Analisispenerjemahan Dialog Arab Kedalam Bahasa Indonesia Pada Film Ketika Cinta Bertasbih

(1)

sinergi pengalihan informasi dari teks asli terhadap bahasa yang menjadi sasaran terjemahan.

2. Peneliti mengharapkan adanya penelitian lebih lanjut terhadap perfilman khususnya dalam penerjemahan dialog Arab baik itu secara komprehensif maupun argumentative.

3. Peneliti juga mengharapkan adanya refrensi terjemahan dalam perfilman yang memakai bahasa Arab sebagai bahasa dialognya, agar hasilnya dapat terpercaya dan diterima secara ilmiah.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur'an dan Terjemahannya, Departemen Agama, Semarang: Toha Putera,1989 Amalia Melli (2010) Penerjemahan Dialog Arab Dalam Film Ayat-Ayat Cinta.

UIN Syarif Hidayatullah

Catford, J.C. (1965). A Linguistic Theory of Translation.Oxford University Press. Gulo, W. (2002).Metode Penelitian. Jakarta: PT. Grasindo.

Hanafi Nurachman. (1986). Teori dan Seni Menerjemahkan. Ende Flores, NTT. Nusa Indah

Lubis Husnan Muhammad.(2008). Pengantar Ilmu Penterjemahan.Medan: Bartong jaya

Mansoer, Pateda. 1988. Linguistik Sebuah Pengantar. Gorontalo : Angkasa. Mohd Ainon. (1950) Teori dan Teknik Terjemahan. Kuala Lumpur : Maziza Sdn. Molina, L and Amparo Hurtado Albir.(2002). Translation Techniques Revisited:

A Dynamic and Functionalist Approach. www.erudit.orgrevue meta.

Munawwir dan Fairuz Muhammad. (2007).Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia. Surabaya: Pustaka Progressif

Newmark, P. (1981). Approaches to Translation. Oxford: Pergamon Press

Nida, E.A & Taber, C. (1969).The Theory and Practice Of Translation. Leiden: Brill

P.P.Diah P. (2011) Analisis Penerjemahan Pronomina Persona Inggris Indonesia dalam Subtitle Film The Little Fockere :Universitas Indonesia

Simatupang, Maurits D.S. (2000). Pengantar Teori terjemahan.Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi


(2)

Suharsimi Arikunto. (1992). Prosedur Penelitian. Rineka Cipta:Jakarta.

Syihabuddin : (2000) Teori dan Praktik Penerjemahan Dialog Arab-Indonesia. DepartementPendidikan Nasional

Yunus Mahmud. (1973). Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: yayasan PPPA Soffware.Al-kalam Digital Versi 1.0.Bandung. PT Diponegoro

LAMPIRAN

1.

ﺯﺎﻴﺘﻣﻻﺍ ﺔﺟﺭﺩ ﺐﻟﺎﻄﻟﺍ ﺢﻨﻣ ﺎﻧﺭﺮﻗ ﻦﻴﺸﻗ ﺎﻨہﻟﺍ ﻦﻴﺑ ﻙﺭﺍﺩ ﻲﺘﻟﺍ ﺔﺸﻗﺎﻨہﻟﺍ ﺪﻌﺑﻭ

/waba’da al-munāqasyah allatî dārak baina al -munāqisyin, qararnā muniḥa attalib darrajata al-imtiyaz/setelah tim penguji berdiskusi dan bermusyawarah memutuskan memberikan gelar magister kepada mahasiswa yang bersangkutan dengan predikat cumlaud

2.

؟

ﺎﻬﻴﻠﻋ ﺖﻀﺒﻗ ﻦﻳﺍ

/aina qabad

ta ‘alaihā/dimana anda tangkap dia? 3.

ﺪﻴﻌﺳ ﺕﺮﺑ ﻲﻓ

/fî burt sa’îd

/ di Port Said

4.

ﻥﺎﻨﻴﻟﺍ ﻲﻟﺍ ﺏﺮﻬﺗ ﻥﺍ ﺪﻳﺮﺗ ﻲﻫ

/hiya turîdu an tahruba il

ā al-yunāni/dia mahu lari ke Yunani 5.

؟ ﺔﻴﻧﺎﻨﻳ ﻲﻫ ﻞﻫ

/hal hiya yunāniyyah

/apakah dia orang Yunani? 6.

ﻻ/lā

/ bukan

7.

ﺔﻴﻠﻴﺋ ﺍﺮﺳﺍ ﺎﻬﻧﺍ ﻲﻠﻋ ﻝﺪﺗ ﺎﻫﺎﻨﻌہﺟ ﻲﺘﻟﺍ ﺕﺎہﻠﻌہﻟﺍ

/al-

ma’lumāti al-latî jama’nāhā tadullu‘alā annahā isrāiliyat

/

tidak

,

Menurut keterangan yang kami himpun, dia orang Israel. 8.

؟ ﺔﻴﻠﻴﺋ ﺍﺮﺳﺍ

/isrāiliyat

/ Israel?


(3)

9.

ﺎﻫﺎﻴﺪﺿ ﺖﻀﻬﻧ ﻲﺘﻟﺍ ﺔﺑﺎﺼﻋ ءﺎﻀﻋﺍ ﻦﻣ ﻲﻫ ﺖﻧﺎﻛﻭ ﺢﺻ ﻱﻮﻳﺍ

/aiwasah

wakānathiyamina’dai‘isābatiallatĭnahadat dahayyāhā

/

benar,dia termasuk anggota geng yang suka memeras korbannya

10.

ﻚﻟ

ﺍﺬﻛ ﺖﺴﻴﻟ ﻲﻫﻭ ﺎﻬﻧﻮﻨﺠﺑ ﻲﺘﺌﺗ ﺎﻬﻧﺎﻓ ﺎﻬﻴﻠﻋ ﺎﻨﻀﺒﻗ ﻥﺍ ﺪﻌﺑ ﻥﺎﻗﺮﻓ ﺎﻳ ﻑﺮﻌﺗ

/ta’rif yā Furqān ba’da anqaba

dnā ‘alaihā fainnahā ta’tĭ bijunûnihā wahiya laisat kazalik/semenjak kami tangkap ia pura-pura gila padahal dia tidak begitu.

11.

ﺓﺪﻳﺪﻋ ﺩﻼﺑ ﻲﻟﺍ ﺐﻫﺬﺗ ﻒﻴﻛ ﻥﺫﺍ

/idzan kaifa tadzhabu ilā bilādin ‘adîdah

/

Bagaimana mungkin ia pergi ke banyak negara.

12.

ﺔﻬﺑﺎﺸہﻟﺍ ﻱﺎﻀﻘﻟﺍ ﻊﻣ ﻚﺘﻴﻀﻗ ﺎﻧﺭﺮﻗﻭ ﻪﺑﺍﻮﺠﺘﺳﺎﺑ

ﻦﻛ ﻥﺍ ﺪﻌﺑ

/ba’da an kunnā biistijwābih waqararnā qadyataka m’a al-qadāya al -musyābihat/Setelah kami interogasi dia dan kami bandingkan masalah anda dengan masalah yang serupa.

13.

ﺍﻡ

ﺪﻟﺍ ﻞﺪﺗ ﻥﺍ ﻡﺯﻻ ﺖﻧﺍ ﺎﻨﻘﻔﺗﺍ ﺎﻧﺍ

/innā ittafaqnā anta lāzim an tuhalli ad-dām/Kami terpaksa meminta anda untuk diperiksa darah.

14.

؟

ﺊﻴﺷ ﻱﻻ

/liayyi syai’in

/untuk apa.

15.

ﺕﺮہﻟﺍ ﺭﺪﻠﻛ ﻖﻴﻘﺪﻟﺍ ﺎﻬہﺳﺍ ﻲﺘﻟﺍ ﺎﻨﻴﻟﺎﺗﺍ ﺲﻴﻣ

/mîs itāliyanā al-latî ismuhā al-haqîqi kuld almart/Miss Italiana, nama sebenarnya Golda Olmert.

16.

ﺱﺪﻳﻻﺍ ﺔﺿﺮہﻟﺎﺑ ﺏﺎﺼﻣ ﺎﻫﺎﻴﺪﺿ ﻦﻣ ﺔﺌہﻟﺍ ﻲﻓ ﻥﻮﻨہﺛﻭ

/watsamanûn fî al-miah min dah

ayyāhā muşābun bi al -mardati al-aids/delapan puluh persen korbannya terkena AIDS.


(4)

/wahādzā at

-taĥlil ya ta’allaqu fî mustaqbālik/tes darah ini untuk masa depan anda.

18.

ﺱﺪﻳﻻﺍ ﺔﺿﺮہﻟﺎﺑ ﺭ

ﻂﺘﺴہﻟﺍ ﻦﻣ ﻥﻮﻜﺗﻻ ﻥﺍ ﺍﻮﺟﺭﺍ

/arjû an

lā takûna mina al -mustatîr bial-mardati al-aids/saya harap andatidak termasuk yang terkena AIDS.

19.

ﺮﺑﺎﺻ ﻢﺿﺎﻨﻣ ﺎﻳ

/yā munā

dim sābir/sarsan Sabir. 20.

ﻲﻔﺸﺘﺸہﻟﺍ ﻲﻟﺍ ﻪﻘﻓﺍﺭ

/ rāfiqhi ilā al

-musytasyfā/temani dia ke rumah sakit. 21.

ﻡﺎﻳﺍ ﺔﺛﻼﺛ ﺪﻌﺑ ﺔﺠﺗﺎﻨﻟﺍ ﻑﺮﻌﻧ ﺓﺩﺎﻋ

/

‘ādatan na’rifu an-nātijah ba’da tsalātsata ayyām/biasanya kita tahu hasilnya setelah tiga hari.

22.

ﻥﺎﻗﺮﻓﺎﻳ ﻒﺳﺍ ﺎﻧﺍ ﷲﻭ

/wallāhi anā āsif yā Furqān

/demi Allah saya minta maaf Furqan 23.

ﺽﺮہﻟﺎﺑ ﺡﺎﺻ ﺖﻧﺍ

/antā

sāh bi al-marah/anda positif terkena AIDS. 24.

ﻞﻴﺪﺘﺴﻣ

/musta

ĥîl /mustahil

25.

ﻚﺗﺎﻴﺣ ﻦﻣ ﺮﻴﺧﺍ ﺲﻴﻟ ﺍﺬﻫ ﻲﺧﺍ ﺎﻳ ﺮﺒﺻﺍ

ﻥﺎﻗ

ﺮﻓ ﺫﺎﺘﺳﺍ ﺎﻳ ﺮﺒﺻﺍ

/usbur yā ustādz furqān hāzā laysa ākhîr min ĥayātik/ sabar tuan Furqan, sabar saudaraku ini bukan akhir segalanya.

26.

ﺔﻠﻜﺸہﻟﺍ ﻩﺬﻫ

ﻡ ﷲ ءﺎﺷ ﻥﺍ ﻚﺟﺮﺨﻨﺳ ﻥﺎﻗﺮﻓﺎﻳ ﻙﺪﻋﺎﺴﻨﺳ

/sanusā’iduka yā furqān sanukhrijuka in syāallāh min hādzihi al

-musykilat/kami akan bantu anda keluar dari kesulitan ini.


(5)

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Sekilas tentang Film Ketika Cinta Bertasbih

Film Ketika Cinta Bertasbih atau lebih dikenal dengan KCB adalah film yang diangkat dari novel yang berjudul Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman. Film tersebut dirilis pada tahun 2008 yang diperankan oleh dua tokoh utamanya, yaitu Khalidi Asadil Alam dan Oki Setiana Dewi.Film yang menceritakan tentang seorang mahasiswa asal Indonesia yang belajar di Al-Azhar tersebut melakukan

syuting di dua negara, yaitu Mesir dan Indonesia.

Dikisahkan bahwa, Khairul Azzam (Khalidi Asadil Alam) adalah seorang mahasiswa yang belajar di universitas Al-azhar, Kairo Mesir.Ia adalah seorang mahasiswa msikin yang membiayai studinya sendiri dan menghidupi keluarganya dikampung dengan berjualan tahu dan tempe. Dalam perjalanannya selama berada di Kairo, ia banyak berkenalan dengan beberapa mahasiswa lain yang juga berasal dari Indonesia, salah satunya Furqan yang diperankan oleh Andi Arsyil Rahman. Furqan adalah aktor pendamping dalam film ini, berperan sebagai mahasiswa yang berasal dari keluarga kaya yang sedang menyelesaikan studi S2 di Universitas yang sama dengan Azzam. Ke dua sahabat ini terlibat cinta segi tiga dengan Ana Fakhrunnisa (Oki Setiana Dewi) seorang gadis yang cantik, cerdas, soleh dan juga putri dari seorang pimpinan pesantren di Indonesia. Furqan dan Ana saling kenal satu sama lain, karena kedekatan keluarga Furqan dengan Ayahnya yang sering mengunjungi pondok pesantren mereka sewaktu masih dikampung. Sedangkan perkenalan Ana dengan Azzam bermula saat Ana turun dari sebuah bus angkutan yang ditumpanginya ketika hendak berangkat menuju Al-Azhar, tanpa sadar ia lupa untuk mengambil buku yang ia diletakkan dikursi penumpang bus yang baru saja ia tumpangi. Azzam yang melihat Ana bersedih mencoba membantunya dengan menyewa taksi dan kemudian mengejar bus tersebut.Sesampainya mereka di tempat pemberhentian bus, Azzam kemudian


(6)

mengambil buku yang ditinggalkan Ana sewaktu menaiki bus dan menyerahkan buku tersebut kepadanya.

Pertemuan mereka membuahkan rasa kagum Ana terhadap Azzam yang pada saat itu mengaku bernama Abdullah. Abdullah adalah nama depan dari Khairul Azzam dan nama tersebut tidak familiar diantara teman-temannya, sehingga Ana sukar untuk bertemu kembali dengan Azzam, bahkan ketika ia sudah bertanya ke mahasiswa-mahasiswa yang lain. Pertemuan mereka membuat Ana mengingatnya setiap hari hingga akhir kelulusan Ana di universitas Al-Azhar dengan nilai yang amat sempurna sebagai hadiah untuk orang tuanya dikampung.Sesampainya di tanah air, amat banyak pemuda yang datang melamarnya termasuk Furqan sahabat Azam yang juga lulusan S2 dari universitas Al-Alzahar.Singkat cerita Ana dan keluarganya menerima lamaran Furqan setelah meyanggupi persyaratan yang diajakukan oleh Ana sendiri.

Disaat ke dua keluarga berbahagia atas lamaran tersebut, di Kairo Azzam melakukan sujud syukur rasa gembiranya atas kelulusannya setelah lama menempuh perkuliahan, dan kemudian ia siap-siap untuk kembali ke negaranya. Sesampainya di Indonesia Azzam langsung bertemu dengan ibu serta adik-adik perempuannya yang ia sekolahkan dari hasil penjualan tempe dan tahu selama di Mesir. Adik Azzam yang bernama Husna diperankan oleh Meyda Safira adalah penulis dan pemerhati psikologi yang sering bertemu dengan Ana pada setiap kesempatan ketika mereka mengisi acara-acara. Husna menceritakan bahwa ia juga mempunyai seorang kakak yang juga lulusan Al-Azhar bernama Azzam yang kemudian mengajak Ana untuk kerumahnya untuk sekedar berkenalan dengan kakaknya. Sesampainya dirumah Husna, Ana pun bertemu dengan Azzam. Betapa kagetnya, Azzam ternyata Abdullah yang menolongnya tempo hari. Ana sungguh tidak tahu bahwa saudara Husna tersebut, ternyata mempunyai nama lengkap Abdullah Khairul Azzam. Singkat cerita, Ana pun mengundang Khairul Azzam untuk menghadiri resepsi pernikahannya dengan Furqan sahabat karibnya. Azzam merasa sedih bercampur bahagia mendengar hal tersebut, karena sahabatnya akan menikah, akan tetapi yang mahu dinikahkannya adalah gadis yang ia harap akan


(7)

menjadi istrinya Azzam. Selang beberapa hari mereka pun menikah, akan tetapi pernikahan mereka tidak berlangsung lama, karena Furqan memutuskan untuk menceraikannya. Perceraian tersebut tidak diterima Ana tanpa ada alasan tertentu, kemudian Furqan pun menjelaskan bahwa akhir-akhir ini, ia merasa penyakitnya semakin parah, penyakit yang ia maksud adalah penyakit AIDS yang dideritanya sewaktu berada di Kairo. Selama ini ia telah meembunyikan penyakit tersebut dari Ana agar ia mahu menikah dengannya, akan tetapi ia menyadari kekeliruannya dan kemudian memutuskan untuk menceraikannya. Ke dua belah pihak keluarga pun menyetujuinya dan mereka resmi bercerai untuk menyelamatkan Ana agar tidak tertular penyakit yang diderita Furqan. Furqan menderita AIDS disaat ia dijebak oleh seorang pemeras yang menyamar sebagai seorang mahasiswi yang suka terhadap Furqan. Sewaktu Furqan sedang menulis tesisnya, wanita tersebut mendatangi hotelnya dan kemudian menjebak Furqan dengan tidur dengannya.

Keesokan harinya ia terkejut melihat isi komputernya yang penuh dengan foto-foto mesra diatas ranjang serta sebuah tulisan yang bertuliskan jika Furqan tidak menyiapkan sejumlah uang, maka foto-foto tersebut akan disebarkan ke internet dan diketahui oleh seluruh mahasiswa-mahasiswa asal Indonesia di Mesir, serta akan ada ancaman pemecatan dari universitas tempat ia menempuh pendidikan. Membaca pesan tersebut Furqan pun melaporkannya ke pihak kepolisian Kairo.Tidak lama berselang wanita tersebut tertangkap. Tersangka pemeras tersebut berasal dari Israel dan ia merupakan kelompok pemeras yang sering memeras korbannya serta pengidap penyakit AIDS. Menurut keterangan yang dikumpulkan oleh pihak kepolisian 80% dari korbannya akan tertular AIDS yang diidapnya. Oleh karena itu Furqan diharuskan untuk memeriksa darah untuk mengetahui apakah Furqan juga tertular penyakit tersebut.Setelah pemeriksaan dilakukan oleh pihak rumah sakit, ternyata Furqan positif terjangkit virus yang mematikan itu. Latar belakang mengapa Furqan bisa terkena penyakit AIDS tersebut, ia jelaskan secara gamblang kepada ke dua belah pihak keluarga sehingga perceraian tersebut memang harus dilakukan.


(8)

Khairul Azzam tidak mengetahui Ana dan Furqan sudah bercerai, yang ada di pikirannya saat itu adalah mencari seorang perempuan yang ridha terhadap akhlak dan agamanya begitu juga ia ridha terhadap akhlak dan agama gadis tersebut. Azzam kemudian pergi ke sebuah pesantren yang ada di Jombang, Jawa Timur tempat ia menuntut ilmu sebelum melanjutkan studinya ke Al-Azhar Kairo, Mesir. Pesantren tersebut di pimpin oleh seorang ulama yang juga ayahnya Ana, Azzam mengetahui bahwa wanita yang ia tolong sewaktu di Mesir bernama Ana tersebut adalah anaknya pimpinan pesantren tempat pemondokannya, tetapi setahunya Ana wanita yang ia kagumi tersebut telah menikah dengan sahabatnya sendiri Furqan tanpa mengetahui perceraian mereka. Azzam pun tiba di pesantren dan berjumpa langsung dengan pak kiai dan kemudian ia mengutarakan niatnya untuk menikah serta mempercayai jodohnya kepada gurunya tersebut. Ia mengatakan kepada gurunya siapa saja jodoh yang dipilih oleh gurunya akan diterima dengan ikhlas, karena ia percaya pilihan gurunya adalah pilihan yang tepat. Pembicaraan mereka tidak sengaja didengar oleh Ana dibalik dinding kamarnya, kemudian ia melihat bahwa yang datang adalah Abdullah yang menolongnya tempo hari. Kemudian pak kiai berkata kepada Azzam bahwa ada seorang gadis yang salih, bagus akhlaknya, akan tetapi ia baru bercerai setelah beberapa hari menikah. Mendengar hal itu, Azzam langsung menyetujuinya tanpa mengenal siapa gadis yang dimaksudkan itu. Azzam pun bertanya siapa gadis yang hendak ia nikahkan, lalu gurunya menjawab bahwa “ia bernama Ana Fakhrunnisa anak saya sendiri”. Mendengar hal tersebut Azzam terpana seakan tidak percaya bahwa ia akan dinikahkan dengan gadis yang ia harapkan selama ini, Ana yang dari tadi mencuri pembicaraan dibalik dinding langsung melakukan sujud syukur berkat jodoh yang ia harapkan lewat doa-doanya. Ijab kabul dilaksanakan pada hari itu juga dengan kebahagian kedua pasangan serta kelurga yang hadir. Khairul Azzam dan Ana resmi menjadi suami istri, sedangkan Furqan ditempat terpisah menerima sebuah surat pemberitahuan dari pihak rumah sakit Kairo bahwa ia tidak menderita AIDS dan hasil tes yang sebelumnya terjadi kesalahan. Furqan merasa terlahir kembali mendengar isi surat yang diterimanya, kemudian ia bergegas mendatangi tempat kediaman Ana dan menceritakan semuanya kepada orang tua Ana serta melamar


(9)

Ana kembali untuk menjadi istrinya. Ayah Ana mengatakan bahwa Ana sudah menikah dengan seorang laki-laki lulusan Al-Azhar, ia adalah Abdullah Khairul Azzam sahabat Furqan sendiri. Melihat Furqan yang bersedih setelah mendengar kabar tersebut, pak kiai menasehatinya bahwa perjodohan adalah takdir Tuhan dan Furqan, Ana serta Azzam telah menjalani sebuah skenario permainan takdir untuk menguji keimanan mereka.Azzam dan Ana selanjutnya hidup berbahagia dalam ikatan sebuah pernikahan yang Azzam ridha terhadap agama dan akhlaknya Ana, dan begitu juga Ana yang ridha terhadap agama dan akhlaknya Azzam.

3.2. Metode Penerjemahan Film KCB

Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Hanafi (1986:54), bahwa metode penerjemahan dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu Metode penerjemahan kata demi kata, metode penerjemahan harfiah dan penerjemahan bebas.Hal itu juga telah dijelaskan diawal, bahwa pendapat ini berdasarkan yang telah dikemukakan oleh para pakar dibidangnya seperti House, Catford dan L. Forster. Oleh sebab itu, dalam film Ketika Cinta Bertasbih ditemukan 6 dialog diantaranya yang memakai metode penerjemahan kata demi kata dan 1 dialog memakai metode penerjemahan harfiah serta 25 dialog yang memakai metode penerjemahan bebas. Berikut penganalisaian dan pembahasan yang diuraikan oleh peneliti berdasarkan metode penerjemahannya.

3.2.1. Metode Kata Demi Kata

Adapun penerjemahan dialog Arab yang memakai metode penerjemahan kata demi kata dalam film KCB, yaitu ada sebanyak 6 dialog. Berikut penjelasan yang diuraikan oleh peneliti.

1.

؟

ﺎﻬﻴﻠﻋ ﺖﻀﺒﻗ ﻦﻳﺍ

/aina qabad

ta ‘alaihā

/

dimana anda tangkap dia

Dialog ini adalah dialog yang muncul pada menit 01.31 dimana Furqan ketika itu berada dikantor polisi Mesir dan ia bertanya tentang wanita yang ditangkap oleh polisi karena telah menjebak dan memerasnya. Wanita tersebut menyamar sebagai seorang mahasiswi yang suka terhadap Furqan kemudian menjebaknya


(10)

disebuah hotel saat Furqan mengerjakan tesisnya dengan cara mengambil gambar yang tidak senonoh diatas ranjang. Pada saat Furqan bangun keesokannya ia membaca sebuah pesan yang ditinggalkan didalam komputernyanya berikut dengan foto-fotonya yang tidak senonoh. Pesan tersebut berisi ancaman untuk mengirimkan sejumlah uang, jika tidak maka foto-fotonya akan disebarkan ke publik. Merasa dirinya dijebak dan diperas terhadap apa yang tidak dilakukannya, maka Furqan pun melaporkannya ke kantor polisi setempat, berselang beberapa hari kemudian mereka berhasil menangkap tersangka.

Terjemahan dimana anda tangkap dia dalam dialog tersebut mengacu kepada penerjemahan kata demi kata, karena penerjemah menerjemahkan sesuai dengan kata demi kata dan ada sedikit perubahan dalam penerjemahannya. Seperti kata

ﻦﻳﺍ

/aina/

yang bermakna dimana dan kata

ﺖﻀﺒﻗ

/qabadta/

yang bermakna anda tangkap. Kata

ﺖﻀﺒﻗ

/qabadta

/ menunjukkan kepada bentuk lampau (madĭ) yang berasal dari kata

ﺾﺒﻗ

/qabada/. Sedangkan

ﺎﻬﻴﻠﻋ

/‘alaihā/, bentuk asalnya adalah penggabungan antara huruf

ﻲﻠﻋ

/’alā/ dan

ﻲﻫ

/hiya/. Penerjemahan kata

ﺎﻬﻴﻠﻋ

/‘alaihā/ yang bermakna diatasnya berubah menjadi dia, hal itu disebabkan faktor keberadaan kata sebelumnya yaitu

ﻦﻳﺍ

/aina/

dan

ﺖﻀﺒﻗ

/qabadta/,

sehingga penerjemahannya berubah menjadi dimana anda tangkap dia. Jika kalimat dalam dialog tersebut diterjemahkan secara harfiah maka terjemahannya adalah sebagai berikut: dimana anda menangkap diatasnya.

2.

ﺪﻴﻌﺳ ﺕﺮﺑ ﻲﻓ

/fî burt sa’îd/

di Port Said

Dialog dalam adegan ini adalah dialog lanjutan dari dialog sebelumnya yang muncul pada menit 01.33. Dalam skenario cerita, Furqan bertanya kepada polisi atas penangkapan wanita yang dilaporkannya tersebut, kemudian pihak kepolisian menjawabnya dengan berkata

ﺪﻴﻌﺳ ﺕﺮﺑ ﻲﻓ

/fî burt sa’îd/

yang artinya di Port Said.

Sebagaimana yang telah peneliti jelaskan diawal, bahwa wanita tersebut menyamar sebagai mahasiswi yang suka terhadap Furqan, kemudian ia menelpon


(11)

Furqan untuk bertemu hingga selanjutnya ia dijebak seolah-olah mereka telah tidur berdua di hotel tempat Furqan menginap. Tidak lama berselang, wanita itu pun tertangkap di air port Port Said, Kairo saat ia hendak melarikan diri menuju Yunani. Terjemahan ini sudah sangat jelas memakai metode penerjemahan word of the word. Kata

ﻲﻓ

/fî/

dan

ﺪﻴﻌﺳ ﺕﺮﺑ

/burt sa’îd/

diterjemahkan secara bertahap menjadi di dan Port Said.Kata

ﻲﻓ

/fî/

pada dialog ini bisa diartikan menjadi pada, di dan didalam. Sedangkan

ﺪﻴﻌﺳ ﺕﺮﺑ

/burt sa’îd/

adalah nama sebuah bandara yang terletak di Kairo, Mesir.

3.

ﻥﺎﻨﻴﻟﺍ ﻲﻟﺍ ﺏﺮﻬﺗ ﻥﺍ ﺪﻳﺮﺗ ﻲﻫ

/hiya turîdu an tahruba il

ā al-yunāni/dia mahu lari ke Yunani

Dialog ini muncul pada menit 01.35 dan merupakan lanjutan dari dialog sebelumnya dimana pihak polisi menerangkan kepada Furqan tentang tersangka pemerasan yang ingin melarikan diri ke Yunani.Dalam skenario ini, Furqan yang hadir dikantor polisi meminta klarifikasi untuk menjelaskan secara lanjut tentang kejadian yang menimpanya. Kemudian polisi yang menyelidiki kasusnya itu, menjelaskan bahwa wanita itu ditangkap disebuah bandara dan ia hendak melarikan diri ke Yunani. Kata

ﻲﻫ

/hiya

/ bentuk zamir muannast menunjukkan kepada perempuan yang berarti dia (pr), dan kata

ﺪﻳﺮﺗ

/turîdu/

bentuk fi’il mudari’

berasal dari kata

ﺩﺍﺭﺍ

/arāda/ menununjukkan kepada perempuan yang diartikan menjadi mahu, sedangkan kata

ﺏﺮﻬﺗ

/tahruba/

menunjukkan kepada perempuan yang berasal dari kata

ﺏﺮﻫ

/haraba/ bermakna lari, serta kalimat

ﻥﺎﻨﻴﻟﺍ ﻲﻟﺍ

/ilā al

-yunāni/ yang diartikan menjadi ke Yunani.Kata-kata yang berbentuk muannast

tersebut menunjukkan kepada perempuan yang ditangkap oleh polisi dalam adegan film.Dalam terjemahan ini, penerjemah dialog memakai metode penerjemahan kata demi kata, karena penerjemah menerjemahkan kata demi kata secara bertahap sehingga menjadi sebuah kalimat berbentuk informasi yamg disampaikan ke dalam bahasa penerima.


(12)

4.

؟ ﺔﻴﻧﺎﻨﻳ ﻲﻫ ﻞﻫ

/

hal hiya yunāniyyah/apakah dia orang Yunani?

Dialog selanjutnya muncul pada menit 01.37 yang diucapkan oleh Furqan ketika ia menanyakan kepada pihak kepolisian tentang kewarnegaraan tersangka. Pertanyaan yang diajukan oleh Furqan kepada polisi berdasarkan penjelasan polisi bahwa wanita tersebut ingin lari ke Yunani. Furqan saat itu mengira bahwa wanita yang memerasnya berasal dari Yunani, maka ia ingin memastikan kebenarannya dengan menanyakan langsung kepada polisi yang telah menangkap tersangka. Terjemahan dialog ini mengacu kepada metode penerjemahan word of the word. Dalam kalimat tersebut tersusun tiga kata yang ketiganya diterjemahkan secara langsung sesuai dengan susunan tata letaknya.Kata

ﻞﻫ

/hal/

bentuknya istifham

yang memiliki arti dalam skenario apakah dan

ﻲﻫ

/hiya/

dengan bentuk zamir muannast diterjemahkan menjadi dia(pr), serta

ﺔﻴﻧﺎﻨﻳ

/

yunāniyyah/ yang berarti

Yunani. Apabila terjemahan tersebut digabungkan, maka terjemahannya akan menjadi apakah dia orang Yunani?

5.

/l

ā/ bukan

Pihak kepolisian menanggapi pertanyaan Furqan dengan jawaban seperti dialog kalimat yang tertera diatas yang muncul pada menit 01.38. Sebagaimana yang telah dijelaskan pada dialog sebelumnya bahwa Furqan mengira bahwa wanita tersebut berasal dari Yunani karena berdasarkan penjelasan polisi bahwa ia ingin lari ke Yunani, kemudian ia ingin memastikannya dengan bertanya apakah ia dari Yunani, lalu polisi pun menjawab dengan kata

/l

ā/ yang artinyabukan.

Dialog tersebut mengacu pada metode penerjemahan kata demi kata, karena kata

/l

ā/ yang berbentuk nafĭ sudah sangat jelas dapat diartikan menjadi tidak, bukan dan jangan. Namun pada dialog diatas kata tersebut diterjemahkan secara langsung menjadi bukan dengan memperhatikan konteks cerita film dan juga tidak adanya unsur pengurangan, penambahan atau pun unsur perubahan yang dapat


(13)

merubah makna. Jika hal tersebut dilakukan pada dialog ini, maka terjemahan kata

/l

ā/ akan dapat dikatagorikan menjadi penerjemahan secara bebas.

6.

ﻞﻴﺪﺘﺴﻣ

/musta

ĥîl/mustahil

Dialog diatas muncul pada menit 11.51 dimana Furqan tidak percaya bahwa ia positif mengidap penyakit AIDS. Dialog ini adalah dialog lanjutan dari dialog yang muncul pada menit 11.41 dimana polisi menerangkan bahwa Furqan positif mengidap AIDS. Dialog yang dimaksud akan dijelakan secara rinci oleh peneliti pada penjelasan metode penerjemahan bebas.

Kata

ﻞﻴﺪﺘﺴﻣ

/musta

ĥîl/ dalam adegan tersebut diucapkan bersamaan dengan dialog kalimat

ﻦﻜہﻣ ﺶﻣ

/musy mumkinin/

yang berarti tidak mungkin. Dialog

ﺶﻣ

ﻦﻜہﻣ

/musy mumkinin/

sendiri tidak dimasukkan dalam kajian ini, oleh karena dialog tersebut merupakan bahasa Arab Ammiah. Penerjemahan dalam dialog tersebut juga mengacu pada metode penerjemahan kata demi kata. Kata

ﻞﻴﺪﺘﺴﻣ

/musta

ĥîl/ diterjemahkan secara langsung menjadi mustahil. Hal tersebut membuktikan bahwa penerjemah menggunakan metode penerjemahan kata demi kata dalam menerjemahkan dialog diatas.

3.2.2.Metode Penerjemahan Harfiah

Adapun penerjemahan dialog Arab yang memakai metode penerjemahan harfiah dalam film KCB ada sebanyak 1 dialog, yaitu :

1.

ﻲﻔﺸﺘﺸہﻟﺍ ﻲﻟﺍ ﻪﻘﻓﺍﺭ

/

rāfiqhi ilā al-musytasyfā/temani dia ke rumah sakit.

Dialog ini muncul pada menit 08.27 dimana kepala polisi memerintahkan bawahannya untuk menemani Furqan memeriksa darah di rumah sakit. Dalam adegan ini, polisi meminta Furqan untuk memeriksa darah, namun pada awalnya Furqan menolak melakukannya karena tidak mempunyai dasar mengapa ia harus


(14)

memeiksa darah. Akhirnya polisi menjelaskan kondisi wanita yang menjadi tersangka tersebut bahwa ia seorang pengidap AIDS. Tersangka yang juga salah seorang dari kelompok pemeras yang paling dicari di Kairo ini tidak segan-segan mengancam korbannya untuk diperas, selain itu menurut informasi yang telah diperoleh, bahwa 80% dari korbannya mengidap penyakit itu juga. Kemudian polisi yang manangani kasus Furqan ini memerintahkan agar Furqan memeriksa darah yang ditemani oleh petugas.Kata

ﻪﻘﻓﺍﺭ

/

rāfiqhi/ berbentuk fi’il amr yang berarti sebuah perintah.Kata ini berasal dari kata

ﻖﻓﺍﺮﻳ

-

ﻖﻓﺍﺭ/rāfaqa

-yurāfiqu/

yang berarti menemani. Jika kata ini digunakan dalam bentuk fi’il amr, maka akan berubah menajadi

ﻖﻓﺍﺭ/rāfiq/

yang berarti temanilah dan juga pada kata

ﻖﻓﺍﺭ

/

rāfiqh/ terdapat penambahan kata berbentuk zamir muzakkar yaitu kata

ﻮﻫ

/huwa/ yang ditulis

/hi/ menunjukkan keterangan laki-laki, sehingga berubah menjadi

ﻖﻓﺍﺭ

/

rāfiqhi/ yang diterjemahkan menjaditemani dia. Kata

ﻲﻟﺍ

/

ilā/

diterjemahkan menjadi ke, namun kata ini juga dapat diterjemahkan mejadi

kepada. Selanjutnya kata

ﻲﻔﺸﺘﺸہﻟﺍ

/al-

musytasyfā/ berbentuk isim makan

menunjukkan keterangan tempat yang bermakna tempat penyembuhan atau rumah sakit.Sebagaimana yang telah dijelaskan diawal, bahwa terjemahan harfiah adalah terjemahan yang mengikuti struktur bahasa sumbernya tanpa melihat konteks kalimatnya. Struktur bahasa sumber yang dimaksudkan disini terletak pada dialog terjemahan temanilah dia. Jika dialog tersebut diterjemahkan secara bebas, maka terjemahannya adalah bawa dia ke rumah sakitatau secara langsung saja menjadibawa ke rumah sakit, namun terjemahan ini mengikuti struktur bahasa sumbernya yaitu bahasa Arab tanpa ada perubahan dalam terjemahan kata

ﻖﻓﺍﺭ

/

rāfiqh/.


(15)

3.2.3.Metode Bebas

Adapun terjemahan yang memakai metode penerjemahan bebas dalam film KCB, yaitu ada sebanyak 25 dialog. Berikut penjelasan yang akan diuraikan oleh peneliti :

1.

ﺯﺎﻴﺘﻣﻻﺍ ﺔﺟﺭﺩ ﺐﻟﺎﻄﻟﺍ ﺢﻨﻣ ﺎﻧﺭﺮﻗ ﻦﻴﺸﻗﺎﻨہﻟﺍ ﻦﻴﺑ ﻙﺭﺍﺩ ﻲﺘﻟﺍ ﺔﺸﻗﺎﻨہﻟﺍ ﺪﻌﺑﻭ

/waba’da al-

munāqasyah allatî dārak baina al -munāqisyin, qararnā muniha aUttUalib darrajata al-imtiyaz/setelah tim penguji berdiskusi dan

bermusyawarah memutuskan memberikan gelar magister kepada mahasiswa yang bersangkutan dengan predikat cumlaud.

Dialog ini adalah dialog yang diucapkan dalam adegan saat tim penguji tesis mengumumkan kelulusan Furqan dalam studi pascasarjananya dengan predikat cumlaud setelah ia mempersentasikan tesisnya kepada tim penguji universitas Al-Azhar Kairo. Dialog tersebut merupakan dialog yang pertama sekali diucapkan dalam bahasa Arab Fusha yang muncul pada menit 00.01. Dan dalam skenario adegan ini, tidak ada adegan dimana saat Furqan mempersentasikan tesisnya. Hal itu bisa diperhatikan, setelah adegan Furqan mengerjakan tesis disebuah hotel dan dijebak oleh seorang wanita yang menyamar sebagai seorang mahasiswi, lalu adegan berikutnya langsung kepada pengumuman kelulusan Furqan oleh tim penguji tanpa memperlihatkan adegan bagaimana skenario cerita disaat Furqan mempersentasikan tesisnya. Nah dialog diatas adalah ucapan seorang kepala penguji tesis Furqan bahwa ia telah lulus sebagai lulusan terbaik dengan predikat

cumlaud di universitas yang bersangkutan.

Penerjemahan dialog tersebut bersifat sangat bebas, hal itu dapat diperhatikandengan adanya penambahan-penambahan terjemahan yang tidak diucapkan oleh tim penguji, namun oleh penerjemah menambahkannya agar tercipta kesesuaian informasi yang akan diberikan.Kata-kata bermusyawarah dan

memberikan gelar magister dalam konteks bahasa Arab tidak diucapkan oleh para pemain dalam adegan tersebut. Terjemahan yang dilakukan dengan cara penambahan ini tidak dikatagorikan sebagai terjemahan salah, karena penerjemah menggunakan metode penerjemahan bebas. Seperti yang telah disampaikan


(16)

bahwa penerjemahan bebas tidak hanya melihat unsur kata, namun metode ini lebih memperhatikan unsur konteks kalimatnya.Jadi metode penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah pada data ini adalah metode penerjemahan bebas.

2.

ﺔﻴﻠﻴﺋ ﺍﺮﺳﺍ ﺎﻬﻧﺍ ﻲﻠﻋ ﻝﺪﺗ ﺎﻫﺎﻨﻌہﺟ ﻲﺘﻟﺍ ﺕﺎہﻠﻌہﻟﺍ

,

/al-

ma’lumāti al-latî jama’nāhā tadullu‘alā annahā isrāiliyat

/

tidak

,

Menurut keterangan yang kami himpun, dia orang Israel.

Dialog ini adalah ucapan yang diucapkan oleh polisi untuk menjelaskan tentang kewarnegaraan wanita pemeras tersebut. Setelah polisi berhasil meringkus wanita yang memeras Furqan, ia pun datang ke kantor polisi. Sesampainya disana, pihak kepolisian menerangkan bahwa tersangka pemeras bukanlah orang Yunani, walaupun ia hendak melarikan diri ke Yunani. Keterangan yang polisi berikan tersebut adalah dialog yang telah peneliti tulis diatas yang muncul pada menit ke 01.40 dimana saat itu kepala polisi menjawab pertanyaan Furqan. Pertanyaan Furqan yang dimaksud itu adalah

؟ ﺔﻴﻧﺎﻨﻳ ﻲﻫ ﻞﻫ

/

hal hiya yunāniyyah/apakah dia orang Yunani?. Dialog yang dimaksudkan itu muncul pada menit 01.37 dan sudah dijelaskan pada pembahasan metode penerjemahan kata demi kata.

Dalam dialog yang telah disebutkan, ada dua pokok hal yang sangat menonjol dalam penerjemahannya, yaitu unsur penambahan dan unsur pengurangan. Unsur penambahan dalam terjemahan ini adalah penambahan kata menurut, sedangkan unsur pengurangan dalam terjemahan ini terletak pada kata

ﻝﺪﺗ

/

tadullu/.

ﻝﺪﺗ

/tadullu/

adalah bentuk fi’il mudhari’muannast yang berasal dari kata

-

ﻝﺩ

ﻝﺪﻳ

/dalla-yadullu/ bermakna menunjukkan. Dalam dialog, kata yang dimaksudkan itu tidak diterjemahkan dalam skenario cerita. Unsur penambahan dan pengurungan wajar saja dilakukan, jika yang demikian itu sesuai dengan konteks kalimat.Terjemahan ini tidak hanya terpaku dengan kata,akan tetapi yang dilihat adalah pesan informasi yang diberikan bahasa sumber dapat diterima oleh bahasa sasaran. Namun bila kata

ﻝﺪﺗ

/tadullu/

juga diterjemahkan, menurut peneliti pesan yang disampaikan bahasa sumber juga tidak akansalah. Terjemahan menurut


(17)

peneliti adalah tidak, menurut informasi yang telah kami kumpulkan, menunjukkan bahwa dia orang Israel.

3.

؟ ﺔﻴﻠﻴﺋ ﺍﺮﺳﺍ

/

isrāiliyat/Israel?

Dialog dalam skenario ini muncul pada menit 01.40 yang diucapkan oleh Furqan setelah adanya penjelasan polisi saat menjelaskan bahwa wanita yang mereka tangkap adalah orang Israel. Informasi yang polisi terima setelah pasca penangkapan tersangka menunjukkan bahwa wanita yang memerasnya itu adalah salah satu kelompok pemeras yang memeras korbannya dengan berbagai cara termasuk menjebak Furqan dengan berpura-pura tidur dengannya. Furqan yang mendengar bahwa tersangka berasal dari Israel pun terkejut sambil mengucapkan kata dialog seperti yang telah tertulis diatas.

Kata

ﺔﻴﻠﻴﺋ ﺍﺮﺳﺍ

/

isrāiliyat/ yang makna sebenarnya adalah orang Israel, dalam terjemahannya diterjemahkan menjadi Israel saja. Hal tersebut dilakukan agar terjemahan yang dihasilkan tidak bersifat berlebihan atau mubazir, karena secara konteks terjemahan Israel akan dapat dimengerti bahwa terjemahan tersebut bermaksud orang Israel, bukan negara Israel. Kata

ﺔﻴﻠﻴﺋ ﺍﺮﺳﺍ

/

isrāiliyat/ dalam dialog berbentuk muannast menunjukkan kepada tersangka perempuan yang ditangkap oleh polisi dalam adegan film. Dan kata ini juga bisa didiskripsikan menjadi muzakkar, yaitu

ﻲﻠﻴﺋ ﺍﺮﺳﺍ

/

isrāiliyyu/ apabila konteks dalam skenario cerita menunjukkan kepada laki-laki.

4.

ﺎﻫﺎﻴﺪﺿ ﺖﻀﻬﻧ ﻲﺘﻟﺍ ﺔﺑﺎﺼﻋ ءﺎﻀﻋﺍ ﻦﻣ ﻲﻫ ﺖﻧﺎﻛﻭ ﺢﺻ ﻱﻮﻳﺍ

/

aiwā sah wakānat hiya min a’dai ‘isābati al-latĭ nahadat dahayyāhā

/

benar,dia termasuk anggota geng yang suka memeras korbannya

Skenario dialog diatas adalah ucapan polisi yang muncul pada menit 01.45 saat menjelaskan kepada Furqan bahwa wanita yang mereka tangkap merupakan anggota geng dari organisasi kriminal yang suka memeras korbannya. Hal utama yang bisa dilihat pada terjemahan dialog ini adalah adanya unsur pengurangan.


(18)

Pengurangan terjemahan yang dilakukan oleh penerjemah terdapat pada kata

ﻱﻮﻳﺍ

ﺢﺻ

/

aiwā sah/ yang dalam skenario diartikan menjadi

benar.penguranganterjemahan yang terjadi pada kalimat ini terletak pada kata

ﻱﻮﻳﺍ

/aiwa/. Unsur pengurangan terjemahan selanjutnya yang ada dalam terjemahan dialog ini terdapat pada kata

/wa/. Kata

ﻱﻮﻳﺍ

/iwa/ yang berarti iya

dan kata

/wa/ yang berarti dan dalam skenario tidak diterjemahkan. Selanjutnya dialog tersebut juga terdapat unsur penambahan terjemahannya. Kata termasuk

dan kata suka adalah penambahan yang dilakukan oleh penerjemah dalam menerjemahkan dialog dan ke dua kata ini sama sekali tidak diucapkan oleh aktor dalam bentuk bahasa Arab. Penambahan kata termasuk lebih spesifiknya terletak pada kalimat

ﻦﻣ ﻲﻫ ﺖﻧﺎﻛﻭ

/

wakānat hiya min/ dalam skenario diartikan menjadi

dia termasuk.Sedangkan penambahan kata suka terletak pada kalimat

ﺖﻀﻬﻧ ﻲﺘﻟﺍ

ﺎﻫﺎﻴﺪﺿ

/

al-latĭ nahadat dahayyāhā

/

yang dalam skenario memiliki makna yang suka memeras korbannya. Unsur pengurangan dan penambahan yang terapat dalam dialog telah dapat membuktikan bahwa terjemahan tersebut merupakan penerjemahan secara bebas.

5.

ﻚﻟ

ﺍﺬﻛ ﺖﺴﻴﻟ ﻲﻫﻭ ﺎﻬﻧﻮﻨﺠﺑ ﻲﺘﺌﺗ ﺎﻬﻧﺎﻓ ﺎﻬﻴﻠﻋ ﺎﻨﻀﺒﻗ ﻥﺍ ﺪﻌﺑ ﻥﺎﻗﺮﻓ ﺎﻳ ﻑﺮﻌﺗ

/

ta’rif yā Furqān ba’da anqabadnā ‘alaihā fainnahā ta’tĭ bijunûnihā wahiya laisat kazalik/ semenjak kami tangkap ia pura-pura gila padahal dia tidak begitu.

Adegan dalam dialog ini muncul pada menit 02.04 dimana pihak polisi menerangkan tentang keadaan tersangka yang telah ditangkap kemudian menjadi gila. Adegan dialog ini bermula ketika Furqan datang ke kantor polisi dan setelah berkonsultasi dengan pihak polisi dan melihat langsung tersangka pemeras yang telah dipenjara. Wanita pemeras tersebut bersikap seperti layaknya orang gila, ia tertawa dan berbicara sendiri. Polisi menduga bahwa tersangka berpura-pura gila agar tidak dimintai keterangan.Dugaan polisi tentang kegilaan tersangka langsung disampaikan kepada Furqan.Ia menerangkan hal tersebut kepada Furqan dengan berkata sebagaimana dialog yang tertera diatas.


(19)

Ada beberapa hal dalam skenario dialog ini yang menarik untuk dianalisis, yaitu adanya beberapa objek kata yang tidak diterjemahkan seperti kata

ﺎﻳ ﻑﺮﻌﺗ

ﻥﺎﻗﺮﻓ

/

ta’rif yā Furqān/ yang memiliki makna ketahuilah wahai Furqan.Berarti dalam hal ini, terdapat unsur pengurangan dalam penerjemahannya.Ada pula kata yang diterjemahkan tidak sesuai dengan makna aslinya, Seperti kata

ﺪﻌﺑ

/ba’da

/ yang diterjemahkan menjadi semenjak, makna sebenarnya adalah

setelah.Semenjak biasanya didiskripsikan dengan kata

ﺬﻨﻣ

/mundzu/ dan

ﺬﻣ

/mudz/.Jadi pada objek ini dapat dikatakan bahwa penerjemah telah mengubah terjemahannya. Begitu pula dengan

ﺎﻬﻧﻮﻨﺠﺑ ﻲﺘﺌﺗ

/ta’t

ĭ bijunûnihā/ yang diartikan dengan ia pura-pura gila. Makna yang cocok menurut peneliti adalah ia menjadi gila, karena pura-pura gila dalam bahasa Arab adalah

ﻦﻨﺠﺗ

/tajannana/, ia (pr) pura-pura gila dalam bahasa Arab didskripsikan dengan

ﻦﻨﺠﺘﺗ

/tajannanu/ yang berbentuk fi’il mudhari’ muannast. Selanjutnyadalam ucapan dialog ini terdapat pula unsur penambahannya, yaitu pada kata padahal. Kata padahal tidak ada dalam skenario cerita dalam bentuk bahasa Arab, melainkan penambahan yang dilakukan oleh penerjemah.Unsur perubahan, unsur penambahan dan unsur pengurangan makna ini membuktikan bahwa terjemahan tersebut menggunakan metode penerjemahan bebas.

6.

ﺓﺪﻳﺪﻋ ﺩﻼﺑ ﻲﻟﺍ ﺐﻫﺬﺗ ﻒﻴﻛ ﻥﺫﺍ

/idzan kaifa tadzhabu ilā bilādin ‘adîdah

/

Bagaimana mungkin ia pergi ke banyak negara.

Adegan dialog ini terjadi pada menit ke 02.14 dan merupakan kelanjutan dari dialog yang diucapkan oleh polisi yang menjelaskan bahwa tersangka telah menjadi gila. Namun polisi dalam adegan ini menduga bahwa tersangka hanya berpura-pura gila untuk mengelabui petugas kepolisian agar tidak dimintai keterangan.Hal itu disampaikan pihak polisi kepada Furqan bahwa tersangka tidak gila melainkan berpura-pura gila, karena menurut keterangan yang diterima pihak


(20)

kepolisian, tersangka telah banyak mengunjungi negara-negara, jadi tidak mungkin orang gila bisa mengelilingi dunia.

Terjemahan dialog ini jelas memakai metode penerjemahan bebas, karena terdapat unsur pengurangan dan penambahan kata yang tidak ada pada skenario dalam bentuk bahasa Arab. Unsur pengurangan yang terdapat dalam terjemahan dialog ini terdapat pada kata

ﻥﺫﺍ

/idzan/

yang berarti jadi. Kata

ﻥﺫﺍ

/idzan/ dalam skenario tidak diterjemahkan, padahal kata Arabnya tertulis dalam skenario cerita. Sedangkan unsur penambahan dalam terjemahan dialog ini terdapat pada kata

mungkin yang tidak diucapkan oleh aktor. Kata mungkin dalam bahasa Arab disebut dengan

ﻦﻜہﻣ

/mumkin/, namun dalam dialog kata

ﻦﻜہﻣ

/mumkin/, jelas tidak tertulis dan tidak diucapkan oleh aktor.

Kalimat

ﺓﺪﻳﺪﻋ ﺩﻼﺑ ﻲﻟﺍ

/

ilā bilādin ‘adîdah/ diterjemahkan menjadi ke banyak negara. Menurut peneliti terjemahan seperti ini terasa kaku dalam konteks tata bahasa Indonesia sebagai bahasa sasarannya. Karena kata

ﺓﺪﻳﺪﻋ

/‘adîdah/ berarti

bilangan yang bentuk aslinya adalah

ﺩﺪﻋ

/’adada/, sedangkan banyak biasanya digambarkan dalam bentuk

ﺮﻴﺜﻛ

/katsîrun/.Jadi terjemahan yang cocok menurut peneliti pada kalimat ini adalah ke berbagai negara.

7.

ﺔﻬﺑﺎﺸہﻟﺍ ﻱﺎﻀﻘﻟﺍ ﻊﻣ ﻚﺘﻴﻀﻗ ﺎﻧﺭﺮﻗﻭ ﻪﺑﺍﻮﺠﺘﺳﺎﺑ

ﻦﻛ ﻥﺍ ﺪﻌﺑ

/ba’da an kunnā biistijwābih waqararnā qadyataka m’a al-qadāya al

-musyābihat/Setelah kami interogasi dia dan kami bandingkan masalah anda dengan masalah yang serupa.

Ucapan dialog ini muncul pada menit ke 07.52 disaat polisi menjelaskan perbandingan kasus yang pernah terjadi dengan kasus Furqan. Pihak kepolisian menjelaskan bahwa terdapat kasus pemerasan yang sama dengan kasus Furqan yang terjadi sebelumnya. Dan mereka telah mendapatkan seluruh laporan mengenai kasus Furqan dan dengan begitu mereka dapat membandingkan kasus-kasus tersebut dengan kasus-kasus yang lain agar mendapatkan informasi tentang siapa sebenarnya dibalik kasus pemerasan yang terjadi akhir-akhir ini.


(21)

Terjemahan dialog diatas adalah terjemahan yang dilakukan dengan memakai metode penerjemahan secara bebas, karena pada ucapan dialog tersebut terdapat unsur pengurangan dalam penerjemahannya. Disamping itu pula, terjemahannya diterjemahkan dengan tidak mengikuti struktur bahasa Arabnya, seperti yang terdapat pada huruf

ﺎﺑ

/bi/

dan

ﻥﺍ

/an/.Huruf

ﺎﺑ

/bi/

yang berarti dengan dan huruf

ﻥﺍ

/an/ maknanya adalah bahwa dalam dialog tidak diterjemahkan. Jadi ada unsur pengurangan dalam terjemahan dialog, yaitu yang terdapat pada kedua hururf yang dimaksudkan itu. Namun jika kedua huruf tersebut diterjemahkan, maka terjemahannya pasti akan mengikuti struktur bahasa sumbernya. Terjemahan yang mengikuti bahasa sumbernya dapat dikatagorikan menjadi penerjemahan secara harfiah. Maka terjemahanyang dihasilkan secara harfiah pada kalimat

ﻦﻛ ﻥﺍ ﺪﻌﺑ

ﻪﺑﺍﻮﺠﺘﺳﺎﺑ

/

ba’da an kunnā biistijwābih/ adalah setelah bahwa adalah kami dengan menginterogasi dia. Akan tetapi kalimat dalam dialog diterjemahkan secara bebas menjadi setelah kami interogasi dia dengan tidak memperhatikan struktur bahasa sumbernya.

8.

ﺍﻡ

ﺪﻟﺍ ﻞﺪﺗ ﻥﺍ ﻡﺯﻻ ﺖﻧﺍ ﺎﻨﻘﻔﺗﺍ ﺎﻧﺍ

/innā ittafaqnā anta lāzim an tuhalli ad-dām/Kami terpaksa meminta anda untuk diperiksa darah.

Adegan dialog diatas terjadi pada menit 08.04 saat polisi membandingkan kasus-kasus yang pernah terjadi sebelumnya dengan kasus yang menimpa Furqan saat ini. Kemudian pihak kepolisian memintanya agar bersedia untuk diperiksa darah, karena berdasarkan laporan yang mereka terima mengenai kasus-kasus pemerasan yang pernah terjadi, dan juga kasus pemerasan yang menimpa Furqan bahwa wanita yang mengaku mahasiswi tersebut mengidap penyakit AIDS. Jadi kesimpulan yang diambil oleh pihak kepolisian, Furqan harus memeriksa darah, karena terdapat indikasi Furqan terjangkit HIV yang ditularkan oleh pelaku yang juga pengidap penyakit yang mematikan itu, karena berdasarkan keterangan yang diterima oleh pihak medis 80% korban pemerasannya juga terjangkit virus yang mematikan itu.


(22)

Dalam dialog ini, kata

ﺎﻧﺍ

/

innā/ dalam film diucapkan sebagai

ﺎﻨﻫﺍ

/ihnā/

mengikuti lahjah Mesir, oleh peneliti menulisnya menjadi

ﺎﻧﺍ

/

innā/ mengikuti bahasa Arab aslinya. Kata

ﺎﻧﺍ

/

innā/ mempunyai dua suku kata, yaitu huruf

ﻥﺍ

/inna/ yang berarti sesungguhnya dan zamir

ﻦﺪﻧ

/nahnu/ berbentuk

ﺎﻧ

/nā/ yang berarti kami. Apabila kata tersebut digabungkan akan menjadi

ﺎﻧﺍ

/

innā yang bermakna sesungguhnya kami. Kata tersebut dalam dialog tidak diterjemahkan sebagaimana tertulis dalam skenario. Begitu pula yang terdapat pada kata

ﻡﺯﻻ

/

lāzim/ yang juga tidak diterjemahkan.Makna kata

ﻡﺯﻻ

/

lāzim/ seperti yang tertera dalam kamus Al-munawwir adalah harus, wajib atau boleh. Unsur pengurangan terjemahan kata

ﺎﻧﺍ

/

innā/ dan kata

ﻡﺯﻻ

/

lāzim/ pada dialog tersebut dilakukan untuk mempertahankan kesesuaian terjemahan dialog secara konteks. Lain halnya dengan unsur perubahan makna yang terdapat pada kata

ﺎﻨﻘﻔﺗﺍ

/

ittafaqnā/ menjadi

kami terpaksa meminta, makna sesungguhnya dari kata ini adalah kami menyepakati.Jadi, unsur pengurangan dan perubahan makna yang dilakukan oleh penerjemah dialog membuktikan bahwa terjemahan dialog pada poin 8 memakai metode penerjemahan bebas.

9.

؟

ﺊﻴﺷ ﻱﻻ

/liayyi syai’in

/ untuk apa.

Adegan dialog ini muncul pada menit ke 08.07 ketika Furqan menyela penjelasan pihak kepolisian saat ia diminta untuk memeriksa darah. Furqan bertanya untuk apa ia harus memeriksa darah terhadap kasus pemerasan yang tidak memiliki kaitannya dengan masalah kesehatannya. Kemudian polisi memberikan keterangan bahwa kasus pemerasan yang dialami Furqan berawal ketika Furqan bermalam disebuah hotel di kota Kairo. Dan selanjutnya ia dijebak oleh seorang wanita yang setelah diselidiki wanita tersebut mengidap penyakit HIV. Pihak kepolisian berasumsi bahwa Furqan telah tidur dengan tersangka yang mengidap penyakit itu dan ada indikasi bahwa penyakit tersebut juga akan tertular


(23)

kepada Furqan. Mendengar penjelasan yang diberikan pihak kepolisian, Furqan pun menyetujui pemeriksaan darahnya.

Terjemahan diatas adalah terjemahan dengan memakai metode penerjemahan bebas. Terdapat dua kata yang diterjemahkan dengan cara mengubahnya menjadi terjemahan yang tidak sesuai dengan struktur bahasa sumbernya. Dua kata yang dimaksudkan itu adalah

ﻱﺍ

/ayyu/ dan

ﺊﻴﺷ

/syai’in/.

Kata

ﻱﺍ

/ayyu/ bermakna arti

dan kata

ﺊﻴﺷ

/syai’in

/ bermakna sesuatu, sedangkan huruf

/li/ yang bermakna

untuk tidak terjadi perubahan dalam terjemahannya. Kata

ﻱﺍ

/ayyu/

dan

ﺊﻴﺷ

/syai’in

/ berubah menjadi makna yang lain disaat kedua objek ini digabung dengan kata

/li/.Unsur perubahan tersebut dapat terjadi, apabila terjemahannya dilakukan secara bebas.

10.

ﺕﺮہﻟﺍ ﺭﺪﻠﻛ ﻖﻴﻘﺪﻟﺍ ﺎﻬہﺳﺍ ﻲﺘﻟﺍ ﺎﻨﻴﻟﺎﺗﺍ ﺲﻴﻣ

/mîs itāliyanā al-latî ismuhā al-haqîqi kuld almart/Miss Italiana, nama sebenarnya Golda Olmert.

Dalam dialog ini polisi mengatakan bahwa wanita pemeras yang berasal dari Israel tersebut bernama Golda Olmert, akan tetapi selama ini ia menyamar sebagai Miss Italiana. Ucapan dialog ini muncul pada menit 08.09 yang merupakan penjelasan pihak kepolisian saat Furqan bertanya untuk apa ia harus memeriksa darah yang tidak ada hubungannya dengan kasus pemerasan yang menimpanya. Akan tetapi pihak kepolisian menegaskan bahwa wanita yang mereka tangkap bernama Golda Olmert yang menyamar sebagai Miss Italiana.

Terjemahan dialog ini adalah terjemahan yang dilakukan secara bebas. Hal itu dapat dilihat pada kata

ﻲﺘﻟﺍ

/al-latî/

yang tidak diterjemahkan, berarti dalam hal ini terdapat unsur pengurangan pada terjemahannya.Kata

ﻲﺘﻟﺍ

/al-latî/

adalah isim mausul yang biasanya berarti yang, namun dalam skenario cerita terjemahan kata

yang dihilangkan. Kata

ﺎﻬہﺳﺍ

/

ismuhā/ diterjemahkan menjadi nama saja, makna sebenarnya adalah nama dia, karena terdapat gabungan antara kata

ﻢﺳﺍ

/ismu/


(24)

yang berarti nama dengan zamir

ﻲﻫ

/hiya/yang berarti dia (pr).Selanjutnya kata

ﻖﻴﻘﺪﻟﺍ

/al-haqîqi/

pada dialog yang berarti benar diterjemahkan menjadi nama sebenarnya.Kata sebenarnya dalam bahasa Arab adalah modifikasi antara kata

ﻖﻴﻘﺪﻟﺍ

/al-haqîqi/

yang digabungkan dengan sebuah zamir tertentu yang berhubungan dengan kata tersebut.

Untuk lebih tepatnya, terjemahan tersebut memiliki perubahan dan pengurangan sehingga terdapat kata yang tidak diterjemahkan dan terdapat terjemahan yang berubah. Perubahan yang dimaksud terletak pada dialog kalimat

ﺕﺮہﻟﺍ ﺭﺪﻠﻛ ﻖﻴﻘﺪﻟﺍ ﺎﻬہﺳﺍ

/

ismuhā al-haqîqi kuld almart/. Kalimat ini lebih tepat berarti namanya yang benar adalah Gulda Olmart, namun dalam terjemahan skenario diartikan sebagainama sebenarnya Gulda Olmert.

11.

ﺱﺪﻳﻻﺍ ﺔﺿﺮہﻟﺎﺑ ﺏﺎﺼﻣ ﺎﻫﺎﻴﺪﺿ ﻦﻣ ﺔﺌہﻟﺍ ﻲﻓ ﻥﻮﻨہﺛﻭ

/wat

samanûn fî al-miah min dahayyāhā muşābun bi al-mardati al-aids/ delapan puluh persen korbannya terkena AIDS.

Dialog ini adalah dialog yang muncul pada menit ke 08.11 dimana polisi menjelaskan bahwa kebanyakan dari korban wanita tersebut akan tertular virus AIDS. Penjelasan polisi ini berdasarkan keterangan yang telah mereka peroleh dari kasus-kasus yang terjadi sebelumnya bahwa wanita yang memerasnya itu, juga melakukan hal yang sama terhadap korban-korbannya, bahkan 80% dari korban pemerasannya akan terkena AIDS.

Terjemahan dialog ini mengacu kepada metode penerjemahan bebas, karena terdapat unsur pengurangan dalam terjemahannya. Kata

ﻦﻣ

/min/

yang berarti dari

tidak diterjemahkan, begitu juga dengan kata

ﺔﺿﺮہﻟﺎﺑ

/bi al-mardati/

yang artinya

dengan sakit. Unsur pengurangan terjemahan yang terdapat dalam dialog tersebut membuktikan bahwa, penerjemah menggunakan metode penerjemahan bebas.


(25)

/

wahādzā at-taĥlil ya ta’allaqu fî mustaqbālik/tes darah ini untuk masa depan anda.

Dialog ini adalah dialog yang muncul pada menit ke 08.18 dimana pihak kepolisian menjelaskan kepada Furqan pentingnya pemeriksaan darah yang akan harus dilakukan. Sebagaimana yang sudah peneliti jelaskan, tersangka adalah seorang wanita penderita AIDS dan ia juga banyak menularkan penyakitnya kepada seluruh korban pemerasannya. Jadi dalam adegan ini polisi meyakinkan Furqan pentingnya pemeriksaan darah demi masa depannya.

Dalam dialog ini, kalimat

ﻞﻴﻠﺪﺘﻟﺍ

ﺬﻫﻭ

/

wahādzā at-taĥlil/ diterjemahkan menjadi tes darah ini, akan tetapi kalimat

ﻞﻴﻠﺪﺘﻟﺍ

ﺬﻫﻭ

/wahādzā at-taĥlil/ ini diterjemahkan dengan cara menambahkan satu kata dalam terjemahannya, yaitu kata darah, sedangkan darah dalam bahasa Arab disebut dengan

ﺍﻡ

ﺪﻟﺍ

/ad-dāmu/

dan dalam skenario cerita kata

ﺍﻡ

ﺪﻟﺍ

/ad-dāmu/ tidak ada diucapkan oleh aktor pemeran film tersebut. kalimat

ﻞﻴﻠﺪﺘﻟﺍ

ﺬﻫﻭ

/wahādzā at-taĥlil/ bermakna dan tes ini, telah dirubah terjemahannya dengan cara menambahkan terjemahan kata darah, sehingga terjemahannya menjadi tes darah ini. Jadi dalam terjemahan ini, penerjemah telah memasukkan unsur penambahan kata yang tidak tertulis dalam dialog. Selain itu dalam dialog juga terdapat unsur pengurangan terjemahannya, yaitu terletak pada kata

ﻖﻠﻌﺘﻳ

/yata’allaqu/.Kata

ﻖﻠﻌﺘﻳ

/yata’allaqu/ yang berartiberhubungan dalam dialog film tidak diterjemahkan. Begitu pula dengan unsur perubahan makna dalam terjemahannya, yaitu terletak pada kata

ﻲﻓ

/fî/ yang bermakna pada atau didalamtelah dirubah terjemahannya menajadi untuk, sedangkan terjemahan untuk dalam bahasa Arab biasanya digambarkan dengan kata

/li/.Menurut peneliti, dialog tersebut akan lebih cocok jika diterjemahkan menjadi tes ini berhubungan dengan masa depan anda.Namun terjemahan yang tertulis dalam skenario tidak bisa dianggap salah, karena terjemahannya dilakukan dengan memakai metode penerjemahan bebas.Unsur pengurangan, penambahan dan perubahan makna menjadi ciri dari metode ini. Dan hal itu boleh dilakukan, akan tetapi seorang penerjemah haruslah melihat konteks kalimatnya.


(26)

13.

ﺱﺪﻳﻻﺍ ﺔﺿﺮہﻟﺎﺑ ﺭ

ﻂﺘﺴہﻟﺍ ﻦﻣ ﻥﻮﻜﺗﻻ ﻥﺍ ﺍﻮﺟﺭﺍ

/arjû an l

ā takûna mina al -mustatîr bial-mardati al-aids/saya harap anda tidak termasuk yang terkena AIDS.

Adegan dialog ini diucapkan muncul pada menit ke 08.21 ketika polisi hendak membawa Furqan untuk memeriksa darah. Pihak kepolisian meyakinkan Furqan agar bersedia memeriksa darah, karena mengingat jumlah korban penderita AIDS yang diakibatkan oleh tersangka. Kemudian Furqan bersedia melakukan pemeriksaan darah dan berharap ia tidak termasuk dari korban yang tertular penyakit mematikan itu. Pihak kepolisian juga berharap Furqan bukanlah orang yang termasuk pengidap penyakit tersebut.

Terjemahan dialog dalam adegan ini mengacu kepada metode penerjemahan bebas.Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya unsur pengurangan dalam terjemahan dalam dialog, yaitu yang terletak pada kata

ﺔﺿﺮﻣ

/mardatun/.

Kata

ﺔﺿﺮﻣ

/mardatun/

dalam dialog tidak diterjemahkan meski kata tersebut diucapkan oleh aktor dalam adegannya. Hal yang sama juga bisa dilihat pada kata

ﻦﻣ

/min/ dan kata

/bi/yang dalam skenario cerita tidak diterjemahkan. Apabila kata

ﻦﻣ

/min/ yang berarti dari dan

/bi/ yang berarti dengan dalam dialog tersebut diterjemahkan, maka terjemahan yang dihasilkan akan bersifat ambigue atau pun mubazir. Berikut adalah terjemahan apabila kata

ﺔﺿﺮﻣ

/mardatun/,

ﻦﻣ

/min/ dan

/bi/ juga ikut diterjemahkan :Saya harap anda tidak dari pada termasuk yang terkena dengan penyakit AIDS.

14.

ﺮﺑﺎﺻ ﻢﺿﺎﻨﻣ ﺎﻳ

/

yā munādim sābir/sarsan Sabir.

Adegan dialog ini muncul pada menit ke 08.26 dimana kepala polisi memerintahkan bawahannya untuk membawa Furqan memeriksa darah. Furqan yang setuju memeriksa darah setelah mendengar keterangan-keterangan yang


(27)

diberikan pihak kepolisian hanya bisa pasrah ketika kepala polisi memerintahkan bawahannya untuk membawanya memeriksa darah.

Unsur pengurangan juga terdapat dalam dialog ini, pengurangan tersebut terletak pada kata

ﺎﻳ

/

yā/ yang tidak terjemahkan. Apabila kata ini diterjemahkan, maka terjemahannya pun tidak akan berubah sama sekali, bahkan menurut peneliti akan terlihat lebih sempurna dan lebih memberikan informasi yang lengkap terhadap bahasa sasarannya walaupun terlihat formal terhadap terjemahannya. Namun seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa, penerjemahan dengan cara menghilangkan suatu kata dalam terjemahannya tidak dianggap menyimpang terhadap ilmu penerjemahan itu sendiri, melainkan sebuah hal yang dibolehkan menurut teori-teori yang telah diungkapkan oleh para pakar ilmu penerjemahan. Berikut adalah terjemahan dengan menerjemahkan kata

ﺎﻳ

/

yā/ :Wahai sarsan Sabir.

15.

ﻡﺎﻳﺍ ﺔﺛﻼﺛ ﺪﻌﺑ ﺔﺠﺗﺎﻨﻟﺍ ﻑﺮﻌﻧ ﺓﺩﺎﻋ

/

‘ādatan na’rifu an-nātijah ba’da tsalātsata ayyām

/

biasanya kita tahu hasilnya setelah tiga hari.

Adegan dialog diatasterjadi pada menit ke 08.29 yang diucapkan oleh polisi ketika memberitahu Furqan bahwa hasil dari pemeriksaan darahnya akan keluar setelah beberapa hari. Furqan yang dari tadi pasrah mendengar keterangan pihak kepolisian, kemudian ia dibawa oleh seorang petugas kepolisan untuk melakukan pemeriksaan darah disebuah rumah sakit yang telah direkomendasikan oleh pihak kepolisian setempat.

Metode penerjemahan dialog ini mengacu pada penerjemahan secara bebas, karena terjemahannya terdapat unsur penambahan yang terdapat pada kata

ﺓﺩﺎﻋ

/

ādatan/ yang berarti biasa,.Penambahan yang dimaksud dalam terjemahannya adalah penambahan imbuhan nya.Sehingga terjemahannya dari biasa berubah menjadi biasanya.Begitu juga pada kata

ﺔﺠﺗﺎﻨﻟﺍ

/an-

nātijah/ secara harfiahnya bermakna hasil atau nilai, namun dalam terjemahannya oleh penerjemah juga


(28)

menambahkan imbuhan nya dalam terjemahan dialog, sehingga terjemahan hasil

berubah menjadi hasilnya. Terjemahan kata hasilnya sebenarnya ditulis dengan cara menambahkan salah satu kata dari ism zamir seperti huruf

ﻮﻫ

/huwa/ tepat didepan kata

ﺔﺠﺗﺎﻨﻟﺍ

/

an-nātijah/, maka secara langsung kata

ﺔﺠﺗﺎﻨﻟﺍ

/

an-nātijah/

akan berubah menjadi

ﻪﺘﺠﺗﺎﻨﻟﺍ

/an-nātijatuhu/ yang berarti hasilnya.

16.

ﻥﺎﻗﺮﻓﺎﻳ ﻒﺳﺍ ﺎﻧﺍ ﷲﻭ

/

wallāhi anā āsif yā Furqān/ demi Allah saya minta maaf Furqan

Dialog ucapan diatas adalah ucapan yang muncul pada menit ke 11.41 saat polisi memperlihatkan hasil pemeriksaan darah yang telah dilakukan oleh Furqan. Disaat Furqan menerima hasil pemeriksaan darahnya, kepala polisi yang bertanggung jawab atas kasusnya meminta maaf kepada Furqan, karena kepala polisi merasa tidak bisa berbuat apa-apa terhadap hasil tes yang menunjukkan bahwa Furqan positif menderita AIDS.

Terjemahan dialog tersebut hampir mendekati penerjemahan secara harfiah, namun bila dicermati secara seksama, maka terjemahannya bukanlah terjemahan harfiah melainkan terjemahan yang dilakukan dengan cara memakai metode penerjemahan bebas. Hal itu dapat dibuktikan dengan adanya unsur pengurangan dalam terjemahan dialog tersebut, yaitu terletak pada kata

ﻥﺎﻗﺮﻓﺎﻳ

/

yā Furqān/

dalam skenario diterjemahkan menjadi Furqan dengan tidak menerjemahkan kata

ﺎﻳ

/

yā/ pada dialog tersebut. Kata

ﺎﻳ

/

yā/ yang berarti wahai dalam skenario tidak diterjemahkan, sehingga dapat dikatakan, penerjemah melakukan pengurangan terjemahan terhadap dialog tersebut.

17.

ﺽﺮہﻟﺎﺑ ﺡﺎﺻ ﺖﻧﺍ

/

antā sāh bi al-marah/ anda positif terkena AIDS.

Adegan pada dialog diatas terjadi menit ke 11.41 saat polisi memberitahukan Furqan bahwa berdasarkan pemeriksaan laboratorium, Furqan positif terkena AIDS. Pihak kepolisian yang menerima surat pemberitahuan hasil pemeriksaan


(29)

darahnya dari rumah sakit yang kemudian memanggil Furqan untuk memberikan laporan hasil tes darah. Sesampainya Furqan disana, pihak polisi meminta maaf kepada Furqan sebagai bentuk keprihatinan mereka terhadap apa yang dialami Furqan, selanjutnya memberikan laporan tersebut kepadanya sambil mengatakan “anda positif terkena AIDS”.

Terjemahan dialog dalam adegan ini jelas memakai metode penerjemahan bebas, Karena hampir keseluruhan dari terjemahan dalam dialog ini diterjemahkan secara berlainan dengan makna sebenarnya. Kata

ﺡﺎﺻ

/s

āĥ/ yang berarti benar, akan tatapi dalam skenario kata tersebut diterjemahkan menjadi positif. Begitu juga dengan kata

ﺽﺮہﻟﺎﺑ

/bi al-marad/

diterjemahkan menjadi terkena AIDS. Makna dari kata ini sebenarnya adalah sakit.Lain hanya yang dengan kata

ﺎﺑ

/bi/ yang berarti dengan, tetapi dalam skenario tidak diterjemahkan.Dengan begitu, dalam dialog ini bukan hanya terdapat unsur perubahan dalam terjemahannya, melainkan terdapat juga unsur pengurangannya.

18.

ﻚﺗﺎﻴﺣ ﻦﻣ ﺮﻴﺧﺍ ﺲﻴﻟ ﺍﺬﻬﻴﺧﺍ ﺎﻳ ﺮﺒﺻﺍ

ﻥﺎﻗ

ﺮﻓ ﺫﺎﺘﺳﺍ ﺎﻳ ﺮﺒﺻﺍ

/usbur yā ustādz furqān hāzā laysa ākhîr min ĥayātik/ sabar tuan Furqan, sabar saudarakuini bukan akhir segalanya.

Dialog diatas adalah ucapan petugas rumah sakit yang muncul pada menit ke 12.41. Dalam adegan ini, pihak rumah sakit menasehati Furqan agar bersabar atas apa yang menimpanya. Furqan merasa terguncang setelah membaca laporan hasil pemeriksaan darahnya, ia positif mengidap penyakit AIDS sehingga dia menangis seakan tidak percaya atas apa yang menimpanya saat ini. Petugas rumah sakit kemudian mencoba untuk menasehatinya agar bersabar, ikhlas dan menyerahkan semuanya kepada Tuhan, karena ini bukanlah akhir dari segalanya.

Penerjemahan dialog tersebut mengacu pada metode penerjemahan bebas. Hal tersebut dapat dilihat pada terjemahan dialog kata

ﺫﺎﺘﺳﺍ ﺎﻳ

/

yā ustādz/ yang diterjemahkan menjadi tuan. Kata

ﺫﺎﺘﺳﺍ

/ustādz/ yang berarti guru, diterjemahkan oleh penerjemah dalam dialog film menjadi tuan. Sedangkan kata tuan biasanya


(30)

didiskripsikan dengan kata

ﺦﻴﺷ

/syaikhun/. Jadi penerjemah dialog telah merubah makna sebenarnya kata

ﺫﺎﺘﺳﺍ

/ustādz/ yang berarti guru menjadi makna tuan. Unsur perubahan makna yang dilakukan untuk memlihara konteks pesan yang terungkap dalam bahasa sasaran agar mudah dimengerti. Selain unsur perubahan makna yang terdapat dalam dialog, terdapat juga unsur penghilangan makna, yaitu terdapat pada kata

ﺎﻳ

/

yā/ yang berarti wahai, namun dalam skenario terjemahan kata tersebuttidak diterjemahkan.

19.

ﺔﻠﻜﺸہﻟﺍ ﻩﺬﻫ

ﻡ ﷲ ءﺎﺷ ﻥﺍ ﻚﺟﺮﺨﻨﺳ ﻥﺎﻗﺮﻓﺎﻳ ﻙﺪﻋﺎﺴﻨﺳ

/

sanusā’iduka yā furqān sanukhrijuka in syāallāh min hādzihi al -musykilat/Kami akan bantu anda keluar dari kesulitan ini.

Dialog ini terjadi pada menit ke 13.31 saat pihak kepolisian menghibur Furqan atas musibah yang menimpanya. Dalam adegan ini, polisi menjelaskan bahwa ia akan membantu Furqan untuk keluar dari masalah yang menimpanya saat ini. Furqan sangat terpukul mendengar bahwa ia positif terjangkit AIDS, kemudian pihak kepolisian mencoba untuk menolong Furqan agar masalahnya berkurang dan ia akan merasa terhibur atas masalah yang ia hadapi saat itu.

Dialog diatas memiliki terjemahan yang sangat singkat terhadap dialog Arab yang tertulis dalam skenario. Hal ini mengindikasikan bahwa terjemahan dialog diatas adalah terjemahan yang dilakukan secara bebas. Ada banyak kata dalam dialog yang tidak diterjemahkan ke dalam bahasa sasarannya, seperti yang terdapat pada kalimat

ﻥﺎﻗﺮﻓﺎﻳ

/

yā furqān/ dan kalimat

ﷲ ءﺎﺷ ﻥﺍ

/in

syāallāh/.Kalimat

ﻥﺎﻗﺮﻓﺎﻳ

/

yā furqān/ bermakna wahai Furqan dalam dialog skenario tidak diterjemahkan atau terjemahan tersebut dihilangkan.Begitu pula yang terjadi pada kalimat

ﷲ ءﺎﺷ ﻥﺍ

/

in syāallāh/ yang berarti jika Allah menghendaki, dalam dialog film kalimat tersebut juga tidak diterjemahkan.Lain halnya dengan unsur perubahan makna yang terdapat pada kata

ﻚﺟﺮﺨﻨﺳ

/sanukhrijuka/.

Kata

ﻚﺟﺮﺨﻨﺳ

/sanukhrijuka/

yang berbentuk fi’il mudhari’ dapat dartikan menjadi kami akankeluarkan anda, namun dalam dialog diterjemahkan


(31)

menjadi keluar. Kata keluar dan mengeluarkan tentu berbeda, baik itu dalam konteks bahasa Arab maupun bahasa Indonesia.Keluar dalam bahasa Arab disebut dengan

ﺝﺮﺨﻳ

ﺝﺮﺧ

/kharaja-yakhruju/, sedangkan mengeluarkan dalam bahasa arab disebut

ﺝﺮﺨﻳ

-

ﺝﺮﺧﺍ

/akhraja-yukhriju/. Kata ini dengan kata yang sebelumnya berbentuk sama, namun ada penambahan satu huruf pada kata tersebut, dan dalam istilah bahasa Arab hal tersebut dinamakan mazid atau tsulatsi mazid. Jadi penerjemah telah merubah kata tersebut dari makna mengeluarkan menjadi keluar, artinya dalam terjemahan dialog khususnya pada kata tersebut terdapat unsur perubahan makna yang sebenarnya kepada makna yang lain.

20.

ﻲﺘﺤﺻﺎﻧ

ﻊہﺳﺎﺑ ﻡﺯﻻ ﺖﻧﺍ ﻦﻜﻟ ﻚﺗﺍﺮﺳﺍ ﺔﻌہﺳﻭ ﻚﺘﻌہﺳ ﻲﻠﻋ ﻆﻓﺎﺪﻧ ﺎﻧﺍ

/

innā nuhāfiza ‘alā sum’atika wasum’ati usrātika lākin anta lāzim biisma’

nāsihatî/kami akan jaga reputasi anda dan martabat keluarga anda tapi anda harus dengar nasehat saya.

Dialog diatas muncul pada menit ke 13.38 saat kepala kepolisian memberikan jalan keluar terhadap musibah yang menimpa Furqan. Dalam dialog ini, polisi mengatakan kepada bahwa ia akan menjaga reputasi Furqan dan keluarganya, namun Furqan harus mahu mendengar nasehat polisi tersebut. Furqan positif menderita HIV, oleh karena itu ia tidak mahu hal ini diketahui oleh banyak orang sehingga pihak kepolisian dan pihak rumah sakit bersedia untuk merahasiakan masalah tersebut serta menjaga reputasinya dan reputasi keluarganya juga, namun pihak kepolisian tidak akan melakukan semua hal itu jika Furqan tidak menuruti perkataan mereka agar meninggalkan Mesir secepat mungkin.

Unsur pengurangan dan perubahan makna pada dialog ini membuktikan bahwa terjemahannya mamakai metode penerjemahan secara bebas. Hal ini dapat diperhatikan pada kata

ﺎﻧﺍ

/

innā/ yang bermakna sesungguhnya kami pada dialog terjemahannya dirubah menjadi terjemahan kami. Kami dalam bahasa Arab disebut

ﻦﺪﻧ

/nahnu/, bukan

ﺎﻧﺍ

/

innā/.Kata

ﺎﻧﺍ

/

innā/ sendiri adalah gabungan antara

ﻥﺍ

/inna/ yang berarti sesungguhnya dan

ﻦﺪﻧ

/nahnu/ berbentuk

ﺎﻧ

// yang berarti kami. Dan apabila ke dua kata ini digabungkan, maka kata tersebut akan


(32)

berubah menjadi

ﺎﻧﺍ

/

innā/ yang bermakna sesungguhnya kami. Jadi dalam hal ini terdapat unsur perubahan makna kata

ﺎﻧﺍ

/

innā/ dari makna sesungguhnya kami

menjadi makna kami.Begitu juga unsur perubahan makna yang terdapat pada kata

ﻚﺘﻌہﺳ

/sum’atika

/ dan

ﺔﻌہﺳﻭ

/wasum’ati

/. Ke dua kata tersebut diterjemahkan secara bebeda yaitu reputasi anda dan dan martabat, padahal ke dua-duanya berasal dari suku kata yang sama dan memiliki makna yang sama, namun dalam terjemahan dialog, ke dua kata tersebut diterjemahkan secara berbeda walaupun memiliki maksud yang sama. Hal ini yang disebut penerjemahan secara bebas, dimana terjemahannya mengikuti konteks kalimat dan berusaha agar terjemahan yang dihasilkan terbaca ke dalam bahasa sasaran.

21.

ﺮﻳﺮﺪﺘﻟﺍ ﺔﺠﺗ

ﻥ ﻦﻋ ﻲﻔﻛﺍ ﻲﻔﺸﺘﺸہﻟﺍ ﻦﻣ ﺎﻧﺍ ﺖﺒﻠﻁ ﺪﻘﻟ

/laqad t

alabtu anā min al

-musytasyfā ikfā ‘an nātijati at-taĥrîr/saya sudah meminta pihak rumah sakit untuk merahasiakan ini.

Adegan dalam dialog ini adalah ucapan polisi yang muncul pada menit ke 13.47 saat ia telah meminta pihak rumah sakit untuk menjaga rahasia Furqan. Pihak rumah sakit yang menangani masalah pemeriksaan darah yang dilakukan Furqan telah setuju untuk menjaga rahasia Furqan yang menderita penyakit AIDS, karena ditularkan oleh tersangka yang memerasnya disebuah hotel. Hal tersebut dilakukan oleh pihak kepolisian maupun pihak rumah sakit karena keprihatinan mereka terhadap Furqan yang sangat terguncang ketika mengetahui bahwa ia menderita penyakit AIDS.

Terjemahan dialog yang tertera diatas adalah terjemahan yang dilakukan oleh penerjemah dengan memakai metode penerjemahan secara bebas, karena dalam terjemahannya terdapat unsur pengurangan dan penambahan makna. Pengurangan makna yang dimaksud terdapat pada kata

ﻦﻣ

/min/ yang berarti dari pada, namun dalam dialog terjemahan kata tersebut tidak ditulis.Begitu pula unsur perubahan makna, unsur perubahan makna terdapat pada

ﺮﻳﺮﺪﺘﻟﺍ ﺔﺠﺗ

ﻥ ﻦﻋ

/

‘an nātijati at -taĥrîr/ bermakna darihasil yang muncul, diterjemahkan menjadi ini.Terjemahan


(33)

ﻥ ﻦﻋ

ﺮﻳﺮﺪﺘﻟﺍ ﺔﺠﺗ

/‘an

nātijati at-taĥrîr/menjadi inijelas salah, karena ini dalam bahasa Arab disebut

ﺍﺬﻫ

/hāzā/ atau

ﻩﺬﻫ

/hāzihi/. Kesalahan pemaknaan tersebut tidak secara mutlak dapat dikatakan salah, karena Perubahan makna yang terjadi pada terjemahan tersebut, dilakukan untuk memangkas informasi yang diberikan oleh bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran, namun tetap menjaga pesan yang akan disampaikan tidak berubah. Hal ini dilakukan agar pesan yang diberikan tidak berlebihan dan terbaca singkat ke dalam bahasa tujuannya.

Berikutnya adalah unsur penambahan yang terdapat pada dialog, yaitu yang terdapat pada kata

ﻲﻔﺸﺘﺸہﻟﺍ

/

al-musytasyfā/.Kata

ﻲﻔﺸﺘﺸہﻟﺍ

/

al-musytasyfā/ yang

bermakna rumah sakit, dalam terjemahan yang terdapat pada skenario berubah menjadi pihak rumah sakit, sedangkan kata pihak sendiri tidak tertulis dalam skenario dalam bentuk bahasa Arab sebagai bahasa sumbernya. Kata pihak sendiri dalam bahasa Arab disebut

ﺔﻬﺟ

/jihatun/ dan pihak rumah sakit berarti

ﻲﻔﺸﺘﺸہﻟﺍ

ﺔﻬﺟ

/jihatu al-musytasyfā/.Jadi terjemahan kata pihak adalah penambahan yang yang dilakukan oleh penerjemah dialog.

22.

ﻦﻜہﻳ ﺎﻣ ﻉﺮﺳﺍ ﺮﺼﻣ ﺭﺩﺎﻐﺗ ﻥﺍ ﺪﺑﻻ ﺖﻧﺍ

/anta

lābud an tughādir misra asra’ mā yumkin/anda harus meninggalkan Mesir Secepat mungkin.

Selanjutnya dalam adegan dialog ini, dimana polisi meminta Furqan untuk meninggalkan Mesir. Dialog ini muncul pada menit ke 13.42, diucapkan oleh pihak kepolisian yang telah mengetahui informasi bahwa Furqan menidap AIDS, kemudian meminta Furqan untuk segera pergi dari Negara Mesir agar penyakit yang dideritanya tersebut tidak tertular ke orang lain. Dan pihak kepolisan berjanji bahwa akan menjaga rahasia ini demi reputasi Furqan dan martabat keluarganya asalkan Furqan bersedia meninggalkan Mesir secepat mungkin.

Terjemahan Dialog yang tertera diatas adalah terjemahan yang menggunakan metode penerjemahan secara bebas.Hal tersebut dapat diketahui dengan adanya unsur pengurangan dalam terjemahannya.Unsur pengurangan yang dimaksud


(34)

terdapat pada kata

ﻥﺍ

/an/ dan

ﺎﻣ

/

mā/.Ke duanya memang hanya sebatas huruf dalam konteks tata bahasa bahasa Arab. Kata

ﻥﺍ

/an/ dalam ilmu nahw disebut sebagai huruf

ﻉﺭﺎﻀہﻟﺍ ﻞﻌﻓ ﺐﺼﻨﻳ

/yansibu fi’lu al-mudari’/, artinya adalah huruf tersebut merupakan kata bantu yang berarti bahwa, dan apabila huruf tersebut terletak berdampingan dengan kata yang berbentuk fi’il mudhari’ maka akanmempengaruhi harakatnya menjadi fatah. Sedangkan kata

ﺎﻣ

/

mā/ dalam konteks ilmu nahw terbagi menjadi dua, yaitu

ﺎﻣ

/

/ nafi yang berarti tidak dan

ﺎﻣ

/m

ā/ istifham yang berarti apa menggantikan kata

ﺍﺫﺎﻣ

/mādzā/ yang juga berarti apa. Kata

ﺎﻣ

/

mā/ dalam konteks ilmu nahw pada dialog tersebut adalah huruf

ﺎﻣ

/

mā/istifham yang berarti apa. Jadi makna ke dua huruf tersebut dalam dialog yang terdapat dalam skenario adalah bahwa dan apa, namun ke dua kata tersebut dalam skenario tidak diterjemahkan.

Unsur pengurangan terjemahan dialog tersebut dapat membuktikan bahwa terjemahannya adalah terjemahan yang dilakukan secara bebas, karena bila kedua huruf tersebut diterjemahkan, maka terjemahan yang dihasilkan akan berupa terjemahan secara harfiah, bukan lagi terjemahan secara bebas. Berikut adalah terjemahan bila kata

ﻥﺍ

/an/ dan kata

ﺎﻣ

/

mā/ juga ikut untuk diterjemahkan: anda harus bahwa meninggalkan Mesir secepat apa yang mungkin.

23.

ﻩﺮﻴﻏ ﻲﻟﺍ ﺽﺮہﻟﺍ ﺍﺬﻫ ﻞﻘﻨﺗ ﻻ ﻥﺍ ﻲﻨﻛﺮﺗﻭ

/

wataraknī an lā tanqul hadza al-marad ilā ghairih/anda janji takkan menyebarkan penyakit ini ke orang lain.

Adegan dialog ini terjadi pada menit ke 13.57 saat polisi meminta Furqan berjanji agar tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain. Pihak kepolisian berjanji untuk melindungi privasi Furqan sebagai penderita penyakit AIDS dan memintanya agar meninggalkan Mesir serta tidak menyebarkannya ke orang lain.

Unsur perubahan yang terdapat pada terjemahan dialog membuktikan bahwa terjemahan tersebut dilakukan dengan memakai metode penerjemahan secara


(35)

bebas. Hal itu dapat dilihat pada kata

ﻲﻨﻛﺮﺗﻭ

/wataraknī/ yang bermakna dananda meninggalkan saya, namun makna dalam dialog tersebut diubah menjadi anda berjanji. Kata

ﻲﻨﻛﺮﺗ

/

taraknī/berarti meninggalkan, namun dalam skenario cerita terjemahannya berubah dari makna meninggalkan menjadi berjanji, sedangkan menurut kamus Al-Munawwir, berjanji dalam bahasa Arab disebut dengan

ﺪﻋﺍﻭ

/wā’ada/. Contohnya

ﻥﻼﻔﺑ ﺪﻋﺍﻮﻳ

/yuwā’idu bi fulānin/ ‘berjanji dengan si Fulan’ atau

ﻲﻧﺪﻋﺍﻭ

/wā’idnî/‘berjanjilah kepada saya’ dalam bentuk kalimat perintah.

Begitu pula yang terjadi pada kata

ﻞﻘﻨﺗ ﻻ

/

lā tanqul/ yang berarti jangan biarkan, juga diubah maknanya menjadi takkan menyebarkan.Kata

ﻞﻘﻨﺗ ﻻ

/

tanqul/ adalah bentuk fi’il nahyi yang berasal dari kata

ﻞﻘﻧ

/naqala/ yang berarti

membiarkan.Kata ini berbentuk nahyi yang menjelaskan tentang larangan atau penegasan untuk tidak melakukan sesuatu hal, sedangkan menyebarkan biasanya dilukiskan dengan kata

ﺮﺸﻧ

/nasyara/ dan

ﺮﺸﻨﺗ ﻻ

/lā tansyur/ dalam bentuk nahyi

yang berarti jangan sebarkan.Unsur perubahan yang terdapat pada ke dua kata tersebut adalah karakteristik dari metode penerjemahan bebas. Jadi sangatlah jelas terjemahan dialog diatas adalah terjemahan yang dilakukan dengan memakai metode penerjemahan bebas.

24.HIV

ﺽﺮہﻟﺎﺑ ﺏﺎﺼﻣ ﺖﻧﺍ ﻑﺮﻌﻳ ﺪﺣﺍ ﻻ

/

lā ahad ya’rif anta musabun bi al-marad HIV/tidak ada yang tahu anda terkena virus HIV.

Ucapan tersebut adalah adegan disaat polisi meyakinkan Furqan bahwa tidak ada yang tahu tentang virus HIV yang diidap Furqan. Dialog tersebut muncul pada menit ke 14.04 dimana pihak kepolisian sepakat dengan pihak rumah sakit setempat untuk merahasiakan penyakit yang dideritanya tersebut serta tidak akan memberitahukan kepada orang lain demi menjaga aibnya dan martabat keluarganya.


(36)

Terjemahan dialog diatas adalah dialog yang diterjemahkan dengan memakai metode penerjemahan bebas, hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya unsur perubahan makna pada kata

ﺽﺮہﻟﺍ

/al-marad

/ yang memiliki arti sakit, namun diubah maknanya menjadi virus. Kata virus dalam bahasa Arab ditulis dengan

ﺯﺮﻴﻓ

/fîruz/ yang diadopsikan dari bahasa Inggris.Jadi kata virus adalah bahasa asing terhadap bahasa Arab sendiri dan kata ini tidak ada dijumpai bentuk aslinya dalam bahasa Arab. Jadi kesimpulannya penerjemahan kata

ﺽﺮہﻟﺍ

/al-marad/ menjadi virus sangatlah tidak cocok, namun perubahan makna tersebut dibolehkan demi memlihara maksud pesan yang akan diberikan oleh bahasa sumber (bahasa Arab) terhadap bahasa sasaran (bahasa Indonesia).

25.

ﻞﺟﻭﺰﻋ ﷲ ﺎﻌﺒﻁﻭ ﻲﻔﺸﺘﺸﻣ ﻒﺿﻮﻣﻭ ﺎﻧﺍﻭ ﺖﻧﺍ ﻻﺍ

/

illā anta wamuwaUddUaf musytasyfā watab’an allāh ‘azza wajalla/kecuali

anda, saya, petugas rumah sakit, tentunya Allah SWT.

Dialog yang tertera diatas adalah dialog terakhir yang berbahasa Arab dalam film ini, muncul pada menit ke 14.09 saat dimana polisi menerangkan bahwa tidak akan ada yang akan tahu tentang masalah yang menimpanya kecuali dia sendiri, petugas rumah sakit dan Allah SWT. Pihak kepolisian menerangkan hal tersebut kepada Furqan setelah ia berjanji untuk meninggalkan Mesir, serta meyakinkan Furqan bahwa rahasianya akan mereka jaga dengan baik.

Sekilas terlihat bahwa terjemahan dialog diatas adalah terjemahan secara kata demi kata. Seluruh kata yang terdapat pada dialog tersebut diterjemahkan tanpa ada unsur pengurangan dan penambahan terhadap terjemahannya, namun terdapat satu kata yang diterjemahkan dengan cara mengubah makna sebenarnya, yaitu pada kata

ﻞﺟﻭﺰﻋ

/

azza wajalla/ yang berarti yang maha tinggi dirubah menjadi

SWT. Jika dalam terjemahan dialog tersebut tidak terdapat perubahan makna, maka terjemahannya dapat dikatagorikan sebagai penerjemahan secara harfiah, akan tetapi perubahan makna yang terdapat pada kata

ﻞﺟﻭﺰﻋ

/

azza wajalla/,


(1)

ABSTRAK

Munawir 100704002.Analisis Penerjemahan Dialog Arab kedalam Bahasa Indonesia pada Film Ketika Cinta Bertasbih.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode penerjemahan yang terdapat pada dialog Arab dalam film tersebut serta mengetahui kontekstual kalimat yang dapat mempengaruhi perubahan makna pada kata bahasa Arab yang sama bentuknya. Adapun peneliti menggunakan pendapat Catford (1965), House (1977) dan L. Forster (1958) sebagai landasan teori yang menyimpulkan bahwa metode penerjemahan terbagi menjadi 3 macam, yaitu metode penerjemahan kata demi kata (word of the word), metode penerjemahan harfiah (Literal Translation) dan metode penerjemahan bebas (Free Translation), sedangkan pada analisis kontekstual kalimat, peneliti menggunakan teori Firth dan Malinowskiyang dikenal dengan Contextual Approach atau Operational Approach.(Husnan Lubis, 2008:11). Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (Library Research) dengan teknik penelitiannya adalah mengidentifikasi, menganalisa dan menyimpulkan hasil.Hasil penelitian yang didapat dari 32 sampel yang diteliti, yaitu bahwa terdapat 6 dialog dikatagorikan menjadi penerjemahan dengan metode penerjemahan kata demi kata (Free Translation), 1 dialog dikatagorikan sebagai penerjemahan harfiah (Literal Translation) dan 25 dialog sebagai metode penerjemahan bebas (Free Translation).


(2)

ﺔﻳﺪﻳﺮﺠﺗ ﺓﺭﻮﺻ

Ketika Cinta Bertasbih

ﻢﻴﻠﻔﻟﺍ ﻲﻓ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟﺍ ﺭﺍﻮﺣ ﻦﻋ ﺔہﺟﺮﺘﻟﺍ ﻞﻴﻠﺪﺗ

۱۰۰۷۰۴۰۰۲

:

ﺭﻮﻨﻣ

ﺮﺛﺆﺗ ﻲﺘﻟﺍ ﺔﻠہﺠﻟﺍ ﺔﻴﻗﺎﻴﺳ ﺔﻓﺮﻌﻣﻭ ﻪﻴﻓ ﺔہﺟﺮﺘﻟﺍ ﺔﻘﻳﺮﻁ ﺔﻓﺮﻌہﻠﻟ ﻑﺪﻫﺍ ﺚﺪﺒﻟﺍ ﺍﺬﻫﻭ

ﺩﺮﻔﺗﺎﻛ ﻲﻨﻌﻳ ﺚﺣﺎﺒﻟﺍ ﺎﻬﻣﺪﺨﺘﺳﺍ ﺕﺎﻳﺮﻈﻧ ﺎﻣﺍ

.

ﺔﻴﺑﺮﻌﻟﺍ ﺔہﻠﻜﻟﺍ ﻲﻓ ﻲﻨﻌہﻟﺍ ﺮﻴﻴﻐﺗ ﻲﻠﻋ

)

۱۹۷۰

)

ﺱﻮﻫ

,(

۱۹۷۷

)

ﺮﺘﺳﺭﻮﻓ ﻝﻭ

(

۱۹۵۸

ﻥﺍ ﻲﻟﺍ ﺺﻠﺧ ﻱﺬﻟﺍ ﻱﺮﻈﻧ ﺱﺎﺳﺎﻛ

(

ﺔہﺟﺮﺘﻟﺍﻭ ﺔﻴﻓﺮﺪﻟﺍ ﺔہﺟﺮﺘﻟﺍ ﺔﻘﻳﺮﻁ

:

ﻲﻨﻌﻳ ﻡﺎﺴﻗﺍ ﺔﺛﻼﺛ ﻲﻠﻋ ﻢﺴﻘﻨﺗ ﺔہﺟﺮﺘﻟﺍ ﺔﻘﻳﺮﻁ

ﺎﻬﻣﺪﺨﺘﺴﻳ ﻲﺘﻟﺍ ﺔﻠہﺠﻟﺍ ﺔﻴﻗﺎﻴﺳ ﻦﻋ ﻞﻴﻠﺪﺘﻟﺍ ﺎﻣﺍ

.

ﺔہﻠﻜﻟﺎﺑ ﺔہﻠﻜﻟﺍ ﺔہﺟﺮﺘﻟﺍﻭ ﺓﺮﺪﻟﺍ

:

ﺚﻴﺒﻟ ﻦﺴﺣ

)

ﻲﻜﺴﻓﻮﻧﻮﻟﺎﻣﻭ ﺙﺮﻴﻓ ﺔﻳﺮﻈﻨﻟﺎﺑ ﺚﺣﺎﺒﻟﺍ

۲۰۰۸

ﺚﺪﺒﻟﺍ ﻲﻨﻌﻳ ﺚﺪﺒﻟﺍ ﺍﺬﻫﻭ

(

ﻦﻣ ﻪﻠﻴﺼﺣﻭ ﺔﻴﺒﺘﻜہﻟﺍ

۳۶

ﻲﻠﻌہﺴﻘﻨﺗ ﺕﺎﻨﻴﻋ

۱

ﻭ ﺔﻴﻓﺮﺪﻟﺍ ﺔہﺟﺮﺘﻟﺍ ﺔﻘﻳﺮﻄﻟ

۲۵

ﻭ ﺓﺮﺪﻟﺍ ﺔہﺟﺮﺘﻠﻟ

۸


(3)

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB – LATIN

Pedoman transliterasi yang digunakan adalah Sistem Transliterasi Arab-Latin Berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158/1987 dan No. 0543 b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988.

A. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

Alif - Tidak dilambangkan

Ba B Be

Ta T Te

Sa ṡ es (dengan titik di atas)

Jim J Je

Ha ḥ Ha (dengan titik di bawah)

Kha Kh Ka dan ha

Dal D De

Zal Ż Zet (dengan titik di atas)

Ra R Er

Zai Z Zet

Sin S Es

Syin Sy Es dan ye

Sad ṣ Es (dengan titik di bawah)

Dad ḍ de (dengan titik dibawah)

Ta ṭ te (dengan titik di bawah)


(4)

`ain ‘ Koma terbalik (di atas)

Gain G Ge

Fa F Ef

Qaf Q Ki

Kaf K Ka

Lam L El

Mim M Em

Nun N En

Waw W We

Ha H Ha

ء

Hamzah ` Apostrof

Ya Y Ye

B. Konsonan Rangkap

Konsonan rangkap, termasuk tanda syaddah, ditulis rangkap. Contoh

:

ﺔہﻠﺴﻣ

ditulis Musallamah.

C. Tā`marbutah di akhir kata

1. Bila dimatikan ditulis h, kecuali untuk kata-kata Arab yang sudah terserap menjadi bahasa Indonesia, seperti salat, zakat, dan sebagainya.

Contoh :

ﺔﻴﻣﻼﺳﺇ

ditulis Islāmiyyah. 2. Bila dihidupkan ditulis t


(5)

D. Vokal Pendek

fathah ditulis a, contoh :

ﺐﻨﻛ

ditulis kataba

kasrah ditulis i, contoh :

ﺐﺴﺣ

ditulis ḥasiba

dammah ditulis u, contoh :

ﻦﺴﺣ

ditulis ḥasuna

E. Vokal Panjang

a panjang ditulis ā, contoh :

ءﺎﺟ

ditulis ja ā

i pajang ditulis ī, contoh :

ﻢﻴﻠﻋ

ditulis ‘al īmun

u panjang ditulis ū, contoh

:

ﺏﻮﻴﻋ

ditulis ‘uy ūbun

F. Vokal Rangkap

Vokal rangkap

(Fathah dan ya) ditulis ai Contoh :

ﺔﻠﻴﻟ

ditulis lailatun

Vokal rangkap

(Fathah dan waw) ditulis au Contoh :

ﻥﻮﻟ

ditulis launun

G. Vokal-vokal pendek yang berurutan dalam satu kata Dipisah dengan apostrof (`)

ﻢﺘﻧﺃﺃ

ditulis a`antum

H. Kata Sandang Alif + Lām

1. Bila diikuti huruf qamariyah ditulis al-

ﺏﺎﺘﻜﻟﺍ

ditulis Al-kit ābu

2. Bila diikuti huruf syamsiah, huruf pertama diganti dengan huruf syamsiah yang mengikutinya.

ﺓﺩﺎﻬﺸﻟﺍ

ditulis as-syahādah


(6)

Penelitian huruf besar disesuaikan dengan EYD.

J. Kata dalam Rangkaian Frasa atau Kalimat

1. Ditulis kata per kata, atau ditulis menurut bunyi atau pengucapannya dalam rangkaian tersebut.