Definisi Komunikasi AntarBudaya Konsep Definisi Komunikasi AntarBudaya
dalam pernyataan “komunikasi antara dua oranglebih yang berbeda latar belakang kebudayaan”.
21
Pengertian-pengertian komunikasi
antarbudaya diatas,
membenarkan sebuah hipotesis proses komunikasi antarbudaya, bahwa semakin besar derajat perbedaan antarbudaya maka semakin besar pula
kita kehilangan peluang untuk merumuskan suatu tingkat kepastian sebuah komunikasi yang efektif. Jadi harus ada jaminan terhadap akurasi
interpretasi pesan-pesan verbal maupun non verbal. Hal ini disebabkan karena ketika kita berkomunikasi dengan seseorang dari kebudayaan yang
berbeda, maka kita memiliki pula perbedaan dalam sejumlah hal, misalnya derajat pengetahuan, derajat kesulitan dalam peramalan, derajat
ambiguitis, kebingungan, suasana misterius yang tak dapat dijelaskan, tidak bermanfaat, bahkan nampak tidak bersahabat.
Dengan demikian manakala suatu masyarakat berada pada kondisi kebudayaan yang beragam maka komunikasi antarpribadi dapat
menyentuh nuansa-nuansa komunikasi antarbudaya. Disini, kebudayaan yang menjadi lata belakang kehidupan, akan mempengaruhi perilaku
komunikasi manusia.
22
Dalam bukunya, Alo Liliweri mengasumsi sebuah teori komunikasi antarbudaya merupakan seperangkat pernyataan yang
menggambarkan sebuah lingkungan yang vali tempat dimana teori-teori
21
Dr. Alo Liliweri, M.S., Dasar-dasar Komunikasi AntarBudaya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007 hal. 8
22
Dr. Alo Liliweri, M.S., Dasar-dasar Komunikasi AntarBudaya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007 hal. 12
komunikasi antarbudaya itu dapat diterapkan. Ada beberapa asumsi komunikasi antarbudaya, yaitu:
1. Perbedaan persepsi antara komunikator dengan komunikan
Apapun bentuk dan konteksnya, selalu menampilkan perbedaan iklim antara komunikator dengan komunikan. Karena ada perbedaan
iklim budaya tersebut maka pada umumnya perhatian teoritis atau praktis dari komunikasi selalu difokuskan pada pesan-pesan yang
menghubungkan individu atau kelompok dari dua situasi budaya yang berbeda. Prinsip-prinsip yang terkandung dalam perbedaan itu
umumnya mengimplikasikan
bahwa hambatan
komunikasi antarbudaya sering kalii tampil dalam bentuk perbedaan persepsi
terhadap norma-norma budaya, pola-pola berpikir, struktur budaya, dan sistem budaya.
2. Dalam komunikasi antarbudaya terkandung isi dan relasi antarpribadi
Secara alamiah proses komunikasi antarbudaya berakar dari relasi sosial antarbudaya yang menghendaki adanya interaksi sosial.
Watzlawick, Beavin dan Jackson menekankan bahwa isi content of communication
komunikasi tidak berada dalam sebuah ruang yang terisolasi. Isi content dan makna meaning adalah dua hal yang tidak
dapat dipisahkan, dua hal yang esensial dalam membentuk relasi relations
. 3.
Gaya personal mempengaruhi komunikasi antarpribadi Candia Elliot berkata bahwa secara normatif komunikasi
antarpribadi itu mengandalkan gaya berkomunikasi yang dihubungkan
dengan nilai-nilai yang dianut orang. Nilai-nilai itu berbeda diantara kelompok etnik yang dapat menunjang dan mungkin merusak
perhatian tatkala orang berkomunikasi. Disini gaya itu bisa berkaitan dengan individu maupun gaya dari sekelompok etnik.
4. Komunikasi antarbudaya bertujuan mengurangi tingkat ketidakpastian
Tujuan komunikasi antarbudaya adalah mengurangi tingkat ketidakpatian tentang orang lain. Gudykunstt dan Kim menunjukkan
bahwa orang-orang yang kita tidak kenal selalu berusaha mengurangi tingkat ketidakpastian melalui peramalan yang tepat atas relasi
antarpribadi. Usaha untuk mengurangi tingkat ketidakpastian itu dapat dilakukan melalui tiga tahap interaksi, yakni:
1 Pra-kontrak atau tahap pembentukan kesan melalui simbol
verbal maupun non verbal apakah komunikan suka berkomunikasi atau menghindari komunikasi
2 Initial contact and impression, yakni tanggapan lanjutan atas
kesan yang muncul dari kontrak awal tersebut. 3
Closure, mulai membuka diri anda yang semula tertutup melalui atribusi dan pngembangan kepribadian implisit.
5. Komunikasi berpusat pada kebudayaan
Smith berpendapat bahwa komunikasi dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan. Edward T. Hall mengatakan komunikasi adalah
kebudayaan dan kebudayaan adalah komunikasi. Dalam kebudayaan ada sistem dan dinamika yang mengatur tata cara pertukaran simbol-
simbol komunikasi dan hanya dengan komunikasi maka pertukaran
simbol-simbol dapat dilakukan, dan kebudayaan hanya akan eksis jika ada komunikasi.
6. Efektivitas antarbudaya merupakan tujuan komunikasi antarbudaya
Dalam kenyataan sosial disebutkan bahwa manusia tidak dapat dikatakan berinteraksi sosial kalau dia tidak berkomunikasi. Demikian
pula dapat dikatakan bahwa interaksi antarbudaya yang efektif sangat tergantung dari komunikasi antarbudaya. Konsep ini juga sekaligus
menerangkan tujuan komunikasi antarbudaya akan tercapai komunikasi yang sukses bila bentuk-bentuk hubungan antarbudaya
menggambarkan upaya apa yang sadar dari peserta komunikasi untuk memperbaharui relasi antara komunikator dengan komunikan,
menciptakan dan memperbaharui sebuah manajemen komunikasi yang efektif.
23