Zat ekstraktif Kadar Ekstraktif dan Kadar mineral TKS

21 Gambar 3 Histogram komponen kimia tandan kosong sawit

4.3 Kadar Ekstraktif dan Kadar mineral TKS

4.3.1 Zat ekstraktif

Zat ekstraktif merupakan komponen kayu yang tidak termasuk dalam komponen kayu struktural penyusun dinding sel kayu. Zat ekstraktif diperoleh dari ekstraksi kayu menggunakan pelarut organik dan pelarut non organik. Hasil pengujian zat ekstraktif setelah perendaman maupun zat ekstraktif tanpa perlakuan disajikan dalam Tabel 6. Tabel 6 Kelarutan zat ekstraktif TKS hasil perendaman No Parameter Satuan Tanpa Perendaman Perendaman N-hexana 1 Kelarutan zat ekstraktif dalam air dingin 11,06 11,94 2 Kelarutan zat ekstraktif dalam air panas 11,46 11,10 3 Kelarutan zat ekstraktif dalam etanol-benzena 14,96 15,21 4 Kelarutan zat ekstraktif dalam NaOH 1 24,65 23,30 10 20 30 40 Tanpa rendam Rendam n-hexane K an d u n gan K im ia T K S Perlakuan Selulosa Hemiselulosa Lignin 22 Gambar 4 Histogram kelarutan zat ekstraktif tandan kosong sawit Berdasarkan data pada Tabel 6 terlihat bahwa TKS setelah direndam n- hexana mempunyai persentase kelarutan yang lebih tinggi pada kelarutan zat ekstraktif dalam air dingin dan dalam etanol-benzena, hal ini karena senyawa non- polar sudah dilarutkan oleh n-hexane terlebih dahulu. Partikel TKS setelah direndam n-hexana cenderung memiliki senyawa yang sifatnya semi-polar dan polar. Oleh karena itu air dingin, etanol-benzena akan lebih spesifik melarutkan senyawa semi-polar dan polar tanpa dihambat senyawa non-polar. Sehingga pada partikel setelah direndam, senyawa yang semi polar dan polar jadi lebih mudah larut dalam air dingin dan etanol benzena. Kelarutan partikel dalam air panas setelah perendaman n-hexana memilki nilai yang tidak berbeda dibandingkan kelarutan partikel TKS tanpa perendaman, Hal ini diduga karena senyawa polar yang terkandung dalam partikel setelah perendaman n-hexana dan sebelum perlakuan tidak berubah karena n-hexana hanya melarutkan senyawa non-polar. Kelarutan dalam NaOH 1 dapat memberikan gambaran adanya kerusakan komponen kimia dinding sel yang disebabkan oleh serangan jamur pelapuk atau terdegradasi oleh cahaya dan panas. Jadi semakin tinggi kelarutan dalam NaOH 1 maka tingkat kerusakan kayu juga meningkat. Kelarutan NaOH 1 terendah terdapat pada partikel TKS tanpa perendaman. Setelah di rendam dengan N-hexana kelarutan NaOH 1 menjadi lebih tinggi hal ini berarti tingkat kerusakan kayu akan menurun setelah perendaman n-hexana. 5 10 15 20 25 30 Tanpa rendam Rendam n-hexane K el ar u tan E k st rak tif Perlakuan Kelarutan dalam air dingin kelarutan dalam air panas kelarutan dalam NaoH 1 kelarutan dalam etanol-benzena 23

4.3.2 Kadar abu