BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Plak Dental
Plak dental adalah substansi yang berstruktur lunak, berwarna kuning ke abu- abuan dan melekat erat pada permukaan gigi atau permukaan keras lainnya di rongga
mulut seperti restorasi lepasan dan cekat. Plak terbentuk dari campuran antara bahan- bahan saliva seperti mucin, sisa-sisa sel jaringan mulut, leukosit, limfosit dan sisa-
sisa makanan serta bakteri.
5,18
Pembentukan komunitas biofilm dimulai dengan interaksi bakteri dengan gigi, yang kemudian dilanjutkan oleh interaksi fisikal dan fisiologis antara berbagai spesies
yang ada dalam massa mikroba.
5
Populasi mikroba dalam plak sekitar 72-102 jutamg setelah 24 jam dan meningkat menjadi 80-132 jutamg setelah 3 hari.
19
Bakteri yang menjadi pelopor dalam proses pembentukan plak antara lain Neisseria dan
Streptococci yang didominasi oleh Streptococcus sanguis, Streptococcus oralis dan
Streptococcus mitis . Ketiga Streptococcus tersebut termasuk dalam golongan
Streptococcus alpha .
18
Plak dental diklasifikasi atas plak supragingiva dan plak subgingiva berdasarkan lokasinya pada permukaan gigi. Plak supragingiva berada pada koronal
dan tepi gingiva. Plak subgingiva adalah plak yang lokasinya berada di apikal dari tepi gingiva, diantara gigi dengan jaringan yang mendindingi sulkus gingiva. Secara
morfologis, plak supragingiva dapat dibedakan dengan plak subgingiva dimana plak supragingiva berkaitan dengan gigi dan plak subgingiva berkaitan dengan jaringan.
5
2.1.1 Komposisi Plak Dental
Komposisi plak gigi bervariasi dari waktu ke waktu. Pelikel yang tersusun dari berbagai molekul yang berasal dari penjamu akan melapisi permukaan enamel
dalam beberapa menit setelah pembersihan gigi, lapisan pelikel ini merupakan sumber reseptor yang akan dikenali oleh bakteri pembentuk koloni awal plak dan tiap
Universitas Sumatera Utara
reseptor akan dikenali oleh organisme spesies tertentu dalam rongga mulut.
20,21
Bakteri pertama yang melekat pada permukaan gigi adalah Streptococcus oralis, Streptococcus Sanguinius, Neisseria
dan Haemophilus sp serta Actinomyces naeslundii
. Bakteri ini terisolasi dari permukaan gigi dalam waktu 60 menit setelah pembersihan gigi.
20
Komunitas bakteri subgingiva memiliki keragaman spesies yang paling besar dan merupakan kumpulan organisme patogenik yang paling banyak menyebabkan
kerusakan jaringan periodontal sedangkan flora plak supragingiva bersifat anaerob dan umumnya berbentuk batang berpigmen seperti Prevotella sp. dan Fusobacterium
sp. yang semakin bertambah apabila akumulasi plak meningkat dan climax
community.
20,21
Salah satu bakteri utama dan paling interaktif dari semua bakteri yang terdapat dalam plak gigi adalah Fusobacterium nucleatum. Bakteri ini membentuk koloni
dengan bakteri lain yang bertindak sebagai nukleus dalam pembentukan plak.
20
Fusobacterium nucleatum bersama bakteri T.denticola
dan P.gingivalis
berkoagregasi dengan bakteri pembentuk koloni awal maupun lanjut, dimana Fusobacterium nucleatum
berperan sebagai jembatan penghubung antara bakteri pembentuk koloni awal dan lanjut.
21
2.1.2 Mekanisme Pembentukan Plak Dental
Proses pembentukan plak bermula dengan pembentukan satu lapisan tipis pada permukaan gigi yang disebut pelikel atau acquired pellicle. Pada 0-4 jam
terbentuk kolonisasi bakteri pada pelikel tersebut. Spesies bakteri yang menjadi pionir pada tahap ini adalah Streptococcus oralis, Streptococcus mitis, Streptococcus
sanguis , Actinomyces dan bakteri Gram negatif. Pada 4 hingga 24 jam seterusnya
terjadi perkembangbiakan bakteri dan terbentuk microcolonies. Pada 1 hingga 14 hari plak yang didominasi oleh Streptococcus menjadi plak yang didominasi oleh
Actinomyces. Hal ini dinamakan microbial succession. Kemudian terjadi kolonisasi
sekunder akibat interaksi antara bakteri dalam pelikel dengan bakteri lain yang
Universitas Sumatera Utara
terdapat pada rongga mulut, yang menyebabkan meningkatnya diversitas spesies bakteri dimana pada akhirnya terjadi maturasi plak pada gigi .
8
2.2 Gingivitis