bekerjasama dengan lembaga pengolahan hasil. Kelompok Pondok Menteng yang merupakan petani bekerjasama dengan lembaga tersebut, namun sebagian besar
anggota kelompok Pondok Menteng yang menjadi responden tidak bekerjasama dengan lembaga tersebut. Hal ini dapat diartikan dengan adanya Program PUAP,
kelompok dapat membentuk jaringan kerjasama dengan pihak yang memang dapat memenuhi kepentingan kelompok, sehingga jaringan kerjasama tergolong
sedang karena tidak semua lembaga dibutuhkan oleh kelompok.
Tabel 11 Persentase Tanggapan Responden mengenai Kapasitas Kelompok,
Tahun 2011
Kapasitas Kelompok Tanggapan responden
Rendah Sedang
Tinggi Total
Unit Produksi 31.4
48.6 20.0
100 Kerja sama
31.4 54.3
14.2 100
Wahana Belajar 25.7
42.8 35.0
100 JaringanKerjasama
25.7 62.8
8.5 100
Berdasarkan Tabel 11 yang tertera diatas, tanggapan responden terhadap kapasitas kelompok yang terdapat dalam kelompok mereka terbanyak ada pada
kategori sedang.
5.3 Deskripsi Pelaksanaan PUAP
Pelaksanaan Program Usaha Agribisnis Perdesaan di Desa Citapen tergolong rendah pada tahap perencanan. Hal ini dikarenakan pada tahap
perencanaan, sebagian besar responden dengan persentase sebanyak 54.4 persen responden baru menjadi anggota selama kurang dari 17 bulan, sedangkan PUAP
berlangsung sejak tahun 2009 di Desa Citapen sehingga responden tersebut tidak terlibat dalam proses perencanaan dikarenakan responden belum menjadi anggota
kelompok, maka responden tidak diundang dalam pertemuan PUAP yang berlangsung di Desa. Namun terdapat sebagaian responden yang pernah terlibat
dalam perencanaan PUAP, responden tersebut yang keanggotaannya sudah melebihi 16 bulan lamanya.
Alasan lain responden tidak hadir dalam proses perencanaan, karena ada kegiatan lain yang dilakukan responden dan terdapat responden yang tidak tahu
mengenai pertemuan tersebut. Hal tersebut berarti informasi yang ada di Gapoktan belum berjalan dengan baik, sehingga perlu adanya perbaikan.
Tahap pelaksanaan PUAP tergolong sedang. Sebanyak 51.4 persen responden menyatakan keterlibatannya dalam pelaksanaan tergolong sedang.
Sebagian besar responden menggunakan modal usahanya untuk usaha agribisnis, namun ada beberapa responden yang menggunakannya untuk usaha non agribisnis
seperti usaha kreditan dan counter hape. Usaha tersebut bukan merupakan usaha agribisnis, sedangkan sasaran PUAP salah satunya adalah untuk mengembangkan
usaha agribisnis di pedesaan, sehingga terjadi sedikit kesalahan dalam sasaran PUAP walaupun sebagian besar penerima mengelola usaha agribisnis.
Alasan lain yang menyebabkan pelaksanaan PUAP tergolong sedang adalah tidak terdapatnya pendampingan dari Penyuluh Pertanian Lapangan PPL dan
ketua kelompok, hanya sebagian kelompok yang mendapat pendampingan dari ketua kelompok terutama bagi kelompok yang memngelola usaha bersama, namun
selebihnya responden yang meminjam dana mencari tahu sendiri ke Gapoktan tentang dana PUAP. Kemudian PPL hanya mendampingi kelompok diawal-awal
turunnya BLM PUAP, karena PPL yang ditugaskan mendampingi Gapoktan Rukun Tani mendapatkan kegiatan yang mengharuskan beliau masuk dalam proses
karantina, sehingga tidak dapat mendampingi kelompok. Oleh sebab itu, hampir lebih kurang enam bulan tidak terdapat peran PPL dalam pelaksanaan Program
PUAP, sehingga apa yang dibutuhkan oleh anggota terhadap PPL tidak dapat diwujudkan. Selain itu tidak sedikit responden yang memiliki usaha lain yang tidak
berasal dari modal PUAP dan hal tersebut dapat mempengaruhi pelaksanaan PUAP yang tidak sepenuhnya dilakukan oleh responden.
Tahap evaluasi merupakan tahapan terakhir dalam proses pelaksaan Program PUAP. Kegiatan ini diwujudkan dengan pertemuan untuk membahas
pelaksanaan PUAP yang telah dilakukan dengan pertukaran pendapat dan pembuatan laporan hasil pelaksanaan. Seharusnya anggota kelompok, terutama
penerima BLM PUAP terlibat dalam aktivitas ini, sehingga evaluasi benar-benar dilakukan oleh orang yang melakukan pelaksananaan program.
Evaluasi sebagian besar dilakukan oleh pengurus kelompok dan anggota- anggota terdekat. Hal ini salah satunya dikarenakan informasi yang kurang tersebar
serta jarak tempat tinggal ke sekretariat yang jauh atau adanya kesibukan anggota kelompok pada saat berlangsung evaluasi, sehingga evaluasi Program PUAP
tergolong sedang.
Tabel 12 Persentase Tanggapan Responden mengenai Pelaksanaan PUAP,
Tahun 2011
Pelaksanaan Program PUAP
Tanggapan Responden Rendah
Sedang Tinggi
Total Perencanaan
51.4 34.2
14.2 100
Pelaksanaan 25.7
51.4 22.8
100 Evaluasi
28.5 51.4
20.0 100
Berdasarkan tabel diatas, disimpulkan bahwa pelaksanaan PUAP di Desa Citapen cukup aktif. Terlihat dari tanggapan responden yang terbanyak ada pada
kategori sedang. Namun tidak sedikit Program PUAP yang tidak berjalan lancar di Indonesia.Akibat PUAP yang bernuansa keproyekan, menyebabkan program
PUAP macet di beberapa Gapoktan di Indonesia.
BAB VI PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN AGRIBISNIS
PERDESAAN PUAP DAN HUBUNGANNYA DENGAN KAPASITAS KELOMPOK TANI
6.1 Hubungan Pelaksanaan Program PUAP dengan Kapasitas Kelompok
Pelaksanaan Program PUAP di Desa Citapen diawali dengan adanya perencanaan yang diimplementasikan melalui pelaksanan PUAP dan terakhir
adalah tahap evaluasi. Berikut hasil tabulasi silang antara pelaksanaan PUAP dengan kapasitas kelompok disajikan pada Tabel 13.
Tabel 13 Persentase Responden menurut Pelaksanaan Program PUAP dan Kapasitas Kelompok pada Program PUAP di Desa Citapen,
Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, 2011
Pelaksanaan Program PUAP
Kapasitas Kelompok Perencanaan
Pelaksanaan Evaluasi
R S
T R
S T
R S
T Unit
Produksi R
33.1 41.7 33.3 31.6 12.5
24.0 37.5 25.0
S 61.1 33.3 40.0
55.6 47.4 50.0 64.0 31.2
50.0 T
5.6 25.0 60.0 11.1 21.1 37.5
12.0 31.2 25.0
Total 100
100 100
100 100
100 100
100 100
Kerjasama Kelompok
R 38.9 25.0 20.0
27.8 26.3 12.5 20.0 31.2
25.0 S
55.6 41.7 80.0 61.1 47.4 37.5
56.0 50.0 25.0
T 5.6 33.3
11.1 26.3 50.0 24.0 18.8
50.0 Total
100 100
100 100
100 100
100 100
100 Wahana
Belajar R
44.4 8.3
72.2 36.8 56.0 37.5
S 44.4 50.0 20.0
16.7 31.6 12.5 24.0 25.0
T 11.1 41.7 80.0
11.1 31.6 87.5 20.0 37.5
100 Total
100 100
100 100
100 100
100 100
100 Jaringan
Kerjasama R
27.8 33.3 33.3 26.3 12.5
24.0 31.0 25.0
S 66.7 58.3 80.0
61.1 68.4 75.0 72.0 56.2
75.0 T
5.6 8.3 20.0
5.6 5.3 12.5
4.0 12.5 Total
100 100
100 100
100 100
100 100
100
Keterangan : R= Rendah, S= Sedang,
T= Tinggi
Berdasarkan hasil tabulasi silang, unit produksi terbesar berada pada perencanaan yang rendah yaitu sebesar 61.1 persen. Bahwasannya unit produksi