Definisi Istilah Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Di dalam bab ini penulis akan membahas definisi istilah, populasi penelitian, sampel penelitian, metoda penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik pengolahan data.

A. Definisi Istilah

Untuk menghindari kesimpangsiuran dan salah pengertian terhadap istilah yang terdapat dalam judul, maka terlebih dahulu peneliti akan mencoba menjelaskan pengertian serta maksud yang terdapat dalam judul tersebut, sehingga diharapkan akan terdapat keseragaman landasan berfikir antara peneliti dengan pembaca. Hal ini sebagaimana yang dinyatakan oleh Komaruddin 1998:57, bahwa: Umumnya di dalam suatu ilmu sosial terdapat istilah-istilah yang berlainan untuk menunjukkan isi atau maksud yang sama. Objeknya sama tetapi istilah atau nama untuk objek itu berbeda-beda. Dan sebaliknya terdapat istilah yang sama tetapi untuk maksud berbeda. Sesuai judul yang ada, maka pengertian dari masing-masing bagiannya adalah sebagai berikut: 1. Pengaruh Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari suatu orang atau benda yang dapat atau ikut membentuk suatu watak atau tindakan seseorang 2. Kepemimpinan Transformasional Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Pemimpin transformasional adalah pemimpin yang banyak memberikan perhatrian kepada bawahannya untuk bekerja lebih baik dengan cara menasehati, memberikan rangsangan atau stimulus kepada bawahannya, dengan demikian para bawahan mempunyai motivasi yang tinggi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. 3. Budaya Sekolah Budaya sekolah merupakan nilai atau norma yang ada, mengandung penuh makna yang mengatur kehidupan bermasyarakat di lingkungan sekolah.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi penelitian adalah keseluruhan sumber data atau objek penelitian, dimana data diperoleh dan untuk ruang lingkup hasil penelitian diberlakukan. Sugiyono 2000: 57 mengemukakan bahwa populasi adalah: “wilayah generalisasi yang terdiri atas objeksubjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Oleh karena itu, sesuai dengan masalah, maka yang dijadikan populasi sebagai sumber data adalah guru-guru dilingkungan Sekolah Menengah Atas Negeri Di Lingkungan Dinas Pendidikan Kab.Bandung. Namun dikarenakan keterbatasan waktu dan materi maka hanya empat sekolah yang merupakan populasi penelitian. Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tabel 3.1 Populasi Sekolah No Nama Sekolah Jumlah Guru 1 SMAN 1 Soreang 76 2 SMAN 1 Margahayu 81 3 SMAN 1 Katapang 56 4 SMAN 1 Margaasih 60 TOTAL 273

2. Sampel

Di dalam penelitian ini, peneliti menganggap bahwa sampel penelitian memiliki karakteristik yang sama atau homogen sehingga peneliti menggunakan teknik pengambilan secara acak simple random sampling yang menurut Sugiyono 2003: 93, yaitu: Cara pengambilan sampel dari semua anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Sedangkan penentuan jumlah sampel penelitian mengacu pada rumus yang dikemukakan oleh Yamane yang dikutip oleh Jalaluddin Rakhmat 1993: 82 yaitu tertera pada halaman berikutnya. Rumus penentuan jumlah sampel penelitian: n = Dimana: n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi d = Presisi 1 = Angka Konstan Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu n = = 73, 19 = 73 Maka dari itu sampel dari setiap sekolah adalah dirumuskan dalam tabel berikut: Tabel 3.1 Perhitungan Sampel Nama Sekolah Perhitungan Sampel Jumlah Sampel SMAN 1 Soreang 20 SMAN 1 Margahayu 22 SMAN 1 Katapang 15 SMAN 1 Margaasih 16

C. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara atau langkah-langkah yang dipergunakan sebagai alat bantu untuk mengumpulkan, menyusun dan menganalisis data serta menginterpretasikan arti data yang diteliti menjadi suatu kesimpulan dalam mencapai tujuan yang diharapkan dalam suatu penelitian. Winarno Surakhmad 1985: 131 mengemukakan bahwa: “Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa, dengan menggunakan teknik serta alat- alat tertentu”. Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang ditunjang oleh studi kepustakaan. a. Metode Deskriptif Metode deskriptif adalah suatu metode yang dipergunakan dalam penelitian sebagai upaya untuk memecahkan permasalahan yang terjadi pada masa sekarang. Seperti yang dikemukakan oleh Moh. Nazir 1985: 63 yaitu: Suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dan tujuan dari metode deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Selanjutnya Winarno Surakhmad 1985: 139-140 mengemukakan ciri-ciri metode deskriptif sebagai berikut: 1 Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarangpada masalah-masalah yang aktual. 2 Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa. Oleh karenanya metode ini sering disebut metode analisa. b. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan merupakan suatu cara untuk memperoleh informasi atau keterangan melalui penelaahan terhadap berbagai sumber Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu tertulis yang relevan dengan masalah yang diteliti. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Winarno Surakhmad 1985: 61 bahwa: Penyelidikan bibliografis tidak dapat diabaikan sebab disinilah penyelidik berusaha menemukan keterangan mengenai segala sesuatu yang relevan dengan masalahnya, yakni teori yang dipakainya, pendapat para ahli mengenai aspek-aspek itu, penyelidikan yang sedang berjalan atau masalah-masalah yang disarankan oleh para ahli. Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa studi kepustakaan akan menjadi dasar bagi peneliti untuk mengembangkan, mengarahkan penelitiannya serta memperkuat kerangka berpikir peneliti yang pada akhirnya dapat mengambil kesimpulan dari masalah yang diteliti. 2. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh data dalam usaha pemecahan masalah penelitian. Di dalam pengumpulan data diperlukan teknik-teknik tertentu sehingga data yang diharapkan dapat terkumpul dan benar-benar relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan.

a. Penentuan Alat Pengumpul Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan, dibutuhkan alat pengumpul data yang sesuai dengan karakteristik sumber data yang bersangkutan. Secara umum teknik pengumpulan data dikelompokkan menjadi dua, yaitu teknik secara langsung dan teknik tidak langsung. Berdasarkan permasalahan pada penelitian dan metode yang digunakan, maka penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data secara tidak Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu langsung, yaitu dengan menggunakan kuesioner angket. Angket adalah salah satu teknik penelitian yang dilakukan secara tertulis yang bertujuan untuk memperoleh informasi tentang fakta yang diketahui oleh subjek penelitian tentang masalah yang sedang diteliti. Bentuk angket yang disebarkan berupa angket berstruktur yang sering disebut angket tertutup, dimana setiap pernyataan disertai dengan alternatif jawaban. Responden hanya melakukan pilihan terhadap alternatif jawaban yang sesuai dengan memberikan tanda checklist v pada kolom yang telah disediakan. Hal ini sesuai dengan penyataan Sanafiah Faisal 1982: 178 bahwa: Angket yang menghendaki jawaban yang pendek atau jawaban yang diberikan dengan membubuhkan tanda tertentu, disebut angket tertutup. Angket demikian biasanya meminta jawaban dengan pola ya atau tidak, jawaban singkat dan jawaban yang membubuhkan tanda chek v pada item yang termuat pada alternatif jawaban. Adapun alasan penulis menggunakan angket tertutup adalah: 1 Memberikan kemudahan pada responden dalam memberikan jawaban pada alternatif jawaban yang penulis sajikan. 2 Angket tertutup dapat menghimpun data dalam waktu singkat. 3 Responden akan lebih leluasa dan bebas dalam memberikan jawaban. 4 Memudahkan peneliti dalam menganalisisnya terhadap jawaban- jawaban yang telah diperoleh. 5 Pengumpulan data akan lebih efisien ditinjau dari segi tenaga, biaya dan waktu.

b. Penyusunan Alat Pengumpul Data

Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun angket adalah: 1. Menentukan variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu Kepemimpinan Transformasional untuk variabel X dan Budaya Sekolah untuk variabel Y. 2. Menentukan indikator dari setiap variabel. 3. Variabel X Kepemimpinan Transformasional, dengan indikator tertera pada halaman berikutnya. Indikator variabel X: a Kharismatik b Inspiratif c Rangsangan Intelektual d Kepekaan Individual Variabel Y Prestasi Belajar, dengan indikator: a Nilai b Norma c Kebiasaan 4. Menyusun kisi-kisi angket

5. Menyusun pernyataan dari masing-masing variabel disertai

alternatif jawabannya 6. Penulis menetapkan skor dari masing-masing jawaban angket baik variable x maupun variabel y. Penulis membuat skor alternatif jawaban dengan skala likert dengan 4 option yaitu: Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tabel 3.3 Kriteria Pengukuran Alternatif Jawaban Untuk Variabel X dan Y Alternatif Jawaban BobotSkor Selalu 4 Sering 3 Jarang 2 Tidak Pernah 1

c. Uji Coba Angket

Sebelum pengumpulan data yang sebenarnya dilakukan, angket yang akan digunakan terlebih dahulu diujicobakan terhadap responden yang sama dengan responden yang telah ditentukan untuk sumber data penelitian atau responden lain yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden yang sebenarnya. Hal ini penting dilakukan untuk dapat mengetahui kekurangan-kekurangan yang mungkin terjadi dalam hal redaksi, alternatif jawaban yang tersedia maupun dalam pernyataan dan jawaban angket. Pernyataan ini sejalan dengan pendapat Sanafiah Faisal 1982: 38 yaitu: Setelah angket disusun, lazimnya tidak langsung disebarkan untuk penggunaan sesungguhnya tidak langsung dipakai dalam pengumpulan data yang sebenarnya. Sebelum pemakaian yang sesungguhnya sangatlah mutlak diperlukan uji coba terhadap isi maupun bahasa angket yang telah disusun. Setelah data uji coba angket terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis statistik dengan tujuan untuk menguji validitas dan reliabilitas. 1 Uji Validitas Instrumen Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Uji validitas bertujuan untuk menguji valid tidaknya item- item instrumen penelitian dan untuk mengetahui apakah instrumen suda benar-benar mengukur apa yang seharusnya di ukur atau belum. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono 2003: 97 yaitu: “Suatu instrument dikatakan valid jika instrumen itu digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur”. Perhitungan untuk menguji validitas instrumen ini menggunakan metode uji validitas per item analisis item, yaitu dengan cara mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah skor tiap butir. Bila korelasi tiap butir tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas maka instrumen tersebut memiliki validitas yang baik. Sugiyono 2003: 143 mengemukakan bahwa “Bila harga korelasi di bawah 0,3, maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang”. Uji validitas ini menggunakan rumus Pearson Product Moment: Keterangan: N = Jumlah Responden ΣXY = Jumlah perkalian X dan Y ΣX = Jumlah skor tiap butir Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ΣY = Jumlah skor total Σ X 2 = Jumlah skor X dikuadratkan Σ Y 2 = Jumlah skor Y dikuadratkan Dalam menentukan valid tidaknya butir item, didasarkan pada uji coba hipotesa dengan kriteria sebagai berikut: a Jika r hitung positif, dan r hitung r tabel , maka butir soal valid. b Jika r hitung negatif, dan r hitung r tabel , maka butir soal tidak valid. Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Variabel X Kepemimpinan Transformasional No Item Nilai Koefisien R Tabel Keterangan 1 0,825 0,468 V 2 0,475 0,468 V 3 0,534 0,468 V 4 0,587 0,468 V 5 0,793 0,468 V 6 0,469 0,468 V 7 0,633 0,468 V 8 0,470 0,468 V 9 0,833 0,468 V 10 0,495 0,468 V 11 0,621 0,468 V 12 0,721 0,468 V 13 0,634 0,468 V 14 0,728 0,468 V 15 0,350 0,468 T 16 0,631 0,468 V 17 0,653 0,468 V 18 0,486 0,468 V 19 0,306 0,468 T 20 0,471 0,468 V 21 0,643 0,468 V Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 22 0,690 0,468 V 23 0,578 0,468 V 24 0,583 0,468 V 25 0,016 0,468 T Selanjutnya no. 15, 19, dan 25 dibuang. Sedangkan hasil perhitungan variabel Y mengenai budaya sekolah dengan menggunakan rumus yang sama seperti diatas dengan 25 item dan dapat diperoleh hasil sebagai berikut Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Variabel Y Budaya Sekolah No Item Nilai Koefisien R Tabel Keterangan 1 0,654 0,468 V 2 0,507 0,468 V 3 0,531 0,468 V 4 0,573 0,468 V 5 0,588 0,468 V 6 0,113 0,468 T 7 0,709 0,468 V 8 0,629 0,468 V 9 0,475 0,468 V 10 0,667 0,468 V 11 0,532 0,468 V 12 0,717 0,468 V 13 0,759 0,468 V 14 0,470 0,468 V 15 0,550 0,468 V 16 0,831 0,468 V 17 0,594 0,468 V 18 0,527 0,468 V 19 0,673 0,468 V 20 0,782 0,468 V 21 0,679 0,468 V 22 0,596 0,468 V Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 23 0,365 0,468 T 24 0,480 0,468 V 25 0,410 0,468 T Selanjutnya no. 6, 23 dan 25 dibuang. 2 Uji Reliabilitas Instrumen Hitungan Reliabilitas mengarah pada satu pengertian adanya keajegan instrumen pengumpul data, sedangkan uji reliabilitas ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keajegan atau ketetapan setiap item yang digunakan. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono 2003:97 yang mengemukakan bahwa: “Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”. Sedangkan Suharsimi Arikunto 1998: 168 menyatakan bahwa: Instrumen yang reliabel, yaitu instrumen yang menghasilkan data yang benar, data yang bisa dipercaya, berapa kalipun instrument tersebut diambil, maka hasilnya akan menunjukkan tingkat keterandalan tertentu. Untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik belah dua split half methods terhadap instrument yang disusun. Adapun maksud belah kesatu bernomor ganjil dan belah kedua bernomor genap. Kemudian keduanya dikorelasikan dengan menggunakan korelasi Rank Spearman dalam Furqon 2004:112 Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Di mana: r xy = koefisien korelasi 6 1 = Bilangan Konstan D 2 = Selisih beda antara beda peringkat X dan Y n = Jumlah sample Kemudian, uji reabilitas dengan kriteria terima H0 jika thitung dari ttabel dengan dk = n-2 pada tingkat kepercayaan 95. Berdasarkan hasil perhitungan reabilitas masing-masing adalah sebagai berikut: a. Reabilitas Variabel X Tabel 3.6 Perhitungan Reabilitas Variabel X No Genap x Ganjil y D D2 1 40 40 2 44 42 2 4 3 36 34 2 4 4 45 42 3 9 5 37 43 -6 36 6 48 44 4 16 7 41 36 5 25 8 37 44 -7 49 9 41 45 -4 16 10 44 44 11 27 38 -11 121 12 41 47 -6 36 Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 13 44 46 -2 4 14 41 45 -4 16 15 41 45 -4 16 16 47 42 5 25 17 31 26 5 25 18 32 30 2 4 19 42 38 4 16 20 45 42 3 9 Total 431 Menguji signifikansi koefisien korelasi r i melalui uji independen antara kedua variabel dengan menggunakan rumus: Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung = 3,89, sedangkan t tabel dengan tingkat kepercayaan 95 dengan dk = n-2 18 adalah 1,734, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen variabel x reliabel b. Reabilitas Variabel Y Tabel 3.7 Perhitungan Reabilitas Variabel X no Ganjil x Genap y D D2 1 43 40 3 9 2 42 42 3 43 42 1 1 4 39 40 -1 1 5 44 48 -4 16 6 41 40 1 1 7 39 41 -2 4 8 40 41 -1 1 9 43 40 3 9 10 46 43 3 9 11 37 30 7 49 12 48 42 6 36 13 39 39 14 39 42 -3 9 15 27 34 -7 49 16 46 45 1 1 17 28 25 3 9 18 44 45 -1 1 19 44 45 -1 1 20 44 45 -1 1 Total 207 Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Menguji signifikansi koefisien korelasi r i melalui uji independen antara kedua variabel dengan menggunakan rumus: Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung = 6,671, sedangkan t tabel dengan tingkat kepercayaan 95 dengan dk = n-2 18 adalah 1,734, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen variabel y reliabel

D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Data yang terkumpul tidak akan memberikan banyak arti jika data tersebut disajikan dalam bentuk data mentah, tidak diolah dan dianalisis. Oleh karena itu, maka pengolahan dan analisis data merupakan kegiatan yang sangat penting dalam penelitian untuk memperoleh kesimpulan atas generalisasi tentang masalah yang diteliti, sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh Mohamad Ali 1995:151 bahwa: Pengolahan dan analisis data merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam kegiatan penelitian, terutama bila diinginkan Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu generalisasi, pengujian hipotesis atau kesimpulan tentang berbagai masalah yang diteliti. Adapun langkah-langkah pengolahan dan analisis data penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menyeleksi data, yaitu dengan memeriksa jawaban responden berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. 2. Menentukan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap item variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian yang telah ditentukan, setelah itu baru menentukan skornya. 3. Mengukur kecenderungan umum skor responden x dari variabel dengan rumus Weighted Means Score WMS, yaitu: Ket: X = rata-rata skor responden X = jumlah skor dari setiap alternatif jawaban responden N = jumlah responden 4. mencocokan rata-rata dengan tabel konsultasi hasil perhitungan WMS sebagai berikut: N X X  Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tabel 3.8 Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS Rentang Nilai Kriteria Penafsiran Variabel X Variabel Y 4,01 – 5,00 Sangat baik Selalu Selalu 3,01 – 4,00 Baik Sering Sering 2,01 – 3,00 Kurang Baik Jarang Jarang 1,01 – 2,00 Sangat Kurang Baik Tidak Pernah Tidak Pernah 2. Uji normalitas distribusi untuk mengetahui dan menentukan apakah pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis parametrik atau non-parametrik. Untuk perhitungan uji normalitas data dilakukan dengan bantuan program Ms. Office Excel 2007. Rumus yang digunakan adalah rumus Chi-Kuadrat X² sebagai berikut: Ket: χ ² = Kuadrat chi yang dicari Fo = Frekuensi hasil penelitian Fh = Frekuensi yang diharapkan Langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut: a. Membuat tabel distribusi frekuensi b. Membuat batas bawah kiri interval dan batas atas skor kanan interval c. Mencari Z untuk batas kelas dengan rumus: Ket: χ ²=       k i Fh Fh Fo 1 Z = SD X BK  Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BK = Skor batas kelas distribusi X = Rata-rata untuk distribusi SD = Standar Deviasi d. Mencari luas O − Z dari daftar F e. Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mencari selisih luas O − Z kelas interval yang berdekatan f. Mencari Fh frekuensi yang diharapkan dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan N jumlah responden g. Mencari Fo frekuensi hasil penelitian dengan cara melihat jumlah setiap kelas interval pada tabel distribusi frekuensi h. Mencari chi kuadrat dengan cara menjumlahkan hasil perhitungan i. Menentukan keberartian chi kuadrat dengan membandingkan nilai persentil untuk distribusi chi kuadrat. 3. Menghitung skor mentah menjadi skor baku dengan rumus: Ket: Xi = Data skor dari setiap responden X = Rata-rata s = Simpangan baku Adapun langkah-langkahnya untuk menggunakan rumus di atas, sebagai berikut: 1 Menentukan terlebih dahulu skor tertinggi dan skor terendah.   s X Xi Ti    10 50 Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2 Menentukan rentang R, yaitu skor tertinggi ST dikurangi skor terendah SR, dengan rumus: R = ST - SR 3 Menentukan banyaknya kelas interval, yaitu: BK = 1 + 3,3 log n 4 Menentukan panjang kelas interval yaitu rentang dibagi dengan banyaknya kelas P = RBK 5 Mencari rata-rata Mean, dengan rumus: n fXi x   6 Mencari simpangan bakustandar deviasi, dengan rumus:   1 . . 2 2      n n fiXi fiXi n s 4. Menguji Hipotesis Penelitian Setelah selesai tahap pengolahan data, kemudian dilanjutkan dengan menguji hipotesis penelitian dalam rangka menganalisis data yang sesuai dengan permasalahan yang ada dalam penelitian. Adapun hal-hal yang akan dianalisis berdasarkan hubungan antar variabel tersebut, yaitu. Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1 Analisis Korelasi a. Untuk perhitungan koefisien korelasi dipergunakan rumus Pearson Product Moment sebagai berikut:      2 2 2 2            y y n x x n y x xy n r xy Sebagai bahan untuk interpretasi atas hasil pengujian korelasi, maka ditentukan tolok ukur sebagai berikut. Tabel 3.9 Tolok Ukur Korelasi Sugiyono 2009: 321 b. Sedangkan untuk menguji signifikansi dengan menggunakan rumus: 2 1 2 r n r t    Harga t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel, dengan dk = n-2 dan pada tingkat signifikansi tertentu. Jika t hitung dari t tabel maka terdapat hubungan yang signifikan antara Variabel X dengan Variabel Y, dan sebaliknya. Kategori korelasi Kriteria 0,00 − 0,199 Sangat rendah 0,20 − 0,399 Rendah 0,40 − 0,599 Sedang 0,60 − 0,799 Kuat 0,80 − 0,1000 Sangat kuat Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu c. Koefisien determinasi Koefisien determinasi dipergunakan dengan maksud untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel X terhadap variabel Y. Untuk mengujinya dipergunakan rumus: KD = r² x 100 Ket: KD = Koefisien determinasi r² = Kuadrat koefisien d. Analisis Regresi Analisis regresi dilakukan untuk mencari seberapa besar hubungan fungsional antara variabel X Kompensasi dengan variabel Y Prestasi Kerja Pegawai. Rumus yang digunakan adalah: bx a Y    Ket:  Y = Harga-harga variabel Y yang diramalkan a = Harga garis regresi, yaitu apabila X = 0 b = Koefisien regresi, yaitu besarnya perubahan yang terjadi pada Y, jika satu unit berubah pada X X = Harga-harga pada variabel X Untuk mencari harga a dan b digunakan rumus: Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu            2 2 2 . .          X X n Y X X Y a          2 2 .         X X n Y X Y X n b Dengan menggunakan metodologi penelitian yang telah di kemukakan di atas, diharapkan dapat membantu peneliti dalam memecahkan permasalahan-permasalahan yang ada dalam penelitian. Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dalam bab ini penulis mencoba menyimpulkan hasil-hasil penelitian yang diperoleh dari pengolahan data dan angka-angka statistik. Dalam pengambilan keputusan, tidak terlepas dari teori yang ada sehingga tidak terjadi kesalahan. Selanjutnya penulis juga mencoba mengungkapkan saran-saran yang diajukan kepada Kepala Sekolah, guru-guru dan untuk penelitian lebih lanjut, sebagai bahan masukan dalam mengembangkan penelitian pendidikan.

A. Kesimpulan

Hasil dari pengolahan data diperoleh kumpulan rata-rata keseluruhan berdasarkan tabel konsultasi perhitungan WMS berarti bahwa perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah masuk dalam kategori baik yang berarti bahwa kepala sekolah memiliki perilaku yang dapat membuat personel sekolah memiliki rasa hormat terhadap kepala sekolah. Kepala sekolah selalu memberikan motivasi terhadap para pesonel sekolah untuk selalu meningkatkan kinerja dan profesionalitas kerja. Hasil dari pengolahan data diperoleh kumpulan rata-rata keseluruhan item berdasarkan tabel konsultasi perhitungan WMS berarti bahwa secara keseluruhan budaya sekolah dikategorikan baik. Para personil sekolah memiliki nilai, norma dan kebiasaan dalam kategori baik. Mentaati setiap peraturan yang diterapkan sekolah, menjunjung nilai, etika dan kebiasaan yang baik disekolah yang dapat dikembangkan menjadi lebih baik. Berdasarkan hasil perhitungan dengan melihat tolok ukur koefisien korelasi yang ditetapkan oleh Sugiyono, pengaruh variabel X terhadap Variabel Y berkategori

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Guru (Studi Kasus pada SMA PGII 1 Bandung)

1 45 120

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, BUDAYA SEKOLAH, DAN KINERJA GURU TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH DI SMA NEGERI KABUPATEN PRINGSEWU

2 30 105

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SMP NEGERI KECAMATAN AIR PUTIH KABUPATEN BATUBARA.

1 18 34

Pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap komitmen organisasi di sekolah menengah pertama negeri di kecamatan sukasari Kota bandung.

0 3 65

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP SEKOLAH EFEKTIF PADA SD NEGERI DI KECAMATAN PURWAKARTA.

1 5 69

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP SEKOLAH EFEKTIF PADA SMA DI KABUPATEN BANDUNG BARAT.

0 1 66

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SMA NEGERI DAN SWASTA DI KOTA BANDUNG.

0 1 57

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DI SMP NEGERI DAN SWASTA WILAYAH KOTA BANDUNG.

0 1 93

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP PRODUKTIVITAS SEKOLAH :Studi Deskriptif Analitik terhadap Persepsi Guru SMA Negeri SSN di Kota Bandung.

0 1 61

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI GURU, KOMPETENSI GURU DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SERTA IMPLIKASINYA PADA KOMPETENSI LULUSAN SMA NEGERI DI KOTA BANDUNG, KOTA CIMAHI, KABUPATEN BANDUNG, DAN KABUPATEN BANDUNG BAR

0 0 29