24
Modul Paket Keahlian Akuntansi Sekolah Menengah Kejuruan SMK
C. Uraian Materi
1. Pengertian aset tetap tidak berwujud
Akuntan membagi aset ke dalam dua golongan utama, yaitu aset tetap berwujud dan aset tak berwujud mempunyai wujud fisik sehingga dapat
diamati dengan panca indra manusia. Aset ini memiliki karakteristik umum diantaranya memberi manfaat ekonomi pada masa mendatang
bagi perusahaan. Keuntungan yang akan diperoleh dimasa datang mempunyai tingkat kepastian yang meyakinkan. Contoh dari aset
berwujud adalah Tanah, Bangunan, Mesin, Mebel dan lain-lain.Dasar pengaturan aset tetap tidak berwujud, terdiri dari:
a. PSAK No.19 revisi 2010 tentang Aset tak berwujud b. PSAK No. 22 revisi 2010 tentang kombinasi bisnis
c. PSAK No. 48 revisi 2009 tentang Penurunan nilai aset
2. Karakteristik aset tetap tidak berwujud
Aset tak berwujud memiliki karakteristik sebagai berikut: b. Keteridentifikasian
PSAK 19 revisi 2010 paragraf 12. c. Pengendalian
d. Manfaat ekonomis masa depan
3. Pengakuan aset tetap tak berwujud
Suatu aset tetap tak berwujud akan diakui, jika: a. Kemungkinan besar perusahaan akan memperoleh manfaat
ekonomis di masa depan b. Biaya perolehan dapat diukur secara andal
1 Pengukuran biaya perolehan aset tetap tak berwujud
Aset tetap tak berwujud akan dicatat pada harga perolehannya. Biaya perolehan suatu aset ditentukan berdasarkan cara
memperoleh aset tersebut.
25
Akuntansi Keuangan 2
2 Proses perolehan aset tetap tak berwujud secara intern
Karena kesulitan-kesulitan dalam memperoleh aset tetap tak berwujud maka untuk mengetahui suatu aset akan diakui sebagai
aset tetap tak berwujud, akuntan menggolongkan proses dihasilkannya aset tetap tak berwujud di dalam perusahaan menjadi
dua tahap, yakni: a. Tahap Penelitian
b. Tahap pengembangan
3 Faktor-faktor yang mempengaruhi amortisasi aset tetap tak berwujud
Aset tetap tak berwujud harus diamortisasi dengan membebankan biaya secara sistematis selama masa manfaatnya. Faktor-faktor
yang mempengaruhi amortisasi adalah sebagai berikut: a. Umur manfaat
b. Biaya Perolehan c. Nilai residu
7. Metode pencatatan amortisasi aset tetap tak berwujud
Metode yang digunakan untuk mengamortisasi aset tetap tak berwujud adalah garis lurus.Menurut PSAK no.48 revisi 2009 ada
dua kelompok indikasi adanya penurunan nilai aset, yakni: a. Informasi dari luar perusahaan
b. Informasi dari dalam perusahaan
8. Penghentian dan pelepasan aset tetap tak berwujud
Suatu aset tetap tak berwujud harus dihilangkan dari laporan posisi keuangan neraca saat aset tetap tak berwujud tersebut dilepas
atau ketika tidak dapat lagi mendatangkan manfaat ekonomis di masa mendatang. Keuntungan atau kerugian yang muncul dari
pelepasan ditentukan
dengan menghitung
selisih antara
penerimaan bersih dengan nilai tercatat aset tetap tak berwujud tersebut dan dimasukkan dalam laporan laba rugi.