Formulasi Masalah Pengoperasian arameter Formulasi Masalah Indeks dan Himpunan Parameter

karena itu, penulis mengusulkan untuk melakukan analisis pengaruh headway dan kecepatan bus dalam meminimumkan rata- rata waktu tunggu penumpang dan peningkatan penumpang yang menunggu pada shelter sehingga mampu meningkatkan pelayanan. Analisis headway dan kecepatan bus ini akan memberikan kebijakan dalam menentukan penjadwalan pengoperasian bus. Headway dan kecepatan bus berlaku untuk periode waktu tertentu. Untuk membatasi permasalahan pengoperasian BRT digunakan beberapa asumsi antara lain: 1. adanya sterilisasi jalan sehingga melancarkan perjalanan bus, 2. tidak terjadi kecelakaan atau kerusakan pada bus yang dapat menghambat perjalanan, 3. tidak memperhatikan waktu pengisian bahan bakar, 4. tidak memperhatikan waktu berhenti pada lampu lalu lintas, 5. headway dari titik awal keberangkatan yang seragam dan tidak berubah, 6. kecepatan bus konstan dalam satuan kmmenit sehingga waktu tempuh antar- shelter dapat ditentukan dengan pasti, 7. tingkat kedatangan penumpang seragam dan tidak berubah, 8. penumpang yang tidak terbawa oleh bus yang terakhir pada periode tersebut diabaikan dan dihitung untuk periode waktu selanjutnya, 9. lama berhentinya bus di setiap shelter dalam satuan menit diketahui, 10. banyaknya bus yang dioperasikan diketahui.

3.3 Formulasi Masalah Pengoperasian

BRT Berdasarkan permasalahan pengoperasian BRT di lapangan, maka dapat dibangun model matematikanya. Bentuk formulasi masalah tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: a. Indeks dan Himpunan i =1, ,…, j, j=1,2,..., , = shelter ke- , , , … , , = bus ke –i, i 2 , = shelter ke- j = himpunan bus, = himpunan shelter.

b. arameter

P P = headway awal selisih waktu keberangkatan antarbus dari titik awal keberangkatan antara bus i-1 dan i dalam satuan menit, arameter yang digunakan antara lain: = kecepatan bus i dala satuan = lamanya bus berhenti pada suatu shelter dalam satuan menit, m = kapasitas maksimal bus , kmmenit, l j-1,j = jarak antara shelter j-1 dan j dalam satuan km, r j,k = tingkat kedatangan penumpang dari shelter j ke k, , dalam satuan orangmenit, = banyaknya shelter yang dilayani. = banyaknya bus yang dioperasikan,

c. Variabel Keputusan

Variabel keputusannya antara lain: = waktu tempuh bus i antara shelter j-1 dan j dalam satuan menit, , = headway antara bus i-1 dan i pada shelter j, , , = banyaknya penumpang yang turun dari bus i pada shelter j, , = banyaknya penumpang yang naik bus i pada shelter j, , = banyaknya penumpang di dalam bus i pada shelter j, = tingkat kedatangan penumpang pada shelter j, , = banyaknya penumpang yang naik bus i dari shelter j ke shelter k dimana , , = banyaknya penumpang yang turun dari bus i pada shelter j dari shelter k dimana , , = banyaknya penumpang yang menunggu karena tidak terbawa oleh bus i pada shelter j, , = banyaknya penumpang yang menunggu karena tidak terbawa oleh bus i pada shelter j ke shelter k dengan , , = banyaknya penumpang bayangan yang menunggu karena tidak terbawa oleh bus i pada shelter j, = rata-rata waktu tunggu penumpang dalam satuan menit.

3.3.4 Fungsi Objektif

Fungsi objektif dalam masalah ini adalah meminimumkan rata-rata waktu tunggu penumpang. Rata-rata waktu tunggu penumpang merupakan jumlah dari rata-rata waktu tunggu penumpang untuk setiap bus dibagi dengan banyaknya bus . Rata-rata waktu tunggu penumpang untuk setiap bus diperoleh dari jumlah rata-rata waktu tunggu penumpang pada setiap shelter dibagi banyakny shelter . a Waktu tunggu penumpang pada setiap shelter diperoleh dari penjumlahan banyaknya penumpang yang datang pada shelter yang dikalikan dengan setengah dari headway antara bus -1 dan i pada shelter , dan banyaknya penumpang yang menunggu karena tidak terbawa oleh bus yang telah melewati shelter j , yang dikalikan dengan headway bus pada shelter , kemudian dibagi dengan banyaknya penumpang yang naik bus pada shelter , . Banyaknya penumpang yang datang pada shelter diperoleh dari tingkat kedatangan penumpang pada shelter dikalikan dengan headway antara bus dan i pada shelter , . Tingkat kedatangan penumpang pada shelter diperoleh dari penjum ahan tingkat kedatangan penumpang l dari shelter ke shelter yakni: , ; ; , sehingga diperoleh fo model dari fungsi obj riku rmulasi ektifnya adalah sebagai be t ini: ∑ ∑ , , , , . .

3.3.5 Kendala

Kendala pada pengoperasian BRT dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Kendala banyaknya penumpang pada bus i pada shelter j • Banyaknya penumpang pada bus i pada setiap shelter j adalah banyaknya penumpang pada bus i dari shelter j-1 ditambah dengan penumpang yang naik bus i pada shelter j dikurangi dengan nu ng dari bus i pe mpa yang turun p s , , ada helter j. , , ; dengan , • Banyaknya penumpang yang naik bus i pada shelter j adalah jumlah dari penu pang yang naik bus i dari el k. m sh ter j ke shelter , , ; ; ; dengan banyaknya penumpang yang naik bus i pada shelter j ke shelter k adalah banyaknya penumpang yang menunggu karena tidak terbawa oleh bus i-1 pada shelter j ke shelter k ditambah tingkat kedatangan penumpang dari shelter j ke shelter k ali engan a y antara bus dik kan d he dwa i-1 dan i pada shelter j. , , ; ; • Banyaknya penumpang yang turun dari bus i pada shelter j adalah jumlah dari banyaknya penumpang yang turun dari bus i pada shelter j ri da shelter k. , , ; ; ; dengan banyaknya penumpang yang turun dari bus dari bus i pada shelter j dari shelter k adalah banyaknya penumpang yang menunggu karena tidak terbawa oleh bus i-1 pada shelter j dari shelter k ditambah tingkat kedatangan penumpang pada shelter j dari shelter k dikalikan nga adwa us i-1 dan i de n he y antara b pada shelter j. , , ; ; Kendala pertama 1 mendefinisikan semua penumpang dapat diangkut oleh bus yang melayani setiap shelter. Dalam proses pengangkutan penumpang, memungkinkan adanya penumpang yang tidak terangkut oleh bus karena kapasitas bus yang tidak memenuhi kebutuhan penumpang. Apabila kondisi ini terjadi, maka akan ada penumpang yang menunggu kedatangan bus selanjutnya pada shelter tersebut. Dalam menentukan penumpang yang menunggu, diawali dengan menentukan banyaknya penumpang bayangan yang menunggu pada setiap shelter yang dijelaskan pada kendala dua 2. 2. Kendala banyaknya penumpang bayangan yang menunggu karena tidak terbawa oleh bus i pada shelter j Banyaknya penumpang bayangan yang menunggu karena tidak terbawa oleh bus i pada shelter j adalah ; banyaknya penumpang pada bus i pada apasitas shelter j dikurangi dengan k maksimal bus i. , , ; ; Apabila banyaknya penumpang yang naik bus i pada shelter j lebih besar dari im ada . kapasitas maks al bus i maka penumpang bayangan yang menunggu , , ; ; Sedangkan, jika banyaknya penumpang yang naik bus i pada shelter j lebih kecil atau sama dengan kapasitas maksimal bus m angan i aka tidak ada penumpang bay yang menunggu. , , ; ; Kendala dua 2 di atas digunakan untuk menentukan banyaknya jumlah penumpang yang menunggu. Hal ini dilakukan dengan mencari selisih banyaknya penumpang bayangan yang menunggu pada suatu shelter dengan shelter sebelumnya yang akan dijelaskan pada kendala tiga 3. Hal ini dilakukan karena pada kendala pertama 1 didefinisikan semua penumpang dapat diangkut, padahal jika terdapat penumpang yang menunggu pada suatu shelter berarti tidak terangkut oleh bus sehingga menjadi penumpang yang menunggu kedatangan bus selanjutnya pada shelter tersebut. Sebaliknya, jika banyaknya penumpang bayangan yang menunggu karena tidak terbawa oleh bus i pada shelter j kurang dari atau sama dengan banyaknya penumpang bayangan yang menunggu karena tidak terbawa oleh bus i pada ma id a penumpang shelter j-1 ka t ak ad n g . , , ya g menung u , ; , dengan banyaknya jumlah penumpang yang menunggu pada shelter j adalah jumlah dari banyaknya penumpang yang en s k. m unggu pada helter j ke shelter , , ; ; 4. Kendala headway antara bus i-1 dan bus i pada shelter j Headway antara bus i-1 dan bus i pada shelter 1 adalah headway awal tam g a u tempuh bus i di bah den an w kt menuju shelter 1. , , ; Sedangkan, headway antara bus i-1 dan i pada shelter j+1 adalah waktu tempuh s i i sh h n bu dar elter j ke j+1 ditamba denga lamanya berhenti pada shelter j. , , , ; , dengan waktu tempuh bus i antara shelter j-1 dan j adalah jarak antara shelter j-1 dan shelter j dibagi dengan 3. Kendala penumpang yang menunggu karena tidak terbawa oleh bus yang telah melewati shelter Banyaknya penumpang yang menunggu karena tidak terbawa oleh bus yang telah melewati shelter adalah banyaknya penumpang bayangan yang menunggu karena tidak terbawa oleh bus i pada shelter j dikurangi dengan banyaknya penumpang bayangan yang en a ti ak terbawa oleh bus m unggu karen d . , i pada shelter j-1 , , ; dengan , Apabila banyaknya penumpang bayangan yang menunggu karena tidak terbawa oleh bus i pada shelter j lebih dari banyaknya penumpang bayangan yang menunggu karena tidak terbawa oleh bus a da penumpang u i pada shelter j-1 m ka a yang menungg . , , , kecepatan bus i. , , , ; 5. Kendala ketaknegatifan Kendala yang memastikan bahwa: • banyaknya penumpang dalam bus i r atau sama g pada shelter j lebih besa den an nol. , , ; • banyaknya penumpang yang naik bus ar atau sama g i pada shelter j lebih bes den an nol. , , ; • banyaknya penumpang yang turun ri bus lebih besar da i pada shelter j atau sama dengan nol. , , ; IV IMPLEMENTASI MODEL MATEMATIKA PADA PENGOPERASIAN TRANSJAKARTA KORIDOR 1 4.1 Deskripsi Masalah Pengoperasian Transjakarta atau yang dikenal dengan busway dilaksanakan setiap hari. Pengoperasian busway berlangsung mulai pukul 05.00 WIB sampai pukul 23.10 WIB yang melayani suatu koridor atau gabungan koridor jika dibutuhkan. Pada koridor 1Blok M - Kota, bus diberangkatkan dari shelter Blok M dan shelter Kota dengan ketentuan time table yang telah direncanakan. Setiap bus akan menaikkan atau menurunkan penumpang pada shelter yang telah ditentukan. Kecepatan bus maksimum selama beroperasi adalah 50 kmjam kecuali ditentukan lain oleh Badan Layanan Umum BLU Transjakarta. Dalam kondisi tertentu untuk kepentingan layanan dengan mempertimbangkan kebutuhan terhadap sejumlah bus, pihak BLU Transjakarta dapat melakukan penambahan atau pengurangan bus yang dioperasikan, perpendekan atau perpanjangan rute atau hal lain jika dibutuhkan. Keberangkatan bus dari pool untuk setiap gelombang diatur oleh petugas BLU Transjakarta dengan waktu atau jarak 2-3 menit antarbus. Keberangkatan bus dari shelter awal pada setiap koridor diatur oleh pengendali BLU Transjakarta sesuai dengan jadwal yang ada. Selain itu, pengisian bahan bakar tidak dilakukan antara pukul 05.00-09.30 WIB dan antara pukul 16.00- 19.30 WIB. Penelitian ini mengambil kasus pengoperasian Transjakarta untuk koridor 1 Blok M - Kota pada saat peak hour jam sibuk baik pagi maupun sore. Peak hour pagi yakni pukul 06.00-08.30 WIB, sedangkan sore pukul 16.00-18.30 WIB. Pada koridor 1 terdapat 20 shelter yang menghubungkan Blok M dengan Kota. Gambar 1 merepresentasikan Koridor 1 arah Blok M – Kota dan Gambar 2 merepresentasikan arah Kota - Blok M, kemudian dilakukan pengukuran jarak antar- shelter menggunakan google earth yang dijelaskan pada Tabel 1 dan 2. Tabel 3 merepresentasikan tingkat kedatangan penumpang arah Blok M - Kota dan arah Kota - Blok M. Bus yang dioperasikan masing- masing dari arah Blok M - Kota dan Kota - Blok M adalah 31 bus single dengan kapasitas 85 orang. Gambar 1 Koridor 1 arah Blok M - Kota Gambar 2 Koridor 1 arah Kota - Blok M Tabel 1 Data jarak shelter Blok M – Kota Tabel 2 Data jarak shelter Kota – Blok M Shelter Jarak km Shelter Jarak km Pool - Blok M Pool – Kota Blok M – Masjid Agung 1.39 Kota - Glodok 1.1 Masjid Agung - Bundaran Senayan 0.73 Glodok- Olimo 0.21 Bundaran Senayan - Gelora Bung Karno 1.55 Olimo - Mangga Besar 0.32 Gelora Bung Karno - Polda Metro Jaya 0.51 Mangga Besar - Sawah Besar 0.91 Polda Metro Jaya - Bendungan Hilir 0.8 Sawah Besar - Harmoni 0.63 Bendungan Hilir - Karet 0.45 Harmoni - Monas 1.1 Karet - Setia Budi 0.58 Monas - BI 0.73 Setia Budi - Dukuh Atas 1 0.44 BI - Sarinah 0.59 Dukuh Atas 1 - Tosari 0.44 Sarinah - Bundaran HI 0.63 Tosari - Bundaran HI 0.59 Bundaran HI - Tosari 0.59 Bundaran HI - Sarinah 0.63 Tosari - Dukuh Atas 1 0.44 Sarinah -BI 0.59 Dukuh Atas 1 - Setia Budi 0.44 BI- Monas 0.73 Setia Budi - Karet 0.58 Monas -Harmoni 1.1 Karet - Bendungan Hilir 0.45 Harmoni - Sawah Besar 0.63 Bendungan Hilir – Polda Metro Jaya 0.8 Sawah Besar - Mangga Besar 0.91 Polda Metro Jaya – GeloraBung Karno 0.51 Mangga Besar - Olimo 0.32 Gelora Bung Karno - Bundaran Senayan 1.55 Olimo - Glodok 0.21 Bundaran Senayan - Masjid Agung 0.73 Glodok - Kota 1.2 Masjid Agung - Blok M 1.23 Keterangan: Data diperoleh menggunakan Google Earth melalui koneksi internet Tabel 3 Tingkat kedatangan penumpang pada peak hour pagi, sore Koridor 1 Shelter Asal - Shelter Tujuan Tingkat Kedatangan pada Peak Hour Pagi 06.00 - 08.30 Sore 16.00 - 18.30 Arah Blok M – Kota Blok M – Masjid Agung 22.57778 26.377778 Masjid Agung - Bundaran Senayan 27.02222 33.0888 Bundaran Senayan - Gelora Bung Karno 30.24444 41.0444 Gelora Bung Karno - Polda Metro Jaya 31.6666 46.88888 Polda Metro Jaya - Bendungan Hilir 36.4666 52.555556 Bendungan Hilir - Karet 40.0222 55.26666 Karet - Setia Budi 43.04444 57.35556 Setia Budi - Dukuh Atas 1 46.0666 60.28888 Dukuh Atas 1- Tosari 53.35556 60.28888 Tosari - Bundaran HI 52.2888 58.82222 Bundaran HI - Sarinah 50.8666 58 Sarinah -BI 47.48888 59.2444 BI- Monas 45.88888 59.4666 Monas -Harmoni 43.75556 59.6666 Harmoni - Sawah Besar 43.0444 57.15556 Sawah Besar - Mangga Besar 33.2666 51.0888 Mangga Besar - Olimo 27.37778 42.91112 Olimo - Glodok 25.42222 37.4666 Lanjutan Shelter Asal - Shelter Tujuan Tingkat Kedatangan Penumpang pada Saat Peak Hour Pagi 06.00-08.30 Sore 16.00-18.30 Glodok - Kota 17.42222 28.04444 Arah Kota-Blok M Kota – Glodok 28.6666 28.6666 Glodok – Olimo 34.35556 34.35556 Olimo - Mangga Besar 41.8 41.8 Mangga Besar - Sawah Besar 47.48888 47.48888 Sawah Besar - Harmoni 58.4222 58.4222 Harmoni – Monas 68.93334 68.93334 Monas – BI 67.84444 67.84444 BI - Sarinah 66.75556 66.75556 Sarinah - Bundaran HI 65.44444 65.44444 Bundaran HI - Tosari 62.37778 62.37778 Tosari - Dukuh Atas 1 59.31112 59.31112 Dukuh Atas 1- Setia Budi 64.11112 64.11112 Setia Budi - Karet 55.8 55.8 Karet - Bendungan Hilir 51.2 51.2 Bendungan Hilir - Polda Metro Jaya 42.6666 42.6666 Polda Metro Jaya - Gelora Bung Karno 34.35556 34.35556 Gelora Bung Karno - Bundaran Senayan 29.33334 29.33334 Bundaran Senayan - Masjid Agung 24.51112 24.51112 Masjid Agung - Blok M 19.66666 19.66666 Sumber : Perdana 2009

4.2 Formulasi Masalah

Berdasarkan permasalahan pengoperasian Transjakarta koridor 1 pada saat peak hour, baik pagi maupun sore, maka dapat disusun formulasi masalahnya sebagai berikut ini:

a. Indeks dan Himpunan

Banyaknya bus yang dioperasikan adalah 31 bus pada setiap shelter awal pada setiap periode peak hour dengan shelter yang harus dilayani adalah 20. i = bus ke –i, i=1,2,…,31, j = himpunan bus, = shelter ke-j, j=1,2,...,20, = shelter ke-k, k=1,2,...,20, k = himpunan shelter.

b. Parameter

Berdasarkan data pada subbab 4.1 dan nilai yang diujikan yang tertera pada Tabel 4, maka dapat didefinisikan: Tabel 4 Nilai yang diujikan pada simulasi model Parameter Simulasi 1 Simulasi 2 Simulasi 3 Simulasi 4 Simulasi 5 Simulasi 6 Headway menit 1:00 1:00 1:20 1:20 2:00 2:00 Kecepatankmmenit 1 0.833 1 0.833 1 0.833 • headway awal yang akan diujikan pada pengoperasian bus adalah 1 menit, 1 menit 20 detik, dan 2 menit sehingga = 1 menit, 1 menit 20 detik, atau 2 menit, • setiap bus berhenti pada setiap shelter dan didefinisikan lama berhenti pada setiap shelter adalah 0.5 menit sehingga T = 0.5 menit, • kecepatan bus yang diujikan adalah 1 kmmenit dan 0.833 kmmenit sehingga = 1 kmmenit dan 0.833 kmmenit, • bus yang dioperasikan dari shelter awal pemberangkatan adalah bus single dengan kapasitas 85 orang 30 orang duduk dan 55 orang berdiri sehingga = 85, • jarak antar-shelter dijelaskan pada Tabel 2 dan Tabel 3 untuk l j-1,j = jarak antara shelter j-1 dan j, • tingkat kedatangan penumpang dijelaskan pada Tabel 3 untuk r j,k = tingkat kedatangan penumpang dari shelter j ke s lter k , , he • jumlah bus yang dioperasikan adalah 31 sehingga = 31, • jumlah shelter yang dilayani adalah 20 sehingga = 20. c. Fungsi Objektif Berdasarkan parameter yang diujikan dapat diperoleh nilai fungsi objektif dalam meminimumkan rata-rata waktu tunggu penumpang. Rata-rata waktu tunggu penumpang merupakan jumlah dari rata-rata waktu tunggu penumpang untuk setiap bus dibagi dengan banyaknya bus yakni . Rata-rata waktu tunggu penumpang untuk setiap bus diperoleh dari jumlah rata-rata waktu tunggu penumpang pada setiap shelter dibagi dengan banyaknya shelter yakni . Formulasi model fungsi bjektifnya dapat dituliskan sebagai berik o ut: ∑ ∑ , , , , dengan diperoleh dari jumlah tingkat kedatangan penumpang dari shelter j ke shelter k yang dapat dituliskan sebagai berikut: , , ; . d. Kendala Kendala pada permasalahan pengoperasian Transjakarta pada saat peak hour baik pagi maupun sore dapat digambarkan sebagai berikut ini: 1. Kendala banyaknya penumpang pada bus i pada shelter j • ny a p pan pada bus i j ba akny enum g e pada setiap shelt r adalah , , , , , , , … , ; , … , ; dengan , , • banyaknya penumpang yang naik s adalah bu i pada shelter j , , ; , , … , ; , , … , ; dengan banyaknya penumpang yang ik b da ke shelter k na us i pa shelter j adalah , , , , … , ; , , … , ; , • banyaknya penumpang yang turun dari bus i pada shelter j dari shelter k al ad ah , , ; , , … , ; , , … , ; dengan banyaknya penumpang yang un pada el j dari shelter tur bus i sh ter k adalah , , , , … , ; , , … , ; . . 2. Kendala banyaknya penumpang bayangan yang menunggu karena tidak terbawa oleh bus i pada shelter j Banyaknya penumpang bayangan g nu karena tidak terbawa j h yan me nggu s oleh bus i pada helter adala , , , , … , ; , , … , . Apabila banyaknya penumpang yang naik bus i pada shelter j lebih besar dari si bus i maka ada enunggu. kapasitas mak mal penumpang bayangan yang m , , , , … , ; , , … , Sedangkan, jika banyaknya penumpang yang naik bus i pada shelter j lebih kecil atau sama dengan kapasitas maksimal bus m i pang bayangan i aka t dak ada penum yang menunggu. , , , , … , ; , , … , 3. Kendala penumpang yang menunggu karena tidak terbawa oleh bus pada shelter Banyaknya penumpang yang en tidak terbawa oleh bus m unggu karena a alah pada shelter d , , , , , … , ; , , … , ; dengan , . Apabila banyaknya penumpang bayangan yang menunggu karena tidak terbawa oleh bus i pada shelter j lebih dari banyaknya penumpang bayangan yang menunggu karena tidak terbawa oleh bus a da penumpang i pada shelter j-1 m ka a yang menunggu. , , , , , … , ; , , … , Sebaliknya, jika banyaknya penumpang bayangan yang menunggu karena tidak terbawa oleh bus i pada shelter j kurang dari atau sama dengan banyaknya penumpang bayangan yang menunggu karena tidak terbawa oleh bus i pada ma id a penumpang shelter j-1 ka t ak ad , yang menunggu. , , , , , … , ; , , … , ; dengan banyaknya jumlah penumpang yang menunggu pada shelter j adalah , , , , , … , ; , , … , . 4. Kendala headway antara bus i-1 dan i pada shelter j Headway t ra bus i d shelter 1 adalah , , ; , , … , ; an a -1 an i pada d d anta a an hea way ra bus i-1 dan i pada shelter j+1 ad lah , , , , … , ; , , … , dengan waktu tempuh bus i antara s elt a h er j-1 d n shelter j adalah , , ; , . . , ; , , . . , 5. Kendala ketaknegatifan Kendala yang memastikan bahwa: • banyaknya penumpang pada bus i ad elter j h a p a sh lebi bes r atau sama dengan nol. , ; , , … , ; , , … , • banyaknya penumpang yang naik bus g i pada shelter j lebih besar atau sama den an nol. , ; , , … , ; , , … , • banyaknya penumpang yang turun ri bu a da s i pada shelter j lebih besar sam atau dengan nol. , ; , , … , ; , , … , V HASIL DAN PEMBAHASAN Data pada Subbab 4.1 dan nilai parameter yang diujikan tertera pada Tabel 4, kemudian diproses secara komputasi menggunakan salah satu perangkat lunak pengoptimuman yakni LINGO versi 11.0 dengan sintaks pengoptimuman yang dijelaskan dalam Lampiran 1. Berdasarkan kecepatan bus yang diujikan maka dapat diperoleh waktu tempuh antar-shelter pada Tabel 13 dan Tabel 14 yang tertera dalam Lampiran 2. Berdasarkan hasil simulasi menggunakan LINGO versi 11.0, diperoleh hasil pada koridor 1 arah Blok M - Kota dan sebaliknya pada saat peak hour baik pagi 06.00-08.30 WIB maupun sore 16.00-18.30 WIB sebagai berikut: a. Hasil Simulasi Blok M - Kota pada Saat Peak Hour Pagi Dari hasil simulasi Blok M - Kota pada saat peak hour pagi diperoleh hasil rata-rata waktu tunggu seperti yang dijelaskan pada Tabel 5 sesuai Hasil Program 1.1a sampai Hasil Program 1.1f pada Lampiran 1. Tabel 5 Hasil optimasi headway dan kecepatan bus dalam menentukan rata-rata waktu tunggu arah Blok M – Kota pada saat peak hour pagi Parameter Simulasi 1 Simulasi 2 Simulasi 3 Simulasi 4 Simulasi 5 Simulasi 6 Headway menit 1:00 1:00 1:20 1:20 2:00 2:00 Kecepatan kmmenit 1 0.833 1 0.833 1 0.833 Rata-rata waktu tunggumenit 0.595 0.661 0.600 0.667 0.621 0.688 Dari hasil simulasi Blok M – Kota pada saat peak hour pagi terlihat bahwa dengan kecepatan 1 kmmenit dan headway 1 menit diperoleh rata-rata waktu tunggu sebesar 0.595 menit, 0.5 lebih baik dibandingkan dengan headway 1 menit 20 detik dengan rata-rata waktu tunggunya 0.6 menit, dan 2.1 lebih baik dibandingkan dengan headway 2 menit. Perbandingan ini juga dilakukan untuk simulasi dengan kecepatan 0.833 kmmenit. Pengaruh headway menunjukkan bahwa dengan headway yang diperkecil akan diperoleh rata-rata waktu tunggu yang lebih baik. Dengan headway 1 menit dan kecepatan 1 kmmenit diperoleh rata-rata waktu tunggu 0.595 menit, 6.6 lebih baik dibandingkan dengan kecepatan 0.833 kmmenit dengan rata-rata waktu tunggunya 0.661 menit. Perbandingan ini juga dilakukan untuk simulasi dengan headway 1 menit 20 detik dan 2 menit. Pengaruh kecepatan menunjukkan bahwa dengan kecepatan yang diperbesar akan diperoleh rata-rata waktu tunggu yang lebih baik. Selanjutnya, pada Tabel 6 akan ditunjukkan total jumlah penumpang yang diangkut pada setiap hasil simulasi dan shelter tempat terjadinya peningkatan penumpang yang menunggu. Tabel 6 Total jumlah penumpang dan shelter tempat peningkatan penumpang yang menunggu arah Blok M – Kota pada saat peak hour pagi Simulasi Headway menit Kecepatan kmmenit Total jumlah penumpang Shelter tempat terjadinya peningkatan penumpang yang menunggu 1 1:00 1 26219.05 tidak ada 2 1:00 0.833 29176.43 tidak ada 3 1:20 1 26359.03 tidak ada 4 1:20 0.833 29316.41 tidak ada 5 2:00 1 26918.96 tidak ada 6 2:00 0.833 29876.34 tidak ada Tabel 6 menunjukkan total jumlah penumpang dan shelter terjadinya peningkatan penumpang yang menunggu sesuai dengan Hasil Program 1.1a sampai Hasil Program 1.1f pada Lampiran 1. Total jumlah penumpang merupakan jumlah penumpang yang diangkut oleh setiap bus yang melayani setiap shelter. Berdasarkan Tabel 6, parameter headway yang diujikan menunjukkan bahwa dengan kecepatan 1 kmmenit, total jumlah penumpang yang terangkut pada simulasi 1 adalah 26219.05 orang, simulasi 3 adalah 29176.43 orang, dan simulasi 5 adalah 26918.96 orang, begitu pula untuk kecepatan 0.833 kmmenit sesuai hasil simulasi 2, 4, dan 6. Oleh karena itu, headway yang diperbesar akan meningkatkan total jumlah penumpang yang diangkut. Selain itu, terlihat juga parameter kecepatan yang diujikan menunjukkan bahwa dengan headway 1 menit, simulasi 1 menunjukkan total jumlah penumpang yang diangkut adalah 26219.05 orang, simulasi 2 adalah 29176.43 orang, begitu pula untuk headway 1 menit 20 detik dan 2 menit seperti yang dijelaskan pada Tabel 6. Oleh karena itu, kecepatan yang diperkecil akan meningkatkan total jumlah penumpang yang diangkut. Pada kasus ini, untuk setiap simulasi yang diujikan tidak terjadi peningkatan penumpang yang menunggu pada setiap shelter artinya semua penumpang dapat diangkut oleh bus atau nilai untuk setiap S ij =0.

b. Hasil Simulasi Arah Kota - Blok M