Pengetahuan dan Pemanfaatan Tumbuhan Obat oleh Masyarakat

29 Tabel 9 Frekuensi perjumpaan spesies tumbuhan obat keluarga No Klasifikasi Nama Tumbuhan Obat ������� �� Persentase 1. Jarang 1 RT Bratawali, bawang putih,cengkeh, daun dewa, dadap, daun sendok, daun kentut, jawer kotok, jambu biji, jarak pagar, jamblang, jotang, keji beling, 34 38,64 2. Sering 2-3 RT Alpukat, alang-alang, beluntas, bandotan, belimbing manis, bawang merah, cabai rawit, ciplukan, cabai merah, harendong, jahe, jeruk nipis, kumis kucing, 54 61,36 Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa dari 88 spesies tumbuhan obat ada sebanyak 54 spesies 61,36 yang sering ditemukan, spesies tersebut ditemukan di 2-3 RT yang terdapat di Kampung Babakan-Cengal, sedangkan sisanya sebanyak 34 spesies 38,64 merupakan spesies yang jarang ditemukan, spesies- spesies tumbuhan obat tersebut hanya ditemukan di 1 RT saja. Spesies-spesies yang sering ditemukan sebagian besar merupakan spesies tumbuhan yang sering digunakan oleh masyarakat baik sebagai obat maupun bumbu dapur.

5.3 Pengetahuan dan Pemanfaatan Tumbuhan Obat oleh Masyarakat

Pengetahuan masyarakat Kampung Babakan-Cengal terhadap tumbuhan obat masih tinggi, hal ini terlihat dari masih banyaknya masyarakat Kampung Babakan-Cengal yang masih menggunakan tumbuhan obat yang ada di sekitarnya untuk mengobati penyakit yang dideritanya. Pengetahuan masyarakat Kampung Babakan-Cengal mengenai tumbuhan obat diperoleh secara turun menurun. Dalam penggunaan tumbuhan obat masyarakat Kampung Babakan-Cengal yang menjadi reponden sebanyak 60 menyatakan bahwa tumbuhan obat berkhasiat manjur dalam menyembuhkan suatu penyakit. Pandangan masyarakat terhadap tumbuhan obat keluarga pun positif hampir keseluruhan responden yang diwawancara berpendapat bahwa penggunaan tumbuhan obat lebih manjur dan tidak menimbulkan efek samping yang besar, aman dikonsumsi, murah dan mudah diperoleh, lebih praktis karna tidak perlu beli hanya tinggal mengambil di sekitar lingkungan rumahnya, dan sangat berguna untuk penanggulangan dini penyakit yang diderita. Ringannya efek samping dari tumbuhan obat dikarenakan 30 tubuh manusia relatif lebih gampang menerima obat dari bahan tumbuh-tumbuhan dibandingkan dengan obat kimiawi Muhlisah 1999. Namun tidak semua masyarakat yang menjadi responden menggunakan tumbuhan obat keluarga sebagai pengobatan dan pemeliharaan kesehatan, ada 40 masyarakat yang menjadi responden menyatakan bahwa penggunaan tumbuhan obat kurang manjur untuk menyembuhkan penyakit karena efek dan khasiat tumbuhan obat belum dirasakan, sehingga beberapa masyarakat tersebut lebih memilih menggunakan obat-obatan modern dengan alasan lebih cepat efek dan khasiatnya dirasakan, lebih praktis, tidak repot harus meramu seperti obat tradisonal, dan sudah jelas dosisnya. Tindakan berobat yang dilakukan oleh masyarakat Kampung Babakan- Cengal yang menjadi responden disajikan pada Tabel 10. Tabel 10 Tindakan masyarakat Kampung Babakan-Cengal ketika sakit No Tindakan pengobatan Jumlah responden Persentase 1. Membuat obat sendiri secara tradisional dari tumbuhan obat di sekitar meramu sendiri 18 60 2. Membeli obat warung 9 30 3. Berobat ke puskesmasklinikdokter 3 10 Jumlah 30 100 Sebanyak 60 masyarakat yang menjadi responden masih membuat obat sendiri secara tradisional dari tumbuhan obat yang ada di sekitar lingkungan rumah mereka seperti pekarangan, kebun, pinggir jalan, dan pinggir sungai untuk menyembuhkan penyakit yang mereka derita. Masyarakat dengan usia berkisar antara 60-70 tahun paling sering menggunakan tumbuhan obat untuk mengobati penyakit yang dideritanya, mereka lebih percaya bahwa dengan menggunakan tumbuhan obat penyakit yang mereka derita bisa cepat sembuh dan tidak ada efek sampingnya. Beberapa responden juga menyatakan bahwa pemeliharan dan pengobatan alami menggunakan tumbuhan obat sudah biasa dilakukan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit yang tergolong ringan seperti pusing, pegal- pegal, maag, batuk, sakit gigi dan penyakit ringan lainnya. Untuk penyakit yang tergolong berat biasanya masyarakat menggunakan tumbuhan obat untuk pengobatan awal sebelum pergi ke puskesmas atau dokter. Disamping penggunaan obat tradisional sebanyak 30 masyarakat Kampung Babakan- Cengal yang menjadi responden masih menggunakan obat warung dalam mengobati penyakit yang dideritanya. Berdasarkan hasil wawancara ada 15 31 penyakit yang pernah dan sering diderita oleh masyarakat yang menjadi responden, sebagian besar dai 15 penyakit tersebut diobati menggunakan obat tradisional. Penyakit yang pernah dan sering diderita oleh masyarakat yang menjadi responden yang sering diobati dengan tumbuhan obat disajikan pada Tabel 11 dan secara rinci disajikan pada Lampiran 7. Tabel 11 Penyakit umum yang sering diobati dengan tumbuhan obat di Kampung Babakan-Cengal, Desa Karacak Kelompok penyakit Nama penyakit Tumbuhan obat yang sering digunakan Ramuan Jumlah responden yang menyatakan manjur Gangguan sistem atau saluran pernapasan Batuk - Akar alang- alang Rebus akar alang-alang yang masih segar kira- kira 30-60 g, lalu minum airnya 1 - Jeruk nipis 1 buah jeruk nipis diperas untuk diambil airnya,lalu airnya diminum secara teratur 1 kali sehari 3 Paru-paru - Ciplukan 9-15 gr seluruh bagian tunbuhan direbus dengan 3 gelas air lalu diminum airnya 1 Asma - Sidaguri 6 gr akar sidagori dipotong tipis, ditambah gula, lalu direbus, disaring kemudian diminum airnya 2 Penyakit jantung dan peredaran darah Tekanan darah tinggi hipertensi - Kumis kucing - Daun sendok Rebus seluruh bagian kumis kucing, 3-4 lembar daun sendok, rumput lidah ular dan minum airnya 2 Penyakit kepala, demam, dan influenza Sakit kepala - Alpukat 3 lembar daun alpukat direbus, diminum airnya 10 Demam - Kumis kucing 6 gr akar kumis kucing direbus lalu disaring dan diminum airnya 2 Penyakit mulut Sakit gigi - Putri malu Segenggam putri malu direbus lalu airnya dikumur 5 32 Tabel 11 Penyakit umum yang sering diobati dengan tumbuhan obat di Kampung Babakan-Cengal, Desa Karacak lanjutan Kelompok penyakit Nama penyakit Tumbuhan obat yang sering digunakan Ramuan Jumlah responden yang menyatakan manjur Sariawan - Jambu biji 2-3 lembar daun dan kulit batangnya direbus, diminum airnya 2 - Sirih 1-2 lembar sirih dikunyah lalu dibiarkan sebentar didalam mulut 4 Penyakit saluran pembuangan Diabetes militus kencing manis - Kacapiring 12 lembar daun kacapiring direbus dengan 2 gelas air lalu diminum airnya 1 Penyakit saluran pencernaan Diare - Jambu biji 5 lembar daun jambu biji direbus dengan 1,5 liter air lalu diminum 4 Maag - Bandotan Segenggam bandotan direbus lalu diminum airnya 13 Penyakit otot, tulang, sendi dan saraf Rematik - Jahe 1-2 rimpang jahe dihaluskan lalu dicampur cuka kemudian dioleskan 6 Sakit pinggang - Sidaguri 5 akar sidaguri direbus lalu diminum airnya 4 Pegal-pegal - Jahe 1-2 rimpang jahe dihaluskan lalu dioles 3 Kesemutan - Salam - Sidaguri - Jahe 2-3 lembar daun salam dicampur dengan daun sidaguri, dan jahe direbus lalu airnya diminum 1 Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa penyakit yang banyak dan sering diderita oleh masyarakat yang menjadi responden adalah penyakit maag dan sakit kepala, masing-masing sebanyak 13 responden dan 10 responden. Terdapat 9 spesies tumbuhan obat yang sering digunakan oleh masyarakat untuk mengobati penyakit 33 maag dan 1 spesies tumbuhan obat yang sering digunakan masyarakat untuk mengobati sakit kepala. Masing-masing spesies tumbuhan obat yang digunakan oleh masyarakat tersebut mengalami proses pengolahan yang berbeda, tergantung dari jenis dan penyakit yang diobati. Tabel 11 juga membuktikan jika penyakit bisa disembuhkan dengan tumbuhan obat dan kemandirian masyarakat dapat dilakukan. Dari 9 spesies tumbuhan obat yang sering digunakan masyarakat untuk menyembuhkan penyakit maag, bandotan Ageratum conyzoides merupakan tumbuhan obat yang paling banyak digunakan dan paling dianggap manjur oleh masyarakat atau responden Kampung Babakan-Cengal. Bandotan Ageratum conyzoides merupakan tumbuhan dari famili Asteraceae. Tumbuhan ini merupakan herba dengan ketinggian 30-80 cm dan mempunyai daya adaptasi yang tinggi sehingga mudah tumbuh dimana-mana dan sering menjadi gulma yang merugikan petani, namun dibalik itu bandotan Ageratum conyzoides dapat digunakan juga sebagai obat, pestisida dan herbisida bahkan untuk pupuk dapat meningkatkan hasil produksi tanaman Sukamto 2007. Selain penyakit-penyakit yang tercantum pada Tabel 11, biasanya masyarakat yang berusia lanjut sering menderita penyakit lemah syahwat. Penyakit lemah syahwat tersebut biasanya diobati dengan menggunakan ramuan dari berbagai macam spesies tumbuhan obat yaitu satu batang kayu manis, tiga biji cengkeh, tiga sampai empat lembar daun sirsak, daun kumis kucing, satu buah kapulaga, bagian ujung alang-alang, akar pepaya, akar buah aren, meniran, dan akar pinang. Cara penggunaan semua spesies tersebut yaitu semua spesies tersebut direbus kemudian diambil airnya dan diminum. Selain untuk mengobati lemah syahwat, menurut salah satu responden ramuan ini juga dapat digunakan untuk mengobati berbagai macam jenis penyakit seperti darah tinggi, ginjal, panas, dan lain-lain. Gambar ramuan disajikan pada Gambar 13. 34 Gambar 13 Ramuan tumbuhan obat untuk mengobati penyakit lemah syahwat, darah tinggi, ginjal, panas dan lain-lain. Pemanfaatan tumbuhan obat tidak hanya terbatas pada bagian tumbuhan yang masih segar, beberapa masyarakat juga menyimpannya dalam bentuk keringsimplisia. Salah satu simplisia yang disimpan oleh beberapa masyarakat yaitu simplisia yang berasal dari campuran spesies-spesies tumbuhan seperti kencur, jahe, temu kunci, lempuyang, temulawak dan temugiri. Simplisia tersebut biasanya digunakan masyarakat untuk wanita yang baru saja melahirkan. Cara penggunaan simplisia yaitu simplisia dicampur dengan beberapa spesies tumbuhan obat yang masih segar seperti meniran, jawer kotok, jamblang, rane dan sidagori yang sudah ditumbuk kemudian campuran tersebut ditumbuk kembali lalu hasil tumbukannya dimakan. Gambar simplisia di sajikan pada Gambar 14. Gambar 14 Contoh simplisia. 35

5.4 Budidaya Tumbuhan Obat