dari pankreas dihentikan. Dalam DM tipe II, pasien dapat memproduksi insulin, tetapi tidak dapat menggunakannya secara adekuat, terutama pada pasien yang mengalami resistensi insulin Suyono,dkk, 2013.

2.2.3 Gejala Diabetes Mellitus Tipe 2

Diabetes Mellitus sering muncul tanpa gejala. Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat gejala klasik DM seperti dibawah ini PERKENI, 2011: a. Gejala klasik DM berupa: poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Universitas Sumatera Utara b. Gejala lain dapat berupa: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur dan disfungsi ereksi pada pria serta pruritas vulvae pada wanita.

2.2.4 Diagnosis Diabetes Mellitus Tipe 2