Pembahasan PENGGUNAAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM MENGEMBANGKAN BAHAN AJAR MATERI PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG.

FKIP Universitas Sriwijaya, 21 Oktober 2016 terhadap hasil belajar siswa. Data yang diperolah kemudian di analisis untuk melihat persentase hasil belajar siswa. Siswa dinyatakan lulus apabila nilai akhirnya mencapai kriteria ketuntasan minimum KKM yaitu 75. Berikut hasil perhitungan terhadap hasil belajar. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Akhir Nilai siswa Frekuensi Kategori 86 – 100 75 – 85 56 – 74 40 – 55 0 – 39 12 12 4 5 2 Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Jumlah 35 Nilai rata- rata 75,65 Baik

4. Pembahasan

Berdasarkan tabel hasil belajar siswa diperoleh rata-rata nilai akhir siswa yaitu 75,65 yang berarti hasil belajar siswa tergolong kategori baik dimana pada tabel distribusi frekuensi hasil tes akhir terdapat 12 siswa 34,3 kategori sangat baik, 12 siswa 34,3 kategori baik, 4 siswa 11,4 kategori cukup, 5 siswa 14,3 kategori kurang, 2 siswa 5,7 kategori sangat kurang. Berdasarkan analisis terhadap hasil belajar siswa dapat disimpulkan bahwa LKS yang telah dikembangkan memiliki efek potensial. Adapun 7 komponen CTL yang telah dikembangkan pada LKS akan dijelaskan sebagai berikut : a Kontruktivisme. Kontruktivisme merupakan landasan berfikir filosofi pendekatan kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta, konsep atau kaidah yang siap diambil atau diingat. Manusia harus mengkontruksikan pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. 7 Dalam hal ini, siswa dikenalkan dengan bangun persegi dan persegi panjang melalui hal-hal yang ada di sekitar sisiwa dengan memberikan permasalahan untuk membangun pengetahuan siswa. b Inkuiri. Secara umum langkah-langkah inkuiri sebagai berikut: a Merumuskan masalah b Mengamati dan melakukan observasi c Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya. d Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audienns lainnya. Dalam hal ini, siswa diminta untuk melakukan observasi dan analisis dalam menemukan sendiri rumus luas persegi dengan bantuan potongan-potongan persegi satuan yang ditempel pada LKS. c Bertanya. Bertanya Questioning merupakan strategi utama yang berbasis kontekstual. Bertanya dalam belajar dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa, kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis inquiri, yaitu menggali informasi, mengonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya. Di dalam LKS siswa diarahkan untuk memiliki pengetahuan tentang luas persegi dan persegi panjang dengan diajukan pertanyaan-pertanyaan yang mendorongnya untuk berpikir dan menjawab. d Masyarakat belajar. Konsep learning community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang lain. Hasil belajar yang diperoleh dari sharing antarteman, antarkelompok, dan antara yang tahu ke yang belum tahu. Learning community tidak terbatas hanya dalam satu ruangkelas tetapi juga dengan orang-orang di luar kelas masyarakat. LKS yang dikembangkan mengharuskan siswa untuk bekerjasa dalam kelompoknya, terdapat perintah diskusi dalam menyelesaikan masalah sehingga tercipta masyarakat belajar. e Pemodelan. Dalam suatu pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru oleh siswanya. Pemodelan dapat dirancang dengan melibatkan siswa. 8 FKIP Universitas Sriwijaya, 21 Oktober 2016 Didalam LKS diberikan suatu permodelan terhadap bentuk-bentuk persegi dan persegi panjang sehingga mudah dicari luasnya. f Refleksi. Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir kebelakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan di masa yang lalu. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima. Dengan begitu, siswa memperoleh sesuatu yang berguna bagi dirinya tentang apa yang baru dipelajarinya. Bagian terakhir dari CTL adalah siswa diminta untuk menjelaskan kembali apa yang sudah ia pahami mengenai luas persegi dan persegi panjang dengan bahasanya sendiri. g Penilaian autentik. Penilaian autentik adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau tidak, apakah pengalaman belajar siswa memiliki pengaruh yang positif terhadap perkembangan baik intelektual maupun mental siswa. Penilaian autentik dilakukan pada bagian akhir proses pembelajaran yaitu dengan memberikan soal-soal evaluasi yang terdapat pada LKS.

5. Kesimpulan dan Saran

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP ZAT DAN WUJUDNYA TERINTEGRASI NILAI KEAGAMAAN (Eksperimen di MTs Al-Khairiyah,Citeureup-Bogor)

1 33 61

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sumber Energi Gerak melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ( Penelitian Tindakan Kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok)

0 14 135

Peningkatan hasil belajar siswa pada konsep sumber energi gerak melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL): penelitian tindakan kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok

2 3 135

Penagruh pendekatan contextual teaching laering (CTL) terhadap hasil bejaran biologi siswa kuasi Ekperimen di SMPN 1 Cisauk

0 7 208

Peningkatan Hasil Belajar PKn dalam Materi Peranan Globalisasi Melalui Pendekatan Contekstual Teaching Learning (CTL) di kelas IV MI. Masyirotul Islamiyah Tambora Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 4 180

Penggunaan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Energi dan Usaha

0 5 223

Upaya meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep perkembangbiakan tumbuhan melalui pendekatan kontekstual: penelitian tindakan kelas di MI Hidayatul Athfal Gunungsindur

0 19 141

PENINGKATAN KEAKTIFAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG MELALUI Peningkatan Keaktifan Dalam Pembelajaran Matematika Materi Keliling Persegi Dan Persegi Panjang Melalui Metode Problem Based Learning (PBL) Pada Sisw

0 2 15

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA Peningkatan Aktivitas Belajar Matematika Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning pada Pokok Bahasan Persegi dan Persegi Panjang (PTK Pada Siswa

0 1 18

PENINGKATAN AKTIVITAS BEAJAR MATEMATIKA MELALUIPENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING Peningkatan Aktivitas Belajar Matematika Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning pada Pokok Bahasan Persegi dan Persegi Panjang (PTK Pada Siswa Kelas VI

0 0 13