Gas pembawa Sistem injeksi Kolom Fase diam

Waktu yang menunjukkan berapa lama suatu senyawa tertahan di kolom disebut waktu tambat waktu retensi yang diukur mulai saat penyuntikan sampai saat elusi terjadi Gritter, et al., 1985. Menurut Eaton 1989, hal yang mempengaruhi waktu retensi yaitu: 1. Sifat senyawa, semakin sama kepolaran dengan kolom fasa diam dan makin kurang keatsiriannya maka akan tertahan lebih lama di kolom dan sebaliknya. 2. Sifat adsorben fase diam, semakin sama kepolaran dengan senyawa maka senyawa akan semakin lama tertahan dan sebaliknya. 3. Konsentrasi adsorben, semakin banyak adsorben maka semakin besar kemampuan adsorben fase diam mengikat sampel maka senyawa semakin lama tertahan dan sebaliknya. 4. Temperatur kolom, semakin rendah temperatur kolom maka senyawa semakin lama tertahan dan sebaliknya. 5. Aliran gas pembawa, semakin kecil aliran gas pembawa maka senyawa semakin lama tertahan dan sebaliknya. 6. Panjang kolom, semakin panjang kolom akan menahan senyawa lebih lama dan sebaliknya. Bagian utama dari kromatografi gas adalah gas pembawa, sistem injeksi, kolom, fase diam, suhu dan detektor.

2.4.1.1 Gas pembawa

Gas pembawa harus memenuhi persyaratan antara lain harus inert, murni, dan mudah diperoleh. Pemilihan gas pembawa tergantung pada detektor yang dipakai, semua gas yang dipakai ini harus tidak reaktif, dapat dibeli dalam Universitas Sumatera Utara keadaan murni dan kering yang dapat dikemas dalam tangki bertekanan tinggi. Gas pembawa yang sering dipakai adalah helium He, argon Ar, nitrogen N 2 , hidrogen H 2 , dan karbon dioksida CO 2

2.4.1.2 Sistem injeksi

Gritter, et al., 1985. Cuplikan dimasukkan kedalam ruang suntik melalui gerbang suntik, biasanya berupa lubang yang ditutupi dengan septum atau pemisah karet. Ruang suntik harus dipanaskan tersendiri, terpisah dari kolom, dan biasanya 10-15 o

2.4.1.3 Kolom

C lebih tinggi dari suhu kolom. Seluruh cuplikan diuapkan segera setelah disuntikkan dan dibawa ke kolom Gritter, et al., 1985. Kolom merupakan tempat terjadinya proses pemisahan karena di dalamnya terdapat fase diam. Oleh karena itu, kolom merupakan hal sentral dalam kromatografi gas. Ada dua jenis kolom pada kromatografi gas yaitu kolom kemas packing column dan kolom kapiler capillary column. Kolom kemas terdiri atas fase cair yang tersebar pada permukaan penyangga yang lembam inert yang terdapat dalam tabung yang relatif besar diameter dalam 1-3mm. Kolom kapiler jauh lebih kecil 0,02 – 0,2 mm dan dinding kapiler bertindak sebagai penyangga lembam untuk fase diam cair. Semakin sempit diameter kolom, maka efisiensi pemisahan kolom semakin besar atau puncak kromatogram yang dihasilkan semakin tajam. Pada umumnya, seorang analis akan memilih kolom dengan diameter 0,2 atau yang lebih kecil ketika menganalisis sampel dengan konsentrasi yang kecil atau untuk memisahkan komponen yang sangat kompleks Gandjar dan Rohman, 2007. Universitas Sumatera Utara

2.4.1.4 Fase diam

Banyak macam bahan kimia yang dipakai sebagai fase diam antara lain: squalen, dietilglikol suksinat. Fase diam yang dipakai dalam kolom kapiler dapat bersifat non polar, polar atau semi polar. Jenis fase diam akan menentukan urutan elusi komponen-komponen dalam campuran Gandjar dan Rohman, 2007.

2.4.1.5 Suhu