Teknik Pengumpulan Data METODE PENELITIAN

35 No Hal Pokok Pertanyaan 7. Memperjelas hasil wawancara Adakah pertanyaan lain yang seharusnya saya tanyakan tentang hal yang belum saya ketahui mengenai pengembangan profesi tetapi belum saya tanyakan? Data yang dikumpulkan melalui wawancara umumnya adalah data verbal yang diperoleh melalui percakapan atau tanya-jawab. Oleh karena menulis hasil wawancara memiliki banyak kelemahan dan akan sulit menulis sambil melakukan wawancara serta sulit dibedakan mana data deskriptif dan mana data hasil tafsiran, maka selama melakukan wawancara peneliti menggunakan instrument pembantu dengan cara direkam melalui alat perekam digital. Data hasil wawancara ini selanjutnya nanti sebelum dibuat dalam bentuk penyajian data, terlebih dahulu dibuat dalam bentuk transkrip hasil wawancara yang dilakukan secara ketat untuk keperluan analisis.

G. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono 2013: 333 analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit- unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain. 36 Tahapan-tahapan analisis data pada pendekatan fenomenologis adalah sebagai berikut:

1. Tahap awal

Di tahap awal ini, peneliti mendeskripsikan sepenuhnya fenomena yang dialami subjek penelitian. Seluruh rekaman hasil wawancara mendalam dengan subjek penelitian ditranskripkan ke dalam bahasa tulisan secara keseluruhan.

2. Tahap Horizonalization

Dari semua hasil transkripsi, peneliti menginventarisasi pernyataan-peryataan yang penting serta relevan dengan topik. Pada tahap ini, peneliti harus bersabar untuk menunda penilaian bracketingapoche; artinya, unsur subjektivitasnya jangan mencapuri upaya merinci poin-poin penting, sebagai data penelitian, yang diperoleh dari hasil waawancara. Dalam melakukan horizonalisasi penulis mengubah nama dan tempat partisipan dengan nama samaran, karena hasil wawancara harus sesuai dengan etika wawancara dimana hasil wawancara adalah rahasia.

3. Tahap Cluster of Meaning

Selanjutnya pada tahap ini peneliti mengklasifikasikan pertanyaan-pertanyaan tadi ke dalam tema-tema atau unit-unit makna, serta menyisihkan pernyataan yang tumpang tindih atau berulang- ulang. Pada tahap ini, dilakukan: 37

a. Textural Description Deskripsi Tekstural

Peneliti menulis apa yang dialami, yaitu deskripsi tentang apa yang dialami individu.

b. Structural Description Deskripsi Struktural

Penulis menuliskan bagaimana fenomena itu dialami oleh para individu. Peneliti juga mencari segala makna yang mungkin berdasarkan refleksi si peneliti sendiri berupa opini, penilaian, perasaan, harapan subjek penelitian tentang fenomena yang dialaminya.

4. Tahap Deskripsi Esensi

Peneliti mengkontruksikan membangun deskripsi menyeluruh mengenai makna pengalaman para subjek.

H. Penjaminan Kualitas Penelitian

Dalam mendapatkan data yang berkualitas, diperlukan penjaminan kualitas penelitian. Ada beberapa uji keabsahan, yaitu:

1. Uji Kredibilitas Refleksifitas Peneliti

Kredibilitas penelitian dapat dilihat melalui ketekunan dari peneliti. Dengan meningkatkan ketekunan, maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak. Demikian juga dengan meningkatkan ketekunan maka, peneliti dapat memberikan deskripsi data akurat dan sistematis 38 tentang apa yang diamati. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.

2. Kehandalan Kualitas Rekaman dan Keketatan dalam Transkrip

Saat melakukan wawancara sangat diperlukan alat perekam untuk mempermudah menyimpan data-data penting, yang mungkin tidak tertangkap apabila hanya menulisnya saja. Alat perekam yang digunakanpun harus memiliki kualitas yang baik agar suara yang dihasilkan dapat terdengar dengan baik. Sehingga dalam melakukan transkrip data dapat dilakukan dengan mudah dan dengan baik.

3. Konfirmabilitas Diary Peneliti

Menurut Sugiyono 2013: 374 pengujian konfirmabilitas dalam penelitian kualitatif disebut dengan uji obyektivitas penelitian. Penelitian dikatakan obyektif bila hasil penelitian telah disepakati banyak orang. Dalam penelitian kualitatif, uji konfirmabilitas mirip dengan uji dependability, sehingga pengujinya dapat dilakukan secara bersamaan. Menguji konfirmabilitas berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitiaan tersebut telah memenuhi standar konfirmabilitas. Dalam penelitian, jangan sampai proses tidak ada, tetapi hasilnya ada.