Penelitian yang Relevan Kerangka Pikir

41 gunting lalu melakukan gerakan membuka dan menutup gunting. Gerakan menggunting yang dilakukan secara berulang dalam jangka waktu lama akan melatih otot menjadi lentur. Sehingga diharapkan kegiatan menggunting kirigami dapat meningkatkan keterampilan motorik halus siswa cerebral palsy tipe spastik. Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka pikir atau alur penelitian tindakan kelas ini dapat divisualisasikan dalam sebuah skema sebagai berikut: 42 Gambar 2. Bagan Kerangka Pikir Mengalami kekakuan atau kekejangan otot menyebabkan terhambatnya perkembangan motorik terutama pada keterampilan motorik halus Perkembangan motorik yang terhambat berimbas pada rendahnya keterampilan motorik halus terutama pada kegiatan menggunting Keterampilan motorik halus siswa cerebral palsy tipe spastik meningkat Tindakan : Kegiatan pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran keterampilan motorik halus adalah kirigami Siswa cerebral palsy tipe spastik 43

G. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kirigami dapat meningkatkan keterampilan motorik halus siswa cerebral palsy tipe spastik di SLB Rela Bhakti I Gamping. 44

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas classroom action research. Rochman Natawijaya dikutip oleh Masnur Muslich2011: 9, penelitian tindakan kelas adalah pengkajian terhadap permasalahan praktis yang bersifat situasional dan kontekstual, yang ditujukan untuk menentukan tindakan yang tepat dalam rangka pemecahan masalah yang dihadapi, atau memperbaiki sesuatu. Suwarsih Madya 2007: 11 mengemukakan penelitian tindakan berurusan langsung dengan praktik di lapangan dalam situasi alami.Dalam penelitian ini, masalah yang dimaksud adalah rendahnya keterampilan motorik halus siswa cerebral palsy tipe spastik di SLB Rela Bhakti I Gamping. Alternatif pemecahannya adalah dengan menggunakan kirigami sebagai pembelajaran keterampilan motorik halus. Penggunaan kirigami ini dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan motorik halus siswa cerebral palsy tipe spastik di SLB Rela Bhakti I Gamping. Penelitian tindakan kelas ini dikemas dalam bentuk penelitian tindakan kelas kolaboratif dan bekerja sama dengan guru kelas dalam merencanakan, mengobservasi dan merefleksikan tindakan yang telah dilakukan. Secara kolaboratif artinya pihak yang melakukan tindakan adalah guru, sedangkan peneliti sebagai pengamat. Setelah tindakan 45 dilakukan maka dapat dilakukan analisis data untuk selanjutnya melaporkan hasil penelitian dengan bantuan kolaborator. B. Subjek Penelitian Dalam sebuah penelitian tentu harus memiliki subyek penelitian yang akan diteliti. Subjek penelitian digunakan sebagai sumber data, dapat berupa manusia maupun bukan manusia. Subjek penelitian adalah benda, keadaan, orang, atau tempat data untuk mengambil variabel data yang dipermasalahkan Suharsimi Arikunto, 2005: 99. Subjek penelitian pada penelitian ini adalah dua siswa cerebral palsy tipe spastik di SLB Rela Bhakti I Gamping. Dua siswa spastik tersebut merupakan satu rombongan belajar. Satu siswa berada di tingkat kelas dua SDLB dan satu siswa berada di tingkat kelas tiga SDLB. Tingkat kelas dua siswa tersebut berbeda namun kemampuan motorik halus yang dimiliki hampir sama. Hal tersebut yang melatarbelakangi peneliti melakukan penelitian pada dua siswa tersebut.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SLB Rela Bhakti I Gamping yang beralamat di Cokrowijayan, Banyuraden, Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 tahun ajaran 20152016. Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian ini yaitu satu bulan yakni pada bulan Maret-April 2016. Durasi waktu tersebut digunakan untuk perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi yang 46 bertujuan untuk meningkatkan keterampilan motorik halus anak melalui kirigami.

D. Setting Penelitian

Setting penelitian adalah latar dilaksanakannya suatu penelitian. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di SLB Rela Bhakti I Gamping dan khususnya berada di dalam kelas. Pembelajaran keterampilan motorik halus melalui kirigami tidak terlalu membutuhkan ruangan yang luas sehingga dapat dilakukan di dalam kelas. Hal demikian bertujuan untuk memudahkan pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan dan mempusatkan perhatian dan konsentrasi anak kepada guru. Jika pelaksanaan kegiatan dilakukan di luar kelas yang dikhawatirkan anak kesulitan dalam memfokuskan pikiran kepada guru. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kirigami dilakukan di dalam kelas.

E. Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan model spiral yang dikembangkan Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart, dalam penelitian ini rencananya akan menggunakan dua siklus yang menggunakan empat komponen tindakan yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan atau observasi, dan refleksi dalam satu spiral yang saling terkait. Wijaya Kusuma Dedi Dwitagama 2011: 21, pada hakekatnya model yang dikemukakan oleh Kemmis dan Robin Mc Taggart berupa perangkat-perangkat satu peringkat terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi, dimana keempat komponen 47 tersebut dipandang satu siklus. Komponen-komponen tersebut membentuk hubungan yang berkelanjutan dalam satu siklus kegiatan. Apabila dalam satu siklus kegiatan belum berhasil untuk meningkatkan motorik halus anak, maka kegiatan penelitian tindakan kelas dilanjutkan pada siklus kegiatan berikutnya sampai dengan tercapainya tujuan kegiatan. Proses penelitian tindakan adalah seperti gambar berikut: Gambar 3. Desain Penelitian Tindakan Kelas ModelStephen Kemmis dan Robin Mc Taggart Wijaya Kusuma Dedi Dwitagama,

2011: 21 Keterangan:

Siklus I: 1. Perencanaan I 2. Tindakan 3. Observasi I 4. Refleksi I Siklus II: 1. Perencanaan II 2. Tindakan 3. Observasi II 4. Refleksi II