5.1.2. . Kelemahan Pengembangan Agroindustri Pala di UD. MESTIKA
1. Modal yang Terbatas Saat ini modal agroindustri pala di UD.MESTIKA sangat terbatas. Mereka
mengandalkan modal sendiri dan modal yang di pinjamkan oleh jasa raharja. Tetapi modal yang di pinjamkan tidaklah banyak.
2. Teknologi Mesin yang Masih KetinggalanKonvensional Teknologi yang digunakan UD.MESTIKA ini masih sangat konvensional, untuk
perebusan buah pala masih menggunakan dandang biasa dengan menggunakan kayu bakar dan sebagian meggunakan kompor gas, setelah itu untuk penjemuran
pala masih berharap pada sinar matahari. Di UD.MESTIKA sendiri ada rumah kaca untuk tempat penjemuran akan tetapi rumah kaca tersebut tidak berfungsi
dengan baik makanya UD.MESTIKA masih berharap pada cuaca untuk melakukan penjemuran.
3. Penjualan Produk Masih Melalui Perantara Agroindustri di Aceh Selatan masing masing mengolah pala menjadi berbagai
olahan. Khususnya untuk minyak pala, minyak pala dari aceh ini sudah sampai ke manca Negara dengan cara di ekspor. Akan tetapi bukan agroindustri di Aceh
sendiri yang mengekspornya melainkan dari pihak ketiga karena masyarakat aceh belum ada izin untuk melakukan penjualan ekspor.
4. Kurangnya Tenaga ProfesionalAhli Dalam proses penerapan suatu teknologi sangat diperlukan orang-orang yang ahli
di bidangnya yang dapat memberikan pengarahan dan bimbingan. Oleh karena itu, sangat diperlukan tenaga ahli yang sesuai dengan produk yang akan
Universitas Sumatera Utara
dikembangkan. Tenaga kerja yang diperlukan dalam pengembangan agroindustri pala harus kreatif dan inovatif. Namun, didaerah penelitian tenaga kerja yang
memiliki jiwa kreatif dan inovasi masih sangat sedikit. 5. Kurangnya Kemitraan Dengan Lembaga Lain
Kemitraan merupakan pendukung bagi agroindustri pala untuk mengembangkan usaha. Berdasarkan hasil penelitian, agroindustri pala belum memiliki kerja sama
dengan lembaga manapun untuk mengembangkan agroindustri pala. Dengan tidak adanya kerja sama dengan lembaga lain mengakibat industri sulit berkembang
dalam mengembangkan agroindustri pala di daerah penelitian.
5.2. Faktor-Faktor