10
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 KONSEP SISTEM INOVASI DAERAH SIDa
Sistem Inovasi Daerah SIDa seringkali dikaitkan dengan perencanaan pembangunan suatu daerah. Perencanaan pembangunan tersebut erat kaitannya
dengan perbaikan dan penambahan infrastruktur derah guna menunjang aktifitas perekonomian, pendidikan, dan kebudayaan warga masyarakat. Berdasarkan
peraturan Peraturan Bersama Kemenristek dan Mendagri Nomor 3 Tahun 2012 dan Nomor 36 tahun 2012, SIDa memiliki pengertian sebagai,
“keseluruhan proses dalam satu sistem untuk menumbuhkembangkan inovasi yang dilakukan antar
institusi pemerintah, pemerintah daerah, lembaga kelitbangan, lembaga pendidikan, lembanga penunjang
inovasi, dunia usaha, dan masyarakat di daerah ” pasal 1
ayat 2.
SIDa secara sederhana dapat difahami sebagai sebuah proses secara menyeluruh yang dilakukan oleh institusi pemerintah dan lembaga terkait di suatu daerah
untuk mengembangkan inovasi potensial bersama dengan warga masyarakat. Berdasarkan pemahaman tersebut, komitmen dan konsesus pemerintah daerah
yang dimanifestasikan dalam berbagai regulasi policies merupakan hal penting dalam memperkuat daya saing masyarakat dan kesinambungan pembangunan
ekonomi daerah. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya bersama dalam proses pengembangan pola penyelenggaraan kebijakan publik yang berdasarkan hasil
penelitian maupun hasil kolaborasi antara tiga elemen; individu, kelembagaan, dan sistem. Kolaborasi yang baik antara ketiga tataran tersebut akan membentuk
keterpaduan menyeluruh heuristic alignment dan kesinambungan pembangunan
11
sustainability development daerah. Baik dalam hal ekonomi, pendidikan, sosial, maupun budaya.
2.2 UNSUR SISTEM INOVASI DAERAH
Merujuk pada Peraturan Bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi dan Menteri Dalam Negeri Nomor 03 dan Nomor 36 Tahun 2012 tentang Penguatan
Sistem Inovasi Daerah, unsur penguatan SIDa teridiri dari tiga elemen utama, yaitu: Kelembagaan SIDa, Jaringan SIDa, dan Sumber Daya SIDa.
Gambar 2.1 Unsur-Unsur Penguatan SIDa
2.3 ANALISIS SISTEM INOVASI DAERAH