kolagen dan jaringan ikat. Di sini juga terjadi pembentukan kapiler baru yang dimulai saat terjadi peradangan Dewi, dkk., 2013. Proses ini sangat penting,
karena tidak ada jaringan baru yang dapat dibentuk tanpa suplai oksigen dan nutrient yang dibawa oleh pembuluh darah yang baru Boyle, 2009. Proses ini
menandakan terjadinya kesembuhan yang dimulai dari adanya pertumbuhan kapiler dan pertumbuhan jaringan granula yang dimulai dari dasar luka. Proses
granulasi berjalan seiring dengan proses reepitelisasi. Sampai pada tahap akhir proses ini akan terjadi proses epitelisasi pada permukaan luka. Luka akan
berkembang menjadi keropeng yang terdiri dari plasma yang bercampur dengan sel-sel mati Dewi, dkk., 2013.
Fase selanjutnya adalah fase pematangan atau fase diferensiasi atau fase remodeling yang dapat berlangsung di atas 21 hari sampai lebih dari 2 bulan
bahkan beberapa tahun setelah luka. Pada fase ini terjadi ikatan kolagen yang mengawetkan jaringan bekas luka dan proses epitelisasi yang melapisi kulit
Dewi, dkk., 2013.
2.8 Pengaruh Senyawa Kimia Tumbuhan Terhadap Penyembuhan Luka
2.8.1 Alkaloid
Alkaloid diduga memiliki kemampuan sebagai antibakteri dengan mekanisme mengganggu komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri,
sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel tersebut Paju, 2013.
2.8.2 Flavonoid
Flavonoid bertindak sebagai penampung radikal hidroksi dan superhidroksi atau memperlambat timbulnya sel nekrosis tetapi juga dengan
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan vaskularisasi dengan demikian melindungi lipid membran terhadap reaksi yang merusak. Jika dipakai di kulit, flavonoid juga dapat menghambat
pendarahan Robinson, 1995; Barku, 2013. Flavonoid juga dikenal untuk mempercepat proses penyembuhan luka terutama karena memiliki aktivitas
antimikroba dan astringen, yang memiliki peran dalam penyusutan luka dan peningkatan laju epitelisasi Barku, 2013.
2.8.3 Tanin
Tanin merupakan komponen yang banyak terdapat dalam ekstrak tanaman, bersifat antioksidan. Antioksidan berperan dalam perbaikan jaringan karena
secara signifikan mencegah kerusakan jaringan yang merangsang proses penyembuhan luka Barku, 2013. Tanin juga berkhasiat sebagai astringen yang
mampu menciutkan luka, menghentikan pendarahan dan mengurangi peradangan
Mun’im, dkk., 2010. 2.8.4
Saponin
Saponin yang terdapat dalam tumbuhan dapat memacu pembentukan kolagen yang berperan dalam proses penyembuhan luka Mappa, dkk., 2013.
Sedangkan menurut Yenti, dkk., 2011, saponin juga memiliki kemampuan sebagai pembersih dan antiseptik yang berfungsi membunuh atau mencegah
pertumbuhan mikroorganisme yang biasa timbul pada luka sehingga luka tidak mengalami infeksi yang berat.
2.8.5 Terpenoid
Terpenoid dikenal untuk mempercepat proses penyembuhan luka terutama karena memiliki aktivitas antimikroba dan astringen, yang memiliki peran dalam
penyusutan luka dan peningkatan laju epitelisasi Barku, dkk., 2013.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan tahapan penelitian yaitu pengumpulan tumbuhan, identifikasi tumbuhan, pembuatan
simplisia, skrining fitokimia dan karakterisasi simplisia, pembuatan ekstrak, skrining fitokimia dan karakterisasi ekstrak, pembuatan sediaan gel, evaluasi
sediaan gel, pengujiaan sediaan gel terhadap penyembuhan luka dan analisis statistik.
3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat-alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi alat-alat gelas laboratorium, alat pengukur glukosa darah Nesco
®
, aluminium foil, blender Cosmos
®
, cawan porselen berdasar rata, gunting, hotplate, kaca objek, kaca penutup, krus porselen bertutup, mortir dan stamfer, neraca analitis Boeco
®
, oven listrik, penangas air, pH meter HANNA instrument, pinset, pisau cukur,
pot plastik, rotary evaporator, seperangkat alat destilasi dan penetapan kadar air, spatula, spuit, stopwatch, sudip, tanur, termometer, timbangan.
3.1.2 Bahan-bahan
Bahan uji yang akan digunakan adalah daun tekelan yang diperoleh dari daerah Beureuneuen, Aceh Pidie, Aceh. Bahan-bahan lainnya adalah aloksan
monohidrat Sigma Aldrich, α-naftol, aquades, asam klorida pekat, asam asetat
anhidrat, asam nitrat, asam sulfat pekat, bismut nitrat, besi III klorida, etanol 96 destilasi, eter minyak tanah teknis, etil asetat teknis, gliserin, iodium,
isopropanol, kalium iodida, kloral hidrat, kloroform, larutan dapar pH 4 dan pH 7,
Universitas Sumatera Utara