9
BAB 2 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Matematika Sekolah
Matematika yang diajarkan di jenjang persekolahan yaitu Sekolah Dasar, Sekolah Lanjut Pertama, dan Sekolah Menengah Umum disebut
matematika sekolah. Sering juga dikatakan bahwa matematika sekolah adalah unsur-unsur atau bagian-bagian dari matematika yang dipilih
berdasarkan atau berorientasi kepada kepentingan kependidikan dan perkembangan IPTEK. Hal tersebut menunjukkan bahwa matematika
sekolah tidaklah sepenuhnya sama dengan matematika sebagai ilmu. Dikatakan tidak sepenuhnya sama karena memiliki perbedaan antara lain
dalam hal 1 penyajiannya, 2 pola pikirnya, 3 keterbatasan semestanya, dan 4 tingkat keterbatasannya Soedjadi, 2000:37.
2.1.2 Pengertian belajar dan pembelajaran
Banyak dijumpai berbagai pengertian tentang belajar yang pendefinisiannya satu dengan yang lain berbeda. Menurut Oemar
2005:29 belajar bukan suatu tujuan tetapi suatu proses untuk mencapai tujuan. Hudojo 2003:1 mengemukakan belajar adalah proses kegiatan
yang mengakibatkan perubahan tingkah laku. Sedangkan Slavin 1995 menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang
10
disebabkan oleh pengalaman. Amin Suyitno 2006:1 menyatakan Pembelajaran adalah upaya untuk menciptakan iklim dan pelayanan
terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta
antara siswa dengan siswa. Sedangkan menurut Soedjadi 2000:6 pembelajaran matematika adalah kegiatan pendidikan yang menggunakan
matematika sebagai kendaraan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Jadi belajar adalah proses kegiatan yang mengakibatkan tingkah
laku yang disebabkan oleh pengalaman untuk mencapai tujuan sehingga terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa
dengan siswa. Pembelajaran yang baik menurut aliran Gestlat yaitu suatu usaha
untuk memberikan materi pelajaran sedemikian rupa sehingga peserta didik mudah mengorganisasikannya mengatur menjadi suatu pola
bermakna Max Darsono, 2000:24. Edge Dale mengemukakan bahwa belajar yang baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dalam
belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekadar mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam
perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya Oemar, 2002:45. Suatu proses pembelajaran dapat dikatakan efektif bila seluruh
komponen yang berpengaruh terhadap proses pembelajaran dapat saling mendukung dalam rangka mencapai tujuan. Berdasarkan petunjuk
pelaksanaan proses pembelajaran Menurut Dimyati 2002 komponen-
11
komponen yang berpengaruh terhadap proses pembelajaran meliputi komponen intern siswa dan komponen ekstern yang meliputi guru,
prasarana dan sarana, kebijakan penilaian, lingkungan sosial siswa, dan kurikulum.
Ada seperangkat faktor yang memberikan kontribusi belajar adalah kondisi internal dan eksternal pembelajar. Kondisi internal mencakup
kondisi fisik, seperti kesehatan tubuh; kondisi psikis, seperti kemampuan intelektual, emosional dan kondisi sosial, seperti kemampuan
bersosialisasi dengan lingkungan. Kesempurnaan dan kualitas kondisi internal yang dimiliki oleh pembelajar akan berpengaruh terhadap
kesiapan, proses dan hasil belajar. Kondisi eksternal mencakup variasi dan kesukaran materi stimulus yang dipelajari direspon, tempat belajar,
iklim, suasana lingkungan dan budaya belajar masyarakat.
2.1.3 Pendekatan Pembelajaran Matematika