Konsistensi PenerjemahanFilm KCB HASIL DAN PEMBAHASAN

48

3.3. Konsistensi PenerjemahanFilm KCB

Sebagaimana yang telah dijelaskan diawal, bahwa seorang penerjemah tidak harus konsisten dalam penerjemahan terhadap kata yang sama dalam satu objek, akan tetapi diterjemahkan ke dalam makna yang berbeda. Faktor utama yang mempengaruhi hal tersebut adalah kontekstual kalimat itu sendiri yang apabila diterjemahkan dengan terjemahan yang sama pada dua kata yang sama pula, akan menghasilkan maksud yang salah sehingga pesan yang akan disampaikan bahasa sumber tidak dapat terkirim dalam bahasa sasaran. Berikut adalah data yang diuraikan oleh peneliti berhubungan dengan konsistensi Penerjemahan : Data a : 1. ﻥﺎﻗﺮﻓ ﺎﻳ ﻑﺮﻌﺗ U ﺪﻌﺑ U ﺍﺬﻛ ﺖﺴﻴﻟ ﻲﻫﻭ ﺎﻬﻧﻮﻨﺠﺑ ﻲﺘﺌﺗ ﺎﻬﻧﺎﻓ ﺎﻬﻴﻠﻋ ﺎﻨﻀﺒﻗ ﻥﺍ ﻚﻟ ta’rif yā Furqān ba’da anqabadnā ‘alaihā fainnahā ta’tĭ bijunûnihā wahiya laisat kazalik U semenjak U kami tangkap ia pura-pura gila padahal dia tidak begitu. 2. U ﺪﻌﺑ U ﻦﻛ ﻥﺍ ﺍ ﺔﻬﺑﺎﺸہﻟﺍ ﻱﺎﻀﻘﻟﺍ ﻊﻣ ﻚﺘﻴﻀﻗ ﺎﻧﺭﺮﻗﻭ ﻪﺑﺍﻮﺠﺘﺳﺎﺑ ba’da an kunnā biistijwābih waqararnā qadyataka m’a al-qadāya al- musyābihat U Setelah U kami interogasi dia dan kami bandingkan masalah anda dengan masalah yang serupa. 3. ﺔﺠﺗﺎﻨﻟﺍ ﻑﺮﻌﻧ ﺓﺩﺎﻋ ﺪﻌﺑ ﻡﺎﻳﺍ ﺔﺛﻼﺛ ‘ ādatan na’rifu an-nātijah ba’da tsalātsata ayyām biasanya kita tahu hasilnya setelah tiga hari Kata ﺪﻌﺑ ba’da memiliki terjemahan yang berbeda antara b 1 dan b 2, b 3. Pada b 1 kata ﺪﻌﺑ ba’dabermaknasemenjak, tetapi kata tersebut diartikan menjadi setelah pada data b 2 dan b 3. Dengan begitu sangat jelas terjemahan dialog tersebut tidak konsisten. Pengaruh kontekstual kalimat mempengaruhi hasil terjemahan yang terdapat pada data b 1, 2 dan 3. Sehingga terjadi perbedaan makna antara b 1 yang diartikan menjadi semenjak dan b 2, b 3 yang diartikan menjadi setelah.Makna sebenarnya dari kata ﺪﻌﺑ ba’daadalah setelah bukan semenjak.Sedangkan semenjak biasanya didiskripsikan dengan kata ﺬﻨﻣ mundzu dan ﺬﻣ mudz. Jadi kata ﺪﻌﺑ ba’dab 1 yang diterjemahkan menjadi Universitas Sumatera Utara 49 semenjak adalah terjemahan yang tidak sesuai dengan kata dasar bahasa sumber, akan tetapi oleh penerjemah dengan melihat konteks kalimat yang terdapat pada a 1 dan pengaruh kata kunci yang terletak setelah kata ﺪﻌﺑ ba’da,yaitu ﺎﻨﻀﺒﻗ ﻥﺍ anqabad nā yang berarti menangkap. Hal tersebutmemungkinkan penerjemah untuk mengubah terjemahan aslinya menjadi terjemahan yang sesuai dengan konteks kalimat agar mudah dicerna oleh bahasa sasaran yang dimaksud. Data b : 1. ﻲﻟﺍ ﻪﻘﻓﺍﺭ ﻲﻔﺸﺘﺸہﻟﺍ rāfiqhi ilā al-musytasyfātemani dia ke rumah sakit. 2. ﻦﻣ ﺎﻧﺍ ﺖﺒﻠﻁ ﺪﻘﻟ ﻲﻔﺸﺘﺸہﻟﺍ ﻥ ﻦﻋ ﻲﻔﻛﺍ ﺍ ﺮﻳﺮﺪﺘﻟﺍ ﺔﺠﺗ laqad t alabtu anā mina al-musytasyfā ikfā ‘an nātijati at-taĥrîrsaya sudah meminta pihak rumah sakit Data c 1 dan data c 2 memiliki persamaan kata, akan tetapi ke duanya diterjemahkan secara berbeda. Faktor yang mempengaruhi perbedaan terjemahan antara ke duanya tidak lain, yaitu konteks kalimat yang terdapat pada ke dua kata tersebut. Kata ﻲﻔﺸﺘﺸہﻟﺍ al- musytasyfā pada data c 1 diterjemahkan menjadi rumah sakit, sedangkan pada c 2 kata tersebut diterjemahkan menjadi pihak rumah sakit. Dalam kamus Al-munawwir kata ﻲﻔﺸﺘﺸہﻟﺍ al- musytasyfā berarti rumah sakit, sedangkan pihak dalam bahasa Arab disebut ﺔﻬﺟ jihatun. Apabila pihak rumah sakit diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, maka secara konsep menjadi ﻲﻔﺸﺘﺸہﻟﺍ ﺔﻬﺟ jihatual- musytasyfā. Jika mengikuti terjemahan diatas, maka terjemahannya tentu telah keliru, karena pada dasarnya penerjemah telah menambah kata pihak pada terjemahan “rumah sakit’. Tentu perlu untuk diperhatikan bahwa penambahan kata pihak dibelakang “rumah sakit” dilakukan untuk menyampaikan informasi yang tidak ambigue, meski ke dua kata dasarnya sama. Konteks kalimat telah mempengaruhi hasil terjemahan kata ﻲﻔﺸﺘﺸہﻟﺍ al- musytas yfā pada dialog data c 2. Kata kunci yang mempengaruhi terjemahan ﻲﻔﺸﺘﺸہﻟﺍ al- musytasyfā menjadi pihak rumah sakit yaitu kalimat sebelumnya, Universitas Sumatera Utara 50 ﻦﻣ ﺎﻧﺍ ﺖﺒﻠﻁ ﺪﻘﻟ laqad t alabtu anā mina yang berarti saya sudah meminta. Jika kata ﻲﻔﺸﺘﺸہﻟﺍ al- musytasyfā pada data c 2 konsisten diterjemahkan menjadi rumah sakit, maka terjemahan yang dihasilkan akan terasa kaku, terjemahan yang dimaksud adalah saya sudah meminta rumah sakit. Terjemahan yang demikian tampak tidak sempurna, karena terasa tidak mungkin seseorang dapat meminta pada rumah sakit.Tentunya penambahan kata pihak pada terjemahan tersebut telah menjadikan terjemahannya mudah untuk dipahami, meski pun penerjemah tidak konsisten pada hal ini, sehingga terjemahannya menjadi saya sudah meminta pihak rumah sakit. Data c : 1. ﻱﻮﻳﺍ ﺢﺻ ﺎﻫﺎﻴﺪﺿ ﺖﻀﻬﻧ ﻲﺘﻟﺍ ﺔﺑﺎﺼﻋ ءﺎﻀﻋﺍ ﻦﻣ ﻲﻫ ﺖﻧﺎﻛﻭ aiwā sah wakānat hiya min a’dai ‘isābati al-latĭ nahadat dah ayyāhā benar,dia termasuk anggota geng yang suka memeras korbannya 2. ﺖﻧﺍ ﺢﺻ ﺽﺮہﻟﺎﺑ antā sāh bi al-maradanda positif terkena AIDS. Terjemahan dialog d 1 dan d 2 pada kata ﺡﺎﺻ s āh memiliki perbedaan yang amat signifikan, yaitu pada data d 1 kata ﺡﺎﺻ s āh diartikan menjadi benar dan lain halnya terjemahan pada data d 2 yang diterjemahkan menjadi positif. Perbedaan terjemahan antara ke duanya sangat mencolok dan penerjemah tidak konsisten dalam menerjemahkan ke dua kata yang sama tersebut. Kata ﺡﺎﺻ s āh berasal dari ﺢﺻ – ﺢﺼﻳ sahha-yasihhu yang berarti benar, tepat, betul dan lain- lain. Sedangkan kata positif dalam bahasa Arab disebut ﻲﺑ ﺎﺠﻳﺍ îj ābiyyi, contohnya sesorang ingin mengucapkan “anda positif terkena”, maka bahasa Arabnya adalah ﻲﺑ ﺎﺠﻳﺍ ﺖﻧﺍﺎﺑ anta îj ābiyyi bî. Terjemahan dialog data d 1 pada kata ﺡﺎﺻ s āh adalah benar, akan tetapi penerjemah tidak konsisiten menerjemahkan kata ﺡﺎﺻ s āh pada data d 2 menjadi positif. Konteks kalimat pada ke dua data tersebut telah mempengaruhi terjemahan ke duanya, kata kunci Universitas Sumatera Utara 51 yang membuat terjemahan kata ﺡﺎﺻ s āh pada data d 2 menjadi positif adalah kata sesudahnya, yaitu ﺽﺮہﻟﺎﺑ bi al-marad yang dalam dialog berarti terkena AIDS.Kata ﺽﺮہﻟﺍ al-marad berarti sakit, namun terdapat pengaruh konteks kalimat sebelumnya yang membuat kata tersebut diterjemahkan menjadi AIDS dan terjemahan kata ﺽﺮہﻟﺍ al-marad menjadi AIDS pula yang mempengaruhi terjemahan kata ﺡﺎﺻ s āh menjadi positif. Jika kalimat data d 2 pada kata ﺡﺎﺻ s āh diterjemahkan sebagaimana terjemahan pada data d 1, maka terjemahan yang dihasilkan adalah anda benar terkena AIDS. Terjemahan yang demikian sungguh amat kaku sekali, sehingga penerjemah mengubah terjemahan kata ﺡﺎﺻ s āh dari bermakna benar menjadi positif dengan melihat konteks kalimat sebelumnya. Data d : 1. ﺍﺬﻫ ﻞﻘﻨﺗ ﻻ ﻥﺍ ﻲﻨﻛﺮﺗﻭ ﺽﺮہﻟﺍ ﻩﺮﻴﻏ ﻲﻟﺍ wataraknī an lā tanqul hadza al-maradilā ghairihanda janji takkan menyebarkan penyakit ini ke orang lain 2. HIV ﺏ ﺏﺎﺼﻣ ﺖﻧﺍ ﻑﺮﻌﻳ ﺪﺣﺍ ﻻ ﺽﺮہﻟﺍ lā ahad ya’rif anta musabun bi al-marad HIVtidak ada yang tahu anda terkena virus HIV. 3. ﺎﺑ ﺢﺻ ﺖﻧﺍ ﺽﺮہﻟ antā sāh bi al-marahanda positif terkena AIDS. Data e 1, e 2 dan e 3 pada kata ﺽﺮہﻟﺍ al-marad diterjemahkan secara berbeda dan tidak konsisten antara terjemahan yang satu dengan yang lainnya. Data e 1 kata ﺽﺮہﻟﺍ al-marad diterjemahkan menjadi penyakit, data e 2 diterjemahkan menjadi virus dan pada data e 3 diterjemahkan menjadi AIDS.Berkaca pada terjemahan-terjemahan tersebut, maka dapat dipastikan bahwa penerjemah tidak konsisten dalam menerjemahkan kata ﺽﺮہﻟﺍ al-marad yang terdapat pada data e 1, e 2 dan e 3.Kata ﺽﺮہﻟﺍ al-marad sebenarnya bermakna sakit, penyakit sebagaimana terjemahan pada data e 1, sedangkan Universitas Sumatera Utara 52 virus dalam bahasa Arab disebut dengan ﺱﻭﺮﻴﻓ vîrûsun. Kata AIDS sebenarnya singkatan dari bahasa Inggris, yaitu Acquired Immune deficiency Syndrome, singkatan tersebut tidak mempunyai terjemahan ke dalam bahasa Arab, melainkan kata tersebut disebutkan dengan ejaan bahasa Arab itu sendiri menjadi ﺱﺪﻳﻻﺍ al- aids. Jadi dengan melihat penganalisaian kata virus dan AIDS, sungguh sangat jelas sekali penerjemahan kata ﺽﺮہﻟﺍ al-marad pada e 2 menjadi virus.Dan penerjemahan data e 3 menjadi AIDS adalah penerjemahan yang salah.Penerjemah tidak konsisten dalam terjemahannya sendiri, karena makna dari kata ini adalah sakit atau pun penyakit seperti terjemahan yang terdapat pada data e 1. Terjemahan yang dikatagorikan salah tadi tidak serta merta dapat dipastikan sebuah kesalahan dalam segi ilmu penerjemahan. Jika ditilik dari segi konteks, terjemahan yang demikian adalah sebuah kewajaran, karena pengaruh dari kalimat sebelumnya atau pun sesudahnya. Perubahan kata pada setiap terjemahan tidak akan mengaburkan pesan yang akan disampaikan, akan tetapi justru menjelaskan makna yang tersirat dari kata yang menjadi pokok terjemahan itu sendiri. Jika diputar kembali alur cerita film KCB, maka dialog tersebut berbicara tentang penyakit yang diidap Furqan tokoh ke tiga dalam film tersebut. Penyakit yang diidapnya adalah virus HIV.Jadi sangat mungkin kata ﺽﺮہﻟﺍ al-marad secara konteks dapat diartikan menjadi virus atau pun semacamnya agar informasi yang disampaikan oleh bahasa sumber dapat diterima langsung oleh pembaca bahasa sasaran.Misalkan terjemahan kata ﺽﺮہﻟﺍ al-marad data e 2 menjadi virus yang sebenarnya kata tersebut bermakna sakit atau penyakit.Hal demikian terjadi, karena pengaruh kata sesudahnya, yaitu HIV sehingga kata ﺽﺮہﻟﺍ al-marad diterjemahkan menjadi virus supaya memiliki kecocokan dengan kata sesudahnya. Dan akan terasa amat kaku jika kata ﺽﺮہﻟﺍ al-marad diterjemahkan menjadi penyakit, sedangkan kata sesudahnya terdapat kata HIV, maka hasilnya, yaitu penyakit HIV. Begitu pula halnya dengan terjemahan kata ﺽﺮہﻟﺍ al-marad pada data e 3 yang diterjemahkan menjadi AIDS. Kata kunci yang mempengaruhi Universitas Sumatera Utara 53 terjemahan kata ﺽﺮہﻟﺍ al-marad dari penyakit menjadi AIDS adalah kalimat sebelumnya, yaitu ﺡﺎﺻ ﺖﻧﺍﺎﺑ antā sāh bî yang dalam dialog bermakna anda positif terkena. Jika mengikuti terjemahan aslinya, yaitu penyakit pada ﺽﺮہﻟﺍ al- marad dengan cara menggabungkan kalimat sebelumnya, maka terjemahannya adalah anda positif terkena penyakit. Terjemahan yang demikian sungguh sangat ambigue, karena sudah barang pasti pembaca bahasa sasaran tidak akan tahu penyakit apa yang dimaksud. Untuk itu, penerjemah merubah terjemahan kata ﺽﺮہﻟﺍ al-marad dari penyakit menjadi AIDS, karena secara konteks, terjemahan tersebut terlihat sangat cocok dan didalam alur cerita film pun penyakit yang dimaksud adalah AIDS itu sendiri. Universitas Sumatera Utara 54

BAB V PENUTUP