Konsentrasi Biodiesel 2000 ppm Konsentrasi Biodiesel 3000 ppm

1 2 3 4 5 2 4 24 48 72 96 waktu jam DO Dissolved Oxygen Gambar 5. DO Dissolved Oxygen pada konsentrasi 1000 ppm

4.3.2 Konsentrasi Biodiesel 2000 ppm

Mortalitas Daphnia magna pada konsentrasi biodiesel 2000 ppm dapat dilihat pada gambar 6 dengan waktu paparan 2 jam, 4 jam, 24 jam, 48 jam, 72 jam dan 96 jam. 1 2 3 4 5 2 4 24 48 72 96 waktu jam kematian ekor Gambar 6. mortalitas Daphnia magna pada konsentrasi 2000 ppm Pada waktu pemaparan biodiesel dengan konsentrasi 2000 ppm kematian Daphnia magna mulai terjadi pada waktu paparan ke 48 jam dengan jumlah kematian 1 ekor, dan pada waktu paparan ke 72 jam dan 96 jam terdapat Daphnia magna yang mati pula yaitu sebanyak 1 ekor. Jadi secara keseluruhan persentasi hewan uji yang mati setelah dipaparkan 2000 ppm biodiesel adalah 10 Lampiran 6. Menurut perhitungan statistik, waktu paparan biodiesel pada konsentrasi 2000 ppm tidak mempunyai pengaruh yang signifikan P0.05 terhadap banyaknya mortalitas Daphnia magna. Hal ini didukung pula dengan nilai yang didapat pada uji anova yaitu nilai F tabel lebih kecil dari nilai F hitung sebesar 0,889. Penurunan DO juga terjadi pada konsentrasi 2000 ppm. Pada konsentrasi 2000 ppm penurunan DO lebih rendah dibandingkan dengan konsentrasi 1000 ppm. Rentang penurunan DO pada konsentrasi 2000 ppm berada pada nilai 0,5 – 4,3 Gambar 7. 1 2 3 4 5 2 4 24 48 72 96 waktu jam DO Dissolved Oxygen Gambar 7. DO Dissolved Oxygen pada konsentrasi 2000 ppm

4.3.3 Konsentrasi Biodiesel 3000 ppm

Pada konsentrasi 3000 ppm kematian Daphnia magna sebanyak 4 ekor. Kematian Daphnia magna mulai terjadi pada waktu paparan 48 jam sebanyak 1 ekor dan pada waktu paparan ke 72 jam sebanyak 1 ekor, sedangkan pada waktu paparan ke 96 jam kematian berjumlah 2 ekor. Persentasi hewan uji yang mati pada paparan biodiesel 3000 ppm adalah sebesar 13,3 Lampiran 6.. Mortalitas Daphnia magna pada konsetrasi 3000 ppm ditunjukkan pada gambar 8. 1 2 3 4 5 2 4 24 48 72 96 waktu jam kematian ekor Gambar 8. mortalitas Daphnia magna pada konsentrasi 3000 ppm Aktifitas hewan uji masih menunjukkan prilaku yang sama pada konsentrasi 2000 ppm. Penurunan DO memperlihatkan pola yang sama yakni semakin lama waktu paparan biodiesel maka DO semakin rendah. Rentang DO pada konsentrasi 3000 ppm berada pada nilai 0,3 – 3,9 gambar 9. 1 2 3 4 2 4 24 48 72 96 waktu jam DO Dissolved Oxygen Gambar 9. DO Dissolved Oxygen pada konsentrasi 3000 ppm Hasil penelitian ini menunjukkan kebalikan dari tingkat toksisitas senyawa hidrokarbon, yaitu biodiesel dari minyak jelantah memiliki tingkat toksisitas yang sangat rendah. Pada ketiga perlakuan konsentrasi biodiesel, tingkat mortalitas hewan uji relative kecil, tidak mencapai kematian hewan uji 50. Tingkat mortalita tertinggi adalah 13,3 terjadi pada konsentrasi 3000 ppm. Jadi dapat dikatakan bahwa biodiesel dari minyak jelantah aman terhadap lingkungan. Namun, potensi toksisitas biodiesel dari minyak jelantah kemungkinan besar dapat terjadi jika biodiesel dibuang atau terbuang ke suatu perairan tawar yang alami dalam jumlah besar dan berlangsung terus-menerus. Perairan akan tercemar oleh biodiesel, yang termasuk kelompok bahan organik. Buanganlimbah bahan organik ke perairan akan menambah beban pada perairan. Semakin tinggi konsentrasi limbah organik, semakin rendah kandungan oksigen terlarut dalam air, yang selanjutnya memberikan dampak terhadap peningkatan mortalitas biota perairan. Pada perairan tawar alami, masuknya bahan organik yang berlebihan menyebabkan fenomena eutrofikasi, dimana pertumbuhan ganggang meningkat pesat akibat masuknya nutrisi yang sangat tinggi. Kondisi ini dapat mencemari perairan, akibat adanya gangguan penetrasi sinar matahari ke dalam perairan, sehingga konsentrasi oksigen terlarut berkurang dan terjadi proses anaerob. Selama kondisi anaerob berlangsung, bakteri fakultatif mengambil alih peranan bakteri aerob, yaitu mereduksi ion nitrat menjadi ion nitrit. NH 3 + +2H + +2e - NO 2 - + H 2 O Atau mereduksi sulfat menjadi H 2 S SO 4 2- + 10H + + 8e - H 2 S + 4H 2 O Kadar ammonium dalam perairan tawar tidak boleh lebih dari 0,5 ppm Saeni, 1989, dan kehidupan biota perairan akan terganggu jika kadar ammonium mencapai 0,1 ppm, sedangkan untuk nitrit adalah 1,0 ppm Pescod, 1973. Jadi, jika limbah biodiesel dibuang atau terbuang ke perairan tawar secara periodik dalam jumlah besar, maka kematian biota air tawar akan terjadi lebih karena keracunan oleh senyawa N dan S.

4.4 Kualitas Lingkungan