Persiapan Penelitian Teknik Pengumpulan Data

Nurfithriyani, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Quasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.6.1 Persiapan Penelitian

Kegiatan yang dilakukan dalam proses persiapan adalah: 1. Studi kepustakaan, dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang relevan. 2. Studi kurikulum, untuk memperoleh data mengenai tuntutan kurikulum yang harus dukuasai oleh siswa, kedalam dan keluasan materi, serta alokasi waktu yang diperlukan. 3. Studi pendahuluan dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data mengenai kondisi dilapangan yang mencangkup kondisi lokasi penelitian, perizinan, kondisi siswa, dan alat-alat bantu pembelajaran. 4. Menusun skenario dan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP 5. Menyiapkan model pembelajaran Cooperative Learning teknik NHT Numbered Heads Together 6. Melakukan uji coba instrumen Instrumen penelitian yang sudah disusun kemudian diujicobakan kepada objek diluar kelas eksperimen maupun kelas kontrol, yaitu siswa kelas X A1 SMK Pasundan 3 Bandung yang berjumlah 40 orang. Tujuan dari pengujian instrumen adalah untuk memastikan bahwa data yang diperoleh adalah data yang valid dan reliabel. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes vormatif sehingga peneliti harus menguji validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal. Nurfithriyani, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Quasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Uji Validitas Validitas ialah suatu alat evaluasi disebut valid absah atau sahih apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Oleh karena itu, keabsahannya tergantung pada sejauh mana ketepatan alat evaluasi itu dalam melaksanakan fungsinya. Dengan demikian suatu alat evaluasi disebut valid jika ia dapat mengevaluasi dengan tepat sesuatu yang dievaluasi itu. Untuk mengukur validitas soal digunakan rumus korelasi Product Moment, yaitu: ∑ ∑ ∑ √[ ∑ ∑ ] [ ∑ ∑ ] Keterangan : r xy = koefisien korelasi n = banyaknya responden ∑ = jumlah skor X ∑ = jumlah skor Y ∑ = jumlah hasil kali skor X dan Y setiap responden ∑ = kuadrat jumlah skor X ∑ = kuadrat jumlah skor Y Untuk menentukan valid atau tidaknya butir soal dilihat dari harga korelasi. Batas harga korelasi dianggap valid adalah 0,30. Sebagaimana yang diungkapkan Sugiyono 2007: 178 “bila harga korelasi di bawah 0,30, maka dapat Nurfithriyani, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Quasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu disimpulkan bahwa butir instrument tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang”. Pengukuran validitas soal bertujuan untuk melihat apakah semua item soal yang diujikan dapat mengukur apa yang harusnya diukur. Dalam penelitian ini untuk mengukur validitas tiap item soal menggunakan rumus koefisien korelasi Product Moment dengan angka kasar. b. Uji Reliabilitas Reliabilitas berhubungan dengan kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Adapun langkah-langkah dalam menguji reliabilitas instrumen soal menurut R, Sundayana 2010: 16 adalah sebagai berikut : 1. Menghitung koefisien reliabilitas soal bentuk pilihan ganda menggunakan Spearman Brown sebagai berikut: Keterangan : korelasi reliabilitas keseluruhan korelasi antar skor setiap belahan tes 2. Mencari r tabel dengan dan derajat kebebasan dk = N – 2 r tabel = dk = N – 2 Nurfithriyani, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Quasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Menentukan kriteria pengujian : Jika r hitung r tabel , maka data tersebut reliable Jika r hitung r tabel , maka data tersebut tidak reliabel c. Daya Pembeda Daya pembeda adalah kemampuan butir soal itu untuk membedakan antara testi siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Derajat daya pembeda suatu butir soal dinyatakan dengan Indeks Diskriminasi yang bernilai dari -1,00 sampai dengan 1,00. Rumus untuk menentukan daya pembeda adalah: B a B b A A P P J B J B D     Arikunto, 2009:213 Keterangan : J = Jumlah peserta tes J A = Banyaknya peserta kelompok atas J B = Banyaknya peserta kelompok bawah B A = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar B B = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar P A = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P B = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Nurfithriyani, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Quasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Adapun klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda yang banyak digunakan adalah: 0,00 – 0,20 = jelek 0,20 – 0,40 = cukup 0,40 – 0,70 = baik 0,70 – 1,00 = baik sekali d. Taraf Kesukaran Derajat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yang disebut indeks kesukaran Difficulty Index. Bilangan tersebut adalah bilangan real pada interval kontinum 0,00 sampai dengan 1,00. Soal dengan indeks kesukaran mendekati 0,00 berarti butir soal tersebut terlalu sukar, sebaliknya soal dengan indeks kesukaran 1,00 berarti soal tersebut terlalu mudah. Rumus untuk menentukan indeks kesukaran butir soal, yaitu: JS B P  Arikunto, 2009:208 Keterangan: P = Indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes Klasifikasi indeks kesukaran yang sering digunakan adalah: 30 , 10 ,   P = Sukar 70 , 30 ,   P = Sedang 00 , 1 70 ,   P = Mudah Nurfithriyani, 2013 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Quasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.6.2 Pelaksanaan Penelitian

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik stad dan teknik jigsaw: kuasi eksperimen di SMP attaqwa 06 Bekasi

0 4 76

Pengaruh penerapan model cooperative learning tipe stad terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep sistem koloid (quasi eksperimen di MAN 2 Kota Bogor)

4 38 126

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada pelajaran IPS kelas IV dalam materi sumber daya alam di MI Annuriyah Depok

0 21 128

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMK BINA WARGA BANDUNG.

1 15 43

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PROSEDUR ADMINISTRASI :Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Bina Warga Lemahabang Cireb

0 3 36

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PROSEDUR ADMINISTRASI : Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Bina Warga Lemahabang Cire

0 0 48

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR MENENTUKAN SISTEM KEARSIPAN DI KELAS X: Studi Quasi Eksperimen di SMK Negeri 1 Bandung.

3 12 46

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WARGA BANDUNG: Studi Kuasi Eksperimen Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together Dan T

0 0 37

Pengaruh Model Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Ditinjau Dari Motivasi Belajar FULL TEXT VIKA

0 0 144

PENELITIAN TINDAKAN KELAS SMK. docx

0 1 5