Berdasarkan interpretasi lapangan dan wawancara dengan staff PT MIP, wilayah pertambangan dulunya merupakan daerah yang masih tertutupi oleh
hutan primer, saat ini sebagian besar yang tumbuh pada wilayah ini adalah semak belukar, rumput ilalang dan tanaman hasil revegetasi. Tanah pertanian hanya
terbatas pada daerah yang berhubungan langsung dengan perkampungan.
3.3 Kualitas tanah
Lahan yang digunakan dalam penelitian merupakan lahan bekas galian tambang batubara yang telah kehilangan lapisan top soil dan sub soil. Pengupasan
top soil dan pengambilan lapisan batubara menyebabkan permukaan lahan yang
ditingalkan tidak rata dan bertebing. Berdasarkan data bulanan dari PT. Mandiri Intiperkasa data curah hujan
selama penelitian dari bulan Mei sampai bulan Agustus 2011 sebesar 251 mm per bulan. Kondisi lahan bekas penambangan pada area penelitian tergolong sangat
kritis. Kemiringan tebing di atas 50
o
membuat laju erosi yang terjadi sangat tinggi. Kandungan material PAF Potential Acid Forming yang ada pada areal
penelitian menyebabkan tanah bersifat masam dan berpotensi toksik. Top soil yang terkupas dan hanya menyisakan lapisan tanah yang bercampur material
batubara apabila terekspose dan teraliri oleh air maka potensi yang terjadi adalah munculnya air asam tambang dan rendahnya unsur hara esensial bagi tanaman.
Pada kedalaman di bawah 30 cm lapisan tanah dasar tebing merupakan overburden
. Overburden merupakan lapisan tanah yang berpotensi menyebabkan asam. Material yang mempunyai potensi penyebab timbulnya sifat asam apabila
terkena oksigen dan air disebut dengan PAF Duralie Coal 2003. Berdasarkan dokumen AMDAL 2007 kesuburan tanah pasca
penambangan pada areal tambang mengandung pirit yang bersifat sulfat masam. Kejenuhan aluminium Al pada lokasi pengambilan sampel pengamatan sebesar
72–84 , dimana nilai kejenuhan di atas 60 dapat bersifat racun terhadap tanaman.
3.4 Luas Lahan yang Telah Dibuka dan yang Telah Direklamasi
Luas lahan yang telah dibuka meliputi areal tambang, timbunan tanahbatuan penutup di luar tambang, kolam pengendap settling pond dan
fasilitas penunjang lainnya. Sampai pada tahun 2010 lahan yang telah dibuka dalam operasi penambangan pada PT MIP adalah seluas 1151,56 Ha. Pembukaan
lahan seluas itu juga diimbangi dengan reklamasi lahan dan revegetasi. Pada tahun 2010 telah dilakukan reklamasi baik pada lahan bekas tambang maupun
pada lahan di luar bekas tambang seluas 203,38 Ha dari rencana seluas 200 Ha. Reklamasi yang telah dilakukan meliputi pengisian kembali tanah pada areal
bekas tambang, pengaturan permukaan lahan baik pada areal timbunan batuantanah penutup di areal tambang maupun diluar tambang, penaburan tanah
pucuk top soil spreading dan penanaman tanaman pioneer pada areal reklamasi .
3.5 Flora dan Fauna