Uji toksisitas pada organisme akuatik Analisa data

3.3.5.2. Penentuan Bobot Jenis Densitas

Piknometer kosong ditimbang hingga dihasilkan bobot tetap W 1 , lalu diisi dengan air suling atau Destillated Water DW bebas gas dengan cara DW dididihkan beberapa saat kemudian didinginkan. Bagian luar piknometer dilap sampai kering lalu ditimbang W 2 . Air suling dibuang, kemudian piknometer dibilas dengan alkohol dan dikeringkan di dalam oven. Setelah kering, piknometer diisi dengan cairan sample, kemudian ditimbang W 3 . Perhitungan bobot jenisdensitas cairan dilakukan dengan persamaan di bawah ini: d= W 3 – W 1 W 2 – W 1

3.3.6 Media tumbuh untuk kultur Daphnia magna

Wadah plastik ukuran 20 liter diisi air tanah yang telah diendapkan sebanyak 10 liter. Ke dalam wadah tersebut kemudian dimasukkan susu fermentasi 0,1 ml kemudian air tersebut diaerasi. Setelah waktu dua hari Daphnia magna yang di ambil dari rawa di masukkan ke dalam wadah plastik media tersebut. Daphnia magna yang sudah dipelihara tersebut selanjutnya digunakan sebagai hewan uji dalam pengukuran toksisitas dari biodiesel.

3.3.7 Uji toksisitas pada organisme akuatik

Beaker glass ukuran 500 ml diisi dengan air media tumbuh 250 ml, sebanyak 10 ekor Daphnia magna dimasukkan ke dalam beaker glass Garno, 2002; Salim, 2003. Selanjutnya biodiesel dengan berbagai konsentrasi yaitu 1000 ppm , 2000 ppm dan 3000 ppm dipaparkan terhadap hewan uji tersebut. Metode yang digunakan adalah Static exposure artinya biodiesel dengan konsentrasi yang diinginkan langsung dipaparkan pada hewan percobaan, tidak dilakukan secara bertahap untuk mencapai konsentrasi yang diinginkan tersebut. Media yang digunakan juga tidak mengalami penggantian rutin, jadi selama pengamatan tidak ada penambahanpertukaran media baru. Pengamatan dilakukan selama 2 jam, 4 jam, 24 jam, 48 jam, 72 jam, dan 96 jam yang merupakan waktu paparan untuk pengujian toksisitas akut, End poin yang di observasi adalah tingkat mortalitas hewan uji. Hewan uji yang mati ditunjukkan dengan tidak bergerak dan berada di dasar air selain itu ditandai dengan pengelupasan kulit, untuk hewan uji yang masih hidup akan berenang dengan aktif di permukaan air. Jika waktu pengamatan 96 jam, biodiesel tidak menunjukkan efek toksik berupa kematian 50 hewan uji, maka parameter NOEC no observable effect concentration di gunakan sebagai alternatif Landis and Yu, 1995. Selain pengamatan toksisitas, faktor fisik dan kimia juga diamati selama penelitian ini. Faktor fisik dan kimia yang diamati adalah suhu, pH dan DO. Pengukuran suhu dan DO dilakukan dengan menggunakan water quality chekker, pH dengan menggunakan pH meter.

3.3.8 Analisa data

Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan uji statistik Analysis of Varians Anova dalam program SPSS 11.5, untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari waktu lamanya pemaparan biodiesel dengan kematian hewan uji Daphnia magna. Adapun hasil olah data dapat dilihat berdasarkan : 1. Perbandingan F hitung dengan F table jika statistik hitung angka F output statistik table table F maka Ho ditolak. jika statistik hitung angka F output statistik tabel tabel F maka Ho diterima. 2. Nilai probabilitas jika probabilitas 0,05 maka Ho diterima. jika probabilitas 0,05 maka Ho ditolak.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Biodiesel

Pembuatan biodiesel dilakukan dengan menggunakan minyak jelantah yang berasal dari rumah makan cepat saji. Minyak goreng tersebut dipakai sebanyak 3 kali untuk menggoreng satu jenis makanan. Densitas bobot jenis biodiesel didapatkan nilai 0,870 gml, nilai ini mendekati nilai densitas menurut Kep. Dirjen migas No. 004PDM1979 yaitu 0,8624 gml. Nilai densitas minyak jelantah pada perhitungan didapatkan nilai 0,920 gml. Jika dibandingkan dengan nilai densitas biodiesel, maka nilai ini mengalami penurunan yang menandakan biodiesel terbentuk. Biodiesel dari minyak jelantah merupakan senyawa metil ester yang mudah terdegradasi. Minyak jelantah mempunyai rantai karbon yang panjang yaitu antara C16 sampai C20, berbeda dengan minyak solar yang memiliki rantai karbon yang lebih pendek C14 – C16 sehingga lebih sulit terdegradasi, karena menurut Sukandar 2006 semakin panjang rantai karbon semakin mudah didegradasi dalam lingkungan. 4.2 Hubungan antara Waktu Paparan Biodiesel Terhadap Mortalita Daphnia magna dengan konsentrasi dan waktu yang Berbeda Hasil uji hayati toksisitas akut biodiesel selama 96 jam terhadap Daphnia magna menunjukkan bahwa pada media yang mengandung biodiesel berkonsentrasi 1000 ppm, kematian Daphnia mulai ditemukan pada paparan ke- 96 jam sebanyak 1 ekor Lampiran 6 hal ini mengungkapkan bahwa dalam suatu