67
4.2 Analisis Keterkaitan
Konsep keterkaitan dalam Analisis Input Output digunakan dalam mengi- dentifikasi suatu keterkaitan produk antar sektor dalam perekonomian. Keterkai-
tan produk merupakan keterkaitan yang terjadi melalui penggunaan produk suatu sektor sebagai bahan baku bagi sektor lain. Konsep keterkaitan produk tersebut
meliputi keterkaitan ke depan dan keterkaitan ke belakang. Keterkaitan ke depan menunjukkan hubungan keterkaitan antar sektor dalam penjualan terhadap total
penjualan output yang dihasilkan, sedangkan keterkaitan ke belakang menunjuk- kan hubungan keterkaitan antar sektor dalam pembelian terhadap total pembelian
input yang digunakan untuk proses produksi. Keterkaitan ke depan dan ke belakang masing-masing dapat dibagi lagi
menjadi dua keterkaitan yaitu keterkaitan langsung ke depan maupun ke belakang dan keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan maupun ke belakang. Nilai
keterkaitan langsung ke depan maupun ke belakang antar sektor diperoleh dari matrik koefisien teknis yang diolah dari Tabel Input Output. Begitu juga dengan
nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan maupun ke belakang dipe- roleh dari matriks kebalikan leontif terbuka yang diolah dari Tabel Input Output.
Semakin besar nilai koefisien teknis atau nilai kebalikan leontif suatu sektor den- gan sektor tertentu maka semakin besar pula keterkaitan kedua sektor tersebut.
4.2.1 Keterkaitan ke Depan Sektor Pertanian dengan Sektor Lainnya dalam Perekonomian Indonesia
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat nilai koefisien teknis pada keterkaitan ke depan langsung antara sektor pertanian dengan sektor lainnya dan nilai matrik
68
kebalikan leontif pada keterkaitan ke depan langsung dan tidak langsung antar sektor pertanian dengan sektor lainnya dalam perekonomian Indonesia. Semakin
besar nilai koefisien teknis atau matrik kebalikan leontif pada keterkaitan ke depan langsung maupun langsung dan tidak langsung antara sektor pertanian
dengan sektor tertentu maka semakin besar pula keterkaitan ke depan antara sektor pertanian dengan sektor tertentu tersebut. Semakin besar keterkaitan ke
depan antara sektor pertanian dengan sektor tertentu tersebut maka semakin besar pula ketergantungan sektor tertentu tersebut terhadap sektor pertanian dalam hal
penyediaan bahan baku untuk proses produksi. Pada tabel tersebut akhirnya dapat menunjukkan sektor mana saja yang memiliki keterkaitan yang tinggi hingga
terendah terhadap sektor pertanian.
Tabel 4.6 Keterkaitan ke Depan Sektor Pertanian Terhadap Sektor Lainnya dalam Perekonomian Indonesia Tahun 2005
Sektor Lainnya
Sektor Pertanian Keterkaitan Kedepan
Langsung Peringkat
Langsung dan Tidak Langsung
Peringkat Pertambangan dan
Galian 0,0001
7 0,00694
8 Industri Pengola-
han 0,0990
1 0,14119
1 Listrik, Gas dan
Air 8
0,04512 5
Bangunan 0,0161
4 0,06743
3 Perdagangan, Ho-
tel dan Restoran 0,0444
2 0,07263
2 Angkutan
dan Komunikasi
0,0001 5
0,03149 6
Keuangan dan Jasa Persewaan
0,0001 6
0,01148 7
Jasa-Jasa 0,0191
3 0,05385
4 Rata-Rata
0,0224 0,05376
Sumber: Tabel Input Output Indonesia 2005, klasifikasi 9 sektor diolah
69
Suatu keterkaitan antara sektor pertanian dengan sektor lainnya dapat dikatakan tinggi apabila nilai keterkaitan tersebut melebihi nilai rata-rata
keterkaitan totalnya. Pada Tabel 4.6 dapat dilihat nilai rata-rata keterkaitan total ke depan langsung sebesar 0,0224, nilai keterkaitan ke depan langsung yang lebih
besar dari nilai rata-rata keterkaitan totalnya adalah nilai keterkaitan ke depan langsung antar sektor pertanian dengan industri pengolahan yaitu sebesar 0,0990
dan nilai keterkaitan kedepan langsung antar sektor pertanian dengan sektor perdagangan, hotel dan restoran yaitu sebesar 0,0444. Ini artinya keterkaitan
antara sektor pertanian dengan sektor industri pengolahan maupun sektor pertanian dengan sektor perdagangan, hotel dan restoran memiliki keterkaitan ke
depan langsung yang tinggi. Nilai keterkaitan langsung kedepan tersebut memiliki arti, misalnya nilai keterkaitan kedepan langsung sektor pertanian dengan sektor
industri pengolahan sebesar 0,0990. Nilai ini mengartikan bahwa apabila terjadi perubahan atau peningkatan terhadap permintaan akhir sektor industri pengolahan
sebesar satu rupiah maka secara langsung output sektor pertanian akan meningkat sebesar 0,0990 rupiah. Dengan demikian, pembangunan yang diarahkan kepada
pengembangan sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran akan berdampak langsung terhadap pembangunan sektor pertanian.
Untuk keterkaitan ke depan langsung dan tidak langsung antara sektor pertanian dengan sektor lainnya memiliki nilai rata-rata keterkaitan total sebesar
0,0537 lihat Tabel 4.6. Nilai keterkaitan ke depan langsung dan tidak langsung yang lebih besar dari nilai rata-rata keterkaitan total tersebut adalah nilai keterkai-
tan antara sektor pertanian dengan sektor industri pengolahan yaitu sebesar
70
0,1411, nilai keterkaitan antara sektor pertanian dengan sektor perdagangan, hotel dan restoran yaitu sebesar 0,0726, nilai keterkaitan antara sektor pertanian dengan
sektor bangunan yaitu sebesar 0,0674, dan nilai keterkaitan antara sektor pertanian dengan sektor jasa-jasa yaitu sebesar 0,0538. Nilai-nilai tersebut menunjukkan
bahwa keterkaitan antara sektor pertanian dengan sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor bangunan, dan sektor jasa-jasa san-
gat tinggi. Sama halnya dengan keterkaitan ke depan langsung, nilai keterkaitan ke
depan langsung dan tidak langsung memiliki arti misalnya keterkaitan ke depan langsung dan tidak langsung antara sektor pertanian dengan sektor industri pengo-
lahan sebesar 0,1411. Nilai ini mengartikan bahwa apabila terjadi perubahan atau peningkatan terhadap permintaan akhir sektor industri pengolahan sebesar satu
rupiah maka secara langsung dan tidak langsung output sektor pertanian akan meningkat sebesar 0,1411 rupiah. Nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung
selalu lebih besar dari nilai keterkaitan langsungnya karena memperhitungkan efek tidak langsung antara sektor tertentu dengan sektor lainnya dalam
perekonomian. Keterkaitan ke depan dapat dicontohkan misalnya antara sektor pertanian dengan sektor industri pengolahan dimana output dari sektor pertanian
digunakan oleh industri makanan dan minuman. Dengan demikian, pembangunan yang diarahkan kepada pengembangan sektor industri pengolahan, sektor
perdagangan, hotel dan restoran, sektor bangunan, dan sektor jasa akan berdampak langsung dan tidak langsung terhadap pembangunan sektor pertanian.
71
4.2.2 Keterkaitan ke Belakang Sektor Pertanian dengan Sektor Lainnya da- lam Perekonomian Indonesia