55
Pernyataan di atas, nampaknya masih banyak kendala yang dihadapi oleh para atlet dalam mengikuti proses latihan. Mulai
dari terbenturnya latihan dengan kegiatan kerja ataupun kuliah yang menjadikan atlet masih belum fokus terhadap latihan, mutasi
perpindahan atlet yang menyebabkan IPSI Klaten sendiri kehilangan atlet, proses pembibitan atlet dewasa yang sangat
kurang sehingga jumlah atlet dewasanya belum sesuai yang diharapkan, atlet yang tidak memiliki rasa percaya diri saat
latihan di IPSI Klaten sehingga tidak bisa latihan dengan enjoy, dan juga dari orang tua atlet yang tidak mendukung anaknya
untuk berlatih pencak silat sehingga anaknya tidak dapat mencapai prestasi secara optimal. Masih banyaknya kendala yang
dihadapi oleh atlet-atlet pencak silat dewasa kabupaten Klaten yang menyebabkan atlet masih kesulitan dalam mengikuti proses
latihan.
c. Pelatih
Pelatih merupakan suatu bagian dari sistem pembinaan prestasi olahraga, karena pelatih mengarahkan kemampuan dan
keterampilan atlet untuk mencapai prestasi yang optimal. Pelatih yang ada di kabupaten Klaten yang membina atlet-atlet pencak
silat dewasa masih sangat kurang jumlahnya dan berdasarkan pengamatan penulis masih banyak pelatih yang belum
professional dalam melakukan pembinaan pencak silat. Pelatih di
56
kabupaten Klaten untuk saat ini hanya ada dua pelatih saja, sehingga dalam melatih atlet remaja dan dewasa selalu digabung
menjadi satu. Sehingga tidak bisa fokus ke salah satu. Dalam pelaksanaannya pelatih di kabupaten Klaten hanya melatih
berdasarkan pengalaman saja tanpa berdasar pada program latihan.
Jumlah pelatih yang ada di IPSI kabupaten Klaten saat ini sangat kurang, hal ini sesuai dengan pernyataan MN, yaitu:
“untuk saat ini memang kurang jumlah pelatihnya, artinya pelatih seharusnya disendirikan pelatih fisik sendiri
kemudian pelatih khusus teknik dan taktik juga sendiri, pelatih untuk TGR Tunggal Ganda Regu seharusnya juga
sendiri. Tapi karena keterbatasan pelatih ya mau gak mau latihannya selalu digabung terus, sehingga mungkin pelatih
lebih terfokuskan ke yang remaja mbak, karena kalau remaja itu sudah jelas siapa-siapa saja mangkanya prestasi
remaja selalu membanggakan jika dibandingkan prestasi
dewasa yang menurun”. Keseriusan pelatih yang kurang dalam melatih juga menjadi
peyebab pembinaan yang kurang, seperti yang disampaikan oleh TJ, yaitu:
“latihannya kan gak ketat mbak selama ini saya melihat pelatih terlalu banyak toleransi ke atletnya dan juga
keseriusan dari pelatih juga kurang dilihat dari kehadiran di latihan sok kadang sering terlambat juga ini kan juga
membuat atletnya gak takut kepada pelatih kalau berangkat
telat juga”. Pelatih yang melatih juga berdasar pengalaman saat menjadi
atlet dulu, seperti yang disampaikan oleh SH, yaitu: “saya melatih ya berdasarkan pengalaman saya menjadi
atlet dulu dan juga ikut penataran. Saya ikut penataran
57
pelatih itu cuman sekali mbak jadi ya seharusnya perlu sering mengikuti penataran-
penataran pelatih.” Kurangnya pelatihan-pelatihan bagi pelatih dan pelatih
masih belum professional dalam melatih sehingga masih banyak pelatih yang dalam melatih masih kurang memahami dan
menguasai materi yang diajarkan. Bagi pelatih yang ada diharapkan
untuk mengikuti
pelatihan yang
dapat mengembangkan kemampuan dalam melatih, sehingga metode
dalam melatih menjadi bervariatif. Dan bagi Pengkab IPSI sebagi penanggung jawab hendaknya memperbanyak kegiatan pelatihan
untuk para pelatih dalam rangka meningkatkan kualitas para pelatih yang akan terjun langsung dalam proses latihan.
d. Program Latihan