Pembatasan Model Kategorisasi Komponen-komponen dalam Sistem

Gambar 6. Gambaran interaksi antara sub model dengan model utama 5.2.1 Formulasi Model Konseptual 5.2.1.1 Penentuan Tujuan Model Tujuan penyusunan model simulasi ini sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu menilai kelestarian ekonomi net present value dan benefit cost ratio pada kegiatan pengelolaan hasil hutan bukan kayu di KPH BDU yang memperhatikan perubahan volume produksi, fluktuasi harga komoditas, suku bunga, jangka waktu pengelolaan, fluktuasi biaya pengelolaan, serta rencana produksi kedepan. Selanjutnya model simulasi yang disusun digunakan untuk mensimulasikan berbagai macam skenario yang menyangkut pendapatan, pengeluaran, net present value, dan benefit cost ratio BCR. Di samping itu model simulasi pengelolaan hasil hutan bukan kayu ini juga digunakan untuk memformulasikan perhitungan faktor-faktor penentu kelestarian ekonomi.

5.2.1.2 Pembatasan Model

Batasan-batasan yang digunakan dalam penyusunan model simulasi ini adalah: Pengelolaan usaha KPH Bandung Utara Model utama Pengelolaan usaha getah pinus Pinus merkusii Jungh. Pengelolaan usaha wanatani Pengelolaan usaha jasa lingkungan a. Volume produksi adalah jumlah total keseluruhan komoditas yang berhasil dipanen dalam suatu proses produksi. b. Harga adalah acuan yang digunakan untuk menilai suatu komoditas dalam satuan Rupiah. c. Fluktuasi produksi adalah persentase perubahan volume produksi dalam beberapa tahun. d. Fluktuasi harga adalah persentase perubahan harga komoditas dalam beberapa tahun. e. Biaya adalah besarnya pengeluaran yang digunakan dalam kegiatan pengelolaan dalam satuan Rupiah. f. Fluktuasi biaya adalah persentase perubahan biaya yang digunakan dalam kegiatan pengelolaan dalam beberapa tahun. g. Suku bunga adalah besarnya persentase inflasi dalam suatu kegiatan pengelolaan hutan sesuai jangka waktu kegiatan. h. Jangka waktu adalah seberapa lama suatu kegiatan pengelolaan hutan dilaksanakan. i. Net present value adalah nilai yang didapat dari pengurangan antara pemasukan dan pengeluaran yang sudah dipengaruhi oleh suku bunga dan jangka waktu. j. Benefit cost ratio adalah nilai yang diperoleh dari perbandingan antara pemasukan dan pengeluaran.

5.2.1.3 Kategorisasi Komponen-komponen dalam Sistem

Setiap komponen yang masuk dalam ruang lingkup sistem dikategorisasikan ke dalam berbagai kategori sesuai dengan karakter dan fungsinya sebagai berikut: a. Sub model pengelolaan getah Pinus Pinus merkusii Jungh. - State variable meliputi jangka waktu, in pendapatan getah, dan in pengeluaran getah. - Driving variable meliputi suku bunga, volume produksi, harga getah, peningkatan produksi, fluktuasi harga, peningkatan biaya getah, dan peningkatan pendapatan getah. - Auxilary variable meliputi pemasukan dan pengeluaran. - Material transfer meliputi input jangka waktu, input pendapatan, dan input pengeluaran. b. Sub model pengelolaan wanatani - State variable meliputi pendapatan HMT, pendapatan aren, pendapatan kopi, pendapatan bambu, pendapatan rotan, biaya wanatani, pemasukan wanatani, dan jangka waktu. - Driving variable meliputi harga HMT, volume HMT ton, volume HMT ton, harga aren kg, volume aren kg, peningkatan aren, harga kopi kg, volume kopi kg, peningkatan kopi, harga bambu btg, jumlah bambu btg, peningkatan bambu, harga rotan btg, jumlah rotan btg, peningkatan rotan, peningkatan biaya wanatani, peningkatan pendapatan wanatani, dan suku bunga. - Auxilary variable pengeluaran wanatani. - Material transfer meliputi input jangka waktu, in HMT, in aren, in kopi, in bambu, out rotan, in biaya, dan in pemasukan. c. Sub model pengelolaan jasa lingkungan - State variable meliputi penerimaan air, penerimaan wisata, biaya air, biaya wisata, dan jangka waktu. - Driving variable meliputi tiket cisalak, pengunjung cisalak, peningkatan cisalak, tiket lembang, pengunjung lembang, peningkatan lembang, tiket manglayang, peningkatan manglayang, pengunjung manglayang, tiket padalarang, pengunjung padalarang, peningkatan padalarang, pendapatan air lembang, peningkatan air lembang, penurunan air manglayang, pendapatan manglayang, pendapatan air padalarang, peningkatan air padalarang, peningkatan air cisalak, pendapatan air cisalak, peningkatan biaya air, peningkatan biaya wisata, biaya pegawai jasling, biaya tan RUPHR, dan suku bunga. - Auxilary variable meliputi pemasukan, pengeluaran, cisalak, lembang, manglayang barat, padalarang, air lembang, air manglayang barat, air cisalak, dan air padalarang. - Material transfer meliputi input jangka waktu, in air, in wisata, out wisata, dan out air. d. Sub model pengelolaan usaha KPH BDU - State variable meliputi jangka waktu, biaya kayu, biaya non usaha pokok, pendapatan non usaha pokok, pemasukan wanatani, dan biaya administrasi dan lain-lain. - Driving variable meliputi suku bunga, peningkatan pendapatan non usaha pokok, peningkatan pengeluaran non usaha pokok, penurunan biaya administrasi, pemasukan getah, pengeluaran getah, pengeluaran wanatani, pemasukan jasa lingkungan, dan pengeluaran jasa lingkungan. - Auxilary variable pengeluaran kayu, pemasukan non pokok, pengeluaran non usaha pokok, pengeluaran administrasi dan lain-lain, pemasukan KPH BDU, dan pengeluaran KPH BDU. - Material transfer meliputi in jangka waktu, in pengeluaran kayu, in pendapatan non usaha pokok, in pengeluaran non usaha pokok, dan in biaya administrasi dan lain-lain.

5.2.1.4 Mempresentasikan Model Konseptual