Definisi Film Tinjauan Umum Film

Amura dalam bukunya Perfilman Indonesia dalam Era Baru, mengatakan bahwa film bukan semata-mata barang dagangan melainkan alat penerangan dan pendidikan. Film merupakan karya sinematografi yang dapat berfungsi sebagai alat Cultural Education atau Pendidikan Budaya. Dengan demikian film juga efektif untuk menyampaikan nilai- nilai budaya. Secara umum film memiliki empat fungsi yaitu film sebagai alat hiburan, film sebagai sumber informasi, film sebagai alat pendidikan, dan film sebagai pencerminan nilai-nilai sosial budaya suatu bangsa. 4

2. Sejarah Film

Awal industri film kebanyakan dibangun oleh wirausaha yang ingin mendapatkan uang dengan menghibur semua orang. Laumiere bersaudara adalah ahli mesin yang hebat, dan ayah mereka memiliki pabrik pembuat plat fotografis. Film mereka yang pertama lebih kecil dari pada film hitam- putih. Film yang ditampilkan hanya berisi kisah-kisah yang sederhana. Tidak ada penyunting, kameranya hanya dinyalakan, kemudian dimatikan saja. Tidak ada transisi pudar, hapus atau kilas balik. Tidak ada grafis komputer, tidak ada dialog, dan tidak ada musik. Namun demikian, banyak penonton yang takut melihat lokomotif sistematis yang seperti berjalan kearah mereka. Mereka sama sekali buta dengan bahasa film. Khalayak untuk menonton film pertama Lumiere tidak dapat berbicara bahasa film. Menonton film bagaikan sedang terdampar di negeri asing yang tidak anda ketahui bahasa dan budayanya. Anda harus 4 Teguh Trianto, Film Sebagai Media Belajar, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013 hal. 3 dapat berhasil dengan setiap pengalaman baru yang membantu anda memahami bahasa dan orang-orangnya dengan lebih baik. Mereka harus mengembangkan pemahaman perubahan sinematik dalam ruang dan waktu. Mereka harus mempelajari bagaimana gambar dan suara digabungkan untuk menciptakan suatu makna. Pembuat film dan penonton harus tumbuh secara bersama-sama. 5 Pendahulu teknis film adalah fotografi. Penemuan tahun 1727 bahwa cahaya menyebabkan nitrat perak menjadi gelap adalah dasar dari perkembangan teknologi film. Demikian pula fenomena manusia yang disebut persistensivisi. Mata manusia menangkap gambar selama sepersekian detik. Jika serangkaian foto menangkap sesuatu yang bergerak dan jika foto itu digerakkan secara berurutan dengan cepat, maka mata manusia akan melihatnya sebagai gambar yang bergerak tak putus-putus. Yang diperlukan adalah kamera yang tepat dan film untuk menangkap sekitar 16 gambar per detik. Peralatan ini muncul pada 1888. William Dickson dari laboratorium Thomas Edison mengembangkan sebuah kamera film. Dickson dan Edison menggunakan film seluloid yang kemudian disempurnakan oleh George Eastman, yang memperkenalkan kamera Kodak. Pada 1891 Edison telah mulai memproduksi film. Film Edison dilihat dengan cara melongok ke sebuah kotak. Di Perancis, Lumiere bersaudara, yakni Auguste dan Louis, menggunakan proyeksi untuk film. Dengan memutar film di depan sebuah lampu yang terang, Lumiere bersaudara memproyeksi gambar film ke tembok. Pada 5 Stanleyn J. Baran, Pengantar Komunikasi Massa Melek Media Budaya, Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama, 2012 hal. 211 tahun 1895 mereka membuka hall eksibisi di Paris yaitu bioskop pertama. Edison menyadari keuntungan komersial dari proyeksi itu dan dia sendiri mematenkan proyektor Vitascope, yang dipasarkan pada 1896. 6 Di Indonesia film dikenal dengan nama Gambar Idoep. Gambar idoep muncul di Batavia dan untuk pertama kalinya dipertontonkan pada warga adalah pada tanggal 5 desember 1900. Pertunjukkan film berlangsung di Tanah abang, Kebonjae. Film Indonesia mulai muncul pada masa penjajahan Belanda. Film pertama yang diputar adalah film dokumenter tentang peristiwa yang terjadi di Eropa dan Afrika Selatan, termasuk film dokumenter tentang politik yang berisi gambar Sri Baginda Maha Ratu Belanda bernama Yang Mulia Hertog Hendrig memasuki kota DenHaag . Belanda mendirikan bioskop pada masa jajahannya di Indonesia. Pada awal munculnya film diputar di bioskop. Beberapa bioskop yang terkenal pada masa itu adalah bioskop Rialto di Tanah Abang kini menjadi bioskop surya. Pada tahun 1926, bioskop Indonesia diramaikan dengan munculnya film Loetoeng Kasaroeng. Cerita film ini diangkat dari cerita legenda rakyat Jawa Barat. Film ini tergolong sukses pada masanya, bahkan sempat diputar selama satu minggu penuh di Bandung. 7

3. Jenis-jenis dan Klasifikasi Film

a. Jenis-jenis Film Ada tiga jenis film yang umum dikenal, yaitu film fitur, film dokumenter, dan film animasi atau kartun. Berikut ini penjelasannya: 6 John Vivian, Teori Komunikasi Massa, Jakarta: Putra Grafika, 2008 hal. 161 7 Teguh Trianto, Film Sebagai Media Belajar, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013 hal. 13