28
II.2 Pemungutan
Dalam rangka optimalisasi peningkatan Pendapatan Asli Daerah yang perlu diperhatikan adalah pelaksanaan sistem dan prosedur pemungutan dan yang dilakukan,
karena bagaimana pun tingginya kesadaran masyarakat namun jika pemungutannya tidak dilaksanakan dengan baik maka upaya tersebut tetap tidak akan mampu mewujudkan suatu
tingkat penerimaan pajak seperti yang diharapkan. Adapun pengertian pemungutan itu sendiri dikemukakan oleh Soelarno 1999:111
adalah : “Suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data obyek dan subyek sampai dengan kegiatan penagihan serta pengawasan penyetorannya”. Dari rumusan pengertian
tersebut pemungutan dapat diartikan sebagai “Rangkaian kegiatan untuk pelaksanaan pengumpulan”.
II.3 Pendapatan Asli Daerah PAD II.3.1 Pengertian Pendapatan Asli Daerah PAD
Salah satu faktor penting untuk melaksanakan urusan rumah tangga daerah adalah kemampuan keuangan daerah. Dengan kata lain faktor keuangan merupakan
faktor yang mempengaruhi tingkat kemampuan daerah dalam melaksanakan otonomi. Sehubungan dengan pentingnya posisi keuangan daerah ini Pamudji dalam
Kaho 2007:138- 139 menegaskan: “Pemerintah daerah tidak akan dapat
melaksanakan fungsinya dengan efektif dan efisien tanpa biaya yang cukup untuk memberikan pelayanan dan pembangunan, dan keuangan inilah merupakan dalam
satu dasar kriteria untuk mengetahui secara nyata kemampuan daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri”.
Universitas Sumatera Utara
29
Sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku yaitu Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2014, tentang pemerintah daerah, daerah diberikan
kewenangan untuk mencari dan mengembangkan penerimaan-penerimaan yang berasal dari daerah itu sendiri, yang sering kita sebut dengan pendapatan asli daerah.
Pendapatan Asli Daerah yang selanjutnya disingkat PAD adalah pendapatan yang diperoleh Daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Sedangkan pengertian Pendapatan Asli Daerah menurut Undang-Undang No,
28 Tahun 2009 yaitu sumber keuangan daerah yang digali dari wilayah daerah yang bersangkutan yang terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
Kemudian Dedy Supriady Bratakusumah 2001:173 mengatakan bahwa: “Pendapatan Asli Daerah PAD adalah penerimaan yang diperoleh Daerah dari
sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan perundang-
undangan yang berlaku.”
Pendapatan Asli Daerah adalah salah satu sumber penerimaan yang harus selalu terus menerus di pacu pertumbuhannya.Dalam otonomi daerah ini kemandirian
pemerintah daerah sangat dituntut dalam pembiayaan pembangunan daerah dan pelayaan kepada masyarakat.
Menurut Mardiasmo 2002: 132, Pendapatan Asli Daerah adalah: “Penerimaan daerah dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik
daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah”.
Universitas Sumatera Utara
30
Pendapatan asli daerah merupakan pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan pendapatan lain hasil daerah yang sah, yang bertujuan untuk memberikan keleluasan kepada daerah dalam menggali
pendanaan dalam pelaksnaan otonomi daerah sebagai perwujudan asas desentralisasi. Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Pendapatan
Asli Daerah PAD merupakan sumber pendapatan yang sangat penting karena perolehannya dilakukan atas dasar kemampuan potensi yang tersedia dan dibenarkan
oleh undang-undang maupun potensi yang dimungkinkan sumber daya manusia di setiap daerah.
II.3.2 Sumber-Sumber Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli daerah adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pendapatan Asli Daerah merupakan pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan, dan pendapatan lain asli daerah yang sah, yang bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada daerah dalam menggali pendanaan dalam
pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan asas desentralisasi. Ahmad Yani, 2002:51
Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004, adapun yang merupakan sumber Pendapatan Asli Daerah terdiri dari:
1. Pajak Daerah 2. Retribusi Daerah
Universitas Sumatera Utara
31
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah II.4 Retribusi
II.4.1 Pengertian Retribusi
Retribusi menurut UU no. 28 tahun 2009 adalah pungutan sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan danatau
diberikan oleh Pemerintah untuk kepentingan pribadi atau badan. Berbeda dengan pajak pusat seperti Pajak Penghasilan dan Pajak Pertambahan Nilai yang dikelola oleh
Direktorat Jenderal Pajak, Retribusi yang dapat di sebut sebagai Pajak Daerah dikelola oleh Dinas Pendapatan Daerah Dispenda.
Pengertian retribusi menurut Rochmad Sumitro Victor M. Situmorang dan Cormentyna Sitanggang, 1994:205 bahwa :
”Pembayaran-pembayaran kepada negara yang dilakukan oleh mereka yang menggunakan jasa-
jasa negara”.
Sedangkan menurut S. Munawir Victor M. Situmorang dan Cormentyna Sitanggang, 1994:205 bahwa retribusi yaitu iuran kepada Pemerintah yang dapat
dipaksakan dan jasa balik secara langsung dapat ditunjuk.Paksaan di sini bersifat ekonomis karena siapa saja yang tidak merasakan jasa balik dari pemerintah, dia tidak
dikenakan iuran itu. Lain halnya menurut Marihot P. Siahaan 2005:5 bahwa pengertian Retribusi
yaitu pembayaran wajib dari penduduk kepada negara karena adanya jasa tertentu yang diberikan oleh negara bagi penduduknya secara perorangan.Jasa tersebut dapat
dikatakan bersifat langsung yaitu hanya yang membayar retribusi yang menikmati balas jasa dari negara.
Universitas Sumatera Utara
32
II.4.2 Ciri- Ciri Retribusi
Menurut Victor M. Situmorang dan Cormentyna Sitanggang, 1994:205 bahwa adapun ciri-ciri dari retribusi pada umumnya adalah :
1. Retribusi dipungut oleh negara;
2. Dalam pemungutan terdapat paksaan secara ekonomis;
3. Adanya kontra prestasi yang secara langsung dapat ditunjuk;
4. Retribusi dikenakan pada setiap orang badan yang menggunakan
mengenyam jasa-jasa yang disiapkan negara.
II.5 Retribusi Daerah II.5.1 Pengertian Retribusi Daerah
Menurut Undang-undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang dimaksud dengan retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau
pemberian izin tertentu yang khusus disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
Seperti halnya pajak daerah, retribusi daerah dilaksanakan berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah dan
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Peraturan Umum Retribusi Daerah dan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pokok-Pokok
Pemerintahan di Daerah, selanjutnya untuk pelaksanaannya di masing-masing daerah, pungutan retribusi daerah dijabarkan dalam bentuk peraturan daerah yang mengacu
kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Beberapa pengertian istilah yang terkait dengan Retribusi Daerah menurut UU
No.28 Tahun 2009 antara lain :
Universitas Sumatera Utara
33
1. Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa
atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan;
2. Jasa adalah kegiatan Pemerintah Daerah berupa usaha dan pelayanan
yang menyebabkan barang, fasilitas, atau kemanfaatan lainnya yang dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
3. Jasa umum adalah jasa yang disediakan atau diberikan oleh pemerintah
daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
4. Jasa usaha adalah jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerah
dengan menganut prinsip-prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sector swasta.
5. Retribusi Perizinan tertentu adalah retribusi atas kegiatan tertentu
pemerintah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan
pengawasan atas kegiatan dan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi
kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.
II.5.2 Ciri-Ciri Pokok Retribusi Daerah
Demikian pula, dari pendapat-pendapat diatas dapat diikhtisarkan ciri-ciri pokok Retribusi Daerah sebagai berikut :
a. Retribusi dipungut oleh Daerah;
b. Dalam pungutan retribusi terdapat prestasi yang diberikan Daerah yang
langsung dapat ditunjuk;
Universitas Sumatera Utara
34
c. Retribusi dikenakan kepada siapa saja yang memanfaatkan, atau
mengenyam jasa yang disediakan Daerah. Beberapa ciri yang melekat pada retribusi daerah yang saat ini
dipungut di Indonesia adalah sebagai berikut: 1.
Retribusi merupakan pungutan yang dipungut berdasarkan undang- undang dan peraturan daerah yang berkenaan.
2. Hasil penerimaan retribusi masuk ke kas pemerintah daerah.
3. Pihak yang membayar retribusi mendapatkan kontra prestasi balas
jasa secara langsung dari pemerintah daerah atas pembayaran yang dilakukan. 4.
Retribusi terutang apabila ada jasa yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah yang dinikmati oleh orang atau badan.
5. Sanksi yang dikenakan pada retribusi adalah sanksi secara ekonomis,
yaitu jika tidak membayar retribusi, tidak akan memperoleh jasa yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah.
II.5.3 Jenis-Jenis Retribusi Daerah
Objek retribusi daerah adalah berbagai jenis jasa tertentu yang disediakan oleh pemerintah daerah.Tidak semua jasa yang diberikan oleh pemerintah dapat dipungut
retribusinya, tetapi hanya jenis-jenis jasa tertentu yang menurut pertimbangan social- ekonomi layak dijadikan sebagai objek retribusi.Jasa tertentu tersebut dikelompokkan
ke dalam tiga golongan yaitu Jasa Umum, Jasa Usaha dan Perizinan Tertentu. Penggolongan jenis retribusi ini dimaksudkan guna menetapkan kebijaksanaan
umum tentang prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif retribusi yang ditemukan.Penetapan jenis retribusi dalam tiga golongan tersebut dimaksudkan juga
Universitas Sumatera Utara
35
agar tercipta ketertiban dalam penerapannya, sehingga dapat memberikan kepastian bagi masyarakat dan disesuaikan dengan kebutuhan nyata daerah yang bersangkutan.
1. Retribusi Jasa Umum
Retribusi Jasa Umum adalah retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan
umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Sesuai Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 Pasal 18 ayat 3 huruf a,
ditentukan berdasarkan criteria berikut ini : a.
Retribusi jasa umum bersifat bukan pajak dan bersifat bukan retribusi jasa usaha atau retribusi perizinan tertentu.
b. Jasa yang bersangkutan merupakan kewenangan daerah dalam rangka
pelaksanaan asas desentralisasi. c.
Jasa tersebut memberikan manfaat khusus bagi orang pribadi atau badan yang diharuskan membayar retribusi, disamping untuk melayani
kepentingan dan kemanfaatan umum. d.
Jasa tersebut layak untuk dikenakan retribusi. e.
Retribusi tersebut tidak bertentangan dengan kebijakan nasional mengenai penyelenggaraannya.
f. Retribusi tersebut dapat dipungut secara efektif dan efisien serta
merupakan suatu sumber pendapatan daerah yang potensial. g.
Pemungutan retribusi memungkinkan penyediaan jasa tersebut dengan tingkat dan atau kualitas pelayanan yang lebih baik.
Jenis-jenis retribusi jasa umum diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 Pasal 2 ayat 1, sebagaimana dibawah ini:
Universitas Sumatera Utara
36
a. Retribusi pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan di Puskesmas, balai pengobatan, dan Rumah Sakit Umum Daerah.Retribusi Pelayanan
Kesehatan Ini tidak termasuk pelayanan pendaftaran. b.
Retribusi Pelayanan Persampahan kebersihan Pelayanan persampahankebersihan meliputi pengambilan, pengangkutan,
dan pembuangan serta penyediaan lokasi pembuanganpemusnahan sampah rumah tangga, industry, dan perdagangan; tidak termasuk
pelayanan kebersihan jalan umum dan taman. c.
Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil
Akta Catatan Sipil meliputi Akta kelahiran, Akta Perkawinan, Akta Perceraian, Akta Pengesahan dan Pengangkuan Anak, Akta Ganti Nama
bagi Warga Negara Asing, dan Akta Kematian. d.
Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat Pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat meliputi pelayanan
penguburanpemakaman termasuk
penggalian dan
penggurukan, pembakaranpengabuan mayat, dan sewa tempat pemakaman atau
pembakaranpengabuan mayat yang dimiliki atau di kelola pemerintah daerah.
e. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum
Pelayanan parkir di tepi jalan umum adalah penyediaan pelayanan daerah.Karena jalan menyangkut kepentingan umum, penetapan jalan
umum sebagai tempat parkir mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Universitas Sumatera Utara
37
f. Retribusi Pelayanan Pasar
Pelayanan pasar adalah fasilitas pasar tradisionalsederhana berupa pelataran dan los yang dikelola oleh pemerintah daerah dan khusus
disediakan untuk pedagang; tidak termasuk yang dikelola oleh BUMN, BUMD dan pihak swasta.
g. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor
Pelayanan pengujian kendaraan bermotor adalah pelayanan pengujian kendaraan bermotor sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah. h.
Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran Pelayanan pemeriksa alat pemadam kebakaran adalah pelayanan
pemeriksaan dan atau perizinan oleh pemerintah daerah terhadap alat-alat pemadam kebakaran yang dimiliki dan atau dipergunakan oleh
masyarakat. i.
Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta Peta adalah peta yang dibuat oleh pemerintah daerah, seperti peta dasar
peta garis, peta foto, peta digital, peta tematik, dan peta teknis peta struktur.
j. Retribusi Pengujian Kapal Perikanan
Pelayanan pengujian kapal perikanan adalah pengujian terhadap kapal penangkap ikan menjadi kewenangan daerah.
Subjek retribusi jasa umum adalah orang pribadi atau badan yang menggunakanmenikmati pelayananan jasa umum yang bersangkutan dan
diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi jasa umum. 2.
Retribusi Jasa Usaha
Universitas Sumatera Utara
38
Retribusi Jasa Usaha adalah retribusi atas jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah dan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya
dapat pula disediakan oleh sektor swasta. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 Pasal 18 ayat 3 huruf
b, retribusi jasa usaha ditentukan berdasarkan criteria berikut ini: 1.6
Retribusi jasa usaha bersifat bukan pajak dan bersifat bukan retribusi jasa umum atau retribusi perizinan tertentu.
1.7 Jasa yang bersangkutan adalah jasa yang bersifat komersial yang
seyogianya disediakan oleh sector swasta, tetapi belum memadai atau terdapatnya harta yang dimilikidikuasai daerah yang belum dimanfaatkan
secara penuh oleh pemerintah daerah. Pengertian harta adalah semua harta bergerak dan tidak bergerak, tidak termasuk uang kas, surat-surat berharga,
dan harta lainnya yang bersifat lancar current asset. Jenis-jenis retribusi jasa usaha diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66
Tahun 2001 Pasal 3 ayat 2, sebagaimana dibawah ini : a.
Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Pelayanan pemakaian kekayaan daerah, antara lain pemakaian tanah dan
bangunan, pemakaian ruangan untuk pesta, pemakaian keendaraanalat- alat besar milik daerah. Tidak termasuk dalam pengertian pelayanan
pemakaian kekayaan daerah adalah penggunaan tanah yang tidak mengubah fungsi dari tanah tersebut, seperti pemancangan tiang
listriktelepon maupun penanamanpembentangan kabel listriktelepon di pinggir jalan umum.
b. Retribusi Pasar Grosir dan atau Pertokoan
Universitas Sumatera Utara
39
Pasar grosir dan atau pertokoan adalah pasar grosir berbagai jenis barang dan
fasilitas pasarpertokoan
yang dikontrakkan,
yang disediakandeselenggarakan oleh pemerintah daerah, tidak termasuk yang
disediakan oleh BUMD dan pihak swasta. c.
Retribusi Tempat Pelelangan Tempat pelelangan adalah tempat yang secara khusus disediakan oleh
pemerintahan daerah untuk melakukan pelelangan ikan, ternak, hasil bumi, dan hasil hutan termasuk jasa fasilitas lainnya yang disediakan di tempat
pelelangan. Termasuk dalam pengertian tempat pelelangan adalah tempat yang dikontrak oleh pemerintah daerah dari pihak lain untuk dijadikan
sebagai tempat pelelangan. d.
Retribusi Terminal Pelayanan terminal adalah pelayanan penyediaan tempat parkir untuk
kendaraan penumpang dan bus umum, tempat kegiatan usaha, dan fasilitas lainnya dilingkungan terminal, yang dimiliki dan atau dikelola oleh
pemerintah daerah.Dengan ketentuan ini, pelayanan perorangan tidak dipungut retribusi.
e. Retribusi Tempat Khusus Parkir
Pelayanan tempat khusus parkir adalah pelayanan penyediaan tempat parkir yang khusus disediakan, dimiliki, dan atau dikelola oleh pemerintah
daerah, tidak termasuk yang disediakan dan dikelola oleh BUMD dan pihak swasta.
f. Retribusi Tempat PenginapanPesanggrahanVilla
Pelayanan tempat penginapanpesanggrahanvilla milik daerah adalah pelayanan penyediaan tempat penginapanpesanggrahanvilla yang
Universitas Sumatera Utara
40
dimiliki dan atau yang dikelola oleh pemerintah daerah, tidak termasuk yang dikelola oleh BUMD dan pihak swasta.
g. Retribusi Penyedotan Kakus
Pelayanan penyedotan kakus adalah pelayanan penyedotan kakusjamban yang dilakukan oleh pemerintah daerah, tidak termasuk yang dikelola oleh
BUMD dan pihak swasta. h.
Retribusi Rumah Potong Hewan termasuk Pelayanan rumah potong hewan adalah penyediaan fasilitas rumah
pemotong hewan ternak termasuk pelayanan pemeriksaan kesehatan hewan sebelum dan sesudah dipotong, yang dimiliki dan atau dikelola oleh
pemerintah daerah. i.
Retribusi Pelayanan Pelabuhan Kapal Pelayanan pelabuhan kapal adalah pelayanan pada pelabuhan kapal
perikanan dan atau bukan kapal perikanan, termasuk fasilitas lainnya di lingkungan pelabuhan kapal yang dimiliki dan atau dikelola oleh
pemerintah daerah, tidak termasuk yang dikelola oleh BUMN, BUMD dan pihak swasta.
j. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga
Pelayanan tempat rekreasi dan olahraga adalah tempat rekreasi, pariwisata, dan olahraga yang dimiliki dan atau dikelola oleh pemerintah daerah.
k. Retribusi Penyeberangan di Atas Air
Pelayanan penyeberangan di atas air adalah pelayanan penyeberangan orang atau barang dengan menggunakan kendaraan di atas air yang
dimiliki dan atau dikelola oleh pemerintah daerah, tidak termasuk yang dikelola oleh BUMD dan pihak swasta.
Universitas Sumatera Utara
41
l. Retribusi Pengolahan Limbah Cair
Pelayanan pengolahan limbah cair adalah pelayanan pengolahan limbah cair rumah tangga, perkantoran, dan industri yang dikelola dan atau
dimiliki oleh pemerintah daerah, tidak termasuk yang dikelola oleh BUMD dan pihak swasta.
m. Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah
Penjualan produksi usaha daerah adalah penjualan hasil produksi usaha pemerintah daerah antara lain, bibitbenih tanaman, bibit ternak, dan bibit
ikan, tidak termasuk penjualan produksi usaha BUMN, dan pihak swasta. Subjek retribusi jasa usaha adalah orang pribadi atau badan yang
menggunakanmenikmati pelayanan jasa usaha yang bersangkutan.Subjek retribusi jasa usaha merupakan wajib retribusi jasa usaha, yaitu orang pribadi
atau badan yang diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi jasa usaha.
3. Retribusi Perizinan Tertentu
Fungsi perizinan dimaksudkan untuk mengadakan pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan, maka pada dasarnya pemberian
izin oleh Pemerintah Daerah tidak harus dipungut retribusi. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 Pasal 18 ayat 3
huruf c, retribusi perizinan tertentu ditentukan berdasarkan kriteria berikut ini : a.
Perizinan tersebut termasuk kewenangan pemerintahan yang diserahkan kepada daerah dalam rangka asas desentralisasi.
b. Perizinan tersebut benar-benar diperlukan guna melindungi kepentingan
umum.
Universitas Sumatera Utara
42
c. Biaya yang menjadi beban daerah dalam penyelenggaraan izin tersebut dan
biaya untuk menanggulangi dampak negative dari pemberian izin tersebut cukup besar sehingga layak dibiayai dari retribusi.
Jenis-jenis retribusi perizinan tertentu diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 Pasal 4 ayat 2, adalah sebagaimana
dibawah ini : a.
Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Izin mendirikan bangunan adalah pemberian izin untuk mendirikan satu
bangunan. Termasuk dalam pemberian izin ini adalah kegiatan peninjauan desain dan pemantauan pelaksanaan pembangunannya, agar tetap sesuai
dengan rencana teknis bangunan dan rencana tata ruang yang berlaku, dengan tetap memerhatikan Koefisien Dasar Bangunan KDB, Koefisien
Luas Bangunan KLB, Koefisien Ketinggian Bangunan KKB, dan pengawasan penggunaan bangunan yang meliputi peperiksaan dalam
rangka memenuhi syarat-syarat keselamatan bagi yang menempati bangunan tersebut.
b. Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol
Izin tempat penjualan minuman beralkohol adalah pemberian izin untuk melakukan penjualan minuman beralkohol di suatu tempat tertentu.
c. Retribusi Izin Gangguan
Izin gangguan adalah pemberian izin tempat usahakegiatan kepada orang pribadi atau badan di lokasi tertentu yang dapat menimbulkan bahaya,
kerugian, dan gangguan; tidak termasuk tempat usahakegiatan yang telah ditentukan oleh pemerintah daerah.
d. Retribusi Izin Trayek
Universitas Sumatera Utara
43
Izin trayek adalah pemberian izin kepada orang pribadi atau badan untuk menyediakan pelayanan angkutan penumpang umum pada suatu atau
beberapa trayek tertentu.Pemberian izin oleh pemerintah daerah dilaksanakan sesuai dengan kewenangan masing-masing daerah.
II.6 Retribusi Parkir
Dalam Peraturan Daerah nomor 2 tahun 2014 tentang perparkiran dikatakan bahwa : Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan bermotor yang bersifat sementara yang
ditinggalkan pengemudi. Definisi lain tentang parkir terdapat dalam kamus umum bahasa Indonesia,
bahwa “Parkir adalah menghentikan kendaran bermotor untuk beberapa saat lamanya”
Dari kedua pengertian diatas dapat di katakan bahwa “Parkir adalah memberhentikan kendaraan untuk sementara pada tempat yang telah disediakan”.Retribusi Pelayanan Parkir di
Tepi Jalan yang selanjutnya disebut retribusi parkir adalah pembayaran atas jasa penyediaan pelayanan parkir di tepi jalan umum yang ditentukan oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
II.7 Definisi Konsep
Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial.
Tujuannya adalah untuk memudahkan pemahaman dan menghindari terjadinya interpretasi ganda dari variabel yang diteliti Singarimbun, 1995:37.
Maka berdasarkan uraian diatas penulis mengemukakan definisi dari konsep yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
Universitas Sumatera Utara
44
1. Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data
obyek dan subyek sampai dengan kegiatan penagihan serta pengawasan penyetorannya.
2. Pendapatan Asli Daerah adalah sumber pendapatan yang sangat penting karena
perolehannya dilakukan atas dasar kemampuan potensi yang tersedia dan dibenarkan oleh undang-undang maupun potensi yang dimungkinkan sumber daya
manusia di setiap daerah. 3.
Retribusi adalah pembayaran-pembayaran kepada negara yang dilakukan oleh mereka yang menggunakan jasa-jasa Negara
4. Retribusi Parkir adalah pembayaran atas jasa penyediaan pelayanan parkir di tepi
jalan umum yang ditentukan oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Universitas Sumatera Utara
14
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah