Definisi Operasional PENDEKATAN TEORITIS

2.3 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran dapat disusun hipotesis penelitian: 1. Pelaksanaan Program PUAP perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi berhubungan nyata dengan kapasitas kelompok unit produksi, kerjasama kelompok, wahana belajar, jaringan keerjasama. 2. Karakteristik kelompok tujuan kelompok, aktivitas kelompok, pembagian tugas dan suasana kelompok berhubungan nyata dengan kapasitas kelompok unit produksi, kerjasama kelompok, wahana belajar, jaringan kerjasama. 3. Ciri – ciri anggota pendidikan non formal dan kekosmopolitan berhubungan nyata dengan kapasitas kelompok unit produksi, kerjasama kelompok, wahana belajar, jaringan kerjasama.

2.4 Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini berkaitan dengan kerangka pemikiran yaitu pelaksanaan Program PUAP, karakteristik kelompok, ciri-ciri anggota dan kapasitas kelompok yang diukur secara kuantitatif. Definisi operasional tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pelaksanaan Program PUAP Pelaksanaan Program PUAP adalah keikutsertaan responden dalam pelaksanaan program PUAP mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi program. a. Perencanaan Pengukuran mengenai perencanaan program PUAP dilihat dari keikutsertaan responden pada tahap perencanaan program berlangsung yang dikategorikan sebagai berikut. 1. Ya = label 1 2. Tidak = label 0 Jika dilihat dari keikutsertaan responden dalam 1 pertemuan yang dilakukan oleh masyarakat dan aparat desa, 2 pertemuan yang dilakukan oleh PPL dan Gapoktan, 3 keikutsertaan responden dalam pertemuan dengan pihak BP4K Kabupaten Bogor di kantor desa sebagai perwakilan dari masyarakat untuk merencanakan program, 4 keterlibatan responden dalam memberikan pendapat pada saat perencanaan program berlangsung dan 5 keikutsertaan responden dalam pembuatan proposal program. Kemudian jumlah skor yang diperoleh akan dikategorikan dengan menggunakan tiga skala ordinal, 1 rendah, jika total skor 1, hal ini menunjukkan perencanaan tergolong rendah, 2 sedang, jika total skor 1- 4, hal ini menunjukkan perencanaan tergolong sedang, 3 tinggi, jika total skor 4, hal ini menunjukkan perencanaan tergolong tinggi. b. Pelaksanaan Pengukuran mengenai pelaksanaan program PUAP dilihat dari jawaban responden pada tahap pelaksanaan Program PUAP berlangsung yang dikategorikan sebagai berikut. 1. Ya = label 1 2. Tidak = label 0 Jika responden menjawab pertanyaan yang diantaranya adalah 1 apakah responden mengikuti program karena keinginan sendiri, 2 apakah responden mengerti tata cara pelaksanaan program, 3 apakah responden merasakan manfaat dari kegiatan PUAP, 4 apakah responden menggunakan bantuan untuk usaha agribisnis, 5 apakah usaha yang dikelola responden berkembang setelah mendapatkan pinjaman, 6 apakah terdapat hambatan saat pelaksanaan program berlangsung, 7 apakah terdapat pendampingan dari ketua kelompok, 8 apakah terdapat pendampingan dari PPL, 9 apakah bantuan yang dipakai digunakan untuk membuat usaha baru, 10 apakah bantuan dipakai untuk meneruskan usaha yang sudah ada. Kemudian jumlah skor yang diperoleh akan dikategorikan dengan menggunakan tiga skala ordinal, 1 rendah, jika total skor 5, hal ini menunjukkan pelaksanaan tergolong rendah, 2 sedang, jika total skor 5- 7, hal ini menunjukkan pelaksanaan tergolong sedang, 3 tinggi, jika total skor 7, hal ini menunjukkan pelaksanaan tergolong tinggi. c. Evaluasi Pengukuran mengenai evaluasi Program PUAP dilihat dari jawaban dari responden tersebut yang dikategorikan sebagai berikut. 1. Ya = label 1 2. Tidak = label 0 Jika responden menjawab pertanyaan yang diantaranya adalah 1 keikutsertaan responden dalam proses evaluasi Program PUAP, 2 keikutsertaan responden dalam membuat laporan tertulis Program PUAP, 3 keikutsertaan responden dalam membuat laporan secara lisan tentang Program PUAP, dan 4 kesempatan responden untuk membuat evaluasi Program PUAP. Kemudian jumlah skor yang diperoleh akan dikategorikan dengan menggunakan tiga skala ordinal, 1 rendah, jika total skor 1, hal ini menunjukkan evaluasi tergolong rendah, 2 sedang, jika total skor 1-2, hal ini menunjukkan evaluasi tergolong sedang, 3 tinggi, jika total skor 2, hal ini menunjukkan evaluasi tergolong tinggi. 2 Karakteristik kelompok dilihat dari tujuan kelompok, aktivitas kelompok pembagian tugas dan suasana kelompok. a. Tujuan kelompok adalah hal yang ingin dicapai oleh kelompok secara bersama-sama. Alat ukur tujuan kelompok ditentukan atas dasar jumlah pendapat anggota kesesuaian tujuan kelompok, yaitu 1 adanya kesamaan tujuan: anggota merasakan adanya kesamaan tujuan kelompok dengan tujuan anggota kelompok, 2 adanya kejelasan tujuan: anggota mengetahui tujuan bergabung dalam kelompok, 3 Formalisasi tujuan: anggota mengetahui tujuan dibentuknya kelompok, 4 Pencapaian tujuan: anggota mengetahui manfaat dan tujuan apa yang akan dicapai oleh anggota baik untuk anggota maupun untuk kelompoknya. Pengukuran mengenai tujuan kelompok dikategorikan sebagai berikut. 1. Ya = label 1 2. Tidak = label 0 Jika responden merasakan atau tidak hal-hal tersebut di dalam kelompoknya. Kemudian jumlah skor yang diperoleh akan dikategorikan dengan menggunakan tiga skala ordinal, 1 rendah, jika total skor 4, menunjukkan tujuan kelompok tergolong rendah, 2 sedang, jika total skor = 4, menunjukkan tujuan kelompok tergolong sedang, 3 tinggi, jika total skor 4, menunjukkan aktivitas kelompok tergolong tinggi. b. Aktivitas kelompok adalah kegiatan yang dilakukan oleh kelompok dengan menggunakan dana PUAP. Alat ukur aktivitas kelompok ditentukan atas dasar jumlah pendapat anggota kesesuaian dengan aktivitas kelompok, diantaranya tentang pertemuan kelompok, keikutsertaan responden dalam pertemuan kelompok, berjalannya pertemuan kelompok, dan terdapat pelatihan di dalam kelompok. Pengukuran mengenai aktivitas kelompok dikategorikan sebagai berikut. 1. Ya = label 1 2. Tidak = label 0 Jika responden merasakan atau tidak merasakan hal-hal tersebut dalam kelompoknya. Kemudian jumlah skor yang diperoleh akan dikategorikan dengan menggunakan tiga skala ordinal, 1 rendah, jika total skor 5, hal ini menunjukkan aktivitas kelompok tergolong rendah, 2 sedang, jika total skor 5-6, hal ini menunjukkan aktivitas kelompok tergolong sedang, 3 tinggi, jika total skor 6, hal ini menunjukkan aktivitas kelompok tergolong tinggi. c. Pembagian tugas adalah pembagian kewajiban pada setiap anggota kelompok dalam kelompok. Indikator pembagian tugas meliputi 1 keterdapatan pembagian tugas yang jelas di dalam kelompok, 2 responden mendapatkan tugas di kelompok, 3 responden menjalankan tugas yang diberikan, 4 tugas yang diberikan sesuai dengan kemapuan dan kesepakatan anggota, 5 tugas yang diberikan dapat mempererat kelompok. Pengukuran mengenai pembagian tugas dikategorikan sebagai berikut. 1. Ya = label 1 2. Tidak = label 0 Jika responden menyatakan terdapat atau tidak hal-hal tersebut di dalam kelompoknya. Kemudian jumlah skor yang diperoleh akan dikategorikan dengan menggunakan tiga skala ordinal, 1 rendah, jika total skor 2, hal ini menunjukkan pembagian tugas tergolong rendah, 2 sedang, jika total skor 2-4, hal ini menunjukkan pembagian tugas tergolong sedang, 3 tinggi, jika total skor 4, hal ini menunjukkan pembagian tugas tergolong tinggi. d. Suasana kelompok adalah derajat untuk mencapai tingkat reaksi anggota terhadap kelompoknya, anggota merasa hangat dan adanya kesetiakawanan, saling diterima dan saling dihargai serta penuh persahabatan, merasa puas dan bersungguh-sungguh untuk tinggal di dalam kelompok. Pengukuran mengenai suasana kelompok dikategorikan sebagai berikut. 1. Ya = label 1 2. Tidak = label 0 Jika responden merasakan atau tidak hal-hal tersebut diatas. Kemudian jumlah skor yang diperoleh akan dikategorikan dengan menggunakan tiga skala ordinal, 1 rendah, jika total skor 3, hal ini menunjukkan aktivitas kelompok tergolong rendah, 3 sedang, jika total skor 3-4, hal ini menunjukkan aktivitas kelompok tergolong sedang, 3 tinggi, jika total skor 4, hal ini menunjukkan aktivitas kelompok tergolong tinggi. 3. Ciri-ciri anggota kelompok dapat dilihat dari pendidikan non formal dan kekosmopolitan anggota. a. Pendidikan non formal adalah pendidikan yang dilaksanakan secara terstruktur dan terprogram berdasarkan kebutuhan peserta didik seperti kursus. Pengukuran mengenai pendidikan non formal dikategorikan sebagai berikut. 1. Rendah skor = 1, jika responden belum pernah mengikuti pendidikan formal selama satu tahun terakhir. 2. Sedang skor = 2, jika responden pernah satu kali mengikuti pendidikan formal selama satu tahun terakhir. 3. Tinggi skor = 3, jika responden pernah lebih dari satu kali mengikuti pendidikan non formal selama satu tahun terakhir. b. Kekosmopolitan anggota adalah keterbukaan anggota terhadap dunia luas dan pembaharuan. Anggota kelompok mau menerima informasi dari luar, atau teknologi baru yang datang. Kekosmopolitan pada penelitian ini dilihat dari seberapa sering responden bepergian ke luar desa, seberapa sering responden melakukan interaksi dengan orang lain yang berbeda budaya, seberapa sering responden mencari tahu tentang berita agribisnis. Pengukuran mengenai ciri-ciri dikategorikan sebagai berikut. 1. Tidak Pernah = Skor 0 2. Kadang-kadang = Skor 1 3. Sering = Skor 2 Kemudian jumlah skor yang diperoleh dikategorikan dengan menggunakan tiga skala ordinal, 1 rendah, jika total skor 4, hal ini menunjukkan kosmopolitan anggota tergolong rendah, 2 sedang, jika total skor = 4, hal ini menunjukkan kosmopolitan anggota tergolong sedang, 3 tinggi, jika total skor 4, hal ini menunjukkan kosmopolitan anggota tinggi. 4. Kapasitas kelompok dapat dilihat melalui unit produksi, kerjasama kelompok, wahana belajar dan jaringan kerjasosial. a. Unit produksi adalah suatu proses kegiatan usaha dalam bidang pertanian, berorientai keuntungan dengan mengoptimalkan sumber daya, dalam berbagai bentuk unit usaha sesuai dengan kemampuan yang dikelola secara profesional. Unit produksi dilihat dari usaha yang dijalankan dikelola bersama kelompok atau pribadi, apakah usaha tersebut memberikan keuntungan, apakah terdapat sarana dan prasarana pendudkung usaha tersebut, apakah usaha tersebut dapat memperbaiki kehidupan ekonomi anggota kelompok responden. Pengukuran mengenai unit produksi dikategorikan sebagai berikut. 1. Ya = label 1 2. Tidak = label 0 Jika responden measarakan atau tidak merasakan hal-hal tersebut diatas. Kemudian jumlah skor yang diperoleh dikategorikan dengan menggunakan tiga skala ordinal, 1 rendah, jika total skor 3, menunjukkan unit produksi tergolong rendah, 2 sedang, jika total skor 3- 8, menunjukkan unit produksi tergolong sedang, 3 tinggi, jika total skor 8, menunjukkan unit produksi tergolong tinggi. b. Kerjasama Kelompok adalah hubungan upaya yang terjalin secara timbal balik antar anggota dalam kelompok tani untuk mencapai manfaat atau keuntungan bagi kedua belah pihak. Indikator kerjasama kelompok adalah ada kerjasama dalam kelompok tani, terjalin kerjasama antar anggotanya, terjadi kerjasama antar anggota dalam kelompok tani dan antara kelompok tani tersebut dengan pihak lain. Pengukuran mengenai wahana kerjasama dikategorikan sebagai berikut. 1. Ya = label 1 2. Tidak = label 0 Jika responden merasakan atau tidak merasakan hal-hal tersebut diatas. Kemudian jumlah skor yang diperoleh dikategorikan dengan menggunakan tiga skala ordinal, 1 rendah, jika total skor 4, menunjukkan wahana kerjasama tergolong rendah, 2 sedang , jika total skor 4-8, menunjukkan wahana kerjasama tergolong sedang, 3 tinggi, jika total skor 8, menunjukkan wahana kerjasama tergolong tinggi. c. Wahana belajar adalah kelompok tani merupakan wadah belajar mengajar bagi anggotanya guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap PKS serta tumbuh dan berkembangnya kemandirian dalam berusaha tani sehingga produktivitasnya meningkat, pendapatannya bertambah serta kehidupan yang lebih sejahtera Pengukuran mengenai wahana belajar dikategorikan sebagai berikut. 1. Ya = label 1 2. Tidak = label 0 Jika responden merasakan atau tidak merasakan hal-hal tersebut diatas. Kemudian jumlah skor yang diperoleh dikategorikan dengan menggunakan tiga skala ordinal, 1 rendah, jika total skor 2, menunjukkan wahana belajar tergolong rendah, 2 sedang, jika total skor 2-3, menunjukkan wahana belajar tergolong sedang, 3 tinggi, jika total skor 3, menunjukkan wahana belajar tergolong tinggi. d. Jaringan kerjasama adalah bagaimana kelompok mempunyai dan membentuk jaringan sosial atau jaringan kerja selama mereka berada dalam kelompok. Jaringan tersebut adalah lembaga penyedia saprodi usaha tani, lembaga penyedia modal, lembaga pengolahan hasil, lembaga pemasaran, dan lembaga penyuluhan. Pengukuran mengenai jaringan kerjasosial dikategorikan sebagai berikut. 1. Ya = label 1 2. Tidak = label 0 Jika responden memiliki atau tidak memiliki kelima jaringan tersebut. Kemudian jumlah skor yang diperoleh dikategorikan dengan menggunakan tiga skala ordinal, 1 rendah, jika total skor 1, menunjukkan jaringan kerja tergolong rendah, 2 sedang, jika total skor 1- 3, menunjukkan jaringan kerja tergolong sedang, 3 tinggi, jika total skor 3, menunjukkan jaringan kerja tergolong tinggi.

BAB III PENDEKATAN LAPANG

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di salah satu desa penerima Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan PUAP yaitu Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Penelitian dilakukan di wilayah Gabungan Kelompok Tani Gapoktan Rukun Tani. Lokasi dipilih karena Gapoktan Rukun Tani merupakan salah satu Gapoktan sebagai penerima dana PUAP di Kabupaten Bogor. Ada keberagaman kegiatan usaha on-farm dan off farm di Desa Citapen. Melalui pertimbangan tersebut Desa Citapen cukup representatif untuk dilakukan penelitian mengenai hubungan Program PUAP dengan Kapasitas Petani.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik survei. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Data yang telah dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui responden dengan menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai karakteristik individu, pelaksanaan program PUAP, karakteristik kelompok, ciri-ciri individu dan kapasitas kelompok dengan bantuan kuesioner yang diolah secara kuantitatif. Data sekunder diperoleh melalui kantor desa, PPL, Kementerian Pertanian, BP3K wilayah Ciawi dan BP4K Kabupaten Bogor dengan metode wawancara mendalam. Penelitian ini memiliki dua subyek penelitian, yaitu informan dan responden. Informan adalah pihak-pihak yang berpotensi untuk memberikan informasi mengenai diri sendiri, keluarga, pihak lain, dan lingkungan. Informan dipilih secara sengaja purposive sampling dengan jumlah yang tidak ditentukan guna mendapatkan informasi yang lebih mendalam. Informan penelitian adalah PPL, kantor desa, Departemen Pertanian, BP3K Wilayah Ciawi, BP4K Kabupaten Bogor. Populasi dalam penelitian ini adalah anggota gapoktan Rukun Tani yang menjadi sasaran program. Responden penelitian berjumlah 35 orang yang diambil