teknik Test-Taking Teams ini lebih efektif digunakan dalam pembelajaran keterampilan membaca bahasa Jerman di SMA Negeri 1 Grabag Magelang
daripada menggunakan teknik konvensional.
E. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan dikarenakan keterbatasa peneliti, sehingga menyebabkan hasil penelitian ini menjadi kurang
maksimal. Adapun keterbatasan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Peneliti adalah seorang peneliti pemula, sehingga baik dari segi pengalaman,
teori mupun praktik dilapangan masih belum maksimal dan sangat terbatas. 2. Pre-test dan post-test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan di
waktu yang berbeda, memungkinkan terjadi interaksi peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka hasil penelitian memungkinkan
terjadinya bias. 3. Sampel yang digunakan dalam penelitian terlalu sedikit, jadi memungkinkan
data yang diperoleh kurang sempurna. 4. Kurangnya kesungguhan belajar beberapa peserta didik saat penelitian
dilakukan. 5. Kurang sempurnanya peneliti saat mengamati seluruh proses belajar peserta
didik saat penelitian dilakukan.
81
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data, pengujian, hipotesis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Terdapat perbedaan prestasi belajar keterampilan membaca bahasa Jerman di SMA Negeri 1 Grabag Magelang antara kelas yang diajar dengan
menggunakan teknik Test-Taking Teams dan kelas yang diajar dengan menggunakan teknik konvensional.
2. Keefektifan penggunaan teknik Test-Taking Teams pada pembelajaran keterampilan membaca bahasa Jerman di SMA Negeri 1 Grabag Magelang
dengan bobot keefektifan sebesar 7,5 .
B. Implikasi
Teknik Test-Taking Teams merupakan teknik pembelajaran yang menekankan pada tanggung jawab individu sekaligus mendapatkan pengetahuan
dari pengetahuan kolektif kelompok. Teknik ini membagi peserta didik menjadi kelompok-kelompok kecil yang heterogen, yakni kelompok dengan anggota yang
memiliki kemampuan berbeda sehingga diskusi akan berjalan dengan baik. Dapat dikatakan bahwa peserta didik yang lemah mendapat keuntungan dari peserta
didik yang lain.