Pemberian suplementasi zat besi menguntungkan karena dapat memperbaiki status hemoglobin dalam tubuh dengan waktu yang relatif singkat. Sampai sekarang cara
ini masih merupakan salah satu cara yang dilakukan pada ibu hamil dan kelompok yang beresiko tinggi lainnya, seperti anak balita, anak sekolah dan pekerja. Di Indonesia, pil
besi yang digunakan dalam suplementasi zat besi adalah “Ferrous Sulfur”, senyawa ini digolongkan murah dan dapat diabsorbsi sampai 20 Wirakusumah, 1999.
Untuk mengatasi masalah anemia kurang zat besi pada ibu hamil, pemerintah melalui Depkes RI sudah sejak tahun 1970 lewat program Upaya Perbaikan Gizi
Keluarga UPGK mendistribusikan tablet zat besi. Ini merupakan cara yang efisien untuk mencegah dan mengobati anemia kurang besi pada ibu hamil karena kandungan zat
besinya padat dan dilengkapi dengan asam folat, selain itu tablet zat besi diberi oleh petugas kesehatan dengan cuma-cuma sehingga dapat dijangkau oleh masyarakat luas
dan mudah didapat. Zat besi sebagai hemeiron makanan yang mengandung zat-zat yang sangat baik untuk pembentukan hemoglobin, selain berfungsi meningkatkan daya tahan
tubuh wanita hamil, juga membantu pertumbuhan dan perkembangan janin, serta mendorong perkembangan otak Lutfiatus, 2010.
2.7.2 Dosis dan Cara Pemberian Tablet Zat Besi Pada Ibu Hamil
Menurut Depkes RI 2004, tablet zat besi diberikan pada ibu hamil sesuai dengan dosis dan cara yang ditentukan, yaitu :
a. Dosis pencegahan, diberikan pada kelompok sasaran tanpa pemeriksaan Hb, yaitu
sehari 1 tablet 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat berturut-turut selama minimal 90 hari masa kehamilan mulai pemberian pada waktu pertama kali ibu hamil
memeriksakan kehamilannya K1.
Universitas Sumatera Utara
b. Dosis pengobatan, diberikan pada sasaran Hb dari batas ambang yaitu bila
kadar Hb 11 gr pemberian menjadi 3 tablet sehari selama 90 hari kehamilan.
2.7.3 Sasaran Pendistribusian Tablet Zat Besi
Tablet zat besi diberikan pada sasaran melalui sarana-sarana pelayanan pemerintah maupun swasta, sebagai berikut :
c. Puskesmas Puskesmas Pembantu
d. Polindes pondok bersalin desa Posyandu Bidan Desa
e. Rumah Sakit Pemerintah Swasta
f. Pelayanan Swasta Bidan, Dokter praktek swasta dan poliklinik
g. Apotek Toko Obat Warung
h. POD pos obat desa.
2.7.4 Saran Untuk Wanita Penderita Anemia Defesiensi Besi
1. Absorbsi besi dari makanan bergantung pada tipe besi. Zat besi yang di dapat dari sumber hewani lebih efektif diabsorbsi, oleh sebab itu wanita yang menganut diet
vegetarian harus waspada terhadap kemungkinan defesiensi pada diet mereka. 2. Vitamin C meningkatkan absorbsi, sedangkan teh, kopi, cokelat dan antasida
menghambat absorbsi. 3. Efek samping sering terjadi pada pemberian suplemen besi misalnya konstipasi, diare,
mual, feses berwarna hitam. Meminum suplemen ini secara bertahap mungkin akan mengurangi efek samping, seperti meminum obat bersama makanan, walaupun hal ini
akan mengurangi absorbsi.
Universitas Sumatera Utara
Ketidakmampuan beberapa wanita untuk mengkonsumsi zat besi per oral membutuhkan pemberian zat besi injeksi intramuskular atau infus IV. Namun, efeknya terhadap anemia
tidak lebih cepat dibanding dengan obat oral Nelson-Piercy, 2006.
2.8 Kerangka Konsep