Analisis Rasio Keuangan Pembahasan

72 dalam membayar kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Sedangkan rasio lancar pada dua tahun periode sesudah melakukan linkage program yaitu 2013 dan 2014 menunjukkan kriteria yang kurang baik, hal ini menunjukkan bahwa koperasi BMT UMJ memiliki kekurangan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya setelah melakukan linkage program dengan BSM. b Cash Ratio Cash Ratio merupakan rasio yang membandingkan antara kas beserta setara kas dengan hutang lancar. Dan pada kurun waktu empat tahun, yaitu pada tahun 2011, 2012, 2013, dan 2014 analisis Cash Rasio pada koperasi BMT UMJ menghasilkan angka rasio berturut-turut sebesar 41,94, 27,19, 27,18, dan 18, 74. Sama halnya dengan dengan hasil analisis diatas, analisis Cash Ratio juga menghasilkan angka yang jauh dibawah standar, hal ini disebabkan karena pada analisis tersebut tidak melibatkan akun piutang. Sedangkan koperasi BMT UMJ ini bergerak dalam bidang simpan pinjam dimana sebagian besar aktivanya diperoleh dari hasil perputaran pinjaman yang diberikan koperasi pada nasabahnya. Analisis Cash Ratio ini menunjukkan bahwa kas dan setara kas yang dimiliki koperasi BMT UMJ tidak cukup likuid dalam membayar hutang lancarnya, keadaan ini sering disebut juga dengan istilah illikiud. 73 Kas yang terlalu sedikit dapat memperlambat kegiatan koperasi dan menghambat dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya, untuk itu pihak BMT senantiasa agar kas yang tersedia tetap banyak agar dapat memenuhi kewajibannya dengan cara mengerahkan bagian marketing untuk dapat menambah jumlah anggota yang masuk menjadi anggota baru serta menambah himpunan dana yang dititipkan pada pihak BMT, dengan begitu perputaran keuangan yang ada pada koperasi BMT UMJ akan sedikit teratasi. 2 Solvabilitas a Rasio Total Hutang terhadap Total Aktiva Total Debt To Total Assets Ratio Koperasi BMT UMJ dalam kurun waktu empat tahun yaitu pada tahun 2011, 2012, 2013, 2014 menghasilkan angka rasio Total Hutang terhadap Total Aktiva berturut-turut 39,34, 46,27, 77,34, dan 77,24 dimana keempat rasio tersebut menunjukkan kriteria baik pada dua tahun periode sebelum melakukan linkage program. Sedangkan pada dua tahun periode sesudahnya menunjukkan kriteria yang kurang baik, hal ini disebabkan karena total asset tidak mampu memberikan kontribusi yang cukup terhadap total hutang yang dimiliki BMT. Hasil ananlisis diatas menunjukkan bahwa kinerja keuangan BMT UMJ setelah melakukan 74 linkage program masih kurang solvable dalam memenuhi kewajiban- kewajibannya. b Rasio Hutang Jangka Panjang terhadap Modal Sendiri Long Term Debt to Equity Ratio Angka yang dihasilkan pada analisis rasio Hutang Jangka Panjang terhadap Modal Sendiri pada tahun 2011, 2012, 2013, dan 2014 menghasilkan angka rasio yang kurang baik, yaitu 85,53, 69,47, 77,61, dan 72,32. Hal tersebut menjelaskan bahwa modal sendiri yang dimiliki BMT kurang baik dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau bisa disebut juga dengan istilah insovabel. 3 Rentabilitas a Return Of Investment Rentabilitas Ekonomi BMT UMJ pada kurun waktu 4 tahun yaitu tahun 2011, 2012, 2013, dan 2014 pada analisis rasio rentabilitas ekonomi ROI menghasilkan angka rasio secara berturut-turut, yaitu 4,27 dengan kriteria cukup baik, 4,23 dengan kriteria cukup baik, 5,45 dengan kriteria cukup baik, dan 5,79 dengan kriteria cukup baik. Hal ini disebabkan karena BMT mampu menggunakan aktivanya secara produktif sehingga mampu menghasilkan SHU Sisa Hasil Usaha dengan baik, atau dengan kata lain BMT menunjukkan rentabilitas ekonomi yang cukup baik atau cukup rentabel. 75 b Return On Equity Rentabilitas Modal Sendiri Analisis rentabilitas ekonomi ROE pada BMT UMJ pada tahun 2011, 2012, 2013, dan 2014 menghasilkan angka rasio berturut-turut, yaitu 25,34 dengan kriteria sangat baik, 21,10 dengan kriteria sangat baik, 29,60 dengan kriteria sangat baik, 33,21 dengan kriteria sangat baik. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa modal yang dimiliki BMT UMJ cukup rentabel dalam menghasilkan Sisa Hasil Usaha yang maksimal. 76 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan uraian yang telah dibahas dan dijabarkan oleh penulis dalam skripsi ini, maka penulis dapat mengambil kesimpulan, yaitu sebagai berikut: 1. Analisis likuiditas pada BMT UMJ dilihat berdasarkan angka-angka rasio yang dihasilkan menunjukkan rasio lancar current ratio keuangan BMT UMJ masih lebih baik ketika sebelum melakukan linkage program. Begitu pula halnya dengan rasio kas cash ratio keuangan BMT UMJ menunjukkan hasil yang tidak baik karena masih jauh di bawah standar yang telah ditetapkan, sehingga BMT UMJ masih memiliki kekurangan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau dikenal dengan istilah illikuid. 2. Analisis solvabilitas pada BMT UMJ menunjukkan bahwa keuangan BMT juga masih kurang solvabel dalam memenuhi kewajiban-kewajiban utangnya. 3. Analisis rentabilitas menunjukkan bahwa koperasi BMT UMJ cukup rentabel dalam menghasilkan SHU yang maksimal. Hal ini dilihat dari angka-angka rasio yang dihasilkan telah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Dari perkembangan semua rasio keuangan tahun yang di analisis menggunakan rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas, menggambarkan bahwa sebenarnya kinerja keuangan BMT UMJ masih lebih baik sebelum melakukan linkage program daripada setelah melakukan linkage program. 77 Hal ini dikarenakan terlalu besarnya dana investasi yang masuk ke BMT UMJ dan kurang optimalnya BMT UMJ menggunakan dana tersebut membuat kurang sehatnya kinerja keuangan BMT UMJ. B. SARAN 1. Sehubungan dengan kerjasama antara Bank dengan LKM BMT dalam upaya pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah, diharapkan lembaga perbankan agar lebih memperhatikan usaha mikro dengan mengadakan program sejenis dalam meningkatkan dan mensejahterakan usaha mikro. 2. Lembaga perbankan beserta LKM BMT diharapkan memiliki inovasi produk dalam hal pembiayaan kepada usaha mikro. 3. Adanya pengawasan atau pendampingan dari Bank Syariah kepada LKM BMT yang menjalin linkage program agar tidak mengambil langkah- langkah yang membebani LKM BMT sehingga dapat menurunkan tingkat laba. 4. Kepada BMT agar mengutamakan untuk memberikan dana pembiayaan yang didapat ke sektor-sektor produktif ketimbang memberikan pinjaman untuk yang sifatnya konsumtif. 5. Kepada BMT agar lebih mengoptimalkan pembiayaan yang didapat dari Bank Syariah sehingga akan berdampak positif kepada BMT tersebut, dan akan meningkatkan tingkat kesehatan BMT itu sendiri. 6. Kepada BMT agar lebih mempertimbangkan kembali apabila ingin melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam hal pendanaan, jika dirasa 78 modal sendiri masih mampu menghasilkan keuntungan SHU yang baik bagi BMT, tidak harus BMT melakukan program kerjasama dengan pihak lain dalam hal pendanaan, kecuali BMT ingin mengembangkan usahanya dan sudah mempunyai strategi atau planning yang matang akan tetapi membutuhkan dana, hal seperti ini disarankan BMTLKM melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam hal pendanaan modal usahanya seperti linkage program antara Bank dengan LKM BMT. 79 DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber-Sumber Tercetak

Al Quran Al Kariim Al Hadits A. Hassan. Tarjamah Bulughul Hajar Al-Asqalani. Bandung: CV. Penerbit Diponegoro, 2006. Amalia, Euis. Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009. Amir. Analisis Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Penerbit Pers. Tesis Universitas Negeri Makassar Makassar, 2002, h. 12. Aziz, M. Amin. Buku Saku Tata Cara Pendirian BMT. Jakarta: PKES, 2006. Bank Indonesia. Generic Model Linkage Program Antara BUSUUD dan BPRS, t.t.: Bank Indonesia, t.th. Company Profile BMT UMJ, h. 1. Febryani, Anita dan Rahadian Zulfadin. Analisis Kinerja Keuangan Bank Devisa Dan Bank Non Devisa Di Indonesia. Kajian Ekonomi dan Keuangan vol. 7 no. 4 Jakarta: 2003, h. 27. Forum Riset Perbankan Syariah Ke-4, 2011, Universitas Padjadjaran Bandung. Harahap, Sofyan Syafri. “Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan.” Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004. Kasmir. Pemasaran Bank. Jakarta: Kencana, 2005. Maesaroh, Siti. “Efeketifitas Linkage Program Bank Syariah Mandiri Dalam Penguatan Pembiayaan Lembaga Keuangan MIkro .” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011. 80 Makhalul Ilmi. SM. Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah. Yogyakarta: UII Press, 2002. Maleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007. Mannan, Muhammad Abdul. Ekonomi Islam : Teori dan Praktek Dasar-dasar Ekonomi Islam. Penerjemah Potan Arif Harahap. Jakarta: PT. Intermasa, 1992. Ridjin, Ketut. Pengantar Perbankan dan Lembaga Keuangan Bukan Bank. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2000. Rustiana, Siti Hamidah. “Gaya Kempemimpinan, Budaya Organisasi, dan Kinerja Keuangan Bank Syariah di Indonesia.” Review of Islamic Economics, Finance, and Banking. Vol. 1, No. 1 April 2013: h. 134 Suyatno, Thomas, dkk. Kelembagaan Perbankan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003. S. Munawir. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty, 2002. Warsito, Herman. Pengantar Metodologi Penelitian : Buku Pedoman Mahasiswa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1993.

B. Sumber-Sumber Internet

Bank Indoensia, “Outlook Perbankan Syariah 2012”, Artikel diakses pada 5 November 2014 dari http:www.bi.go.ididpublikasilainlainnyaDocumentsa09a6dcb151c4916bc 6447ef2ec785fcoutlook_perbankan_syariah_2012.pdf Bank Syariah Mandiri, “Linkage”, artikel ini diakses pada 15 Oktober 2014 dari httpwww.syariahmandiri.co.idcategorysmall-micro-businessfasilitas- pembiayaan-smaal-businesslinkage Hidayat, Syarif. “Strategi Pemberdayaan BMT”, diakses pada 5 November 2014 dari http:syarifhidayat1992.blogspot.com201304strategi-pemberdayaan-bmt- dan.html Hidayat, Tony. “Linkage Program Solusi Pembiayaan Bagi Hasil”, artikel ini diakses pada 12 Januari 2014, dari http:islamicbank.multiply.comjournal 81 Muamalat Center Indonesia, “Memperebutkan sektor mikro”, Artikel ini diakses pada 5 November 2014 dari http:muamalatcenter.or.idwebpage46Bank-Syariah Muthi, Rouf Ibnu. “Kebijakan dan Strategi Bank Indonesia dalam pengembangan Bank Syariah”, Artikel ini diakses pada 6 November 2014 dari http:roufibnumuthi.blogspot.com201303kebijakan-dan-strategi-bank- indonesia.html Rudjito, “Peran Lembaga Keuangan Mikro Dalam Otonomi Daerah Guna menggerakkan Ekonomi Rakyat dan Menanggulangi Kemiskinan: Studi kasus: Bank Rakyat Indonesia BRI”, artikel ini diakses pada 12 Januari 2014, dari www.Indonesiaindonesia.com. Sucipto, “Penilaian Kinerja Keuangan”, Jurnal Universitas Sumatera Utara, diakses pada 18 Desember 2014, dari http:digilib.usu.ac.iddownloadfeakuntansi- sucipto.pdf.