36
c. Menghargai valuing diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai positif terhadap objek tulus, dalam arti membahasnya dengan orang lain,
bahkan mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan orang lain merespons.
d. Bertanggung Jawab responsible. Sikap yang paling tinggi tingkatnya adalah bertanggung jawab terhadap apa yang telah diyakininya. Seseorang
yang telah mengambil sikap tertentu berdasarkan keyakinannya, dia harus berani mengambil risiko bila ada orang lain yang mencemoohkan atau
adanya risiko lain Notoatmodjo, 2010. Menurut Lina Ambarwati 2014, Sikap bidan memiliki hubungan yang
sangat signifikan dengan pelaksanaan tindakan pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan. Adanya hubungan antara sikap dengan perilaku
pencegahan infeksi di wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Timur, dimana bidan tenaga kesehatan yang memilki sikap positif berpeluang lebih dari
tiga kali untuk berperilaku baik dalam pencegahan infeksi daripada yang memiliki sikap negatif Fitria, W, 2012.
2.6.2 Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa latin yaitu moreve yang berarti dorongan yang ada dalam diri manusia untuk melakukan suatu tindakan atau berperilaku.
Menurut Hasibuan 1995, motivasi adalah suatu perangsang keinginan dan daya penggerak kemauan yang akhirnya seseorang bertindak atau berperilaku
Notoatmodjo, 2010.
Universitas Sumatera Utara
37
Timbulnya motivasi dalam diri seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Berdasarkan teori motivasi yang dikemukakan oleh Hezberg, motivasi
seseorang didasari oleh dua faktor, yaitu faktor- faktor penyebab kepuasan satisfier atau factor motivasional dan faktor- faktor penyebab ketidakpuasan
dissatisfaction. Faktor kepuasan ini mencakup antara lain : prestasi, penghargaan, tanggung jawab, kesempatan untuk maju, dan pekerjaan itu sendiri.
Faktor ketidakpuasan ini mencakup antara lain: kondisi kerja fisik, hubungan interpersonal, kebijakan dan administrasi, pengawasan, dan keamanan kerja
Notoatmodjo, 2010. Menurut beberapa ahli ada dua cara untuk meningkatkan motivasi kerja,
yaitu dengan metoda langsung dengan cara memberikan materi maupun non materi. Sedangkan metode tidak langsung dengan cara memberikan fasilitas atau
sarana penunjang pekerjaan bagi pekerja Notoatmodjo, 2010. Adanya hubungan antara motivasi dengan perilaku atau tindakan
pencegahan infeksi di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten lampung Timur, dimana responden yang memiliki motivasi kuat berpeluang lebih dari tiga kali
untuk berperilaku baik dibandingkan dengan petugas kesehatanbidan yang memiliki motivasi lemah. Kurangnya tanggapan dari atasan akan prestasi kerja
dan penghargaan akan tindakan pencegahan infeksi yang dilakukan bidan diduga menjadi salah satu penyebab lemahnya motivasi dari bidan Fitria, W, 2012.
Universitas Sumatera Utara
38
2.6.3 Dukungan Teman sejawat
Pengaruh norma sosial dan pengaruh lingkungan seperti keluarga atau teman sejawat merupakan hal yang juga mempengaruhi perilaku seseorang.
Menurut Notoadmodjo 2007, pengaruh interpersonal keluarga, teman sejawat, tenaga kesehatan, dukungan social merupakan hal yang mempengaruhi
karakteristik, pengalaman dan perilaku seseorang. Dukungan Teman Sejawat dalam melakukan tindakan kesehatan akan
memiliki pengaruh terhadap pelaksanaan tindakan pencegahan infeksi secara benar dan aman oleh petugas kesehatan atau bidan. Menurut Mulyanti 2008
dalam penelitiannya menyatakan bahwa faktor lingkungan yaitu ada tidaknya rekan kerja yang menggunakan APD yang merupakan salah satu dari tindakan
pencegahan infeksi ketika melakukan pertolongan persalinan dan mempengaruhi mereka dalam penggunaan APD.
2.6.4 Pengawasan Supervisi
Pengawasan merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak atasan atau yang bertanggung jawab dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual sesuai
dengan kenyataan. Tujuan utama pengawasan bukan untuk mencari kesalahan tetapi untuk mencari umpan balik yang selanjutnya dapat dilakukan perbaikan
Notoatmodjo, 2010.
Pengawasan dapat dilakukan antara lain dengan 1 melalui kunjungan langsung observasi terhadap obyek yang diamati, 2 melalui analisis terhadap
laporan yang masuk, 3 melakukan perbandingan, 4 pembetulan terhadap penyimpangan. Bila pengawasan dilakukan dengan tepat, akan mendapatkan
Universitas Sumatera Utara
39
manfaat berupa dapat diketahuinya sejauh mana hasil dari suatu tindakan program berjalan dan apakah sudah sesuai dengan program atau rencana kerja, dapat
mengetahui adanya penyimpangan dari program, apakah waktu dan sumber daya sudah mencukupi dapat diketahui adanya penyimpangan serta dapat diketahui staf
yang perlu diberikan penghargaan dari hasil kerjanya.
Faktor yang dapat mempengaruhi dan berhubungan dengan kinerja ataupun dengan tindakan bidan yaitu adanya kontrol dan supervisi baik dari
Pimpinan Pihak Rumah Sakit , Ikatan Bidan Indonesia IBI dan Dinas Kesehatan Kota Medan , tentang pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan Mohanis,
dkk, 2005. Menurut Rahmadona, dkk 2014 menunjukkan bahwa supervisi atau pengawasan memiliki hubungan yang paling dominan pada perilaku bidan dalam
pencegahan infeksi pada risiko penularan HIVAIDS di wilayah Dinas Kesehatan Tanjung Pinang.
Universitas Sumatera Utara
40
2.7 Kerangka Konsep