Pengertian Hukum Perlindungan Konsumen

14

BAB II TINJAUAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

A. Pengertian Hukum Perlindungan Konsumen

Hukum Konsumen dan Hukum Perlindungan Konsumen merupakan dua bidang hukum yang sulit di pisahkan dan ditarik batasannya. Pada intinya hukum perlindungan konsumen merupakan bagian dari hukum konsumen dan tidak dapat dipisahkan 1 . Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Pasal 1 ayat 1 tentang Perlindungan Konsumen, menyebutkan bahwa “Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen”. Menurut Az. Nasution Hukum Konsumen adalah sebagai keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah yang mengatur hubungan dan masalah penyediaan penggunaan produk barang danjasa antara penyedia dan penggunanya dalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan hukum perlindungan konsumen adalah keseluruhan asas-asas dan kaidah- kaidah yang mengatur dan melindungi konsumen dalam hubungannya dengan masalah penyediaan dan pengunaan produk barang danjasa antara penyedia dan penggunaanya dalam kehidupan bermasyarakat 2 . 1 Az. Nasution, Hukum Perlindungan Konsumen Suatu Pengantar, Jakarta: Diadit Media, 2007, h.20-21 2 Az. Nasution, Hukum Perlindungan Konsumen………., h.22 Menurut N.H.T Siahaan sesungguhnya baik istilah hukum konsumen dan hukum perlindungan konsumen tidak perlu dibedakan, dengan dua alasanpertimbangan yaitu 3 : 1. Jika membicarakan hukum dalam hubungannya dengan konsumen atau hukum dalam hubungannnya dengan perlindungan konsumen, maka keduanya tentu tidak luput dari pembahasan mengenai hak-hak konsumen, kepentingannya, upaya-upaya pemberdayaannya, atau kesetaraannya dalam hukum dengan pelaku usaha. 2. Seluruh kaidah hukum di negeri ini dapat hadir dan tunduk dibawah sebuah payung hukum dasar yang bersumber dari Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 merupakan segala sumber hukum nasional, yang secara filosofis memberikan perlindungan keadilan bagi semua bangsa dan golongan di negeri ini termasuk dalam hukum konsumen. Jadi pada hakikatnya hukum konsumen dan hukum perlindungan konsumen tidak perlu dibedakan. Perlindungan hukum kepada konsumen ini dapat berasal dari lingkup berbagai disiplin hukum, diantaranya Hukum Privat Hukum Perdata, maupun dari Hukum Publik Hukum Pidana dan Hukum Administrasi Negara. Keterlibatan berbagai disiplin hukum ini mempertegas kedudukan hukum perlindungan konsumen berada dalam kajian hukum ekonomi. Hal ini sesuai dengan sifat hukum ekonomi, yang 3 N.H.T. Siahaan, Hukum Konsumen : Perlindungan Konsumen dan Tanggung Jawab Produk, Jakarta: Panta Rei, 2005 , h.33 tidak hanya melibatkan aspek hukum perdata namun pada saat yang bersamaan juga melibatkan aspek hukum publik 4 . B. Asas dan Tujuan Perlindungan Konsumen Sudikno Mertokusumo mendefinisikan asas hukum bukan sebagai hukum konkrit merupakan pikiran dasar yang umum dan abstrak atau merupakan latar belakang peraturan konkrit yang terdapat dalam dan dibelakang setiap sistem hukum yang terjelma dalam peraturan perundang- undangan dan putusan hakim yang merupakan hukum positif 5 dan dapat ditemukan dengan mencari sifat-sifat atau ciri-ciri yang umum dalam peraturan konkrit tersebut 6 . Pada penjelasan pasal 2 Undang-Undang Perlindungan Konsumen dijelaskan tentang asas-asas dalam perlindungan Konsumen. Perlindungan Konsumen diselenggarakan sebagai usaha bersama berdasarkan 5 asas yang relevan dalam pembangunan nasional yaitu: 1. Asas manfaat dimaksudkan untuk mengamanatkan bahwa segala upaya dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan konsumen dan pelaku usaha secara keseluruhan. 4 Ahmadi Miru, Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2000, h.2-3 5 Ius constitutum adalah hukum positif. Ius constitutum merupakan hukum yang dibentuk dan berlaku dalam suatu masyarakat negara pada suatu saat. Soerjono Soekanto, Purnadi Purbacaraka, Aneka Cara Pembedaan Hukum, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1994, h.5 6 Yusuf Shofie, Pelaku Usaha, Konsumen dan Tindak Pidana Korporasi, cet.1 Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002, h.25 2. Asas keadilan dimaksudkan agar partisipasi seluruh rakyat dapat diwujudkan secara maksimal dan memberikan kesempatan kepada konsumen dan pelaku usaha untuk memperoleh haknya dan melaksanakan kewajibannya secara adil. 3. Asas keseimbangan dimaksudkan untuk memberikan keseimbangan antara kepentingan konsumen, pelaku usaha dan pemerintah dalam arti materiil ataupun spiritual. 4. Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang danatau jasa yang dikonsumsi atau digunakan. 5. Asas kepastian hukum 7 dimaksudkan agar baik pelaku usaha maupun konsumen menaati hukum dan memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen, serta negara menjamin kepastian hukum. Selain merumuskan asas dalam Perlindungan Konsumen, Undang-undang Perlindungan Konsumen juga merumuskan tujuan Perlindungan Konsumen yang terdapat pada pasal 3 Undang-undang Perlindungan Konsumen, yaitu; 1. Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk melindungi diri; 7 Perjanjian sebagai figur hukum harus mengandung kepastian hukum. Kepastian ini terungkap dari kekuatan mengikatnya perjanjian, yaitu sebagai undang-undang bagi yang membuatnya. Salim H.S, Hukum Kontrak Teori Teknik Penyusunan Kontrak Jakarta:Sinar Grafika,2013, h.14 2. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari ekses negatif pemakaian barang danatau jasa; 3. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen; 4. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi; 5. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam berusaha; 6. Meningkatkan kualitas barang danatau jasa yang menjamin kelangsungan usaha produksi barang danatau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan keselamatan konsumen:

C. Hak dan Kewajiban Konsumen dan Pelaku Usaha