ASAL USUL KELAPA SAWIT .2 Pembagian varietas berdasarkan warna kulit buah MINYAK KELAPA SAWIT

Pascal Bar Atm mmH 2 O mmHg psi 1 10 -5 9,8692.10 - 6 1,0197.10 - 1 7,5006.10 -3 1,4504.10 -4 10 5 1 9,8692.10 - 1 1,0197.10 4 7,5006.10 2 1,4504.10 9,8006.10 4 9,8006.10 - 1 9,6782.10 - 1 10 4 7,3555.10 2 1,4224.10 1,0133.10 5 1,0133 1 1,0332.10 4 7,6.10 2 1,4697.10 9,8074 9,8074.10 - 5 9,6787.10 - 5 1 7,3558.10 2 1,4225.10 -3 1,3333.10 2 1,3333.10 - 3 1,3158.10 - 3 1,3595.10 1 1,9339.10 -2 0,6894.10 4 0,6894.10 - 1 0,6804.10 - 1 7,0298.10 2 5,1079.10 1 Tabel 2.1 Satuan-satuan tekanan

II.2 ASAL USUL KELAPA SAWIT

Bedasarkan bukti-bukti yang ada, kelapa sawit diperkirakan berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Namun ada pula yang menyatakan bahwa tanaman tersebut berasal dari Amerika, yakni dari Brazilia. Zeven menyatakan bahwa tanaman kelapa sawit berasal dari daratan tersier, yang merupakan daratan penghubung yang terletak diantara Afrika dan Amerika. Kedua daratan ini kemudian terpisah oleh lautan Universitas Sumatera Utara menjadi benua Afrika dan Amerika sehingga tempat asal komoditas kelapa sawit ini tidak lagi dipermasalahkan orang. Kelapa sawit Elaeis guineesis saat ini telah berkembang pesat di Asian Tenggara, khususnya Indonesia dan Malaysia, dan justru bukan di Afrika Barat atau Amerika yang dianggap sebagai daerah asal usulnya. Masuknya bibit kelapa sawit ke Indonesia pada tahun 1948.

II.3 VARIETAS KELAPA SAWIT

Ada beberapa varietas tanaman kelapa sawit yang telah dikenal. Varietas- varietas itu dapat dibedakan berdasarkan tebal tempurung dan daging buah atau berdasarkan warna kulit buahnya. Selain varietas-varietas tersebut, ternyata dikenal juga beberapa varietas unggul yang mempunyai beberapa keistimewaan, antara lain mampu menghasilkan produksi yang lebih baik dibandingkan dengan varietas lain.

II.3.1 Pembagian varietas berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah

Berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah, dikenal lima varietas kelapa sawit, yaitu :

1. Dura

Tempurung cukup tebal antara 2 mm – 8 mm dan tidak terdapat lingkaran sabut pada bagian luar tempurung. Daging buah relatif tipis dengan persentasi daging buah terhadap buah bervariasi antara 35 – 50 . Kernel daging biji biasanya besar dengan kandungan minyak yang rendah. Universitas Sumatera Utara Dari empat pohon induk yang tumbuh di Kebun Raya Bogor, varietas ini kemudian menyebar ketempat lain, antara lain ke Negara Timur Jauh. Dalam persilangan, varietas Dura dipakai sebagai pohon induk betina.

2. Psifera

Ketebalan tempurung sangat tipis, bahkan hampir tidak ada, tetapi daging buahnya tebal. Persentasi daging buah terhadap buah cukup tinggi, sedangkan daging biji sangat tipis. Jenis psifera tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengan jenis yang lain . Varietas ini dikenal sebagai tanaman betina yang steril sebab bunga betina gugur pada fase dini. Oleh sebab itu, dalam persilangan dipakai sebagai pohon induk jantan. Penyerbukan silang antara Psifera dengan Dura akan menghasilkan varietas Tenera.

3. Tenera

Varietas ini mempunyai sifat-sifat yang berasal dari kedua induknya, yaitu Dura dan Psifera. Varietas inilah yang banyak ditanam di perkebunan-perkebunan saat ini. Tempurung sudah menipis, ketebalanya berkisar antara 0,5 mm – 4 mm, dan terdapat lingkaran serabut di sekelilingnya. Persentasi daging buah terhadap buah tinggi, antara 60 – 96 . Tandan buah yang dihasilkan oleh Tenera lebih banyak dari pada Dura, tetapi ukuran tandannya relatif lebih kecil.

4. Diwikka – wakka

Varietas ini mempunyai ciri khas dengan adanya dua lapisan daging buah. Diwikka-wakka dapat dibedakan menjadi diwikka-wakkapisifera, diwikka- wakkadura, diwikka-wakkatenera. Dua varietas kelapa sawit yang disebutkan terakhir ini jarang dijumpai dan kurang begitu dikenal di Indonesia. Universitas Sumatera Utara Perbedaan ketebalan daging buah kelapa sawit meyebabkan perbedaan persentasi atau rendemen minyak yang dikandungnya. Rendemen minyak tertinggi terdapat pada variretas Tenera yaitu sekitar 22 – 24 , sedangkan pada varietas Dura antara 16 – 18 . Jenis kelapa sawit yang diusahakan tentu saja yang mengandung rendemen minyak tinggi sebab minyak sawit merupakan hasil olahan yang utama. Sehingga tidak mengherankan jika lebih banyak perkebunan yang menanam kelapa sawit dari varietas Tenera.dapat dilihat seperti Gambar 2.1. a. Dura b. Pisifera c. Tenera Gambar 2.1. Jenis tanaman sebagai basis program-program pemulihan Dura, Pisifera, dan Tenera

II.3 .2 Pembagian varietas berdasarkan warna kulit buah

Ada tiga varietas kelapa sawit yang terkenal berdasarkan perbedaan warna kulitnya. Varietas-varietas tersebut adalah :

1. Nigrescens

Buah berwarna ungu sampai hitam pada waktu muda dan berubah menjadi jingga kehitam-hitaman pada waktu masak. Varietas ini banyak ditanam di perkebunan. Universitas Sumatera Utara

2. Virescens

Pada waktu muda buahnya berwarna hijau dan ketika masak warna buah berubah menjadi jingga kemerahan, tetapi ujungnya tetap kehijauan. Varietas ini jarang dijumpai di lapangan.

3. Albescens

Pada waktu muda buah berwarna keputih-putihan, sedangkan setelah masak menjadi kekuning-kuningan dan ujungnya berwarna ungu kehitaman. Varietas ini juga jarang.

II.4 MINYAK KELAPA SAWIT

Sebagai minyak atau lemak, minyak sawit adalah suatu trigliserida, yaitu senyawa gliserol dengan asam lemak. Sesuai dengan bentuk bangun rantai asam lemaknya, minyak sawit temasuk golongan minyak asam oleat-linoeat. Minyak sawit berwarna merah jingga karena kandungan karotenoida, berkonsistensi setengah padat pada suhu kamar kosistensi dan titik lebur banyak ditentukan oleh kadar ALB-nya, dan dalam keadaan segar dan kadar asam lemak bebas yang rendah, bau dan rasanya cukup enak. Titik lebur minyak sawit tergantung pada kadar ALB-nya, atau lebih tepat lagi pada kadar digliseridanya. Pada kadar ALB 7 terdapat titik lebur terendah karena terbentuk formasi eutestik antara digliserida dan trigliserida. Universitas Sumatera Utara Minyak sawit terdiri atas berbagai trigliserida dengan rantai asam lemak yang berbeda-beda. Panjang rantai adalah antara 14-20 atom Universitas Sumatera Utara karbon. Dengan demikian sifat minyak sawit ditentukan oleh perbandingan dan kompisisi trigliserida tersebut.

II.5. METODE PEREBUSAN DAN KEBUTUHAN UAP