Uji Toksisitas Akut Uji Toksisitas SubAkut Uji Toksisitas Kronis

• Sistemik: Racun yang menyerang hampir ke seluruh organ tubuh. • Ekonomik: Racun yang dibuat dan diperlukan untuk pembangunan.

2.2 Uji Toksisitas

Uji toksisitas dilakukan untuk menilai efek akut, sub kronis dan kronis. Uji tersebut berdasarkan atas waktu. Uji toksisitas dapat dilakukan dalam skala laboratorium, tujuannya adalah mencari dosis aman bagi manusia atau mencari kriteria untuk standarisasi kualitas lingkungan Putri, 2005. Uji toksisitas merupakan salah satu metode penilaian kualitas lingkungan baik pada organisme perairan maupun organisme terestrial. Hasil uji toksisitas dapat dijadikan pedoman analisa kualitas lingkungan lebih jauh pada distribusi zat-zat pencemar dalam suatu ekosistem. Selanjutnya, dampak zat-zat pencemar yang ada dalam lingkungan dapat dicegah atau diminimalkan tingkat paparannya terhadap kesehatan manusia Putri, 2005.

2.2.1 Uji Toksisitas Akut

Uji toksisitas akut seringkali disebut sebagai uji jangka pendek atau short term test STT dilakukan dalam tahun pertama. Uji ini terdiri dari atas beberapa uji, yaitu uji dosis respons untuk mencari LD 50 Lethal Dose 50 atau LC 50 Lethal Concentration 50 dan kemungkinan berbagai kerusakan organ, uji iritasi mata dan kulit, dan skrining pertama terhadap mutagenisiti Soemirat, 2003. Uji dosis dan respon untuk mencari LDLC dilakukan sesuai sifat kimiawi dan fisika xenobiotik serta pemilihan organisme uji. Uji dapat dilakukan terhadap organisme akuatik atau terestrial, tergantung relevansi. Uji dilaksanakan dalam waktu 24 – 26 jam. Respon dengan adanya kematian atau bila organisme sangat kecil, hanya immobilisasi Soemirat, 2003.

2.2.2 Uji Toksisitas SubAkut

Uji toksisitas subkronis dilakukan selama 30 hari untuk aplikasi pada kulit, dan 30 – 90 hari untuk studi inhalasi, dan 90 hari untuk uji oral. Tujuannya adalah untuk mendapatkan nilai NOEL Non Observebable Effect Concentration. Uji tersebut diharapkan pada dosis yang tinggi dapat menyebabkan kematian, sedangkan yang ringan akan menunjukkan NOEL. Hewan uji biasanya tikus, anjing atau kera dan dilakukan pada kedua jenis kelamin. Pada setiap level dosis digunakan sekitar 10 – 20 ekor jantan dan 10 – 20 ekor betina. Dalam uji ini perlu diperhatikan faktor-faktor lingkungan pengganggu, dan sangat hati-hati. Observasi dilakukan terhadap berbagai organ tubuh, mulai dari mortalitas, morbiditas, mata, konsumsi makanan, berat badan, respons neurologis, perilaku tidak normal, analisis urin dan tinja, dan kerusakan organ secara mikroskopis Anonimus, 2005.

2.2.3 Uji Toksisitas Kronis

Uji toksisitas Kronis dilakukan dalam jangka panjang melebihi separuh usia hidup hewan percobaan, bahkan lebih dari satu generasi. Efek suatu zat disebut kronis, apabila dosis yang masuk masih dalam unit mgkg BBh. efeknya dapat bervariasi dari yang sangat ringan sampai sangat beratfatal Soemirat, 2003.

2.3 Sejarah Perkembangan Biodiesel