Strategi Pengembangan Agroindustri Pala di UD. Mestika (Studi Kasus: Desa Hilir Kec. Tapaktuan Kab. Aceh Selatan)
DAFTAR PUSTAKA
BPS, 1995. Statistik Perkebunan Indonesia. Jakarta. BPS,2002. Statistik Perkebunan Indonesia. Jakarta
BPEN, 1983. Statistik Perkebunan Dan Kehutanan. Jakarta.
Deputi Menegristek RI. 2000. Pala. Diakses dari http://www.risteg.go.id 21 November 2010
Hanafiah. 2007. Pengamatan Pada Proses Pengolahan Biji Pala Kering. http://ruby.colorado.edu/-smyth/min/ti02.html. 23 Juni 2010.
Harris, 1987. Tanaman Minyak Atsiri. Penebar Swadaya. Jakarta.
Junardi, 2012. Strategi Pengembangan Agroindustri Serat Sabut Kelapa Berkaret (SABURET) Karet (Studi Kasus di Kabupaten Sambas). Tesis. Institut Pertanian Bogor.
Rangkuti, F. 1997.Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
__________. 2009. Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Renstra, 2006. Pengolahan Biji Pala. http : // www .litbang . deptan. go. Id . 22 Juni 2010 .
Rismunandar, 1988. Budi Daya Tataniaga Pala. Penebar Swadaya. Jakarta. Sastrohamidjojo, 2004. Kimia Minyak Atsiri. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Soekartawi. 2000. Pengantar Agroindustri, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta _________. 2005. Pengantar Agroindustri. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta Sunanto, 1993. Fisiologi Pala. http://anekaplanta.wordpress.com/ 22 Juni 2010.
(2)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian
Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu UD. Mestika di Desa Gampoeng Hilir, Kecamatan Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan dengan pertimbangan bahwa perusahaan ini merupakan produsen yang mengolah pala menjadi banyak produk olahan yang memiliki nilai ekonom.
3.2. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung melalui wawancara kepada kepala atau utusan UD.Mestika dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) yang dibuat terlebih dahulu . Sedangkan data sekunder merupakan data pelengkap yang diperoleh dari instansi atau lembaga terkait dengan penelitian.
Tabel 3. Pengambilan Data Primer dan Data Sekunder
No Jenis Data Sumber
1 Data Primer
- Karakteristik Sampel
- Faktor Internal yang mempengaruhi pengembangan agroindustri pala
- Faktor eksternal yang mempengaruhi pengembangan agroindustri pala
Kuisioner Kuisioner Kuisioner
2 Data Sekunder
- Luas Panen Pala - Produksi
- Jumlah industri kecil dan tenaga kerja
Badan Pusat Statistik Badan Pusat Statistik Badan Pusat Statistik
(3)
3.3. Metode Analisis Data
Untuk menyelesaikan masalah 1 digunakan metode analisis deskriptif dengan melihat faktor apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan,peluang dan ancaman dalam mengembangkan usaha agroindustri Pala di daerah penelitian.
Untuk menyelesaikan masalah 2, digunakan metode analisis SWOT. Sesuai dengan teori yang telah dikemukakan alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis adalah matriks SWOT. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.
IFAS STRENGTHS WEAKNESS
EFAS Tentukan 3-5 faktor
kekuatan internal
Tentukan 3-5 faktor kelemahan internal
OPPORTUNITIES STRATEGI SO STRATEGI WO
Tentukan 3-5 faktor peluang eksternal
Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
THREATHS STRATEGI ST STRATEGI WT
Tentukan 3-5 faktor ancaman eksternal
Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman Sumber : Rangkuti 2009
Sebelum melakukan analisis data seperti diatas maka terlebih dahulu dilakukan pengumpulan data. Pengumpulan dilakukan dengan menggunakan model matriks faktor strategi internal, matriks faktor strategi eksternal seperti dibawah ini:
(4)
Rating Kategori Faktor Internal Faktor Eksternal
4 Sangat Baik Kekuatan Peluang
3 Baik Kekuatan Peluang
2 Cukup Baik Kekuatan Peluang
1 Tidak Baik Kekuatan Peluang
-4 Sangat Baik Kelemahan Ancaman
-3 Baik Kelemahan Ancaman
-2 Cukup Baik Kelemahan Ancaman
-1 Tidak Baik Kelemahan Ancaman
Sumber : Rangkuti 2009
Setiap faktor internal kekuatan dan faktor eksternal peluang diberi kategori sangat baik sampai tidak baik dan diberi rating mulai dari 4 untuk ketegori sangat baik sampai 1 untuk kategori tidak baik. Sedangkan setiap faktor internal kelemahan dan faktor eksternal ancaman diberi kategori sangat baik sampai tidak baik dan diberi rating mulai dari -4 untuk kategori sangat baik sampai -1 untuk kategori tidak baik.
Faktor Strategi Internal/Eksternal
Rating Bobot Skoring
(Rating x Bobot) Kekuatan/Peluang 1. 2. 3. 4. 5.
Total Bobot Kekuatan/Peluang Kelemahan/Ancaman 1. 2. 3. 4. 5.
Total Bobot Kelemahan/Ancaman
Berdasarkan tabel diatas, tahapan yang dilakukan dalam menentukan faktor strateginya adalah menentukan faktor-faktor yang menjadi kelemahan-kekuatan serta peluang ancaman dalam kolom 1, lalu beri bobot masing-masing faktor
(5)
tersebut yang jumlahnya tidak boleh melebihi total 50 pada kolom 2. kemudian peringkatkan setiap faktor dari 4 (sangat baik) sampai 1 (tidak baik) dalam kolom 3 berdasarkan respon petani terhadap faktor itu. Kemudian yang terakhir, kalikan setiap bobot faktor dengan rating untuk mendapatkan skoring dalam kolom 4. Setelah itu hasil analisis pada tabel matriks faktor strategi internal dan faktor strategi eksternal dipetakan pada matriks posisi.
3.4. Defenisi dan Batasan Opersional
Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan dalam penafsiran penelitian ini, maka perlu di buat defenisi dan batasan operasional sebagai berikut:
Defenisi
1. Agroindustri pala merupakan suatu perlakuan dengan mengolah bahan baku pala dengan teknologi tertentu menjadi berbagai produk olahan untuk menghasilkan nilai tambah yang ekonomis.
2. SWOT merupakan salah satu alat analisis manajemen yang digunakan untuk mensistematisasikan masalah dan menyusun pilihan-pilihan strategi. 3. Kekuatan (Strengths) adalah unsur-unsur yang jika digunakan dengan baik
akan memperkuat tujuan atau sasaran
4. Kelemahan (Weakness) adalah kekurangan yang jika dibiarkan akan menggerogoti kekuatan sehingga tujuan menjadi tidak tercapai atau gagal, 5. Peluang (Opportunities) adalah kesempatan yang ada sehingga jika kita
mempergunakan kesempatan secara efektif dan tepat guna memungkinkan sasaran dapat dicapai dengan baik.
(6)
6. Ancaman (Threats) adalah bahaya atau gangguan yang terdapat dalam suatu sistem yang jika dibiarkan akan menggerogoti kekuatan yang ada dan membuat usaha semakin lemah.
7. Startegi Pengembangan adalah usaha-usaha yang dilakukan guna mengembangkan usaha agroindustri.
Batasan Operasional
Adapun batasan operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Waktu penelitian adalah tahun 2015
2. Lokasi Penelitian Desa Hilir, Kecamatan Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan.
(7)
BAB IV
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Agroindustri UD.MESTIKA yang terletak di desa Hilir, kecamatan Tapaktuan, kabupaten Aceh Selatan. Berikut deskripsi daerah penelitian di Desa Hilir :
4.1.1. Luas dan Letak Geografis
Desa Hilir berada di Kecamatan Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan, Provinsi Aceh dengan luas wilayah sebesar 198 Ha. Jarak Desa Hilir dengan Kecamatan Tapaktuan adalah 0 km, jarak ke Kabupaten Aceh Selatan adalah 0 km dan jarak ke Ibukota Provinsi Aceh (Banda Aceh) adalah 415 km. Secara administrasi Desa Hilir mempunyai batas – batas sebagai berikut :
Sebelah utara berbatasan dengan Desa Lhokketapang Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Padang Sebelah timur berbatasan dengan Desa Pasar Sebelah barat berbatasan dengan Desa Hulu
4.1.2. Keadaan Penduduk
Berikut distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin di Desa Hilir:
Tabel 4. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Desa Hilir
Jenis Kelamin Jumlah ( Jiwa) Presentase
Laki laki 1192 49,52
Perempuan 1215 50,48
Total 2407 100
(8)
Dari tabel 4 penduduk di atas di desa Hilir pada tahun 2015 berjumlah 2407 jiwa atau 149 kepala keluarga. Terdiri dari berbagai suku yaitu suku batak, minang, jawa , dan yang pasti suku aceh sebagai masayarakat asli dari kabupaten Aceh Selatan. Berdasarkan jenis kelamin jumlah penduduk perempuan sebanyak 1215 jiwa (50,48 %) dan jumlah penduduk laki laki berjumlah 1192 jiwa ( 50,48%). Data ini menunjukan jumlah penduduk dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak dari pada laki laki.
Dilihat dari kelompok umur ternyata kelompok umur usia produktif di desa Hilir cukup besar. Berikut gambaran jumlah penduduk menurut kelompok umur di desa Hilir:
Tabel 5. Jumlah penduduk menurut kelompok umur
Kelompok Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa) Presentase (%)
0-4 120 5%
5-14 722 30%
14-64 1444 60%
>64 121 5%
Total 2407 100%
Sumber : Kantor Kepala Desa Hilir, 2015
4.1.3 Sarana Dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang ada di desa sangat dibutuhkan guna untuk perkembangan desa tersebut. Di Desa Hilir, sarana dan Prasarana yang butuhkan penduduk, seperti sarana ibadah, kesehatan, pendidikan, transportasi, dan lain lain yang tersedia. Hal ini dapat di lihat pada tabel 6
(9)
Tabel 6. Sarana dan prasarana Desa Hilir pada tahun 2014
No. Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah (unit) 1. Pendidikan
1. TPA 2. PAUD 3. TK 4. SD 5. SMP 6. SMA 1 1 1 1 - 1 2. Sarana Ibadah
1. Masjid 2. Mushala
1 1 2. Kesehatan
1. Rumah sakit 2. Klinik bersalin
1 1 3. Perkantoran
1. Kantor BUPATI 2. BAPPEDA 3. BKP2
4. Kantor Kelurahan
1 1 1 1 4. Lembaga Keuangan
1. Perbankan 2
5. Lembaga Perekonomian
1. Pasar Impres Tapaktuan 2. Terminal
3. Perhotelan
1 1 2 Sumber: Kantor Kepala Desa Hilir
Industri Pengolahan Pala
Industri pengolahan pala ini bernama UD.MESTIKA yang berdiri pada tahun
90’an. Awalnya industri ini belum memiliki badan hukum seperti sekarang ini. Industri ini hanya industri perorangan atau industri rumah tangga biasa saja yang memanfaatkan hasil lahan sendiri dan memanfaatkan tenaga kerja dari dalam keluarga. Namun seiring perkembangan zaman industri ini terus berkembang dan sampai pada akhirnya pada tahun 1996 industri ini memutuskan untuk mebuat usahanya menjadi berbadan hukum yaitu menjadi UD.MESTIKA. Dan nama Mestika sendiri di ambil dari nama anaknya yang paling kecil. Dan UD.MESTIKA ini juga bergabung dalam forum pala di Kab. Aceh Selatan bahkan
(10)
si pemilik dari UD.MESTIKA ini merupakan salah satu tutor pelatihan untuk masyarakat yang ingin mengolah pala sehingga memiliki nilai jual yang tinggi dibanding dengan menjual pala biasa. Dan pada tahun 2008 UD.MESTIKA mendapatkan sertifikat untuk produknya yang membuat industrinya semakin di percaya. Sekarang UD.MESTIKA ini semakin berkembang dengan bertambahnya jumlah karyawan yang dimilikinya dan bertambahnya jumlah produksi yang dihasilkannya. Tetapi beberapa bulan belakangan ini UD.MESTIKA mengalami penurunan produksi di sebabkan karena tidak stabilnya harga pala dan banyak tanaman pala yang mati dikarenakan hama (penggerek batang) dan penyakit (jamur akar putih) pada pohon pala tersebut.
Industri ini awalnya hanya mengolah pala menjadi satu olahan saja yaitu hanya menjadi manisan pala saja. Tetapi dengan seiring berkembangnya zaman dan mengikuti berbagai pelatihan tentang pengolahan pala sekarang UD.MESTIKA sudah mengolah pala menjadi berbagai macam olahan seperti manisan pala, kolak pala, sirup pala, balsam pala, minyak pala, fresh care pala, permen pala dll. Tabel berikut akan menjelaskan produksi pala yang di olah UD.MESTIKA:
Tabel 7. Jumlah produksi olahan pala di UD.MESTIKA
No. Jenis Produk Jumlah Produksi
1 Manisan Pala 12000 kotak
2 Kolak Pala 12000 kotak
3 Balsam Pala 60 lusin
4 Minyak Pala 75 liter
5 Sirup Pala 450 lusin
6 Fresh Care Pala 20 lusin
7 Permen Pala 20 lusin
(11)
Adapun visi dari UD.MESTIKA ini adalah untuk meningkatkan pemasaran pala agar menjadi lebih baik dan dapat meningkatkan perekonomian masyarkat aceh dan misinya adalah mengolah pala dengan pengolahan pala yang modern sehingga dapat menarik investor dan pihak yang terkait dari dalam maupun dari luar negri untu bekerjasama dalam pengembangan pala di aceh.
Pengolahan Pala
1. Bahan Baku
Bahan baku yang di gunakan adalah buah pala yang basah maupun yang sudah dikeringkan dari masyarakat sekitar. Bahan baku yang yang dipakai pala yang masih basah untuk di jadikan manisan pala, kolak pala, dan sirup pala. Dan bahan baku yang digunakan untuk membuat minyak pala, balsem pala maupun fresh care pala adalah yang sudah kering.
2. Bahan Penunjang
Bahan penunjang yang digunakan untuk mengolah pala adalah gula pasir, garam, air, Natrium Benzoat ( bahan pengawet makanan dan minuman).
3. Peralatan dan Mesin
Alat yang digunakan dalam proses olahan pala ini adalah kuali alumunium besar, ember, talam, rumah kaca penjemur, pisau, alat ngepress, dandang, drum, alat penyuling, tungku masak.
(12)
4. Tenaga kerja
Tenaga kerja yang digunakan untuk industri pengolahan buah pala sebanyak 10 orang. Yang terdiri dari tenaga kerja 8 wanita dan 2 orang tenaga kerja pria. Tenaga kerja diperoleh dari penduduk yang bertempat tinggal di sekitar daerah penelitian.
(13)
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian dilaksanakan di UD. MESTIKA di desa Hilir, Kecamatan Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan. Adapun yang dianalisis ialah faktor-faktor internal yaitu kekuatan dan kelemahan serta faktor-faktor eksternal yaitu peluang dan ancaman yang mempengaruhi pengembangan agroindustri pala di UD. MESTIKA
Strategi pemasaran itu dapat dirumuskan dengan Analisis SWOT. Analisis SWOT (Strengths, Weaknesess, Opportunities and Threats) mengidentifikasikan berbagai
faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi suatu usaha. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan Kekuatan (Strengths) dan Peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan Kelemahan (Weaknesses) dan Ancaman (Threats).
5.1. Faktor-Faktor Internal yang Mempengaruhi Pengembangan Agroindustri Pala di UD. MESTIKA
5.1.1. Kekuatan Pengembangan Agroindustri Pala di UD. MESTIKA
1. Ketersediaan Tenaga Kerja Yang Banyak
Ketersediaan tenaga kerja merupakan salah satu input dalam proses produksi maupun pada proses pascapanen dalam bentuk yang lain. Tenaga kerja atau sumber daya manusia yang bisa diartikan sebagai karyawan ini merupakan salah satu sumber daya internal yang penting bagi perusahaan untuk meraih serta mempertahankan keunggulan kompetitif. Di daerah penelitian jumlah angkatan kerja yang produktif berumur antara 15-64 tahun sangat besar sebanyak 1444 jiwa dan hampir 60 % dari penduduk seluruhnya 2407 jiwa. Di UD.Mestika memiliki 10 tenaga kerja dan memiliki daya tampung untuk tenaga kerja industri sebanyak
(14)
20 orang. Angkatan kerja di industri tidak membutuhkan pendidikan formal akan tetapi memerlukan keterampilan dan ketekunan. Hal ini merupakan kekuatan bagi industri dalam mengembangkan agroindustri salak karena tidak mengalami kesulitan dalam mencari tenaga kerja.
2. Memiliki Sertifikat Produk
Produk olahan pala telah memiliki memiliki izin PIRT (Produk Industri Rumah Tangga) Hal ini memberikan kekuatan bagi industri karena dengan adanya sertifikat tersebut konsumen tidak akan ragu untuk membeli produk olahan pala dikarenakan sudah memenuhi persyaratan dari instansi yang telah ditetapkan 3. Banyaknya Variasi Produk Olahan Pala
Produk yang dihasilkan dari diversifikasi Pala di UD.MESTIKA terdiri dari berbagai produk seperti manisan pala, kolak pala, permen pala, sirup pala, minyak pala, dodol pala, balsam pala, dan minyak angin pala. Dengan adanya variasi produk olahan pala yang banyak tersebut dapat menjadi kekuatan bagi industri dikarenakan sudah menghasilkan produk beranekaragam dalam bentuk kemasan yang menarik sehingga memberikan daya tarik kepada konsumen.
4. Produk yang Sudah Dikenal Pasar
Produk yang dihasilkan oleh UD.MESTIKA sudah cukup dikenal di pasaran. Artinya produk-produk hasil produksi UD.MESTIKA seperti manisan pala, kolak pala, permen pala, sirup pala, minyak pala, dodol pala, balsam pala, dan minyak angin pala ada kekhasannya tersendiri yang membedakannya dengan produk-produk sejenis produk-produksi perusahaan lain
(15)
5.1.2. . Kelemahan Pengembangan Agroindustri Pala di UD. MESTIKA
1. Modal yang Terbatas
Saat ini modal agroindustri pala di UD.MESTIKA sangat terbatas. Mereka mengandalkan modal sendiri dan modal yang di pinjamkan oleh jasa raharja. Tetapi modal yang di pinjamkan tidaklah banyak.
2. Teknologi Mesin yang Masih Ketinggalan/Konvensional
Teknologi yang digunakan UD.MESTIKA ini masih sangat konvensional, untuk perebusan buah pala masih menggunakan dandang biasa dengan menggunakan kayu bakar dan sebagian meggunakan kompor gas, setelah itu untuk penjemuran pala masih berharap pada sinar matahari. Di UD.MESTIKA sendiri ada rumah kaca untuk tempat penjemuran akan tetapi rumah kaca tersebut tidak berfungsi dengan baik makanya UD.MESTIKA masih berharap pada cuaca untuk melakukan penjemuran.
3. Penjualan Produk Masih Melalui Perantara
Agroindustri di Aceh Selatan masing masing mengolah pala menjadi berbagai olahan. Khususnya untuk minyak pala, minyak pala dari aceh ini sudah sampai ke manca Negara dengan cara di ekspor. Akan tetapi bukan agroindustri di Aceh sendiri yang mengekspornya melainkan dari pihak ketiga karena masyarakat aceh belum ada izin untuk melakukan penjualan ekspor.
4. Kurangnya Tenaga Profesional/Ahli
Dalam proses penerapan suatu teknologi sangat diperlukan orang-orang yang ahli di bidangnya yang dapat memberikan pengarahan dan bimbingan. Oleh karena itu, sangat diperlukan tenaga ahli yang sesuai dengan produk yang akan
(16)
dikembangkan. Tenaga kerja yang diperlukan dalam pengembangan agroindustri pala harus kreatif dan inovatif. Namun, didaerah penelitian tenaga kerja yang memiliki jiwa kreatif dan inovasi masih sangat sedikit.
5. Kurangnya Kemitraan Dengan Lembaga Lain
Kemitraan merupakan pendukung bagi agroindustri pala untuk mengembangkan usaha. Berdasarkan hasil penelitian, agroindustri pala belum memiliki kerja sama dengan lembaga manapun untuk mengembangkan agroindustri pala. Dengan tidak adanya kerja sama dengan lembaga lain mengakibat industri sulit berkembang dalam mengembangkan agroindustri pala di daerah penelitian.
5.2. Faktor-Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Pengembangan Agroindustri Pala di UD. MESTIKA
5.2.1. Peluang Pengembangan Agroindustri Pala di UD. MESTIKA
1. Banyaknya Ketersediaan Bahan Baku
Bahan baku sangat penting bagi pelaku agroindustri pala ini karena ini modal utama untuk jalannya suatu industri pala ini untuk berproduksi. Di Aceh Selatan sendiri cukup melimpah bahan baku tersebut sehingga membuat para pelaku industri sangat mudah untuk mendapatkannya. Bahkan UD.MESTIKA juga memiliki lahan pala sendiri yang luasnya kurang lebih 1 Ha.
2. Adanya Dukungan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan
Adapun dukungan yang diberikan oleh Pemerintahan Daerah kabupaten Aceh Selatan dengan menempatkan komoditas pala sebagai komoditas ungulan daerah. Selain itu, pemerintahan daerah Kabupaten Aceh Selatan terus memberikan dukungan melalui pemberian peralatan bagi industri dan pelatihan bagi kelompok
(17)
tani dalam mengolah pala. Adapun bentuk bantuan yang diberikan oleh pemerintah Kabupaten Aceh Selatan yaitu rumah kaca untuk penjemuran. Dan dukungan juga yang diberikan yaitu memberikan pelatihan bagi masyarakat yang ingin mengolah pala. Dan untuk pemilik UD.Mestika merupakan salah satu masyarakat yang saat ini sudah menjadi tutor untuk memberikan pelatihan di pengolahan pala.
3. Harga Jual Olahan Pala Yang Tinggi.
Dengan mengolah pala menjadi berbagai jenis olahan memberikan nilai tambah pada pala tersebut dan memberikan pendapatan tambahan dengan mengolah pala menjadi berbagai olahan. Dibandingkan dengan menjual pala basah ataupun pala kering dengan mengolahnya terlebih dahulu membuat harga pala lebih tinggi. Pala yang dijual tanpa di olah berkisar Rp.5000-10000 per ember untuk yang basah dan untuk yang kering Rp.35000/Kg. 1 ember dapat membuat 25 kotak manisan pala dengan harga per kotaknya itu Rp. 5000/kotak
4. Permintaan Pasar yang Meningkat
Permintaan pasar yang terus meningkat membuat pelaku agroindustri pala UD.Mestika meningkatkan hasil produksi olahannya untuk mencukupi kebutuhan pasar.
5.2.2. Ancaman Pengembangan Agroindustri Pala di UD. MESTIKA
1. Ketidakstabilan Harga Bahan Baku.
Harga bahan baku utama yang tidak stabil menjadi ancaman bagi para pelaku agroindustri pala di Kab. Aceh Selatan. Ketidakstabilan harga bahan baku terkadang membuat turunnya produksi olahan pala tersebut.
(18)
2. Kompetitor Yang Semakin Banyak
Saat ini semakin banyaknya pelaku agroindustri di daerah penelitian maupun di luar daerah penelitian merupakan ancaman bagi sesama pelaku industri. Oleh karena itu dibutuhkan strategi untuk dapat merebut loyalitas pasar. Menurut
Arlina Nurbaity Lubis tahun 2004 dalam karya tulisnya yang berjudul “Strategi Pemasaran dan Persaingan Bisnis”, para pesaing ini perlu diidentifikasi dan dimonitor segala gerakan dan tindakannya didalam pasar sebab sistem pemasaran dan strategi yang diterapkan perusahaan dikelilingi dan dipengaruhi oleh sekelompok pesaing.
3. Harga Produk yang Bersaing
Harga produk hasil produksi UD.MESTIKA sangat lah bersaing di pasaran. Artinya harga produk hasil produksi UD.MESTIKA mengikuti harga pasar.
Sesuai dengan karya tulis yang berjudul “Bauran Pemasaran (Marketing Mix)”
yang ditulis oleh Salim tahun 2012 bahwa harga diukur dengan nilai yang dirasakan dari produk yang ditawarkan jika tidak maka konsumen akan membeli produk lain dengan kualitas yang sama dari penjualan saingannya.
5.3. Stategi Pengembangan Agroindustri Pala Di UD.MESTIKA
Berbagai masalah dalam menghadapi tujuan harus dapat menentukan strategi pengembangan yang tepat agar menempatkan diri pada posisi yang menguntungkan. Dalam menetapkan strategi pengembangan yang tepat bagi pelaku usaha, dilakukan identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh bagi pelaku usaha. Melalui faktor internal dapat diketahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, sedangkan melalui faktor-faktor eksternal dapat diketahui peluang dan ancaman yang dihadapi industri.
(19)
Berikutnya adalah evaluasi strategi pengembangan agroindustry pala UD.MESTIKA . Evaluasi strategi internal dan eksternal dilakukan dengan membuat Tabel Matriks Evaluasi Faktor Internal dan Faktor Eksternal. Hal-hal yang dilakukan dalam evaluasi faktor internal dan eksternal adalah membuat bobot, menentukan nilai rating dan mencari nilai bobot dikali dengan rating. Besarnya bobot dapat dicari melalui perbandingan antara rating pada setiap parameter dengan jumlah seluruh rating kemudian dikalikan dengan total bobot sesuai dengan literatur yang menjadi acuan.
Selanjutnya adalah strategi Pengembangan Agroindustri Pala. Strategi Pengembangan Agroindustri Pala UD.MESTIKA dapat disusun dengan analisis SWOT yaitu dengan melihat kekuatan (Strengths), kelemahan (Weaknesess), peluang (Oppurtunities) dan ancaman (Treaths). Penentuan strategi pengembangan agroindustry pala di UD.MESTIKA adalah membuat matriks kombinasi keempat faktor tersebut yaitu kekuatan (Strengths), kelemahan (Weaknesses), peluang (Oppurtunities) dan ancaman (Treaths). Strategi yang dibuat dari kombinasi keempat faktor tersebut adalah kekuatan-peluang (S-O), kekuatan-ancaman (S-T), kelemahan-peluang (W-O) dan kelemahan-ancaman (W-T).
Menentukan rating dan skoring faktor-faktor strategis
Pada tahap penentuan rating, identifikasi faktor strategis internal ditinjau dari kekuatan dan kelemahan yang ada dan identifikasi faktor strategis eksternal ditinjau dari peluang dan ancaman yang ada. Rating diberikan kepada masing masing faktor strategis internal dan eksternal untuk menunjukkan seberapa efektif
(20)
pengolah merespon faktor-faktor strategis. Hasil skor dapat diperoleh dari pengalian bobot dengan rating yang telah didapat. Adapun perhitungan pembobotan, rating dan skoring (bobot x rating) faktor-faktor strategis internal pengembangan agroindustry pala di UD.MESTIKA dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 8. Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS)
Faktor-Faktor Strategi Internal Rating Bobot Skoring (Bobot x Rating) Kekuatan
1. Tenaga Kerja yang Banyak 2. Banyaknya variasi produk olahan 3. Memiliki Sertifikat Produk 4. Produk Sudah di Kenal Pasar
4 3 3 4 15 15 10 10 60 45 30 40 Kelemahan
1. Teknologi yang Masih ketingalan/ konvensional
2. Penjualan Produk Melalui Perantara
3. Kurangnya Tenaga Profesional 4. Kurangnya Kemitraan dengan
lembaga lain 5. Modal terbatas
-4 -3 -4 -4 -3 12 12 12 7 7 -48 -36 -48 -28 -21
Selanjutnya perhitungan pembobotan, rating dan skoring (bobot x rating) factor-faktor strategis eksternal pengembangan Agroindustri Pala UD.MESTIKA dapat dilihat pada tabel berikut ini
(21)
Tabel 9. Matriks faktor strategi eksternal (EFAS)
Faktor-faktor strategi eksternal Rating Bobot Skoring (Rating x Bobot) Peluang
1. Banyaknya ketersediaan bahan baku 2. Adanya dukungan dari pemerintah
kab.Aceh Selatan
3. Harga jual olahan pala tinggi 4. Permintaan pasar yang terus
meningkat
4 4 3 3
14 12 10 14
56 48 30 42
Ancaman
1. Ketidakstabilan harga pala
2. Kompotitor yang semakin banyak 3. Harga produk yang bersaing
-4 -3 -3
20 15 15
-80 -45 -45
(22)
Tabel 10. Gabungan Matriks Faktor Strategi Internal - Eksternal pengembangan agroindustri pala di UD.MESTIKA
Faktor-Faktor Strategi Internal Eksternal Rating Bobot Skoring (Rating x Bobot) Kekuatan
1. Tenaga Kerja yang Banyak 2. Banyaknya variasi produk olahan 3. Memiliki Sertifikat Produk 4. Produk Sudah di Kenal Pasar
4 3 3 4 15 15 10 10 60 45 30 40
Total Skor Kekuatan: 14 50 175
Kelemahan
1. Teknologi yang Masih Tradisional
2. Penjualan Produk Melalui Perantara
3. Kurangnya Tenaga Profesional 4. Kurangnya Kemitraan dengan
lembaga lain 5. Modal terbatas
-4 -3 -4 -4 -3 12 12 12 7 7 -48 -36 -48 -28 -21
Total Skor Kelemahan: -18 50 -181
Selisih Kekuatan- Kelemahan -6
Peluang
1. Banyaknya ketersediaan bahan baku
2. Adanya dukungan dari
pemerintah kabupaten kab.Aceh Selatan
3. Harga jual olahan pala tinggi 4. Permintaan pasar yang terus
meningkat 4 4 3 3 14 12 10 14 56 48 30 42
Total skor Peluang : 18 50 176
Ancaman
1. Ketidakstabilan harga pala
2. Kompotitor yang semakin banyak 3. Harga produk yang bersaing
-4 -3 -3 20 15 15 -80 -45 -45
Total Skor Ancaman : -10 50 -170
Selisih Peluang-Ancaman 6
Setelah melakukan perhitungan bobot dari masing-masing faktor internal maupun eksternal kemudian dianalisis dengan menggunakan matriks posisi. Matriks ini digunakan untuk melihat posisi strategi pengembangan agroindustry pala di UD.MESTIKA. Berdasarkan Tabel 5.3 diperoleh nilai X<0 yaitu -6 dan nilai Y>0
(23)
yaitu 6. Posisi titik koordinatnya dapat dilihat pada koordinat Cartesius berikut ini:
Kuadran III Kuadran I
Mendukung Strategi 6 Mendukung Strategi
turn-around agresif
-6
Mendukung Strategi Mendukung Strategi
Defensive deversifikasi
Kuadran IV Kuadran II
Gambar 4. Matriks Posisi SWOT Pengembangan Agroindustri pala
Dari hasil matriks internal-eksternal yang diperoleh dari nilai total skor pembobotan pada pengembangan agroindustry pala di UD. MESTIKA diperoleh faktor internal bernilai -6 yang artinya nilai ini merupakan selisih antara kekuatan dan kelemahan, dimana kelemahan lebih besar dibandingkan dengan kekuatan. Dan untuk faktor eksternal, bernilai 6 yang artinya nilai ini merupakan selisih antara peluang dan ancaman, dimana nilai peluang lebih besar daripada ancaman Hasil ini menunjukkan bagaimana Agroindustri tersebut memperoleh strategi lebih detail dan mengetahui reaksi besar kecilnya usaha pengembangan agroindustry pala. Dari diagram diperoleh usaha pengembangan agroindustri pala KEKUATAN
INTERNAL
BERBAGAI ANCAMAN BERBAGAI PELUANG
KELEMAHAN INTERNAL
(24)
berada pada daerah III (Strategi Turn-Around). Situasi pada daerah III merupakan situasi yang kurang menguntungkan. Agroindsutri tersebut memiliki peluang yang berpotensi untuk mengembangkan agroindustrinya, namun perusahaan ini juga memiliki beberapa kelemahan yang lebih dominan dari kekuatannya. Oleh karena itu, kelemahan-kelemahan tersebut harus dikurangi dengan beberapa strategi yang tepat. Strategi turn-around ini lebih fokus kepada strategi WO (Weaknesses-Opportunities), yaitu dengan meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang yang ada sesuai dengan yang dituliskan Freddy Rangkuti tahun 2009 dalam bukunya yang berjudul “Analisa SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis”.
(25)
INTERNAL STRENGTHS WEAKNESS
EKSTERNAL
1. Tenaga kerja yang banyak 2. Memiliki sertifikat produk 3. Produk yang sudah dikenal pasar 4. Banyaknya Variasi produk olahan
1. Teknologi yang masih tradisional 2. Penjualan melalui perantara
3. Kurangnya tenaga professional/ahli 4. Kurangnya kemitraan dengan lembaga lain 5. Modal terbatas
OPORTUNITIES STRATEGI SO STRATEGI WO
1. Banyaknya ketersediaan bahan baku
2. Adanya dukungan dari pemerintah kabupaten Aceh Selatan
3. Nilai jual olahan pala tinggi
4. Permintaan Pasar yang terus meningkat
1. Meningkatkan produksi hasil olahan pala untuk memenuhi permintaan pasar 2. Pemanfaatan keunggulan produk untuk
menarik simpati konsumen.
3. Memanfaatkan dukungan Pemkab, sarana dan prasarana untuk mempromosikan berbagai produk yang telah bersertifikat.
1. Pengoptimalan kegiatan penjualan untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat
2. Perluasan jaringan pemasaran melalui kerja sama dengan perusahaan lain
3. Melakukan kerjasama dengan lembaga perbankan untuk meningkatkan permodalan.
THREATS STRATEGI ST STRATEGI WT
1. Ketidakstabilan harga pala 2. Kompotitor yang semakin banyak 3. Harga produk yang bersaing
1. Meningkatkan produksi hasil olahan pala 2. Pemanfaatan keunggulan produk untuk
menarik simpati konsumen
1. Melakukan pelatihan kepada karyawan agar mampu bersaing dengan kompotitor
2. Menjalin kerjasama dengan pihak lain untuk memperluas jaringan pemasaran,
(26)
Berdasarkan tabel tahap analisis SWOT diperoleh beberapa alternatif strategi yang sesuai bagi pengembangan agroindustry pala di UD.MESTIKA Desa hilir, Kecamatan Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan dari matriks SWOT. Matriks SWOT ini dibangun berdasarkan faktor-faktor strategi baik internal (kekuatan dan kelemahan) maupun eksternal (peluang dan ancaman). Adapun alternatif strategi pengembangan agroindustri pala yaitu :
Strategi SO
1. Meningkatkan produksi hasil olahan pala untuk memenuhi permintaan pasar
2. Pemanfaatan keunggulan produk untuk menarik simpati konsumen.
3. Memanfaatkan dukungan Pemkab, sarana dan prasarana untuk mempromosikan berbagai produk yang telah bersertifikat.
Strategi WO
1. Pengoptimalan kegiatan penjualan untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat
2. Perluasan jaringan pemasaran melalui kerja sama dengan perusahaan lain 3. Melakukan kerjasama dengan lembaga perbankan untuk meningkatkan
permodalan
Strategi ST
1. Meningkatkan produksi hasil olahan pala
(27)
Strategi WT
1. Melakukan pelatihan kepada karyawan agar mampu bersaing dengan kompotitor
2. Menjalin kerjasama dengan pihak lain untuk memperluas jaringan pemasaran
Berdasarkan matriks analisis SWOT tersebut, maka alternatif strategi dan prioritas strategi dalam mengembangkan agroindustri pala di UD.MESTIKA Desa Hilir, Kecamatan Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan adalah :
1. Program perluasan jaringan pemasaran dengan melakukan kerjasama dengan perusahaan lain artinya Program ini dilakukan guna untuk meningkatkan penjualan dan penerimaan. Dan hasil olahan yang di hasilkan oleh masyarakat aceh dapat berkembang dan mempunyai nama di mata dunia.
2. Program kerjasama dengan perbankan atau lembaga keuangan lainnya artinya agar dapat mendapat tambahan modal dari pinjaman sehingga dapat mengembangakan agroindustri pala ini.
(28)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1. Faktor-Faktor internal yang mempengaruhi pengembangan agroindustri pala di UD.MESTIKA ialah sebagai berikut:
a. Kekuatannya adalah tenaga kerja yang banyak, jumlah produksi yang semakin meningkat, memiliki sertifikat produk, produk yang sudah di kenal pasar. b. Kelemahannya adalah teknologi yang masih tradisional, penjualan produk yang
melalui perantara, kurangnya tenaga professional, kurangnya kemitraan dengan lembaga lain, serta modal yang terbatas.
2. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pengembangan agroindustri pala di UD.MESTIKA ialah sebagai berikut:
a. Peluangnya adalah banyaknya ketersediaan bahan baku, adanya dukungan dari pemerintah Kab. Aceh Selatan, nilai jual olahan pala yang tinggi, produk yang sudah mulai dikenal masyarakat, banyaknya produk olahan.
b. Ancamannya adalah ketidakstabilan harga pala, kompotitor yang semakin banyak, harga produk yang bersaing.
3. Hasil analisis menunjukan bahwa pengembangan agroindustri pala di UD.MESTIKA berada pada kuadran III yaitu strategi turn around pada matriks SWOT. Oleh karena itu maka strategi yang cocok untuk digunakan adalah strategi WO (Weakness-Opportunities) . Strateginya adalah pengoptimalan kegiatan penjualan untuk memnuhi permintaan pasar yang semakin meningkat, perluasan jaringan pemasaran melalui kerjasama dengan perusahaan lain, dan melakukan kerjasama dengan lembaga perbankan dan keuangan untuk meningkatkan permodalan.
(29)
6.2 Saran
1. Kepada Industri
Untuk mengembangkan agroindustri pala di UD.MESTIKA dapat dengan melakukan perluasan jaringan dengan melakukan kerjasama dengan perusahaan lain dan dan meningkatkan kualitas dan kuantitas dari produk olahan agar dapat menembus pasar internasional.
2. Kepada Pemerintah
Diharapkan memberikan fasilitasi dengan pihak perbankan untuk memperoleh pinjaman modal agar dapat mengembangkan usaha. Diharapkan memberikan sosialisasi pembinaan dan pelatihan secara terus-menerus bagi masyarakat dalam mengolah pala. Diharapkan membantu mempromosikan produk dari pala agar dapat menembus pasar internasional.
3.Kepada Peneliti Selanjutnya
Diharapkan untuk melakukan penelitian selanjutnya untuk mengkaji aspek penyusunan dan tindak lanjut program dalam pengembangan agroindustri pala di UD.MESTIKA
(30)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1. Tinjauan Pustaka
Pala (Myristica fragan Haitt) merupakan tanaman buah berupa pohon tinggi asli Indonesia, karena tanaman ini berasal dari Banda dan Maluku. Tanaman pala menyebar ke Pulau Jawa, pada saat perjalanan Marcopollo ke Tiongkok yang melewati pulau Jawa pada tahun 1271 sampai 1295 pembudidayaan tanaman pala terus meluas sampai Sumatera.
Tanaman pala memiliki beberapa jenis, antara lain: 1) Myristica fragrans Houtt.
2) Myristica argentea Ware. 3) Myristica fattua Houtt. 4) Myristica specioga Ware. 5) Myristica sucedona BL. 6) Myristica malabarica Lam.
Jenis pala yang banyak diusahakan adalah terutama Myristica fragrans, sebab jenis pala ini mempunyai nilai ekonomi lebih tinggi daripada jenis lainnya. Disusul jenis Myristica argentea dan Myristica fattua. Jenis Myristica specioga, Myristica sucedona, dan Myristica malabarica produksinya rendah sehingga nilai
ekonomisnya pun rendah pula (Renstra, 2006).
Tanaman pala berbuah bundar, dengan kerut menurut panjangnya buah dan terbagi dalam dua belah. Biji pala yang diperdagangkan berwarna merah, tertutup oleh mantel berdaging berupa daun (fuli atau arillus, dengan corak merah tua halus), daging buah keras, berwarna keputih-putihan, mengandung getah putih,
(31)
dan rasanya kelat, enak dimakan dengan gula atau sirup ( Gambar 1 ). Pala merupakan salah satu komoditas ekspor penting, karena 60% kebutuhan pala dunia dipasok dari IndonesiaTanaman ini sudah menyebar ke daerah-daerah lain di Indonesia, bahkan sudah sampai di Grenada, Amerika Tengah, Asia dan Afrika (Rismunandar, 1988).
Selain sebagai rempah-rempah, pala juga berfungsi sebagai tanaman penghasil minyak atsiri yang banyak digunakan dalam industri pengalengan, minuman dan kosmetik.
1) Kulit batang dan daun
Batang/kayu pohon pala yang disebut dengan “kino” hanya dimanfaatkan sebagai kayu bakar. Kulit batang dan daun tanaman pala menghasilkan minyak atsiri.
2) Fuli
Fuli adalah benda untuk menyelimuti biji buah pala yang berbentuk seperti anyaman pala, disebut “bunga pala”. Bunga pala ini dalam bentuk kering banyak dijual didalam negeri.
3) Biji pala
Biji pala tidak pernah dimanfaatkan oleh orang-orang pribumi sebagai rempahrempah. Buah pala sesungguhnya dapat meringankan semua rasa sakit dan rasa nyeri yang disebabkan oleh kedinginan dan masuk angin dalam lambung dan usus.
(32)
4) Daging buah pala
Daging buah pala sangat baik dan sangat digemari oleh masyarakat jika telah diproses menjadi makanan ringan, misalnya : manisan pala, kolak pala, selai pala, sirup pala dll.
Setelah buah-buah pala masak dikumpulkan, buah yang sudah masak dibelah dan antara daging buah, fuli dan bijinya dipisahkan. Setiap bagian buah pala tersebut ditaruh pada wadah yang kondisinya bersih dan kering. Biji-biji yang terkumpul perlu disortir dan dipilah-pilahkan menjadi 3 macam yaitu:
(1) Yang gemuk dan utuh (2) Yang kurus atau keriput (3) Yang cacat (Sunanto, 1993).
Gambar 1. Bagian – bagian Buah Pala
Pengolahan Pala
Menurut Albert Y. Leung dalam BPS, 2002 agar diperoleh mutu hasil yang baik, maka perlu dipetik buah yang benar-benar tua / telah membelah. Buah pala yang telah jatuh ke tanah atau bekas dimakan burung, umumnya merupakan buah yang
(33)
tua juga, tetapi hasil fulinya tidak dapat diharapkan. Adapun tahap pengolahan biji pala ialah sebagai berikut :
1. Pemisahan biji dari daging buah.
2. Pelepasan fuli dari bijinya yang dilakukan dengan hati-hati, dari ujung ke arah pangkal, agar diperoleh fuli yang utuh sehingga bermutu tinggi.
3. Pengeringan antara pala dan fuli dilakukan secara terpisah, prosesnya yaitu : a. Pengeringan biji tidak boleh melebihi suhu 45ºC, karena akan diperoleh
biji pala yang berkualitas rendah disebabkan mencairnya kandungan lemak, biji keriput dan berbentuk remah dan aroma biji akan banyak berkurang.
b. Pengeringan dapat dilakukan dengan penjemuran atau pengasapan. c. Pengasapan dilakukan dirumah asap, pada suhu ruangan 35º - 40ºC.
d. Dilakukan terus menerus selama 10 - 15 hari sampai kadar air biji menjadi 8 -10%
e. Pengeringan fuli lebih sederhana, fuli disebar di atas tampi/nyiru f. Dijemur dibawah sinar matahari sampai kadar airnya menjadi 10 -12%
(34)
4. Pemisahan biji pala dari cangkangnya.
Penyimpanan biji pala kering biasanya masih bercangkang (untuk melindungi dari hama dan penyakit). Cangkang ini dapat dipecah dengan mesin pemecah pala atau dipukul dengan pemukul kayu, luka pada biji akan menurunkan kualitasnya. Pala dan fuli yang telah dikeringkan terlampir dalam Gambar
5. Fumigasi (pengendalian hama dan penyakit dengan menggunakan gas racun). Untuk biji pala dilakukan 2 kali, yaitu setelah biji dipisahkan dari cangkangnya dan setelah pengepakan dalam karung menjelang dieksport. Untuk fuli juga difumigasi 2 kali, yaitu sebelum dilakukan sortasi dan setelah pengepakan menjelang dieksport.
6. Sortasi.
Sortasi biji pala dilakukan menurut ukuran, warna, keriput/tidak, pecah– basah– lubang/tidak. Pada garis besarnya dibedakan 3 kwalitas biji pala, yang masing-masing dapat dipisahkan atas beberapa sub kualitas, diantaranya :
a. Kualitas I terkenal dengan kualitas ABCD, berasal dari buah petik yang cukup tua dan permukaan biji licin.
b. Kualitas II atau rimple atau SS, permukaan bijinya berkeriput karena berasal dari buah yang belum cukup tua atau karena mengalami pemanasan lebih dari 45º C.
c. Kualitas III atau BWP (Broken, Warmy, Punky) berasal dari buah yang kurang tua yang dipungut dari tanah, buah yang kurang tua atau buah yang mengalami kerusakan dalam pengolahan.
Sortasi fuli, dilakukan dengan menggunakan ayakan kawat dan pemilihan dengan tangan. Setelah fuli dijemur dan mengalami proses fumigasi I, kemudian disortir
(35)
menjadi 2 kualitas yakni Gruis I dan Gruis II. Ke dua kualitas ini kemudian disortir lagi sesuai permintaan pasar internasional menjadi sub kualitas Gruis I/Amerika, Gruis II/Amerika, Gruis I/Eropa dan Gruis II/Eropa. Selanjutnya masing-masing sub kualitas dimasukkan dalam mesin pemotong mekanis, yang nantinya akan dihasilkan fuli remah (broken). Proses selanjutnya adalah membersihkan, menapis, mengajak, menghembus full pada waktu jatuh dari ayakan sehingga diperoleh fuli siap untuk di bungkus ( BPS, 2002).
Biji pala mengandung minyak lemak (fixed oil) sebanyak 25-40 % minyak lemak ini dapat diperoleh dengan cara menggiling dan memeras biji pala tersebut. Apabila minyak lemak tidak dikeluarkan lebih dahulu, pada penyulingan akan ikut tersuling dan akan sulit di pisahkan dari minyak palanya. Setelah biji pala digiling kemudian dimasukkan bejana, dan dilakukan penyulingan selama ±10 - 30 jam. Setelah disaring, minyak ditampung ke dalam botol penampung yang digunakan untuk memisahkan air dari minyak, rendemen minyak yang diperoleh berkisar antara 7-16 %. Minyak pala berupa cairan yang hampir tidak berwarna/kuning muda dengan bau khas pala, apabila disimpan akan menyerap oksigen dan menjadi kental. Minyak pala ini dieksport ke Singapura, Perancis, Inggris, Nederland dan Amerika Serikat (Hanafiah, 2007).
Pengolahan pala destilasi sangat sederhana sekali, yakni buah pala yang masih muda (berumur 2 - 5 bulan) dipetik, dilepaskan daging buahnya, kemudian bijinya dijemur dipanas matahari selama 2 - 3 hari, kemudian disortir menurut mutunya. Untuk produk minyak nilam , Indonesia memegang peranan yang cukup besar , sekitar 90% kebutuhan minyak nilam didunia bersal dari Indonesia (BPEN, 1983).
(36)
Prinsip penyulingan dengan cara pengolahan minyak atsiri dengan uap air adalah dengan menggunakan tekanan uap rendah. Pada cara ini bahan yang disuling tidak berhubungan langsung dengan air tetapi bahan diletakkan diatas piringan. Piringan dibuat dari plat atau seng yang diberi lubang ( seperti ayakan ) dan terletak beberapa sentimeter diatas air ketel. Setelah air mendidih , uap air akan keluar melalui lubang – lubang piringan dan terus mengalir melalui sela – sela bahan. Bersamaan dengan uap air ini akan ikut terbawa minyak pala yang terkandung dalam bahan , baik minyak uang berasal dari fuli maupun yang berasal dari biji pala. Melalui penyulingan fuli diperoleh minyak atsiri yang jernih. Kadar minyak atsiri fuli berkisar antara 7 – 18 % dengan rata–rata 11 %. Dari daging biji pala dapat juga diperoleh lemak dan minyak atsiri. Rata–rata kandungan lemak biji pala 30 – 40 % (Harris, 1987).
2.2. Landasan Teori Analisis SWOT
Menurut David (2006) dan Hubeis (2011) dalam Tesis Junardi (2012) yang berjudul “Strategi Pengembangan Agroindustri Serat Sabut Kelapa Berkaret” ada beberapa faktor internal yang dapat mempengaruhi perkembangan perusahaan, yaitu manajemen, pemasaran, sumber daya manusia, produksi dan operasi, keuangan. Sedangkan beberapa faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perkembangan perusahaan, yaitu, ekonomi, kebijakan pemerintah dan politik, teknologi, pesaing, ancaman pendatang baru.
Strategi merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan dimana alat analisis yang cocok untuk merumuskan strategi tersebut adalah analisis SWOT. Analisis SWOT
(37)
adalah identifikasi berbagai faktor secara sitematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats). Proses pengembalian keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana strategis (Strategic Planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan
(kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini (Rangkuti, 2009).
Proses penyusunan rencana strategis memulai tiga tahap yaitu: 1. Tahap pengumpulan data,
2. Tahap analisis, dan
3. Tahap pengambilan keputusan.
Tahap pengumpulan data ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan data, tetapi juga suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra analisis. Data dibedakan menjadi dua yaitu data eksternal dan data internal yang diperoleh dari dalam dan luar perusahaan, model yang dapat digunakan dalam tahap ini yaitu:
1. Matriks faktor strategi eksternal, 2. Matriks faktor strategi internal, dan 3. Matriks posisi
Sebelum melakukan analisis, maka diperlukan tahap pengumpulan data yang tediri atas tiga model yaitu:
(38)
1. Matriks Faktor Strategi Internal
Sebelum membuat matriks faktor strategi internal, kita perlu mengetahui terlebih dahulu cara-cara penentuan dalam membuat tabel Internal Factors Analysis Summary ( IFAS).
a. Susunlah dalam kolom 1 faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan). b. Beri rating masing-masing faktor dalam kolom 2 sesuai besar kecilnya pengaruh yang ada pada faktor strategi internal, mulai dari nilai 4 (sangat baik), nilai 3 (baik), nilai 2 (cukup baik) dan nilai 1 (tidak baik) terhadap kekuatan dan nilai “rating” terhadap kelemahan bernilai negatifnya.
c. Beri bobot untuk setiap faktor dari 0 sampai 100 pada kolom bobot (kolom 3). Bobot ditentukan secara subjektif, berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan.
d. Kalikan rating pada kolom 2 dengan bobot pada kolom 3, untuk memperoleh scoring dalam kolom 4.
e. Jumlahkan scoring (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategi internalnya.
Hasil identifikasi faktor kunci internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan, pembobotan dan rating dipindahkan ke tabel Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS) untuk dijumlahkan dan kemudian diperbandingkan antara total skor kekuatan dan kelemahan.
(39)
2. Matriks Faktor Strategi Eksternal
Sebelum membuat matriks faktor strategi eksternal, kita perlu mengetahui terlebih dahulu cara-cara penentuan dalam membuat tabel External Factors Analysis Summary (EFAS).
a. Susunlah dalam kolom 1 faktor-faktor eksternalnya (peluang dan ancaman). b. Beri rating dalam masing-masing faktor dalam kolom 2 sesuai besar kecilnya pengaruh yang ada pada faktor strategi eksternal, mulai dari nilai 4 (sangat baik), nilai 3 (baik), nilai 2 (cukup baik) dan nilai 1 (tidak baik) terhadap peluang dan nilai “rating” terhadap ancaman bernilai negatif.
c. Beri bobot untuk setiap faktor dari 0 sampai 100 pada kolom bobot (kolom 3). Bobot ditentukan secara subjektif, berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan.
d. Kalikan rating pada kolom 2 dengan pada kolom 3, untuk memperoleh skoring dalam kolom 4.
e. Jumlahkan skoring (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategi eksternalnya.
Menurut Rangkuti (1997), untuk menentukan bobot masing-masing faktor tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi 50 pada kolom 3 dengan rumus sebagi berikut :
(40)
3. Matrik Posisi
Hasil analisis pada tabel matrik faktor strategi internal dan faktor eksternal dipetakan pada matrik posisi dengan cara sebagai berikut:
a. Sumbu horizontal (x) menunjukkan kekuatan dan kelemahan, sedangkan sumbu vertikal (y) menunjukkan peluang dan ancaman.
b. Posisi perusahaan ditentukan dengan hasil sebagai berikut:
1. Jika peluang lebih besar daripada ancaman maka nilai y > 0 dan sebaliknya kalau ancaman lebih besar daripada peluang maka nilainya y < 0.
2. Jika kekuatan lebih besar daripada kelemahan maka nilai x > 0 dan sebaliknya kalau kelemahan lebih besar daripada kekuatan maka nilainya x < 0.
(41)
Kuadran III Kuadran I
Mendukung Strategi Mendukung Strategi
turn-around agresif
Mendukung Strategi Mendukung Strategi Defensive deversifikasi
Kuadran IV Kuadran II
Gambar 3. Matriks Posisi Analisis SWOT Kuadran I
a. Merupakan posisi yang menguntungkan untuk dikembangkan.
b. Perusahaan mempunyai peluang dan kekuatan sehingga ia dapat memanfaatkan peluang secara maksimal.
c. Seyogyanya menerapkan strategi yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.
Kuadran II
a. Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan mempunyai keunggulan sumber daya.
b. Perusahaan-perusahaan dalam posisi seperti ini menggunakan kekuatannya untuk memanfaatkan peluang jangka panjang.
KEKUATAN
INTERNAL
BERBAGAI ANCAMAN
BERBAGAI PELUANG
KELEMAHAN
INTERNAL
(42)
c. Dilakukan dengan penggunaan diversifikasi produk atau pasar.
Kuadran III
a. Posisi dapat dikembangkan.
b. Perusahaan menghadapi peluang besar tetapi sumber dayanya lemah, karena itu dapat memanfaatkan peluang tersebut secara optimal fokus strategi perusahaan pada posisi seperti inilah meminimalkan kendala-kendala internal perusahaan.
Kuadran IV
a. Merupakan kondisi yang serba tidak menguntungkan dan tidak dapat dikembangkan.
b. Perusahaan menghadapi berbagai ancaman eksternal sementara sumber daya yang dimiliki mempunyai banyak kelemahan.
c. Strategi yang diambil adalah penciutan dan likuidasi.
Matriks SWOT dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis yaitu:
1. Strategi SO yaitu strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
2. Strategi ST yaitu strategi ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.
3. Strategi WO yaitu strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
(43)
4. Strategi WT yaitu strategi ini didasarkan pada kegiatan meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
Tabel 2. Matriks Analisis SWOT
Kekuatan (strengths) Kelemahan (Weakness) Peluang
(opportunities)
Strategi S-O Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Strategi W-O
Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
Ancaman ( Threats)
Strategi S-T Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Strategi W-T
Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman Sumber : Rangkuti 2009
Keterangan :
Strengths (S) : tentukan 3-5 faktor kekuatan internal Weakness (W) : tentukan 3-5 faktor kelemahan internal Opportunities (O) : tentukan 3-5 faktor peluang eksternal Threats (T) : tentukan 3-5 faktor ancaman eksternal
2.3. Kerangka Pemikiran
Agroindustri pala merupakan suatu usaha yang mengolah bahan baku utamanya pala dengan teknologi tertentu menjadi berbagai produk olahan untuk menghasilkan nilai tambah ekonomis.
Dalam melakukan usaha pengolahan pala bertujuan untuk meningkatkan daya tahan dan daya simpan yang lama sehingga meningkatkan nilai jual dari hasil olahan pala tersebut. Berbagai hasil olahan pala antara lain manisan pala, sirup pala, minyak pala, balsem pala, dan lain lain.
(44)
Industri pengolahan pala juga akan membuka lapangan pekerjaan baru bagi angkatan kerja yang hidup disekitar area lokasi pengolahan pala untuk memperoleh mata pencaharian baru yang lebih menjamin untuk kelangsungan hidupnya.
Oleh karena itu, diperlukan penentuan alternatif strategi dalam pengembangan usaha dengan menggunakan analisis SWOT, dimana didalam analisis SWOT tersebut dapat diidentifikasi faktor internal, yaitu kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness) dan faktor eksternal, yaitu peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dalam usaha industri pengolahan pala.
Setelah dilakukan analisis faktor SWOT dalam usaha tersebut, maka kita dapat menentukan strategi pengembangan apa yang cocok dan bisa diterapkan untuk mengembangkan usaha industri pengolahan pala.
(45)
Secara Sistematis kerangka pemikiran itu dapat di gambarkan sebagai berikut:
Gambar 4 . Skema Kerangka Pemikiran
Keterangan :
Menyatakan Hubungan
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan landasan teori maka dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut : 1. Terdapat beberapa faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman dalam mengembangkan usaha agroindustri pala.
2. Ada beberapa strategi pengembangan agroindustri pala di daerah penelitian. Agroindustri Pala
Faktor-Faktor SWOT
Strengths ( Kekuatan)
Internal
Strategi Pengembangan Agroindustri Pala Weakness
( Kelemahan)
Eksternal
Threats (Ancaman) Opportunitie
s (Peluang)
(46)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pala (Myristica fragan Haitt) merupakan tanaman buah berupa pohon tinggi asli Indonesia, karena tanaman ini berasal dari Banda dan Maluku. Tanaman pala menyebar ke Pulau Jawa, pada saat perjalanan Marcopollo ke Tiongkok yang melewati pulau Jawa pada tahun 1271 sampai 1295 pembudidayaan tanaman pala terus meluas sampai Sumatera
. (
Deputi Menegristek RI. 2000 )Salah satu penghasil pala tersebar berasal dari bagian barat Negara Indonesia ialah Provinsi Aceh. Di Aceh pala sangat terkenal banyak dihasilkan dikabupaten Aceh Selatan.. Kota Tapaktuan merupakan salah satu kabupaten di Aceh Selatan yang banyak memproduksi bahan olahan dari buah pala. Hampir sebagian kecil dari tiap – tiap kecamatan ditumbuhi tanaman pala baik itu merupakan milik perusahan tertentu maupun milik pribadi dari masyarakat setempat..
Pala pada umumnya dimanfaatkan sebagai rempah-rempah, ada pula digunakan sebagai penghasil minyak atsiri dan bahan obat. Daging buah pala sendiri digemari oleh masyarakat jika telah diproses menjadi makanan olahan, misalnya: sirup, asinan pala, manisan pala, marmelade, selai pala, dodol serta kristal daging buah pala. Produksi pala (biji dan fuli) setiap tahun terus meningkat. Produksi pala pada tahun 1962 sebesar 3.200 ton, kemudian terus meningkat menjadi 10.327 ton pada tahun 1971. Dalam jangka waktu 10 tahuntersebut, kenaikan produksi pala rata-rata 22% per tahun. Luas areal pala nasional pada tahun 1985 diperkirakan seluas 70,192 hektar dengan jumlah produksi sekitar 18.649 ton per tahun. Kenaikan produksi tersebut terutama disebabkan oleh perluasan tanaman pala yaitu sekitar 90% yang merupakan pertanaman rakyat. Peranan ekspor pala
(47)
juga cukup besar bagi petani, terutama di daerah Maluku, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Irian Jaya, Jawa Barat dan Aceh. (Deputi Menegristek, 2000). Salah satu komoditas unggulan dari Kabupaten Aceh Selatan adalah tanaman pala. Jika dilihat dari angka produksinya paling banyak dibandingkan dengan tanaman lainnya. Produksi tanaman pala pada tahun 2012 yaitu 5192 ton. Tabel 1 akan menjelaskan luas areal, produktivitas dan produksi pala per kecamatan pada tahun 2012.
Tabel. 1. Luas areal, produktivitas, dan produksi pala per kecamatan 2012
NO KECAMATAN
LUAS AREAL (Ha) JUMLAH PRODUKSI RATA-RATA TBM TM TR (HA) (Ton) PRODUKTIVITAS
(Kg/Ha)
1 Labuhan Haji Barat 604 397 42 1,043 264 665
2 Labuhan Haji 705 485 141 1,331 335 691
3 Labuhan Haji Timur 811 642 155 1,608 475 740
4 Meukek 1,296 2,002 360 3,658 1,765 882
5 Sawang 859 542 91 1,492 479 884
6 Samadua 786 743 63 1,592 563 758
7 Tapaktuan 784 1,054 97 1,935 862 818
8 Pasie Raja 358 401 71 830 286 713
9 Kluet Utara 95 96 18 209 67 698
10 Kluet Tengah 18 14 9 41 9 643
11 Kluet Selatan 6 9 7 22 6 667
12 Kluet Timur 20 37 17 74 24 649
13 Bakongan 2 4 1 7 2 500
14 Kota Bahagia 20 9 9 38 6 667
15 Bakongan Timur 40 43 14 97 27 628
16 Trumon 5 2 3 10 1 500
17 Trumon Tengah 30 30 11 71 16 533
18 Trumon Timur 20 8 5 33 5 625
ACEH SELATAN 6,459 6,518 1,114 14,091 5,192 Sumber : Data Statistik Dinas Kehutanan dan Perkebunan Aceh Selatan
Masyarakat Aceh Selatan umumnya memiliki hasil perkebunan yang utama yaitu buah pala, buah pala menjadi komoditas utama bagi mereka. Sebagian besar masyarakatnya ada yang menjual pala dengan menjual buahnya langsung dan sebagian besar masyarakatnya lagi mengolah pala agar memiliki nilai ekonomis
(48)
yang tinggi sehingga bisa menjadi penghasilan tambahan bagi mereka. Beberapa diantara mereka ada yang membuka agroindustri rumah tangga sehingga membuka lapangan pekerjaan juga bagi lingkungan sekitar mereka.
UD.MESTIKA yang terletak pada kab. Aceh Selatan khususnya di kec. Tapaktuan Desa Hilir merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi hasil olahan pala seperti sirup, manisan, minyak, balsam, dll. Hasil olahan pala yang dihasilkan oleh agroindustri ini merupakan produk yang bersaing di pasaran karena selain memiliki sertifikat pemilik dari UD.MESTIKA ini merupakan seorang tenaga ahli yang sudah terlatih yang dapat mengolah pala menjadi bermacam macam olahan sehingga memberikan nilai tambah yang cukup baik untuk penghasilan agroindustri rumah tangga.
Menurut Soekartawi (2000), bahwa industri dapat meningkatkan pendapatan para pelaku agribisnis, mampu menyerap tenaga kerja, mampu menerapkan perolehan devisa dan mampu mendorong munculnya industri lain.
Banyak sekali produk olahan makanan yang dapat dihasilkan dari buah pala tersebut dan yang sering dijumpai adalah manisan pala serta asinan pala. Namun, dalam era persaingan bebas saat ini, kita dituntut untuk meningkatkan daya saing produk baik aspek kualitas produk maupun keberagaman produk olahan. Disamping itu juga, dengan semakin ketatnya persaingan dengan produk makanan olahan lainnya maka diperlukan suatu usaha pengembangan makanan olahan terutama yang berasal dari komoditi lokal. Salah satu potensi komoditi lokal adalah pala yang dapat diproduksi dalam upaya peningkatan hasil penjualan..
(49)
Keinginan untuk mencapai sasaran yang diinginkan perusahaan perlu menyusun strategi sedemikian rupa. Dalam merumuskan strategi perusahaan maka diidentifikasi berbagai faktor secara sistematis. Pengidentifikasian dapat dilakukan dengan analisis SWOT yaitu analisis yang didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats) (Rangkuti, 2009).
1.2. Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Faktor-faktor apa saja yang menjadi kekuatan, kelemehan, peluang, dan ancaman dalam mengembangkan agroindustri pala di daerah penelitian? 2. Bagaimana strategi pengembangan agroindustri pala di daerah penelitian?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengidentifikasi faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam mengembangkan agroindustri pala di daerah penelitian 2. Untuk menentukan strategi pengembangan agroindustri pala di daerah
(50)
1.4. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan masukan bagi stakeholder dalam mengembangkan agroindustri pala.
2. Sebagai bahan informasi ilmiah bagi pihak yang membutuhkan.
3. Bagi peneliti sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
(51)
ABSTRAK
FAUZI INDRA PRAWIRA (090304026/AGRIBISNIS) dengan judul skripsi STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PALA DI UD.MESTIKA (Studi Kasus: Desa Hilir, Kecamatan Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan). Penelitian ini dibimbing oleh Dr.Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec
dan Ir. Sinar Indra Kesuma,M.Si.
Tujuan Penelitian adalah untuk mengidentifikasi faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam mengembangkan agroindustri pala dan menentukan strategi pengembangan agroindustri pala di daerah penelitian. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa daerah ini merupakan daerah yang potensial bagi pertumbuhan tanaman pala dan telah ada industri pengolahannya. Metode analisis yang digunakan dalam mengolah data adalah yang pertama dengan analisis deskriptif dan yang kedua dengan menggunakan analisis SWOT.
Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa faktor-faktor internal yang mempengaruhi pengembangan agroindustri pala di UD.Mestika dan termasuk ke dalam kekuatan ialah tenaga kerja yang banyak, banyaknya variasi produk olahan, memiliki sertifikat produk, dan produk yang sudah dikenal pasar. Serta yang termasuk ke dalam kelemahan ialah teknologi yang masih ketinggalan, penjualan produk melalui perantara, kurangnya tenaga professional, kurangnya kemitraan dengan dengan lembaga lain, modal terbatas. Dan Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pengembangan agroindustri pala di UD.Mestika dan termasuk ke dalam peluang ialah banyaknya ketersediaan bahan baku, adanya dukungan dari pemerintah kab. Aceh Selatan, harga jual olahan pala tinggi, dan permintaan pasar yang terus meningkat. Serta yang termasuk ke dalam ancaman ialah ketidakstabilan harga pala, kompetitor yang semakin banyak, dan harga produk yang bersaing Serta strategi pengembangan agroindustri pala di UD.Mestika adalah strategi WO (Weaknesses-Opportunities). Strateginya adalah pengoptimalan kegiatan penjualan untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat, perluasan jaringan pemasaran melalui kerja sama dengan perusahaan lain, dan melakukan kerjasama dengan lembaga perbankan untuk meningkatkan permodalan
(52)
STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PALA
UD. MESTIKA
(Studi Kasus: Desa Hilir, Kec. Tapaktuan, Kab. Aceh Selatan)
SKRIPSI
FAUZI INDRA PRAWIRA
090304026
AGRIBISNIS
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
(53)
STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PALA DI
UD.MESTIKA
(Studi Kasus: Desa Hilir Kec. Tapaktuan Kab. Aceh Selatan)
SKRIPSI
FAUZI INDRA PRAWIRA 090304026
AGRIBISNIS
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Disetujui Oleh Komisi Pembimbing
Ketua, Anggota,
(Dr.Ir.Satia Negara LubisM.Ec) (Ir.Sinar Indra Kesuma, M.Si) NIP. 196302041997031001 NIP. 196509261993031002
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(54)
ABSTRAK
FAUZI INDRA PRAWIRA (090304026/AGRIBISNIS) dengan judul skripsi STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PALA DI UD.MESTIKA (Studi Kasus: Desa Hilir, Kecamatan Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan). Penelitian ini dibimbing oleh Dr.Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec
dan Ir. Sinar Indra Kesuma,M.Si.
Tujuan Penelitian adalah untuk mengidentifikasi faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam mengembangkan agroindustri pala dan menentukan strategi pengembangan agroindustri pala di daerah penelitian. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa daerah ini merupakan daerah yang potensial bagi pertumbuhan tanaman pala dan telah ada industri pengolahannya. Metode analisis yang digunakan dalam mengolah data adalah yang pertama dengan analisis deskriptif dan yang kedua dengan menggunakan analisis SWOT.
Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa faktor-faktor internal yang mempengaruhi pengembangan agroindustri pala di UD.Mestika dan termasuk ke dalam kekuatan ialah tenaga kerja yang banyak, banyaknya variasi produk olahan, memiliki sertifikat produk, dan produk yang sudah dikenal pasar. Serta yang termasuk ke dalam kelemahan ialah teknologi yang masih ketinggalan, penjualan produk melalui perantara, kurangnya tenaga professional, kurangnya kemitraan dengan dengan lembaga lain, modal terbatas. Dan Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pengembangan agroindustri pala di UD.Mestika dan termasuk ke dalam peluang ialah banyaknya ketersediaan bahan baku, adanya dukungan dari pemerintah kab. Aceh Selatan, harga jual olahan pala tinggi, dan permintaan pasar yang terus meningkat. Serta yang termasuk ke dalam ancaman ialah ketidakstabilan harga pala, kompetitor yang semakin banyak, dan harga produk yang bersaing Serta strategi pengembangan agroindustri pala di UD.Mestika adalah strategi WO (Weaknesses-Opportunities). Strateginya adalah pengoptimalan kegiatan penjualan untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat, perluasan jaringan pemasaran melalui kerja sama dengan perusahaan lain, dan melakukan kerjasama dengan lembaga perbankan untuk meningkatkan permodalan
(55)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat, rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Judul skripsi ini adalah “STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PALA DI UD.MESTIKA (Studi Kasus: Desa Hilir, Kecamatan Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan) Kegunaan dari penyusunan skripsi ini adalah sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr.Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk mengajar, membimbing serta memberi masukan dan
semangat yang sangat berharga dalam penyusunan skripsi ini. Bapak Ir. Sinar Indra Kusuma ,M.Si, selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk membimbing, memotivasi serta memberi masukan dalam penyempurnaan skripsi ini.
Pada Kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua penulis yaitu Ayahanda Alm H. Abdul Rachman Ilyas dan Ibunda Gusfianty Lubis, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih atas seluruh cinta, motivasi, kasih sayamg dan dukungan baik secara materi maupun doa yang diberikan kepada penulis selama menjalani kuliah.
2. Ibu Dr. Ir. Salmiah, MS selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU dan Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec selaku Sekretaris
(56)
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU yang telah memfasilitasi penulis dalam perkuliahan dan organisasi ekstrakurikuler di kampus.
3. Kepada Uwak penulis yaitu Hj.Aguslina Lubis, SP penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih atas seluruh cinta, motivasi, kasih sayamg dan dukungan baik secara materi maupun doa yang diberikan kepada penulis selama menjalani kuliah
4. Seluruh Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara yang telah membekali ilmu pengetahuan kepada penulis. 5. Seluruh Pegawai di Fakultas Pertanian khususnya pegawai Program Studi
Agribisnis yang memberikan kelancaran dalam hal administrasi.
6. Ibu Yusnida selaku pemilik UD. Mestika yang mengizinkan dan membantu penulis dalam melaksanaan penelitian skripsi.
7. Keluarga besar penulis khususnya Abangda M.Tavip Yuda Pratama, S.Kom, adinda Rafika Apriani Pratiwi dan yang terkasih Leli Nur Indah Sari Siagian serta rekan-rekan mahasiswa stambuk 2009 Program Studi Agribisnis khususnya buat Dicky Tri Iswanto Putra SP, Nofra Darma Hidayat,Geng Huabab, dan teman teman Chandra Tobing, Dear Putra Sito Perdana Zasa Purba, Amd , Kifly Sialagan, Primadya Purba, Pulut Pablo Aimar, Edwin Situmorang, yang telah memberikan dukungan dan semangat serta penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
(57)
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, untuk itu diharapkan saran dan kritik dalam upaya pencapaian prestasi di masa mendatang.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini bermanfaat.
Medan, Desember 2015
(58)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
BAB I. PENDAHULUAN ... .. 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Kegunaan Penelitian... 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 6
2.1. Tinjauan Pustaka ... 6
2.2. Landasan Teori ... 12
2.3. Kerangka Pemikiran ... 19
2.4. Hipotesis Penelitian ... 21
BAB III. METODE PENELITIAN ... 22
3.1. Metode Penetuan Daerah Penelitian ... 22
3.2. Metode Pengumpulan Data ... 22
3.3. Metode Analisis Data ... 23
3.4. Defenisi dan Batasan Operasional ... 25
BAB IV. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 27
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 27
4.1.1. Luas dan Letak Geografis ... 27
4.1.2. Keadaan Penduduk ... 27
4.1.3. Sarana dan Prasarana... 28
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 33
5.1. Faktor-faktor Internal yang Mempengaruhi Pengembangan Agroindustri Pala di UD.Mestika ... 33
5.1.1. Kekuatan pengembangan agroindustri pala di UD.Mestika ... 33
(59)
5.2. Faktor-faktor Eksternal yang Mempengaruhi Pengembangan Agroindustri
Pala di UD.Mestika ... 36
5.2.1. Peluang Pengembangan agroindsutri pala di UD.Mestika ... 36
5.2.2 Ancaman pengembangan agroindustri pala di UD.Mestika ... 37
5.3. Strategi Pengembangan Agroindustri Pala di UD.Mestika ... 38
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN... 48
6.1. Kesimpulan ... 48
6.2. Saran ... 49
(60)
DAFTAR TABEL
Keterangan Hal
Tabel 1. Luas areal, produktivitas, dan produksi pala per kecamatan tahun 2012
... 2
Tabel 2. Matriks analisis SWOT ... 19
Tabel 3. Pengambilan Data Sekunder dan Data Primer ... 22
Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut jenis Kelamin ... 27
Tabel 5. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur ... 28
Tabel 6. Sarana dan Prasarana Desa Hilir Tahun 2014 ... 29
Tabel 7. Jumlah Produksi Olahan Pala di UD.Mestika ... 30
Tabel 8. Matriks Faktor Strategi Internal ... 39
Tabel 9. Matriks Faktor Strategi Eksternal ... 39
Tabel 10. Gabungan Matriks Faktor Strategi Internal – Eksternal Pengembangan agroindustri pala di UD.Mestika ... 40
(61)
DAFTAR GAMBAR
Keterangan Hal
Gambar 1. Bagian-bagian Buah pala ... 8
Gambar 2. Pala yang Dikeringkan ... 9
Gambar 3. Matriks Posisi Analisis SWOT ... 17
Gambar 4. Skema Kerangka Pemikiran ... 21
(1)
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU yang telah memfasilitasi penulis dalam perkuliahan dan organisasi ekstrakurikuler di kampus.
3. Kepada Uwak penulis yaitu Hj.Aguslina Lubis, SP penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih atas seluruh cinta, motivasi, kasih sayamg dan dukungan baik secara materi maupun doa yang diberikan kepada penulis selama menjalani kuliah
4. Seluruh Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara yang telah membekali ilmu pengetahuan kepada penulis. 5. Seluruh Pegawai di Fakultas Pertanian khususnya pegawai Program Studi
Agribisnis yang memberikan kelancaran dalam hal administrasi.
6. Ibu Yusnida selaku pemilik UD. Mestika yang mengizinkan dan membantu penulis dalam melaksanaan penelitian skripsi.
7. Keluarga besar penulis khususnya Abangda M.Tavip Yuda Pratama, S.Kom, adinda Rafika Apriani Pratiwi dan yang terkasih Leli Nur Indah Sari Siagian serta rekan-rekan mahasiswa stambuk 2009 Program Studi Agribisnis khususnya buat Dicky Tri Iswanto Putra SP, Nofra Darma Hidayat,Geng Huabab, dan teman teman Chandra Tobing, Dear Putra Sito Perdana Zasa Purba, Amd , Kifly Sialagan, Primadya Purba, Pulut Pablo Aimar, Edwin Situmorang, yang telah memberikan dukungan dan semangat serta penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
(2)
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, untuk itu diharapkan saran dan kritik dalam upaya pencapaian prestasi di masa mendatang.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini bermanfaat.
Medan, Desember 2015
(3)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
BAB I. PENDAHULUAN ... .. 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Kegunaan Penelitian... 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 6
2.1. Tinjauan Pustaka ... 6
2.2. Landasan Teori ... 12
2.3. Kerangka Pemikiran ... 19
2.4. Hipotesis Penelitian ... 21
BAB III. METODE PENELITIAN ... 22
3.1. Metode Penetuan Daerah Penelitian ... 22
3.2. Metode Pengumpulan Data ... 22
3.3. Metode Analisis Data ... 23
3.4. Defenisi dan Batasan Operasional ... 25
BAB IV. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 27
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 27
4.1.1. Luas dan Letak Geografis ... 27
4.1.2. Keadaan Penduduk ... 27
4.1.3. Sarana dan Prasarana... 28
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 33 5.1. Faktor-faktor Internal yang Mempengaruhi Pengembangan Agroindustri Pala
(4)
5.2. Faktor-faktor Eksternal yang Mempengaruhi Pengembangan Agroindustri
Pala di UD.Mestika ... 36
5.2.1. Peluang Pengembangan agroindsutri pala di UD.Mestika ... 36
5.2.2 Ancaman pengembangan agroindustri pala di UD.Mestika ... 37
5.3. Strategi Pengembangan Agroindustri Pala di UD.Mestika ... 38
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN... 48
6.1. Kesimpulan ... 48
6.2. Saran ... 49 DAFTAR PUSTAKA
(5)
DAFTAR TABEL
Keterangan Hal
Tabel 1. Luas areal, produktivitas, dan produksi pala per kecamatan tahun 2012
... 2
Tabel 2. Matriks analisis SWOT ... 19
Tabel 3. Pengambilan Data Sekunder dan Data Primer ... 22
Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut jenis Kelamin ... 27
Tabel 5. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur ... 28
Tabel 6. Sarana dan Prasarana Desa Hilir Tahun 2014 ... 29
Tabel 7. Jumlah Produksi Olahan Pala di UD.Mestika ... 30
Tabel 8. Matriks Faktor Strategi Internal ... 39
Tabel 9. Matriks Faktor Strategi Eksternal ... 39
Tabel 10. Gabungan Matriks Faktor Strategi Internal – Eksternal Pengembangan agroindustri pala di UD.Mestika ... 40
(6)
DAFTAR GAMBAR
Keterangan Hal
Gambar 1. Bagian-bagian Buah pala ... 8
Gambar 2. Pala yang Dikeringkan ... 9
Gambar 3. Matriks Posisi Analisis SWOT ... 17
Gambar 4. Skema Kerangka Pemikiran ... 21