atau tidak pada UCP 2007 Revision, ICC Publication Nomor 600. Demikian juga di luar negeri, bank-bank komersial sudah menundukkan Letter of Credit LC
yang diterbitkan pada UCPDC 600. Transaksi LC melalui internet banking, dalam prakteknya sangat
membantu bagi kelancaran transaksi perbankan. Namun demikian transaksi tersebut juga dapat menimbulkan suatu permasalahan hukum tersendiri, misalnya
hukum apa choice of law yang akan digunakan oleh para pihak jika terjadi sengketa, mengingat para pihak pada umumnya tinggal dalam lingkup negara
yang berbeda serta kekuatan pembuktian data melalui internet banking.
B. Permasalahan
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini adalah:
1. Bagaimanakah pembayaran melalui internet banking dengan
menggunakan Letter of Credit dalam perspektif KUHPerdata? 2.
Bagaimanakah mekanisme ekspor dengan pembayaran Letter of Credit melalui internet banking?
3. Bagaimanakah perlindungan hukum bagi bank pembayar dalam transaksi
Letter of Credit melalui internet banking?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan 1. Tujuan
a. Untuk mengetahui pembayaran melalui internet banking dengan
menggunakan Letter of Credit dalam perspektif KUH Perdata
Universitas Sumatera Utara
b. Untuk mengetahui mekanisme ekspor dengan pembayaran Letter of
Credit melalui internet banking
c. Untuk mengetahui perlindungan hukum bagi bank pembayar dalam
transaksi Letter of Credit melalui internet banking
2. Manfaat
a. Secara Teoretis
Diharapkan akan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan pengetahuan ilmu hukum, khususnya pengetahuan ilmu hukum
keperdataan. b.
Secara Praktis Dapat diajukan sebagai pedoman dan bahan rujukan bagi rekan-rekan
mahasiswa, masyarakat, praktisi hukum dan pemerintah agar dapat lebih mengetahui dan memahami tentang pembayaran melalui internet
banking dengan menggunakan Letter of Credit dikaitkan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan peraturan lainnya yang terkait di Indonesia. Penelitian ini juga sedapat mungkin
dilakukan agar dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Suatu peraturan yang baik adalah peraturan yang tidak saja memenuhi
persyaratan-persyaratan formal sebagai suatu peraturan, tetapi menimbulkan rasa keadilan dan kepatutan yang dilaksanakan
ditegakkan dalam kenyataannya.
Universitas Sumatera Utara
D. Keaslian Penulisan
Berdasarkan pemeriksaan dan hasil-hasil penelitian yang ada, penelitian
mengenai “Analisis Yuridis Pembayaran melalui Internet Banking dengan Menggunakan
Letter of Credit Dikaitkan dengan KUH Perdata dan Undang-Undang Perbankan Studi pada Salah Satu Bank Negeri di Medan
” belum pernah dibahas oleh mahasiswa lain di lingkungan Universitas Sumatera
Utara dan penelitian ini asli disusun oleh penulis sendiri dan bukan plagiat atau diambil dari penelitian orang lain. Semua ini merupakan implikasi etis dari proses
menemukan kebenaran ilmiah. Sehingga penelitian ini dapat dipertanggung- jawabkan kebenarannya secara ilmiah. Apabila ternyata ada skripsi yang sama,
maka penulis akan bertanggung jawab sepenuhnya.
E. Tinjauan Kepustakaan
Seorang pengusaha, dalam menjalankan perusahaan yang dipimpinnya selalu berpegang pada prinsip ekonomi, yaitu mendapatkan keuntungan yang
sebesar-besarnya dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya. Dengan demikian seorang pengusaha akan memilih cara yang dipandangnya paling baik dan
memberikan manfaat yang besar bagi perusahaannya, baik itu cara memilih tenaga kerja, letak perusahaan, cara pemasaran, alat angkutan, ataupun mengenai cara
pembayaran. Cara pembayaran secara tunai dirasa kurang praktis jika digunakan untuk
lalu lintas perdagangan internasional. Oleh karena itu muncul cara-cara pembayaran yang lain. Hal ini tidak dapat dipungkiri lagi di dalam kenyataannya,
Universitas Sumatera Utara
seperti yang dikemukakan oleh Emmy Pangaribuan Simanjutak: “Adalah menjadi suatu kenyataan bahwa pada jaman sekarang ini di dalam lalu lintas perdagangan
terdapat suatu kemajuan dalam cara–cara pembayaran dengan mempergunakan alat-alat pembayaran kredit dan pembayaran kontan selain dengan mata uang”.
8
1. Sebelum saat terjadi penyerahan, atau sering disebut dengan cara
pembayaran kredit. Oleh karena dalam perjanjian jual beli para pihak bebas untuk menentukan
sendiri apa yang diinginkan berdasarkan persetujuan para pihak, seperti diatur dalam Pasal 1338 KUH Perdata, demikian pula mengenai cara pembayaran,
seperti yang diatur dalam Pasal 1513 KUH Perdata yang mengatakan bahwa “kewajiban utama si pembeli adalah membayar harga pembelian pada waktu dan
tempat sebagaimana ditetapkan di dalam persetujuan”. Sehingga pada dasarnya pembayaran dalam perjanjian jual beli dapat dilaksanakan sebagai berikut:
2. Pada saat terjadi penyerahan barang, atau sering disebut dengan
pembayaran tunai. 3.
Sesudah saat terjadi penyerahan barang, atau sering disebut dengan pembayaran wesel inkaso.
Sedangkan pihak penjual, menurut Pasal 1474 KUHPerdata, mempunyai dua kewajiban utama, yaitu menyerahkan barang dan menanggungnya.
9
8
Emmy Pangaribuan Simanjuntak, Hukum Dagang Surat Berharga, Fakultas Hukum UGM, 1982, hal. 45
9
R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Jakarta: Pradnya Paramita, 2001, hal. 63.
Cara pembayaran yang sudah umum dipergunakan dalam perdagangan ekspor impor
adalah dengan pembukaan Letter of Credit LC, karena pihak eksportir maupun
Universitas Sumatera Utara
importir dapat merasa aman bahwa hak-hak mereka ada kepastiannya. Kemudian dengan dikeluarkannya PP No. 1 tahun 1982 tentang Ekspor Impor dan Lalu
Lintas Devisa, maka cara pembayaran yang lain pun dapat dipergunakan di dalam transaksi ekspor impor. Dalam hal ini Pemerintah mengadakan perluasan cara
pembayaran untuk meningkatkan frekuensi ekspor impor. Berdasarkan ketentuan Pasal 3 PP No. 1 tahun 1982 jo. SK Menteri Perdagangan dan Koperasi No.
2711982, tata cara pembayaran dalam transakasi ekspor impor dapat dilaksanakan dengan:
10
1. Pembayaran di muka advance payment
2. Letter of Credit LC
3. Wesel inkaso Collection Draft
4. Document Against Payment DP
5. Document Against Acceptance DA
6. Perhitungan kemudian Open Account
7. Konsinyasi
8. Cara Pembayaran lain yang lazim dalam perdagangan luar negeri sesuai
dengan kesepakatan antara penjual dan pembeli.
Dalam hal cara pembayaran dimuka, importir berpeluang untuk memperoleh kerugian, sebaliknya hal ini dapata mendatangkan keuntungan bagi
pihak eksportir. Hal ini disebabkan karena dalam cara pembayaran ini importir melakukan pembayaran terlebih dahulu sebelum eksportir mengirimkan
barangnya. Untuk cara pembayaran yang seperti ini sebaiknya dilakukan antara importir dan eksportir yang sudah saling kenal dan saling percaya, ataupun untuk
jumlah impor barang yang relatif kecil.
11
10
Ramlan Ginting, Letter of Credit Tinjauan Aspek Hukum dan Bisnis, Jakarta: Salemba Empat, 2000, hal. 29.
11
Munir Fuady, Hukum Bisnis Dalam Teori Dan Praktek Buku Keempat, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2002, hal. 129
Universitas Sumatera Utara
Cara pembayaran dengan Letter of Credit merupakan sistem yang sering dipergunakan. Disini bank penerbit, atas permintaan dan atas beban importir
mengeluarkan alat atau surat untuk kepentingan eksportir. Bank penerbit melakukan pembayaran kepada pihak eksportir melalui bank di negara eksportir.
Sistem pembayaran dengan menggunakan LC ini merupakan sistem yang paling aman dan memberikan kepastian kepada kedua belah pihak, baik pihak importir
ataupun pihak eksportir. Pembukaan LC ini menimbulkan hak dan kewajiban dari pihak yang terkait yaitu eksportir, importir, dan bank, yakni eksportir tidak dapat
mengambil uang di bank jika ia tidak dapat menunjukkan dokumennya, sebaliknya pihak importir tidak dapat mengambil barangnya apabila ia tidak dapat
menunjukkan dokumennya terhadap bank. Seperti diketahui bahwa latar belakang sistem ini dipakai karena situasi alam yang menyebabkan munculnya cara
pembayaran seperti ini, yaitu: 1.
Pihak penjual merasa berkeberatan untuk melepaskan barangnya sebelum menerima pembayaran, sedangkan pembeli merasa berkeberatan untuk
melakukan pembayaran atas barang sebelum memperoleh penyerahan atas barang.
2. Melaksanakan kebersamaan antara pembayaran atas harga barang dengan
penyerahan nyata barang sangat sukar untuk dilaksanakan karena tempat negara antara satu pihak dengan yang lainnya jaraknya begitu jauh. Oleh
karena itu timbul suatu usaha dengan dilakukannya pembayaran harga atas dokumen-dokumen atas hak, yang dinamakan dengan penyerahan yuridis.
Universitas Sumatera Utara
Pengaturan mengenai sistem pembayaran dengan menggunakan LC ini telah diusahakan kearah kesatuan dan bersifat internasional, yakni dengan
dikeluarkannya suatu peraturan baku. Di dalam bahasa Inggris namanya adalah Unidits
, dalam bahasa Belanda namanya adalah Uniforme regelen en Usances met Betrekking tot Dokumentaire Credieten
, sedangkan di dalam bahasa Perancis namanya adalah Regles et Usances Uniformes Relatives au Credits
Documenteires . Setelah beberapa kali dilakukan peninjauan revisi oleh I.C.C
International Chamber of Commerce, yaitu kantor internasional untuk perdagangan, maka peraturan yang berlaku saat ini adalah UCP 600 tahun 2007.
Di dalam sistem pembayaran dengan menggunaka wesel inkaso, maka bank atas perintah dari eksportir melakukan penagihan pembayaran tas harga barang.
Apabila penagihan ini disertai dengan pengiriman dokumen-dokumen kepada importir, maka oleh karena itu disebut juga dengan Documentary Collection
Documentary Draft . Sedangkan apabila penagihan pembayaran atas harga barang
tanpa disertai dengan pengiriman dokumen pada importir, maka dinamakan dengan Clean Collection Clean Draft. Eksportir dapat meminta kepada bank
yang meneruskan dokumen-dokumen tersebut kepada importir atas dasar pembayaran ataupun kondisi:
1. Document against Payment DP, yaitu apabila importir telah melakukan
pembayaran maka akan menerima penyerahan dokumen. 2.
Document against Acceptance DA, yaitu apabila importir telah melakukan akseptasi terhadap wesel maka akan menerima penyerahan
dokumen.
Universitas Sumatera Utara
Cara pembayaran dengan perhitungan kemudian, yaitu pembayaran dilakukan di kemudian hari pada tanggal yang telah ditentukan, atau dengan cara
memindahkan rekening importir kedalam rekening eksportir. Cara pembayaran ini dapat menimbulkan keuntungan sepihak bagi importir, karena ia dapat mengambil
barang setelah menerima dokumen-dokumen dari eksportir. Sebaliknya sistem ini dapat menimbulkan kerugian bagi eksportir karena ia masih menunggu
pembayaran yang tergantung pada importir. Biasanya sistem ini dilakukan antara importir dan eksportir yang sudah saling percaya atau berada dibawah satu
perusahaan induk.
12
Cara pembayaran dengan konsinyasi, yaitu pembayaran yang dilakukan oleh importir kepada eksportir apabila barang tersebut sudah terjual, dimana
eksportir mengirimkan barangnya telebih dahulu kepada importir.
13
Sistem pembayaran dapat dilakukan dengan cara pembayaran lain yang dilakukan berdasarkan kesepakatan para pihak yang akan mengadakan transakasi
perdagangan ekspor impor, baik yang menggunakan jasa perantaraan bank ataupun tidak. Dengan demikian eksportir maupun importir yang akan melakukan
transakasi perdagangan ekspor impor dalam melaksanakan pembayaran dapat memilih salah satu cara pembayaran yang ada yang dipandang sesuai dan
memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan yang dipimpinnya. Pada dasarnya Pemerintah tidak akan membatasi penggunaan cara pembayaran yang
lain berdasarkan kesepakatan bersama, bahkan memberikan kelonggaran- kelonggaran agar frekuensi kegiatan perdagangan internasional khususnya ekspor
12
Ibid, hal. 130
13
Ibid, hal. 131
Universitas Sumatera Utara
non migas semakin meningkat untuk menambah devisa negara dan berguna bagi jalannya pembangunan nasional. Inilah sebenarnya yang menjadi tujuan utama
adanya kebijaksanaan untuk membebaskan penggunaan cara-cara pembayaran yang digunakan dalam kegiatan perdagangan internasional.
Dewasa ini letter of credit bukanlah merupakan satu-satunya cara pembayaran dalam kegiatan ekspor impor, namun peranan LC tetap penting
karena dengan cara pembayaran ini dapat memberikan rasa aman, baik bagi pihak eksportir, maupun bagi pihak importir. Eksportir merasa aman karena pembayaran
atas barang-barang yang dikirimkan kepada importir ada kepastiannya. Hal ini disebabkan pengiriman atas barang baru akan dilaksanakan oleh pihak penjual
apabila ia telah memperoleh pemberitahuan dari pihak bank tentang adanya pembukaan kredit yang diperuntukkan baginya. Sedangkan pihak eksportir dapat
merasa aman karena pembayaran terhadapa jual-beli tersebut baru akan direalisir oleh bank apabila penjual telah menyerahkan dokumen-dokumen atas barang yag
dimaksud sesuai dengan perjanjian.
14
Yang berarti bank-bank harus memeriksa semua dokumen dengan ketelitian yang selayaknya untuk memastikan bahwa dokumen-dokumen tersebut
secara lahiriah telah sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan kredit. Pasal 14 huruf a UCP 600 thn 2007 menyebutkan:
“Nominated bank yang bertindak sesuai dengan nominasinya, confirming bank
, jika ada, dan issuing bank wajib memeriksa suatu persentasi untuk menentukan, atas dasar dokumen – dokumen semata, apakah dokumen – dokumen
tersebut kelihatan secara fisik merupakan persentasi yang sesuai atau tidak”
14
Ibid, hal. 17
Universitas Sumatera Utara
Dokumen-dokumen lahiriah yang tidak sesuai satu sama lain akan dianggap sebagai dokumen yang tidak sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan
kredit. Pada dasarnya pihak yang berkepentingan langsung dalam perdagangan antar negara adalah eksportir dan importir, namun karena adanya berbagai
kesulitan teknis dalam hal pembayaran perdagangan antar negara, maka salah satu cara untuk mengatasi hambatan tersebut adalah dengan membuka Letter of Credit.
Ada beberapa pendapat dari para sarjana yang mengemukakan tentang pengertian atau defenisi dari Letter of Credit, antara lain yaitu:
Hartono, mengatakan Letter of Credit adalah suatu alat atau surat yang dikeluarkan oleh suatu bank atas permintaan pihak pembeli. Dengan adanya LC,
bank tersebut menyetujui, bahwa wesel-wesel tersebut, jika memenuhi syarat yang tercantum dalam LC nya, maka akan dibayar sebagaimana mestinya dengan
akseptasi dan atau pembayaran yang terakhir ini bergantung kepada jenis-jenis wesel
yang ditentukan dalam Letter of Credit, yaitu apakah wesel-wesel itu “time bills exchange
” atau “bill of exchange payable on demand”.
15
Amir, memberi batasan bahwa LC adalah suatu surat yang dikeluarkan oleh suatu bank atas permintaan importir langganan bank tersebut yang ditujukan
kepada eksportir luar negeri yang menjadi relasi importir itu, yang memberi hak kepada eksportir untuk menarik wesel-wesel atas importir bersangkutan untuk
sejumlah uang yang disbutkan dalam surat kesepakatan tersebut.
16
Dari pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Letter of Credit
adalah suatu perintah atau order yang biasanya dilakukan oleh pembeli
15
Hartono Hadisoeprapto, Kredit Berdokumen Cara Pembayaran Dalam Jual Beli Perniagaan,
Yogyakarta: Liberty, 1984, hal. 12
16
Amir M.S, Op. cit., hal. 10
Universitas Sumatera Utara
atau importir kepada bank, untuk membayar sejumlah uang kepada penjual atau eksportir. Pada umumnya, sebelum seorang importir membuka LC di suatu bank,
importir tersebut telah membuat perjanjian jual-beli sale contract terlebih dahulu dengan pihak eksportir. Berdasarkan kontrak jual-beli tersebut importir membuka
LC di suatu bank di tempat ia berdomisili. Hal ini dilakukannya tidak lain untuk mempermudah cara pembayaran atas jual-beli yang dilakukannya dengan pihak
eksportir, dimana masing-masing pihak berdomisili di lain negara, di samping juga untuk memenuhi isi perjanjian jual-beli yang diperkuat oleh kedua belah
pihak yang menjadi dasar pembukaan LC tersebut. Pemenuhan atas isi perjanjian antara kedua belah pihak ini sudah tentu pula didasarkan kepada dokumen-
dokumen yang harus ada di dalam LC. adapun dokumen-dokumen tersebut antara lain sebagai berikut:
17
1. Bill of Lading BL
2. Invoice faktur
3. Polis Asuransi
4. Packing List
5. Dokumen-dokumen lainnya
Bill of Lading BL biasanya disebut dengan “cognossement” atau “surat
muatan kapal laut”, yang berfungsi sebagai surat bukti perjanjian pengangkutan dan tanda bukti barang. Dokumen lain yang harus dilengkapi adalah Invoice
faktur. Invoice merupakan suatu nota yang dibuat oleh eksportir mengenai barang-barang yang dijaul kepada importir. Sedangkan polis asuransi adalah
perjanjian asuransi atau pertanggungan atas barang yang dijual dalam bentuk
17
Muhammad Abdulkadir, Hukum Dagang Tentang Surat-Surat Berharga, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1998, hal. 48
Universitas Sumatera Utara
sepucuk akta. Dengan adanya polis asuransi, maka pihak eksportir akan merasa aman bahwa barang-barang yang dikirimkannya akan memeperoleh tanggungan
bilamana terjadi sesuatu atas barang-barang tersebut yang merugikannya. Dokumen selanjutnya yang harus dilampirkan adalah packing list. Dokumen ini
memuat daftar atau perincian lengkap mengenai barang-barang yang akan dikirimkan oleh eksportir, yang terdapat dalam setiap peti kemas. Sedangkan
dokumen-dokumen lainnya, yang juga memiliki arti penting dalam LC adalah sertifikat asal barang certificate of origin, faktur konsuler consuler factur,
keterangan ukuran berat certificate of weight, keterangan kualitas barang certificate of inspection, dan sertifikat perincian barang certificate of analysis.
Dengan adanya dokumen-dokumen ini, maka jelaslah bahwa kepastian hukum dan rasa aman dalam pembayaran dengan menggunakan LC dapat dirasakan oleh
para pihak yang terlibat dalam transakasi perdagangan internasional tersebut. Untuk memberikan kemudahan pada para pihak yang terlibat dalam
transaksi perdagangan, maka diadakan berbagai macam LC sesuai dengan kebutuhannya. Pada umumnya dikenal Revacable LC, Irrevacable LC, dan
Confirmed LC. Sedangkan bila dilihat dari segi yang mengeluarkan LC, dikenal Banker
LC dan Merchant LC. Letter of Credit dapat pula dibagi tas bermacam bentuk bila dilihat dari syarat-syaratnya, seperti Documentary LC, dan Open LC.
Dapat pula dilihat dari segi pembayarannya yang dikenal dengan Sight LC, dan Usance
LC. Menurut hak eksportir, dikenal pula dua macam LC yaitu Transferable
LC dan Non-Transferable LC.
Universitas Sumatera Utara
Transferable LC merupakan LC yang mengijinkan pihak penerima LC memindahkan LC tersebut sebagian atau seluruhnya kepada penjual eksportir
kedua yang berada dalam satu negara ataupun berada dalam negara yang berbeda. Sedangkan Non-Transferable LC merupakan LC yang tidak dapat dipindah
tangankan. Untuk mempermudah para pihak dalam hal biaya atau cara pembayaran, maka dikenal beberapa jenis LC khusus, misalnya Revolving LC
yang memungkinkan untuk melakukan lebih dari satu kali transaksi sebelum LC tersebut jatuh waktunya. Kemudian dikenal pula Back to Back Credit, Red Clause
Credit, Negocierings Credit, Confirmed Negocierings Credit , dan Standby LC.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sebenarnya Letter of Credit mempunyai peranan yang sangat penting dalam dunia perdagangan internasional,
meskipun LC bukanlah merupakan satu-satunya alat pembayaran dalam kegiatan perdagangan internasional ekspor impor. Hal ini semata-mata disebabkan karena
LC merupakan alat pembayaran yang dapat memeberikan rasa aman bagi pihak eksportir ataupun importir.
F. Metode Penelitian